Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA


MASYARAKAT”

Disusun Oleh :

MUHAMAD RIO SAPUTRA


NPM. 22320112

Dosen Pengampu : EKA TRISMIYANA, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Pembahasan : Pencegahan DBD pada masyarakat


Sasaran : Masyarakat Kelurahan Pidada
Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Juli 2023
Waktu : 09.00 s/d 10.00 WIB
Tempat : Aula Kelurahan Pidada
Penyuluh : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

A. LATAR BELAKANG

Penyakit demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit menular


yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
Aegypti. Penyakit ini sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian
pada banyak orang terutama anak-anak di Indonesia Penyakit ini mulai
ditemukan tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta. Kemudian menyebar di
berbagai wilayah kini semua provinsi di Indonesia sudah terjangkit penyakit
tersebut.
Jumlah kasus terus meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah
yang terjangkit dan secara sporadis setiap tahun selalu terjadi kejadian luar
biasa. Kejadian luar biasa terbesar terjadi pada tahun 1998 perlu diwaspadai
bahwa penyakit demam berdarah bisa muncul setiap saat dan puncaknya
biasanya pada musim hujan.
Pemberantasan DBD yang dilakukan selama ini dengan sasaran nyamuk
dewasa melalui pengasapan kemudian diperluas dengan menggunakan larvasida
yang ditaburkan ke tempat penampungan air hal ini sampai sekarang belum
menampakkan hasil yang memuaskan di mana terbukti setiap tahun selalu
datang penyakit DBD tersebut.
Di Kecamatan Panjang sendiri kasus DBD sedang meningkat. Banyak
masyarakat yang mengeluhkan hal ini, cara yang efektif untuk mencegah
penularan virus demam berdarah ialah memberantas sarang nyamuk. Dengan
demikian kami membuat satuan acara penyuluhan sebagai landasan teori dari
pendidikan kesehatan dengan maksud mampu membantu pemberantasan
perkembangan penyakit DBD di Kelurahan Pidada khususnya.
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit tentang pencegahan demam
berdarah dengue diharapkan masyarakat mampu melaksanakan
penatalaksanaan pencegahan DBD.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit tentang pencegahan
demamberdarah dengue diharapkan masyarakat mampu :
a. Menjelaskan pengertian DBD
b. Menjelaskan gejala DBD
c. Menjelaskan ciri nyamuk Aedes Aegypti
d. Menjelaskan pencegahan penyakit DBD
e. Menjelaskan tindakan bila terkena DBD
f. Menjelaskan komplikasi DBD

C. MANFAAT

1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat lebih mengetahui mengenai penyakit demam berdarah
dengue dan bagiamana cara pencegahan demam berdarah dengue sehingga
kasus DBD akan menurun.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai
penyakit demam berdarah dengue.

D. MATERI
Terlampir

E. KEGIATAN PENYULUHAN

1. Topik Kegiatan : Pendidikan kesehatan tentang pencegahan DBD


2. Sasaran : Masyarakat Kelurahan Pidada
3. Metode : Ceramah dan Diskusi
4. Media dan Alat : Leaflet
5. Tempat : Aula Kelurahan Pidada
6. Waktu : 09.30 – 10.00 WIB
7. Setting Tempat

O
M P D

K K K K

K K K K

K K K K

K K K K

F F

Keterangan :
P : Presenter
M : Moderator
O : Observer
F : Fasilitator
D : Dokumentasi
K : Klien

8. Pengorganisasian
a. Presenter : Muhamad Rio Saputra
b. Moderator : Ali Tomas Romadon
c. Fasilitator : Yulya Reva
d. Observer : Niken Tri Atmaja
e. Dokumentasi : Putu Oki Pezi

F. PEMBAGIAN TUGAS

1. Peran Moderator
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c. Menata tertibkan acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi
f. Kontrak waktu dan bahasa
g. Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama audiens
2. Peran Presenter
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitaror menjalin kerja sama dalam penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan
3. Peran Fasilitator
a. Memotivasi peserta penyuluhan
b. Menjadi contoh dalam kegiatan
c. Menjawab pertanyaan audien
d. Membagikan leaflet
e. Menjalankan absensi penyuluhan
f. Mengambil dan mengumpulkan absensi
g. Menyediakan perlengkapan alat dan media penyuluhan
h. Mengatur setting tempat penyuluhan
4. Peran Observer
a. Mengamati jalannya acara
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta penyuluhan
5. Peran Dokumentasi
a. Mendokumentasikan acara

G. KEGIATAN ACARA

Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Metode Media


Penyuluh Audiens
Pendahuluan 5 Menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah -
2. Memperkenalkan salam dan
diri 2. Mendengarkan diskusi
3. Menjelaskan dan
tujuanpenyuluhan memperhatikan
dan pokok materi 3. Menjawab
yang akan pertanyaan
disampaikan
4. Menggali
pengetahuan
masyarakat
tentang penyakit
DBD
Penyajian 15 Menjelaskan materi: Mendengarkan Ceramah Leaflet
Menit dan
1. Pengertian DBD memperhatikan
2. Gejala DBD
3. Ciri nyamuk
Aedes Aedypti
4. Pencegahan
penuluran DBD
5. Tindakan bila
terkena DBD
6. Komplikasi
DBD

Penutup 10 1. Penegasan materi 1. Mengajukan Tanya -


menit pertanyaan Jawab
1. Memberikan
2. Menjawab
kesempatan
kepadapeserta pertanyaan
untuk bertanya yang diberikan
oleh penyuluh
2. Meminta peserta
3. Membalas
untuk
salam
menjelaskan
kembali materi
yang telah
disampaikan
3. Memberikan
pertanyaan
kepada peserta
tentang materi
yang telah
disampaikan
4. Menutup acara
dan
5. mengucapkan
salam
H. EVALUASI

