Anda di halaman 1dari 56

KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL

DESA LALANG KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :

AMELIA PUTRI 2015401001


RINDI YANI 2015401009
SRI PUJI LESTARI 2015401007

Dosen Pembimbing : Novita Yanti Sitorus, SST.M.Kes

Maimunah R, SST.MKes

Pratiwi Syah Putri SST, M, K, M

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
MEDAN
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat

dan karunia Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktek Belajar Lapangan

Promosi Kesehatan Dan Kebidanan di Puskesmas Desa Lalang (11Juli 2022-22 Juli 2022 .

Laporan ini merupakan salah satu dari keseluruhan Program Prodi D-III Kebidanan

STIKes Flora semester IV dan juga untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam

menerapkan teori yang telah diterima diperkuliahan. Sejalan dengan itu, laporan ini juga

bertujuan untuk memberikan pengertian, pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada

petugas Kesehatan dan mahasiswa kebidanan yang sedang duduk dibangku perkuliahan

maupun yang telah selesai dan bekerja di lapangan atau masyarakat.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat :

1. Ibu Dr Rini Susanti selaku Ketua Puskesmas Desa Lalang

2. Ibu Rohaua Simbolalon beserta staf selaku Pelayanan Program Kesehatan Puskesmas

Desa Lalang

3. Ibu Haryati Ningsih selaku Staff KIA Puskesmas Desa Lalang

4. Dr. H.Muara P.Lubis,M.Ked(OG),SpOG Pembina Yayasan Flora

5. Dr.Fithri Aldy, M..Ked(Oph),SpM Ketua Stikes Flora

6. Heni Triana, SKM,M.Kes Wakil Ketua I

7. Said Iskandar Al Idrus, SS,M.SI Wakil Ketua II

8. Dr.Wika Hanida Lubis,M.Ked (PD),SpPD, Wakil Ketua III

9. Ibu Novita YantiSitorus, SST,M.Kes selaku Ka.Prodi Kebidanan STIKes Flora.

10. Kepada Ibu Novita Yanti Sitorus,SST,M.Kes selaku dosen pembimbing I, Ibu

Maimunah R, SST.Mkes selaku dosen pembimbing II dan Ibu Pratiwi syah putri
SST, M, K, M selaku dosen Pembimbing III yang telah meluangkan waktu dan

memberikan saran kepada penulis selama dalam penyusunan Laporan Praktek Belajar

Lapangan.

11. Para Dosen dan Karyawan di STIKes Flora

12. Teman-teman sekelompok yang turut membantu dalam penyelesaian Laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki ke arah yang

lebih sempurna. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................6
1.2 Tujuan...............................................................................................7
1.3 Manfaat.............................................................................................7
1.4 Waktu...............................................................................................7
1.5 Tempat..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................8
2.1 Puskesmas .......................................................................................8
2.1.1 Defenisi Puskesmas..........................................................................8
2.1.2 Sejarah Puskesmas...........................................................................8
2.1.3 Visi dan Misi Puskesmas................................................................11
2.1.4 Fungsi Puskesmasi.........................................................................11
2.1.5 Organisasi Puskesmas....................................................................13
2.1.6 Tata Kerja Puskesmas....................................................................13
2.1.7 Standar Pelayanan Minimal Puskesmas.........................................15
BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS DESA LALANG...................18
3.1 Gambaran Umum...........................................................................18
3.1.1 Letak Geografis dan Demografis Puskesmas Desa Lalang...........18
3.1.2 Batas Wilayah Kerja.......................................................................18
3.1.3 Data Demografi..............................................................................18
3.1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Desa Lalang.................................28
BAB IV KEGIATAN PUSKESMAS DESA LALANG....................................24
4.1 Upaya Kesehatan Wajib.................................................................24
4.2 Upaya Perbaikan Gizi.....................................................................34
BAB V PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH.....................38
5.1 Latar Belakang...............................................................................38
5.2 Permasalahan..................................................................................38
5.3 Upaya Pemecahan Masalah............................................................39
5.4 Peran Bidan Menanggulangi KEK pada Ibu Hamil.......................40
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................44
6.1. Kesimpulan.....................................................................................44
6.2. Saran...............................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 46
DOKUMENTASI PUSKESMAS DESA LALANG......................................... 47
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan mempunyai dua fungsi yaitu,


fungsi pelayanan publik dan fungsi pelayanan klinis atau medikamedikal. Indikasi kualitas
pelayanan di puskesmas dapat tercermin dari persepsi pasien atas layanan kesehatan yang di
terima. Dari pasien ini, pasien dapat memberikan penilaian kualitas penilaian.

Kualitas merupakan standar yang harus di capai oleh seseorangseseorangatau


sekelompok atau lembaga atau organisasi mengenai kualitas sumber daya manusiamanusia,
kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja berupa produk atau layanan jasa (sugiarto 2001) .
Kualitas pelayanan kesehatan puskesmas dalam rangka pemenuhan keperluan pelayanan
kesehatan masyarakat di tentukan oleh dua faktor .

