Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Komunitas dan Kelompok


Khusus

Disusun Oleh :

Nilla Dita R Bian Firmansyah


Gracia Ayu C Aulia Khilda K
Muhammad Hasan Yusuf Citraningrum Putri K
Mohamad Fauzan Nais Ziyan Miilah
Widagdo Ciptaning A.M Fauzy Waskito Aji
Nuansa Ramadhanty Damar Darmawan
Amalia Nur Utami Fauziyyah Febiannisa
Ferishandy Bagaskara Dwi Ajeng P
Hidayat Syam N Atikah Khairiyah
Nur Chafidhoh A.R Tania Setyo C
Ibi Yulia Setyani Devi Lailin Najah
Doni Setyawan Sheilla Ratu Bagasandra H
Pratiwi Sekar Dewi Aullen Anggita C
M. Rois Ilham Athallah Muafanudin
Mutiara Ramadhani S Istinganatul Muyassaroh
Fela Wahdania Salma Eka Oktaryza

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Pemberantasan Sarang Nyamuk

2. Sasaran : Warga RW 10 RT 1,3, dan 5 Kelurahan


Srondol

3. Waktu dan Tempat

▪ Tempat : Rumah

▪ Hari/tanggal : Selasa, 16 juni 2020

▪ Pukul : 09.00 WIB

4. Alokasi Waktu : 60 menit

5. Pemberi Materi : Mahasiswa

6. Metode : Ceramah dan demonstrasi

7. Media : Poster dan Video

8. Latar Belakang

Demam berdarah dengue banyak ditemukan di daerah tropis


maupun daerah subtropis. Data yang dihimpun dari seluruh dunia
menunjukkan bahwa Asia menempati urutan pertama dalam jumlah
penderita demam berdarah dengue setiap tahunnya. Sementara itu,
World Health Organization (WHO) mencatat sejak tahun 1968 hingga
2009, bahwa negara Indonesia merupakan negara dengan kasus
demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit demam
berdarah dengue merupakan penyakit kesehatan masyarakat yang
utama di Indonesia. Seiring dengan mobilitas serta kepadatan
penduduk di Indonesia, jumlah penderita dan luas daerah penyebaran
penyakit DBD semakin bertambah. Demam berdarah dengue
disebabkan oleh virus Dengue dari genus flavivirus, famili flaviviridae,
ditularkan manusia melalui gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi oleh
virus dengue. (Depkes RI, 2010).
Jumlah kasus DBD yang semakin meningkat di berbagai daerah
memunculkan berbagai usaha dalam upaya pencegahan yang
dilakukan bertujuan untuk memutuskan rantai penularannya, yaitu
pengendalian yang dilakukan terhadap vektor nyamuk (Aedes aegypti
dewasa). Upaya ini dilakukan karena upaya pencegahan melalui
pemberian vaksin tidak menghasilkan hasil yang memuaskan.
( Soemarmo, 2005). Pencegahan utama demam berdarah dengue
terletak pada upaya mengurangi maupun menghapuskan vektor
nyamuk demam berdarah yaitu Aedes aegypti. Salah satu upaya
pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah
timbulnya DBD adalah dengan menggerakan program Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN). Untuk terlaksananya program Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) dimasyarakat, maka diperlukan sosialisasi
secara terus menerus oleh pihak-pihak yang terkait, terutama oleh
petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah tersebut
9. Tujuan instruksional

a. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit, Warga RW 10 RT


1,3, dan 5 Kelurahan Srondol dapat memahami cara- cara
pemberantasan sarang nyamuk
b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, Warga RW 10 RT 1,3, dan 5


Kelurahan Srondol dapat:

1. Menjelaskan pengertian, penyebab dan tanda gejala DBD


2. Menjelaskan pencegahan DBD (3M Plus)

10. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian, penyebab dan tanda gejala DBD


2. Pencegahan DBD (3M Plus)
11. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien Metode Med
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Tanya -
salam jawab
2. Memperkenalkan diri dan
2. Mendengarkan
menjelaskan kontrak waktu
dan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
memperhatikan
dan pokok materi yang akan
3. Menjawab
disampaikan
pertanyaan
4. Menggali pengetahuan audiens

tentang DBD
Penyajian 20 Menjelaskan materi: 1. Mendengarkan Diskusi
Pos
dan
menit 1.pengertian DBD dan
memperhatikan
vide
2.penyebab DBD 3.
2. Mengajukan
tanda dan gejala DBD pertanyaan
4.pencegahan DBD
(3M plus)