1. Struktur
a. Diharapkan 70% masyarakat yang diundang menghadiri penyuluhan
b. Diharapkan pengorganisasian sesuai dengan peran dan tugasnya
c. Diharapkan setting tempat sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan acara di mulai sesuai yang direncanakan
b. Diharapkan materi diberikan sesuai dengan rencana kegiatan
c. Diharapkan masyarakat berpartisipasi dalam bertanya ataupun menjawab
pertanyaan
d. Diharapkan masyarakat tidak meninggalkan ruangan penyuluhan selama
penyuluhan berlangsung.
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue


haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga
tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam
berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok. (Sudoyo Aru, dkk 2009)
Demam Berdarah atau DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah
merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian pada
anak remaja dan dewasa. Vektor (binatang perantara) penyakit DHF adalah
nyamuk Aedes Aegypti (betina), biasanya menggigit pasien pada siang hari,
hidup di air yang jernih, bersih dan tergenang, tempat-tempat gelap atau semak-
semak (Frida,2020)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) bahasa medisnya disebut
Dengue Hemorrhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus,
yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada
sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan
(Syifa, & Ningning, 2022)

B. TANDA DAN GEJALA DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab jelas
2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji torniket positif dan adanya
salah satu bentuk perdarahan yang lain misalnya petekia, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, melena atau hematemesis
3. Pembesaran hati ( sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)
4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun(
menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik
menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan
lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah,
timbul sianosis disekitar mulut.
C. CIRI NYAMUK AEDES AEGYPTI

1. Badannya kecil
2. Warnanya hitam dan belang-belang.
3. Menggigit pada siang hari
4. Badannya mendatar saat hinggap
5. Gemar hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar mata hari)
6. Jarak terbangnya kurang dari 100 meter
7. Senang menggigit manusia (Istiani, 2019)

D. PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH


DENGUE

Tindakkan yang dilakukan adalah dengan memutuskan rantai siklus hidup


nyamuk aedes aegypti pada fase nyamuk dewasa dan fase larva hidup.
Dapat dilakukan dengan cara:
1. Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.
2. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara :
a. Menutup dan menguras tempat penampungan air selama 3 hari dari
seminggu agar bebas dari jentik nyamuk.
b. Mengubur, membakar dan membuang kaleng bekas, botol bekas,
tempurung dan sampah lain sehingga tidak menjadi tempat perindukkan
nyamuk aedes aegypti.
c. Rapikan halaman dan jangan biarkan semak – semak di halaman yang
tak terurus.
d. Bersihkan selokan agar air dapat mengalir dengan lancar.
e. Tidak membiarkan kain/baju – baju tergantung.
f. Lakukan penyemprotan nyamuk (bila memang diperlukan)
(Rezania 2021)

E. TINDAKAN BILA TERKENA DEMAM BERDARAH DENGUE

1. Tirah baring (bedrest)


2. Perbanyak minum air minimal 2 liter per hari
3. Kompres hangat
4. Berikan obat pereda demam, jika demam tinggi
5. Jika dalam 2-3 hari gejala semakin memburuk seperti tampak lemas,
muntah- muntah, mimisan, pendarahan gusi, dan sebagainya segeralah
dibawa ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk
ditangani lebih lanjut.
F. KOMPLIKASI

1. Perdarahan
Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah trombosit dan
koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya megakoriosit
muda dalam sel-sel tulang dan pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi
perdarahan dapat dilihat pada uji torniquet positif, ptekie, ekimosis, dan
perdarahan saluran cerna, hematemesis, dan melena.

2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom)


Terjadi pada hari ke 2-7 yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas
vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke ronnga
pleura dan peritoneum, hiponatremia, hemokonsentrasi, dan hipovolemi
yang mngekaibatkan berkurangnya alran balik vena, penurunan volume
sekuncup dan curah jantung sehingga terjadi 13 disfungsi atau penurunan
perfusi organ. DSS juga disertai kegagalan hemeostasis yang
mengakibatkan aktivitas dan integritas sistem kardiovaskular, perfusi
miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan terjadi
iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan irreversible,
terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien akan meninggal dalam
wakti 12-24 jam.

3. Hepatomegali Hati
Umumnya membesar dengan perlemakan yang dihubungkan dengan
nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel kapiler.
Terkadang tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan lebih
banyak dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody.

4. Efusi Pleura
Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan
intravaskulersel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga
pleura dan adanya dipsnea.
DAFTAR PUSTAKA

Frida, N. (2020). Mengenal Demam Berdarah Dengue. Alprin.

Istiani, D. (2019). Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Dhf (Dengue


Haemoragic Fever) Dengan Masalah Hipertermi Di Ruang Melati Rsud Bangil
Pasuruan (Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika Jombang).

Nurarif,A.H & Kusuma,H.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid
1.Yogyakarta:Mediaction Jogja

Nurhidayah, N. I. (2019). Asuhan Keperawatan Demam Berdarah Dengue (Dbd)


Pada Anak Di Ruang Melati Rsud Dr. R. Koesma Tuban (Doctoral Dissertation,
Poltekkes Kemenkes Surabaya).

Rezania Asyfiradayati, S. K. M. (2021). Gambaran Umum Pemberantasan


Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Kader Kesehatan
Desa Mertan, Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Syifa, R. A., & Ningning, S. N. (2022). Penerapan Terapi Tepid Sponge Water
Untuk Mengatasi Hipertermi Pada Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) dengan
DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor
(Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Bandung).

Anda mungkin juga menyukai