a. Faktor puskesmas yang berhubungan dengan kualitas pelayanan kesehatan dan tingkat
kepuasan pasien . Artinya selama kualitas pelayanan kesehatan memenuhi kepuasan
pasien, maka tingkat kesesuaian akann tinggi dan puskesmas di permukaan oleh
puskesmas maksud kesesuaian yaitu adanya kesamaan dalam tujuan, puskesmas dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan syarat menerima pelayanan
sesuai dengan harapan. Sebaliknya, selama kualitas pelayanan kesehatan tidak
memenuhi tingkat kepuasan pasien, maka tingkat kesesuaian akan rendah
mengakibatkan puskesmas akan di tinggal masyarakat.
b. Kedua faktor adanya perubahan (transisi) demogratif, epidemiologi, sosio-ekonomi
serta nilai dan sikao kritis masyarakat akan menciptakan keperluan keperluan
pelayanan kesehatan yang sangat komplek dan beragam.
Dengan demikian kedudukan dan peran kualitas pelayanan puskesmas sangatlah
penting untuk di laksanakan (santoso.2010)

Berdasarkan kutipan di atas dapat di pahami bahwa kualitas dan kepuasan pelayanan di
puskesmas merupakan permasalahan penting dan saling berhubungan. Puskesmas sebagai
lembaga yang menyediakan layanan kesehatan perlu di miliki SDM yang mampu
memberikan kualitas pelayanan kepada masyarakat, karena kepuasan pasien tergantung
kepada kualitas pelayanan. Suatu di katakan pelayanan berkualitas oleh pasien di tentukan
oleh kenyataan jasa yang di berikan bisa memenuhi kebutuhan dan harapan pasien. Harvanto
(2009). Menjelaskan bahwa pengukuran aspek kualitas bermanfaat bagi puskesmas untuk:

a. Mengetahui dengan baik bagaimana jalan na dan proses pelayanan


b. Mengetahui di mana harus Melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan
secara terus menerus untuk mememuaskan terutama untuk hal hal yang di anggap
penting oleh belangganan.
c. Menentukan apakah perubahan yang di lakukan mengalah ke perbaikan .
Manfaat tersebut bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Menurut
Nurfauzi (2013), kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas desa lalang belum
mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat, hal ini di karenakan tenaga
kesehatan yang masih kurang dan organ yang mempunyai tugas rangkap

Fasilitas kesehatan dan jenis obat obatan kurang lengkap dengan terkesan lambat ,
sehingga masyarakat merasankurang puas. Kepuasan pasien merupakan tujuan utama
puskesmas dengan harapan agar pasien melakukan kunjungan ulang ke puskesmas. Hal ini di
buktikan oleh prastiwi dan ayubi (2008) yang menyimpulkan bahwa pasien yang puas akan
membuat pasien setia untuk tetap menggunakan jasa yang di berikan oleh puskesmas.

Pasien yang puas terhadapa pelayanan kesehatan akan berpeluang untuk berminat
melakukan kunjungan ulang ke UPT puskesmas desa lalang. Di dukung hasil wawancar
Dengan lima pasien 2 pasien menyatakan belum puas dan 3 pasien menyatakan puas dengan
pelayanan pegawai. Pasien yang menjawab dengan puas karena saat pengambilan obat yang
di dahulukan adalah lansia. Proses lama saat pendaftar.

Sedangkan pasien yang puas dengan pelayanan pegawai karena sikap sikap dokter
yang ramah, lingkungan bersih, dan obat yang di berikan dokter menyembuhkan sakit pasien.
Mengingat pasien yang menyatakan belum puas lebih banyak di bandingkan dengan pasien
yang sudah puas dengan pelayanan pegawai, oleh sebab itu puskesmas perlu terus meningkat
kan kualitas pelayanannya agar kepuasan pasien dapat tercapai berdasarkan latar belakang
tersebut, penelitian tertaritertarikuntuk meneliti pengaruh kualitas pelayanan pegawai
terhadapa kepuasan dan minat kunjungan padien rawat jalan di puskesmas desa lalang.

Adapun penyakit yang menonjol di puskesmas desa lalang yaitu kekurangan energi
kronis (KEK) pada ibu hamil. Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan salah satu
masalah yang terjadi pada masa kehamilan di mana tidak tidak seimbang nya antara asupan
dengan kebutuhan gizi. Kekurangan energi kronis (KEK) di ketahui melalui pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) ibu yang kurang dari 23,5 cm atau di bagian pita merah LILA.
Akibat yang paling khas dari kejadian KEK adalah berat bayi lahir rendah (BILA) di bawah
2500 gram (Supariasa 2002).

Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan suatu kondisi di mana seseorang ibu
hamil menderita kekurangan asupan makanan yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(menahun atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan sehingga
meningkatkan kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak dapat terpenuhi (kemenkes
2015).

Kriteria ibu hamil yang mengalami KEK sebagai berikut.

a. Berat badan ibu sebelum hamil <42kg.


b. Berat badan ibu pada kehamilan trimester lll < 45 kg.
c. Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil <17, 00
d. Ibu mereka deita anemia (hb <11 gr%)

Cara mengatur status gizi ibu hamil ada 4 yaitu:

1 pengukuran LILA

a. Ada beberapa cara untuk dapat di gunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara
lain:
a) Tetapkan posisi bahu dan siku
b) Letakkan pita antara bahu dan siku
c) Tentukan titik tengah lingkaran pita lila pada tengah lengan
d) Pita jngan terlalu ketat
e) Pita jangan terlalu longgar
f) Cara pembacaan skala yang benar
b. Lingkaran lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot
yang tidak perpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk
skrining malnutrisi protein yang biasanya di gunakan oleh DapKes untuk mendeteksi
apakah seorang menderita kurang energi kronis. Ambang batas LILA WIS dengan resiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23,5 cm atau di bagian
merah pita LILA artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan di perkirakan
akan melahirkan berat bayi lahir rendah (Arisman 2007).
2.Pengukuran Berat Badan

a. Berat badan merupakan ukuran antromrntis yang paling banyak

b. Di gunakan karena parametee ini mudah di mengerti sekalipun oleh mereka yang buta
huruf

c. Berat badan adalah satu palameter yang memberikan gambaran masa tubuh, masa tubuh
sangat sensitif terhadap perubahan perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang
penyakit infeksi menurunnya nafsu makan atau smenurunnya jumlah makanan yang di
konsumsi.

d. Pada prinsipnya ada dua macam timbangan yaitu beam (lever) belance secales dan pring
scale. Contoh beam balance ialah dancing dan spring scale adalah timbangan pegas .
Karena pegas mudah

Scale adalah timbangan pegaspegas. Karena pegas mudah melar timbangan jenis sparing
scsle tidak di anjurkan untuk di gunakan berulang kali, apalagi pada lingkungan yang bersuhu
panas.

e. Berat badan ibu ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya , tetapi bisa rumusnya di buat
yaitu dengan dasar penambahan berat badan ibu hamil tiap minggunya yang di kemukakan
oleh para ahli berkisar anatara 350-400 gram. Kemudian berar badan yang ideal untuk
seorang agar dapat menopang beraktivitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang
sesuai dengan tinggi badan pada sebelum hamil serta umur kehamilan hingga rumusnya
dapat di buat.
f. Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut:dengan penjelasan nya adalah
BBIH adalah berat badan ideal ibu hamil yang akan di cari BBI =(tb-110) jika tb di atas 160
cm (tb-105) jika tb di bawah 160 cm . Berat badan ideal ini melupakan pengembangan dari
(tb 100) pada broca untuk orang Eropa dan sesuai kan oleh katsura untuk orang Indonesia.
UH adalah umur kehamilan dalam minggu . Diambil perminggu agar kontrol paktor resiko
penambahan berat badan dapan dengan dini diketahui . 0,35 adalah tambahan dengan berat
badan kg perminggu nya 350-400 gram atau 0,35 gr. Dasar nya di ambil dengan nilai
terrendah adalah penambah berat badan lebih di tekan kan pada kualitas (mutu) bukan pada
kuantitas (banyaknya supariasa 2002).

3. Pengukuran tinggi badan


Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan
keadaan sekarang . Jika umur tidak di ketahui dengan tepat. Di samping itu tinggi badan
merupakan ukuran kedua yang pentingpenting, karena dengan menghubungkan berat badan,
faktor umum dapat di sampaikan . Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatikan khusus
. Pengukuran tinggi badan bermaksud untuk menjadikannya sebagai bahan penentu status gizi
. Status gizi yang di tentukan dengan tinggi badan tergolong untuk mengukur pertumbuhan
linier.

Pertumbuhan linier adalah pertumbuhan tulang rangka terutama rangka extrimitas (tulang
dan lengan). Untuk tinggi badan peranan tungkai yang dominan. Pengukur tinggi badan orang
dewasa atau yang sudah bisa berdiri digunakan alat microtoise(baca:mikrotoa) dengan skala
maksimal 2 meter dengan ketelitian 0,1 cm. Apalabila tidak tersedia mimrotoise dapat di
gunakan pita fibreglas (pita tulang jahit pakaian) debgan bantuan papan data dan tegak lurus
dengan lantai. Pengukur dengan pita fibreglass seperti ini harus menggunakan alat bantu siku
siku. Persyaratan tempat pemasangan alat adalah dinding harus datar danrata dan tegak lurus
dengan lantai. Dinding yang memiliki handuk di bagian bawah(biasanya pada lantai
keramik) tidak bisa di gunakan. Hal yang harus di perhatikan saat pemasangan mikrotoises
adalah saat sudah terpasang dan di tentang maksimal ke lantai harus terbaca pada skala 0cm.

Cara pengukuran berdiri membelakangi dinding di mana microtorie terpasang dengan


posisi siap santai (bukan siap meliter) , tangan di samping badan terkulai lemaslemas, tumit ,
betis, pantat, tulang belikat, dan kepala menempel di dinding pandangan lurus kedepan .
Sebagai pengukur harus di periksa ketentuan ini sebelum membaca hasil pengukuran. Tarik
microtiose ke bawah sampai menempel ke kepala. Bagian terukur yang berjilbab agak sedikit
ditekan agar pengaruh jilbab bisa dimininalisir,

Untuk terukur yang memakai sanggul harus dibtanggalkan lebih dahulu atau di geser ke
bagian kiri kepala. Saat pengukuran, sandal, dan topi harus di lepas. Baca hasil ukur pada
posisi tegak lurus dengan mata (sudut pandang mata dan skala microtoise harus sudut 90
derajat). Pada gambar di atas, apalagi terukur lebih tinggi di pengukur, maka pengukuran
harus menggunakan alat peningibagar posisi baca baca tegak lurus. Bacaan pada ketelitian
0,1 cm, artinya apalabila tinggi terukur 160 cm harus di tulisb160, 0 cm (koma nol harus di
tulis). Tinggi badan harus kurang dari 145 cm atau kurang merupakan salah satu risti pada ibu
hamil. Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkn tidak proporsional, dalam hal ini ada
dua kemungkinan yang terjadi
a. Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin/kepala tidak besar.
b. Panggil ukuran normal tetapi anaknya besar/kepala besar. Pada kedua kemungkinan
itu, bayi tidak dapat lahir melalui jalan biasa, dan membutuhkan operasi sesar.

4.indeks Masa Tumbuh

a. Masalah kekeurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu,
juga dapat mempengaruhi produktif kerja. Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985
menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa di tentukan oleh body mass
index (BMI).

b. Di Indonesia istila Body mass index di terjemahkan menjadi indekx masa tubuh
(IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal kemungkinan seseorang dapat mencapai usia
harapan hidup lebih panjang. Berat badan di lihat dari Quatelet atau body mass index
(IMT).

c. Ibu hamil dengan berat badan di bawah normal sering di hubungkan dengan
abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight
meningkatkan resiko atau terjadi kesulitan dalam persalinan. Indeks masa tubuh (IMT)
merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa. Sss

d. Penilaian Indeks masa tumbuh diperoleh dengan memperhitungkan berat badan


sebelum hamil dalam kilogram di bagi tinggi badan dalam meter kuadrat.

e. Rumus ini hanya cocok di terapkan pada mereka yang berusia antara 19-79 tahun,
bersturuktur tulang belakang normal, bukan atlet atau binaragawa.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umun

Mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan pegawai dengan kepuasan dan


minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di puskesmas desa lalang.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mendeskripsikan karakteristik reponden penelitian

b.Mengetahui Hubungan bukti fisik (tangible) pegawai dengan kepuasan pasien dan

minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di puskesmas desa lalang.

c. Mengetahui hubungan kehandalan (reliability) pegawai dengan kepuasan pasien


dan minta kunjungan ulang pasien rawat jalan di puskesmas desa lalang
d. Mengetahui hubungan daya tangkap (responsiveness) pegawai dengan kepuasan
pasien dan minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di puskesmas desa lalang.
e. Mengetahui hubungan jaminan (asurance) pegawai Dengan kepuasan pasirn dan
minat kunjungan ulang pasien rawat jalan puskesmas desa lalang.
f. Mengetahui hubungan empati ( empathy) pegawai dengan kepuasan pasien dan
minat kunjungan ulang pasien rawat jalan di puskesmas desa lalang.

1.3 Manfaat
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa untuk mengetahui manejemen
asuhan kebidanan dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil di puskesmas desa
lalang

1.4 Waktu
Pelaksanaan praktek belajar lapangan di puskesmas desa lalang oleh mahasiswi
akademik kebidanan STIKES FLORA MEDAN TK ll smester lv selama 2 minggu
yaitu tanggal 11 Juli s/d 25 Juli 2022

1.5 Tempat
Tempat yang di pergunakan untuk mendapatkan keterampilan tersebut adalah
puskesmas desa Lalang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untbuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas)
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, utuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes. 2014)

2.1.2 Sejarah Pukesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat, atau yang disingkat dan lebih dikenal diindonnesia
dengan nama pukesmas, adalah unit pelaksana teknis ( UPT ) dinas keshatan Kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja
UPT. Sebagai unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan dalam unit pelaksanaa teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota. Tugasnya adlah menyelenggarakn sebagian tugas teknis
dinas kesehatan pembangunan kesehatan. Maksudnya adalah sebagai penyelenggarakan
upaya kesehatan seperti melaksanakan upaya penyuluhan. Pencegahan dan penanganan
kasus-kasus penyakit diwilayah kerjanya, secara terpaadu dan terkoodinasi.sementara
pertanggung jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada dipukesmas.sejarah
perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda pada
abad ke-16. Kesehatan masyarakat diindonesia pada waktu itu dimulai dengan adanya upaya
pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.
Pukesmas telah menjadi tonggak priode perjalanan sejarah dinas Kesehatan
Kabupaten di Indonesia.Konsep Pukesmas sendiri diterapkan di Indonesia pada tahun 1969.
Prihal diterapkannya konsep pukesmas ini. Pada awal berdirinya, sedikit sekali perhatiannya
yang dicurahkan pemerintah di Kabupaten pada pembangunan dibidang kesehatan. Sebelum
konsep pukesmas diterapkan. Dalam rangka memberikan pelayanan terhadap masyarakat
maka dibangunlah balai pengobatan (BP) Balai Kesejahteraan ibu dan anak (BKIA), yang
tersebar dikecamatan-kecamatan unit tersebut berdiri sendiri tidak saling berhubungan dan
langsung melaporkan kegiatannya kepada kepala dinas kesehatan, umumnya unit tersebut
dipimpin oleh seseorang mantri (perawat) senior yang pendidikannya bisa pembantu perawat
atau perawat.