Demonstrasi 15 Mempraktikkan cara Mendemonstras Diskusi emb


melakukan prosedur 3M plus yang Ikan cara dan sab
menit
benar melakukan demonstr gay
prosedur 3M yang strasi , sik
benar
Penutup 20 1. Penegasan materi 1. Menjawab Diskusi -
pertanyaan tanya
menit 2. Meminta Warga RW 10 RT 1,3,
yang diberikan jawab
dan 5 Kelurahan Srondol kulon
oleh penyuluh
untuk menjelaskan kembali
2. Membalas
materi yang telah disampaikan
salam
dengan singkat menggunakan
bahasa peserta sendiri
3. Memberikan pertanyaan
kepada peserta tentang materi
yang telah disampaikan
4. Menutup acara dan

mengucapkan salam
12. Evaluasi

a. Evaluasi struktur
o Jumlah peserta yang hadir penyuluhan minimal 80%
o Penyuluhan menggunakan poster yang telah disiapkan
o Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan via daring
o Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan
pada hari

sebelumnya
b. Evaluasi proses
o Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan
o Peserta mendengarkan penjelasan dengan baik dan berperan
secara aktif dalam

penyuluhan
o Selama penyuluhan berlangsung tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat
c. Evaluasi hasil
o Terjadi peningkatan nilai dari pretest ke posttest sebesar 50%

13. Materi

(terlampir)

MATERI PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK


1. Definisi

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut


yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer &
Suprohaita, 2000). Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit
demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun
anak – anak tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak–anak
berusia di bawah 15 tahun disertai dengan perdarahan dan dapat
menimbulkan syok yang disebabkan virus dengue, sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypty (betina). Sehingga penularannya melalui gigitan
nyamuk Aedesaegypty tersebut (Suharso, 1994).

2. Penyebab

a. Virus Dengue

Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke


dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe
yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue
tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang
lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus
flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak
dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal
dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster
Kidney) maupun sel – sel Arthropoda misalnya sel aedes
Albopictus. (Suharso, 1994)

b. Vector

Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor


yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes
polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang
kurang berperan.infeksi dengan salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan
tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya
(Mansjoer & Suprohaita; 2000). Nyamuk Aedes Aegypti maupun
Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue dari
penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes
Aegyeti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (Viban)
sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua nyamuk tersebut
berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes berkembang biak pada
genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di
dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di
lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan
genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina
lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama
pada waktu pagi hari dan senja hari(Suharso, 1994).

c. Host

Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya


maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak
sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue
yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue
Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah
mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi
ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi
yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia
telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui
plasenta. (Suharso, 1994)

d. Lingkungan

a) Kepadatan penduduk

Semakin padat penduduk, semakin mudah nyamuk Aedes


menularkan virusnya dari satu orang ke orang lainnya.
Pertumbuhan penduduk yang tidak memiliki pola tertentu dan
urbanisasi yang tidak terencana serta tidak terkontrol merupakan
salah satu faktor yang berperan dalam munculnya kembali
kejadian luar biasa penyakit DBD (WHO, 2000).

b) Sanitasi lingkungan

Kondisi sanitasi lingkungan berperan besar dalam


perkembangbiakan nyamuk Aedes, terutama apabila terdapat
banyak kontainer penampungan air hujan yang berserakan dan
terlindung dari sinar matahari, apalagi berdekatan dengan rumah
penduduk (Soegijanto, 2004).

c) Keberadaan kontainer

Keberadaan kontainer sangat berperan dalam kepadatan


vektor nyamuk Aedes, karena semakin banyak kontainer akan
semakin banyak tempat perindukan dan akan semakin padat
populasi nyamuk Aedes. Semakin padat populasi nyamuk Aedes,
maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD dengan waktu
penyebaran lebih cepat sehingga jumlah kasus penyakit DBD
cepat meningkat yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya
KLB penyakit DBD.

d) Tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap

 Benda yang bergantungan, seperti pakaian

 Semak –semak atau tumbuhan, terutama ditempat gelap


dan lembab

 Penampungan air

3. Tanda dan Gejala Demam Berdarah

 Demam tinggi yang berlangsung 2-7 hari, tanpa penyebab jelas

 Tampak lemah dan lesu


 Nyeri ulu hati

 Manifestasi perdarahan spontan :

o Uji tourniquet positif


o Peteki (bintik-bintik merah), perdarahan gusi,
hematemesis, melena (BAB berwarna hitam atau
bercampur darah), mimisan
 Hepatomegali (pembesaran hati atau hepar)

 Nadi cepat dan lemah, bisa sampai tidak teraba, kulit dingin dan
gelisah

 Trombositopeni ( ≤ 100.000 sel/ml )

 Penderita gelisah disertai tangan dan kaki dingin berkeringat

 Mual muntah

4. Pencegahan DBD

A. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Cara yang poaling tepat dan efektif untuk memberantas


nyamuk Aedes Aegypti adalah dengan memutus rantai
berkembangan biakan nyamuk dengan gerakan 3M Plus yaitu :

o Menguras tempat bak mandi, tendon, gentong, vas bunga,


tempat minum burung, tanaman air minimal 1 minggu sekali.
Selain menguras maka perlu dilakukan pemeriksaan jentik
nyamuk.

o Menutup rapat-rapat tempat penampungan air (TPA) seperti


ember, gentong, drum, dll

o Memanfaatkan / mendaur ulang barang bekas

PLUS

 Memelihara ikan pemakan jentik ditempat-tempat


penampungan air
 Membersihkan tanah / kavling kosong dari genangan air

 Mengupayakan agar jangan ada baju bergantungan di


kamar.

 Menggunakan obat nyamuk oles untuk mencegah gigitan

 Menggunakan obat nyamuk untuk mengusir nyamuk

 Menggunakan kelambu saat tidur

 Upaya pemberantasan secara kimia untuk jentik dengan


Abate terutama di tempat yang sulit untuk dikuras. Bila sulit
untuk dikuras maka dapat dengan menaburkan bubuk
abate 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abat dalam
100 lt air.

B. Pemantauan Jentik Nyamuk


a. Periksa jentik/ uget-uget dibak mandi/WC, penampunagn air
dikulkas, tempat minum burung, drum, tempat-tempat
penampungan air lainnya
b. Jika tidak terlihat maka tunggu sekitar 1 menit, jika terdapat
jentik maka jentik akan muncul ke permukaan
c. Gunakan senter untuk memeriksa penampungan air yang gelap
d. Periksa vas bunga hidup, kaleng-kaleng bekas, dan talang
rumah
e. Catat pada kartu jentik hasil yang ditemukan saat pemeriksaan
jentik

Lampiran Media Poster


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI .2012. Pencegahan dan Pemberantasan


Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2010. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam


Berdarah Dengue (PSN DBD), Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta

Hartomo, Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Media Untuk Bertelur (Ovistrip)


Terhadap Jumlah Telur Aedes Aegypti Yang Terperangkap di
Lingkungan Rumah. 2008.

Kusuma H.,&Nurarif A.H. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


NANDA NIC- NOC, Media Hardy, Yogyakarta, hal 24

Mansjoer, Arif&Suprohaita.(2000). Kapita Slekta KedokteranJilid II. Fakultas


Kedokteran UI : Media Aescullapius. Jakarta.

Soegijanto, S. 2004. Demam Berdarah Dengue. Surabaya : Airlangga


University Press. Sudarmaja, I.M. and S.J. Mardihusodo, Pemilihan
Tempat Bertelur Nyamuk Aedes aegypti pada Air Limbah Rumah
Tangga di Laboratorium. Jurnal Veteriner 2009. 10 No. 4 : 205-207.
WHO, Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah
Dengue. 2004, Jakarta: EGC

WHO. 2000. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah


Dengue. Terjermahan dari WHO Regional Publication SEARO
No.29 : Prevention Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic
Fever. Jakarta : Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai