Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Perawatan Luka Bakar Derajat II Menggunakan Ekstrak Etanol

Daun Sirih (Piper betle Linn) Terhadap Peningkatan Ketebalan Jaringan


Granulasi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan

Dosen Pengampu : Darmita Fitri Tanjung, S. Kep., Ns


Mata kuliah : keperawatan medikal bedah III

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Divani Julviana Putri (2014201053)


2. Nadya Asyifa ( 2014201049)
3. Nuraini ( 2014201025 )
4. Miftha Hul Zannah (20142010322)
5. Risah ( 2014201033 )
6. Ricky Hendrian Pratama (2014201031 )
7. Rido Aji Pangestu ( 2014201032)
8. Sesuaikan Lei ( 2014201037 )
9. Suci Wahyu Putri ( 2014201041 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................i
JURNAL .................................................................................................................................................1
HASIL ANALISIS..................................................................................................................................10
SATUAN ACARA PENYULUHAN......................................................................................................14
LEATFLET.............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................17
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

1. Topik Penyuluhan : Pengaruh perawatan luka bakar derajat II


menggunakan ekstrak etanol daun sirih
2. Hari/ Tanggal Penyuluhan : Selasa, 27 September 2022
3. Tempat Penyuluhan : STIKes Flora Medan
4. Lama Penyuluhan : 30 Menit
5. Sasaran : Mahasiswa Tingkat 3 S1 Keperawatan STIKes Flora
6. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
7. Media : Leaflet
8. Tujuan Umum : Mampu mengetahui perawatan atau penanganan luka
bakar derajat II menggunakan ekstrak etanol daun sirih.
9. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui pengertian dari luka bakar.
2. Mengetahui 3 tahapan penyembuhan luka.
3. Mengetahui perawatan luka bakar derajat II dengan menggunakan ekstrak etanol daun
sirih.
10. Kriteria Evaluasi :
1. Mampu menjelaskan kembali pengertian dari luka bakar.
2. Mampu menjelaskan kembali 3 tahapan penyembuhan luka.
3. Mampu menjelaskan kembali perawatan luka bakar derajat II dengan menggunakan
ekstrak etanol daun sirih.
11. Pokok Pembahasan : Pengaruh perawatan luka bakar derajat II menggunakan
ekstrak etanol daun sirih (piper battle linn) .
12. Setting Tempat :

Keterangan :
: Klien

: Mahasiswa

: Dosen Pembimbing
13. Kegiatan Inti

NO Waktu Uraian Penyampaian Materi Klien


1 5 Pembukaan 1. Menjawab salam Menjawab salam
Menit 1. Salam 2. Memperkenalkan
2. Memperkenalkan diri nama dan dosen
dan dosen pembimbing 3. Menjelaskan tentang
kepada klien materi yang akan
3. Menjelaskan tujuan disampaikan
penyuluhan
2 20 1. Menjelaskan pengertian Memberikan materi Memperhatikan
Menit dari luka bakar. penyuluhan dengan
dengan seksama
2. Menjelaskan 3 tahapan menggunakan leaflet
penyembuhan luka.
3. Menjelaskn perawatan
luka bakar derajat II
dengan menggunakan
ekstrak etanol daun
sirih.
3 5 Penutup 1. Membuat kesimpulan 1. Klien
Menit 1. Menyimpulkan materi tentang materi yang
memperhatikan
penyuluhan yang disampaikan
diberikan menggunakan bahasa dengan seksama
2. Evaluasi yang mudah
2. Menjawab
3. Salam dimengerti
2. Meminta klien pertanyaan yang
menjawab pertanyaan
diberikan oleh
yanh diberikan oleh
penyaji penyaji
3. Menutup pertemuan
3. Menjawab salam
dan mengucapkan
salam
Hasil Analisis Jurnal

Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi dalam kehidupan, luka bakar
dalam suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan disebabkan oleh sumber kontrak panah seperti
api,air panas, listrik , bahan kimia dan radiasi.

Derajat luka bakar terbagi menjadi 4 tetapi luka bakar keliling tabah adalah luka bakar derajat
2 yang di mana sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari karena derajat luka ini dipengaruhi
oleh luas dalam dan daerah luka tersebut. Karena jika derajat luka ini semakin dalam dan luas maka
akan mengakibatkan peningkatan risiko infeksi.

Dalam penyembuhan luka ada 3 fase yaitu

1. Fase inflamasi atau peradangan yaitu di mana sel darah putih akan menghancurkan kuman
yang ada di sekitar luka atau di dalam luka
2. Fase profiserasi adalah di sini adalah fase penyembuhan, yaitu di mana luka tersebut akan
dibangun kembali dengan adanya benang-benang atau fibrinogen atau jaringan baru yang
terdiri dari kolagen
3. Fase remodelling ini adalah fase akhir yaitu terbentuknya jaringan parut dan pada fase ini
akan mengalami atau memakan waktu yang begitu lama proses dalam penyembuhannya

Cara umum atau yang mudah dilakukan untuk membantu proses penyembuhan luka bakar
dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan menggunakan daun sirih karena daun sirih tersebut mudah
didapat di lingkungan sekitar terutama Indonesia. Mengapa hal ini dapat dilakukan karena daun sirih
tersebut telah teruji bahwasanya kandungan sirih itu terdapat kandungan aktif seperti saponin tanin
flavonoid dan minyak atsiri yang di mana minyak atsiri tersebut dapat mempercepat dan membantu
proses penyembuhan luka bakar

Di sini diambil sampel luka yang tersisa pada tikus putih yang di mana ada dua cara atau
sampel yang dilakukan untuk pengobatan atau penebalan granulasi yaitu:

1. Perawatan luka dengan normal salin dengan ketebalan granulasi 1,1 mm


2. Perawatan luka dengan menggunakan extra daun sirih konsentrasi 15% didapatkan ketebalan
granulasi 2,41 mm

Dengan contoh tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar, yang berumur 75-90 hari
karena proliferasi sel pada usia pertumbuhan ini cepat sehingga mendukung proses penyembuhan
luka. Berat badan tikus 150-200 gram.

Daun sirih hijau yang telah tersertifikasi diperoleh dari Balai Materia Medica di kota Batu
pada bulan Januari 2013. Daun sirih yang diambil adalah daun berwarna hijau muda sampai hijau tua.
Sebanyak 100 gram serbuk daun sirih (Piper betle Linn) direndam dalam etanol hingga volume 1000
ml, dikocok selama 30 menit lalu dibiarkan selama 24 jam sampai mengendap. Hasil rendaman
dimasukkan ke dalam labu evaporasi. Labu evaporasi dipasang pada evaporator dan isi water bath
dengan air sampai penuh. Semua rangkaian alat dipasang, termasuk rotary evaporator, pemanas water
bath (diatur sampai 70-80 °C), disambungkan dengan aliran listrik. Kemudian ditunggu sampai
larutan etanol berhenti menetes pada labu penampung (± 1,5 sampai 2 jam untuk satu labu). Hasil
yang diperoleh kira-kira sepertiga dari bahan alam kering. Hasil ekstraksi dimasukkan dalam botol
hasil ekstrak dan disimpan dalam freezer.

Pembuatan konsentrasi ekstrak daun sirih dilakukan dengan menambahkan vaselin sebanyak
50 mg sesuai rumus di atas yaitu L= a/b x 100 sehingga didapatkan hasil sebagai berikut: Konsentrasi
15 %7,5 mg ekstrak daun sirih dicampurkan dengan 50 mg vaselin.Konsentrasi 30- %15 mg ekstrak
daun sirih dicampurkan dengan 50 mg vaselin.Konsentrasi 45 %22,5 mg ekstrak daun sirih
dicampurkan dengan 50 mg vaselin.

Pembuatan Luka Bakar Derajat II area kulit yang akan dibuat luka bakar didisinfeksi,
ditunggu sampai alkohol kering. Anastesi dilakukan pada area kulit yang akan dibuat luka bakar
menggunakan lidokain non adrenalin 50 %. Kassa dipasang dan dibungkuskan pada balok (styrofoam)
berukuran 2 x 2 cm. Balok yang sudah dilapisi dan dibungkus kassa dicelupkan dengan air panas
(suhu 98 oC) selama 3 menit. Balok yang berbungkus kassa ditempelkan pada hewan coba selama 30
detik. Kassa diangkat lalu luka dikompres dengan aquades selama 1 menit untuk mencegah luka bakar
menyebar atau bertambah parah. Perawatan Luka Bakar Derajat II kelompok perlakuan luka
dibersihkan terlebih dahulu menggunakan normal salin kemudian diolesi ekstrak daun sirih
konsentrasi 15 %, 30 %, dan 45 %. Setelah itu luka ditutup dengan kassa steril dan diplester.
Kelompok kontrol dibersihkan dengan normal salin 0,9 % saja lalu ditutup dengan kassa steril.

Pada hari ke-4, jaringan nekrotik pada tiap sampel mulai terbentuk. Jaringan nekrotik dapat
menghalangi pemberian ekstrak daun sirih yang diberikan secara topikal sehingga proses
penyembuhan luka yang berlangsung menjadi kurang optimal. Pada hari ke-12 luas area luka pada
tiap sampel mulai mengecil. Luas area luka pada kelompok perlakuan rata-rata sama besarnya dan
tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Luas area luka paling kecil ditunjukkan oleh
kelompok kontrol (normal saline). Hal ini karena normal salinemerupakan larutan yang bersifat
isotonik sehingga hanya mempengaruhi penyembuhan luka bakar secara superficial. Dengan hasil
yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antar kelompok daun sirih disebabkan peneliti
kurang dalam hal eksplorasi konsentrasi optimal ekstrak daun sirih. Konsentrasi yang digunakan
hanya tiga, yaitu 15 %, 30 %, dan 45 % sehingga belum diketaui potensi konsentrasi ekstrak daun
sirih yang optimal dalam hal penyembuhan luka bakar, khususnya dalam meningkatkan ketebalan
jaringan granulasi.
Contoh diatas menggambarkan bahwa dengan cara menggunakan daun sirih cara pengobatan
herbal herbal cepat menyembuhkan luka bakar masih dengan kandungan antioksidan, manfaat daun
sirih lainnya adalah mempercepat penyembuhan luka bakar. Stres oksidatif yang menyebabkan
penyembuhan luka memakan waktu lebih lama dapat diredakan dengan daun sirih. Tidak hanya itu,
daun sirih juga mengandung polifenol yang memberikan perlindungan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer SC, Brenda GB. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Waluyo dkk
(Penerjemah). Vol 3. Edisi ke-8. Jakarta: EGC. 2002. Terjemahan dari: Brunner & Suddarth’s
Textbook of Medical-Surgical Nursing. Suzanne CS (Editor). 8 th Ed.

Nurdiana, Hariyanto, dan Musrifah. Perbedaan Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat II antara
Perawatan Luka Menggunakan Virgin Coconut Oil (Cocos nucifera) dan Normal Salin pada
Tikus Putih (Rattus novergicus) Strain Wistar. 2008. (Online).
(http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/1234568 9/18039/1/Perbedaan-kecepatan penyembuhan-
luka-bakar-derajat-IIantara-perawatan-luka-menggunakanvirgin coconut-Oil-
%28Cocosnucifera%29-dan normal-salin-pada-tikusputih-%28Rattus-norvegicus%29-
strainwistar.pdf. Diakses 13 Maret 2012)

Rahmawati. Pengaruh Stimulasi Elektrik terhadap Pengurangan Luas Luka pada Penyembuhan Luka
(Debth Wound). Jurnal Pendidikan Mutiara Ilmu. 2009; 4(2):102-107.

Soemiati A, Elya B. Uji Pendahuluan Efek Kombinasi Antijamur Infus Daun Sirih (Piper betle L.),
Kulit Buah Delima (Punica granatum L.), Dan Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Terhadap JamurCandida albicans. Makara – Seri Sains. 2002; 6(3): 149-154.

Mun’im A, Azizahwati, Fimani A. Pengaruh Pemberian Infusa Daun Sirih Merah (Piper cf. fragile,
Benth) secara Topikal terhadap Penyembuhan Luka Pada Tikus Putih Diabet. Hibah Awal
DRPM Universitas Indonesia. No Kontrak : 2512/H2.R12/PPM.01 Sumber Pendanaan/2010.
Depok : UI. 2010

Anda mungkin juga menyukai