Sejalan dengan diterapkannya konsep pukesmas di Indonesia tahun1969, maka


mulailah dibangun puskaesmas dibeberapa wilayah yang dipimpin oleh seorang Dokter
Wiliyah (Dokwil) yang membawahi beberapa kecamatan, sedang ditingkat kabupaten
(DUKABU) yang membawahi dokwil. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas
tersebut adlah pelayanan kesehatan menyeluruh (Komprehensif) yang meliputi pelayanan:
pengobatan (kuratif) upaya pencegahan (Preventif), peningkatan kesehatan (promotif) dan
pemulihan kesehatan ( rehabilatif),
Masalah-masalah kesehatan yangditemukan juga sedemikian banyak. Antara lain.
Penyakit-penyakit menular (Cacar. Malaria. TBC) masih merajalela dengan incidence dan
prevalence yang tinggi. Status gizi terutama pada golongan rawan anak-anak dibawah lima
tahun dan ibu hamil atau menyusui masih belum memuaskan. Air minum yang sehat.
Pembuangan kotoran dan sanitasi perumahan yang sangat tidak memadai. Hal tersebut erat
kaitannya dengan kemiskinan yang dicerminkan oleh rendahnya tingkat pendidikan,
penghasilan perkapita, produksi perkapita dan konsumsi perkapita ( Termasuk konsumsi
dalam bidang sanitasi. Gizi dan pelayanan kesehatan).
Selain hal tersebut maslah ketenagaa.khususnya dokter, perawat gigi, nutrisionis.
Jumlanyajuga msih terbatas. Disadari bahwa tanpa partisipasi msyarakat secara memadai.
Tidaklah mungkin keinginan atau tuntutan (demand) masyarakat yang semakin meningkat
dibidang kesehatan. Untuk itu pada tahun 1976 dikembangkanlaj oleh konsep
pembangunankesehatan masyarakat desa(PKMD).

Jadi PKMD bisa dikatakan perpanjangan konsepdari pukesmas. PKMD adalah bagian
integral dari pembangunan desa secara keseluruhan. Usaha-usaha PKMD jika dilihat dari
kepentingan masyarakat merupakan kegiatan swadaya masyarakt yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari
kepentingan pemerintah maka PKMD merupakan usaha untuk memperluas jangkauan
pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta sebagai “ Health Provider”
dengan peran serta aktif dari masyarakat sendiri. Diharapkan dengan pelaksanaan PKMD
akan menyediakan pelayanan untuk perbaikan hygiene perorangan. Kesehatan lingkungan.
Perbaikan taraf gizi. Pengembangan kesadaraan untuk hidup sehat, penyuluhan kesehatan,
pelayanan kuratif dan preventif termasuk kesejahtaeraan ibu dan anak. Keluarga berencana,
Imunisasi, pemberantasan penyakit menular . usaha kesehatan sekolah dan lain sebagainya
sesuai dengan kebutuhan setempat.
Dengan adanya pelaksanaan PKMD banyak contoh-contoh didesa diamna masyarakat
secara bergotong- royong mengatasi problema kesehatan. Seperti pembuatan kasus (WC)
pemasangan pipa bambu untuk mendatangkan air bersih, taman gizi, peartolongan pertama
pada kecelakaan. Pengobat ringan. Mengenal dan melaporkan adanya penyakit menular,
penyuluhan dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Keluarga berencana dan sebagainya,.
Pembangunan kesehatan di Indonesia telah mengacu kepadaundang-undang
kesehatan. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) &amp rencana pokok program pembangunan
bidang kesehatan. (RP3JPK) sistem kesehatan nasional telah ditetapkan untuk digunakan
sebagai sumbangan bagi peningkatan penyelenggarakan pembangunan Nasional dan sebagai
pedoman bagi penyelenggarakan upaya kesehatan diseluruh Indonesia dalam menjalankan
tugas-tugas pembangunan di bidang kesehatan. Sedangkan RP3JPK merupakan pedoman
bagi penyusunan rencana lima tahunan dan juga rencana tahunan dibidang kesehatan baik
dalam bentuk program-program dan proyek pembangunan maupun dalam bentuk kegiatan
rutin.
Selanjutnya dalam rangka mengoperasionalkan kebijakan pemerintah pusat
(Departemen Kesehatan) di Kabupaten, maka berdirilah kantor dapartemen Kesehatan
kabupaten yang bertugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengawasan dan
pernetiban upaya kesehatan kabupaten serta kecamatan. Segala urusan yang dilimpahkan oleh
pemerintah pusat kepada pejabat-pejabatnya di daerah mnjadi tanggung jawab pemerintah
pusat baik mengenai perencanaan pelaksanaan maupun pembiayaan,
Adapun hubungan fungsional antara kantor Dapartemen Kesehatan Kabupaten
dengan dinas kesehatan kabupaten meliputi :
1. Pengarahsan perencanaan program desentralisas
2. Penyelenggarakan administrasi kepegawaian
3. Pengawasan yang menyeluruh
4. Hubungan teknis kesehatan
Keberhasilan program kesehatan secara nyata dapat dilihat dari semakin
meningkatnya
Kualitas upaya pelayanan rujukan yang diketahui dari meningkatny strata/score pukesmas
dan RSUD dimana untuk pukesmas yang terakridatasi secara penuh dan RSUD type B.

Peran serta segenap masyarakat dan kerja sama lintas sektoral dan pkk dalam upaya
pembangunan kesehatan cukup besar. Terbukti dengan semakin masyarakatnya posyandu dan
tercapainya target-target program kesehatan khususnya Imunisasi/UCI kesejahteraan ibu dan
anak (KIA) penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM),pembinaan kesehatan lingkungan
(PKL) gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK),
upaya kesehatan rujukan, penyuluhan obat ginerik dan lain-lain

2.1.3 Visi Dan Misi Pukesmas

VISI
“Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang berkualitas menuju masyarakat sehat dan mandiri
diwilayah kerja pukesmas desa lalang”

MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai prosedur.
2. Meningkatkan sumber daya manusia tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
3. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,

MOTTO
“Melayani Dengan Sepenuh Hati”,

2.1.4 Fungsi Pukesmas


Ada 3 fungsi pokok pukesmas yaitu :
a) Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayahnya.membina
peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
b) Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c) Memberi pelayan kesehatan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara :
a) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
b) Memberikan pertunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana mengenali dan
menggunakan suber daya yang ada secara efektif dan efesien
c) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi danrujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantuangan.
d) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e) Bekerja sama dengan sektor-sektor bersangkutan dlam melaksanakan program
pukesmas.

Upaya kesehatan yang ada dipukesmas yaitu:


1. Upaya kesehatan masyarakat (UKM)
UKM adalah setiap kegunaan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan megulangi timbulnya maslah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok
dan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi :
a) Pelayanan promosikan kesehatan
b) Pelayanan ksehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan ibu anak dan keluarga berencana
d) Pelayanan giz
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
2.Upaya kesehatan perseorangan (UKP)
UKP adalaha suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan tingkat pertama meliputi :
a) Rawat jalan
b) Pelayanan gawat darurat
c) Pelayanan satu hari (one day care)
d) Home care
2.1.5 Organisasi Puskesmas

2.1.6 Tata Kerja Pukesmas


Tata Kerja Pukesmas Meliputi:
1. Dengan kantor kecamatan

Dalam melaksanakan fungsinya pukesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan


melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan ditingkat kecamatan. Koordinasi.
Tersebut mencakup perencanaan.penggerakan. pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta penilaian, dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber
masyarakat oleh pukesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pulakegiatan
fasilitas.

2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Pukesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, dengan


demikian
Secara teknis dan adminstrasi, pukesmas bertanggung jawab kepada dinas kesehatan
Kabupaten/Kota Sebaliknya dinas kesehatan Kabupaten/kota bertanggung jawab membina
serta memberikan bantuan administrative dan teknis kepada pukesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat
Dan swasta Pukesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggarakan rujukan dan
memantau kegiatan yang diselenggarakan sedangkan sebagaian Pembina upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat, pukesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan
rujukansesuai kebutuhan.
4. Dengan Jaringan Pelayanan kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat,
Pukesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan.
Untuk upaya kesehatan perorangan jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit (Kabupaten/Kota) dan
berbagai balai kesehatan masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-paru. Balai kesehatan
mata msyarakat balai kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan indra masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat , jalinan kerjasama diselenggarakan dengan
berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan. Seperti dinas kesehatan
Kabupaten/Kota Balai teknik kesehatan lingkungan balai laboratorium kesehatan serta
berbagaibalai kesehatan masyarakat, kerjaasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan
konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi dinas kesehatan Kabupaten/kotaunit
bidan didesa/komunitas.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab pukesmas sebagai unit pelaksanaan teknis adalah menyelenggarakan
Sebagian tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas kesehatan
Kabupaten/kota untuk mendapat hasil yang optimal penyelenggarakan pembangunan
kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan bebagai lintasan sektor terkait yang
ada ditingkat kecamatan. Diharapkan disatu pihak penyelenggaraan pembangunan kesehatan
dikecamatan tersebut mendapat dukungan dariberbagai sektor terkait.sedangkan dipihak lain
pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain ditingkat kecamatan berdampak positif
terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawaban penyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah
Kerjanya, pukesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagian objek dan subjek
pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan badan punyantun
pukesmas (BPP) yang menghimpun sabagai potensi masyarakat, sepeti tokoh masyarakat,
tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakat,serta dunia usaha BPP tersebut berperan sebagai
mantra pukesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

2.1.7 Standart Pelayanan Minimal Pukesmas


Standar pelayanan minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk
mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan
pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakupi : Jenis pelayanan, indikator, dan nilai
(benchmark) pelaksanaan urusan wajib dan standart pelayanan minimal ( UW-SPM) diatur
dalam surat keputusan mentri kesehatan republic Indonesia NO.1457/MENKES/SK/X/2003
dibedakan atas:UW-SPM yang wajib diselenggarakan oleh seluruh kabupaten-kota tertentu
sesuai keadaan setempat. UW-SPM wajib meliputi penyelenggarakan pelayanan kesehatan
dsar penyelenggarakan perbaikan gizi masyarakat, penyelenggaraan pembatasan penyakit
menular,penyelenggarakan promosi kesehatan Dll. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, dll. Hal ini
diperkuat dengan peraturan pemerintah republic Indonesia No. 65 tahun 2005 tentang
pedoman penyusuhan dan penerapan standard pelayanan minimal.

Rancangan Kewenangan Wajib dan Standrd pelayanan minimal


Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar
a) Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b) Pelayanan kesehatan bayi dan anak prasekolah
c) Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja
d) Pelayanan kesehatan usia subur
e) Pelayanan kesehatan usia lanjut
f) Pelayanan imunisasi
g) Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
h) Pelayanan pengobatan/ perawatan.

2. Penyelanggaraan pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang


Pelayanan kesehatan dengan4 kompetensi dasar (Kebidanan, bedah,penyakit dalam anak.)
a) Pelayanan laboratorium kesehatan yang upaya kesehatan perorangan dan masyarakat.
b) Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan
c) Penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular
d) Pelayanan kesehatan darurat

3. Penyelenggaraan dan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan kejadian luar


biasa (KLB)
a) Penyegahan dan pemberantasan penyakit polio
b) Pencegahan dan pemberantasan penyakit TB baru
c) Pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria
d) Pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta
e) Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA
f) Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-AIDS
g) Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare
h) Pemcegahan dan pemberantasan penyakit fliarisasi

4. Penyelenggarakan perbaikan gizi masyarakat


a) Pemantauan pertumbuhan balita
b) Pemberian suplemen gizi
c) Pelayanan gizi
d) Penyuluhan gizi seimbang
e) Penyelenggarakan kewaspadaan gizi
5. Penyelenggaraan promosi kesehatan
a) Penyuluhan prilaku sehat
b) Penyuluhan pemberdayaan masyarakt dalam upaya Kesehatan

6. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar


a) Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik. Kimia, biologi.
b) Pengendalian vector
c) Pelayanan hygiene sanitasi ditempat umum

7. Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkotika,psikotropika dan zat


aadiktif lain. Penyuluhan P3 NAPZA (pencegahaan dan penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA) yang berbasis masyarakat.

8. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dan pengamanan sediaan farmasi alat


kesehatan serta makanan dan minuman
a) Penyedian obat dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar
b) Penyediaan dan pemerataan pelayanan kafarmasian disaranan pelayanan kesehatan
c) Pelayanan pengamanan farmasi alat kesehatan.
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS DESA LALANG

3.1 Gambaran Umum

3.1.1 Letak geografis dan Demografis Puskesmas Desa Lalang

Puskesmas Desa Lalang terletak di JL.Binjai km 7.5 pasar II kecamatan Medan


Sunggal dan berbatasan dengan kota Binjai letak puskesmas Desa Lalang sangat tragedis
sehingga mudah di jangkau oleh roda tiga dan roda empat sehingga mudah di jangkau oleh
pasien yang mau berobat. Luas wilayah puskesmas Desa Lalang sekitar 409 Ha yang terdiri
dari dua kelurahan yaitu kelurahan sei sikambaing dan kelurahan lalang.

3.1.2 Batas Wilayah Kerja

1. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan cinta damai

2. Sebelah selatan berbatas dengan kelurahan Sei SikambingB

3. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan

Simpang tanjung

4. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Lalang

Puskesmas Desa Lalang di resmikan tanggal 18 Desember 1982 oleh walikota medan
BAPAK R.S RANGKUTI

3.1.3 Data Demografi


Puskesmas Desa Lalang mempunyai wilayah kerja seluas 409 Ha, meliputi dua
kelurahan yaitu kelurahan Lalang dan sei sikambing B dan 35 lingkungan dengan jumlah
penduduk 42.243 jiwa.

Demografi Puskesmas Desa Lalang tahun 2022


No. Kelurahan Jlh Lingkungan Jlh Penduduk Jlh Rumah Tangga
Lalang 12 18.510 4.415
SSB 22 23.733 5.526
Jumlah 35 42.243 9.941

Puskesmas Desa Lalang dengan menjalankan kegiatan yang di dukung oleh fasilitas :
a. Fasilitas gedung puskesmas permanen
b. Fasilitas sumber kendaraan dua
c. Fasilitas sumber daya manusia
d. Fasilitas alat-alat
e. Fasilitas obat- obatan
f. Fasilitas administrasi
g. Fasilitas imunisasi
h. Fasilitas laboratorium

Fasilitas gedung Puskesmas Desa Lalang


a. Ruang kepala puskesmas
b. Ruang periksa pasien
c. Ruang poli gigi dan mulut
d. Ruang lansia
e. Ruang KIA
f. Ruang poli umum
g. Ruang tunggu pasien
h. Ruang kartu/kartis/loket
i. Ruang laboratorium
j. Ruang apotik
k. Kamar mandi
l. Ruang obat
m. Musolla

Fasilitas Obat- obatan

Puskesmas Desa Lalang dalam rangka menjalankan tugas-tugas puskesmas kesehatan


dan pengobatan penyakitan di dukung oleh perlengkapan obat- obatan antara lain:

a. Obat- obatan APBD


b. Obat- obatan JVCN

Fasilitas sarana dan prasarana administrasi

a. Kartu berobat pasien

b. Buku catatan pasien

c. Kartu laporan pasien

d. Kartu laporan program

e. Buku laporan

f. Buku laporan obat (LPLPO)

g. Lemari arsip

h. Meja dan kursi

i. Stempel

j. Arsip komputer
Fasilitas imunisasi

Fasilitas imunisasi yang di miliki Puskesmas Desa Lalang antara lain:

a. Refrigerator (lemari es)

b. Dysposible syring

c. Vaksin seperti: BCG,DPT-HB-HIP, POLIO,CAMPAK, DT,Td,dan Hepatitis B unijek

Fasilitas obat- obatan yang digunakan di wilayah Desa Lalang


No. Nama Obat Jenis Sediaan Kemasan
1 Amoxcillin 250 mg Kapsul
2 Amoxcillin 500 mg Kapsul
3 Ambroxol 30 mg Tablet
4 Antasida - Tablet
5 Antafulgide 600 mg Tablet
6 Acyclopir crean 5 % 5 gr Cream
7 Acyclovir 200 mg Tablet
8 Amlodipine 10 ml Tablet
9 Amlodipine 5 ml Tablet
10 Bacitracin 2% Cream
11 Becefori multivitamin 60 ml Botol
12 Betahistin 6 mg Tablet
13 Cetrozin 5 mg Tablet
14 Corimoxazola 480 mg Tablet
15 Cloranphenicol 10 ml Botol
16 Captopril 25 mg Tablet
17 Ctm 4 mg Tablet
18 Dexamithason 0,5 mg Tablet
19 Decacctin 5 mg Botol
20 Eryinumicin 200 mg Botol
21 Flutup c - Botol
22 Glimedelamide. 5 mg Tablet
23 Griseofulpin 125 mg Tablet
24 Gliseril guaikolata 100 mg Tablet
25 Gentamicin 0,15% 5 gr Cream
26 Glimeperide 1 ml Tablet
27 Glisepulvin 125 ml Tablet
28 Ibuproven 200 mg Tablet
29 Kasa kompres. 40 x 40 cm -
30 Kapas pembalut 250 gr -
31 Ketoconazole cream 2% Cream
32 Ketoconazole. - Cream
33 Lidocain composition INJ.1%2 ML Ampul
34 Novaron (antalgin) 500 mg Tablet
35 Metronidazole 500 mg Tablet
36 Miconazole 2% Cream
37 Oralit 200 ml -
38 Omeprazole 20 mg Kapsul
39 Paracetamol 500 ml Tablet
40 Paracetamol sirup 60 ml Botol
41 Paratel pamoat 125 mg Tablet
42 Pytonemadione 10 mg Tablet
43 Penobabrital 30 mg Tablet
44 Pyroyicam 20 mg Tablet
45 Polymixyn – B. - -
46 Revanol oplosing 300 ml Botol
47 Sabutamol 2 mg Tablet
48 Sabutamol 4 mg Tablet
49 Selisih bedak 2% 50 ml -
50 Simvastatin 10 mg Tablet
51 Tablet penambah darah. Salut Selaput Tablet
52 Tetes mata - -
53 Vitamin B6 - Tablet
54 Vitamin B1 50 mg Tablet
55 Vitamin C 50 mg Tablet
56 Vitamin A - -
57 Zink dispersible 20 mg Tablet

Jumlah Tenaga Kesehatan


A.Tenaga Puskesmas PNS
1. Dokter umum : 11 orang
2. Dokter gigi : 5 orang
3. Perawat. : 14 orang
4. Bidan : 15 orang
5. Perawat gigi : 2 orang
6. Analis : 2 orang
7. Asisten apoteker : 2 orang
8. Gizi. :2 orang
9. Penyuluhan kesehatan masyarakat :8 orang
10. Pelaksana. :1 orang

B.Tenaga Pelaksana Honorer


1. Adminitrasi : 2 orang
2. Keamanan. : 1 orang
3. Cleaning service. : 1 orang
3.1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Desa Lalang
BAB IV
KEGIATAN PUSKESMAS DESA LALANG

Pelayanan desa lalang saat ini gratis untuk seluruh warga kota medan.selain melayani
pasien umum puskesmas desa lalang juga melayani pasien UMUM,BPJS,KIS,ASKES.pada
puskesmas desa lalang melayani 16 program yang tercantum dalam program kesehatan
nasional.

1. Kesehatan ibuk dan anak atau KIA


2. Keluarga berencana atau KB
3. Usaha peningkatan gizi
4. Kesehatan lingkungan
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat
8. Penyuluhan kesehatan sekolah
9. Perawatan lesehatan masyarakat
10. Upaya peningkatan kesehatan kerja
11. Kesehatan olahraga
12. Umpama pembinaan peran atau masyarakat
13. Kesehatan gigi dan mulut
14. Kesehatan jiwa
15. Kesehatan mata
16. Upaya pembinaan pengobat obatan tradisional
4.1 Upaya Kesehatan Wajib

Kerja pokok puskesmas

Berdasar kan buku pedoman kerja puskesmas yang tebaru ada beberapa usaha
pokok kesehatan yang dapat di lakukan oleh puskesmas itu pun sangat tergantung kepada
faktor tenaga.sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia.pelaksanaan kegiatan pokok
diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil.

Oleh karena itu kegiatan pokok puskesmas di tunjukkan untuk kepentingan keluarga sebagai
bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya .kegiatan kegiatan yang di laksanakan oleh
petugas dan kegiatan pokok diatas adalah:

1. Upaya Kesehatan ibu dan anak

a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil,melahirkan dan menyusui, serta bayi anak


belita dan anak prasekolah.
b) Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan proteindan kalorin dan lain lain makanan tambahan vitamin dan
mineral
c) Memberikan nasehat dan perkembangan anak dan cara stimulasinya
d) Imunisasi tetanus taksoid 2 kali dalam ibu hamil dan BCG,DPT 3X,campak IX
pada bayi
e) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai asiap Dalam mencapai program KIA
f) Pelayanan keluarga berencana kepada pasngan usia subur dengan perhatian
khusus pada mereka dan golongan ibu berasiko tinggi
g) Pengobatan bagi ibu bayi dan anak belita dan anak prasekolah untuk macam”
penyakit ringan
h) Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan
agar mereka datang lagi ke puskesmas
i) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak kanak dan para dukun bayi
1. Keluarga Berencana

a) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yg
mengunjungi KIA
b) Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan
bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana.
c) Mengadakan pembicaraan pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja
ada kesempatan baik di puskesmas maupun sewaktu mengadakan kunjungan
rumah.
d) Memasang IUD,cara cara penggunaan pit kondom dan cara cara lain dengan
memberi saran nya
e) Melanjutkan mengamati mereka dan menggunakan sarana jehamilan

2. Upaya perbaikan gizi

a) mengenali penderita penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka


b) Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
c) Memberi pendidikan gizi ke masyarakat dan secara perseorangan kepada
mereka yang membutuh kan,terutama dalam rangka program KIA
d) Melaksanakan program program
I. Program perbaikan gizi keluarga (suatu program yg menyeluruh
yang mencakup pembangunan masyarakat)melalui kelompok
kelompok
II. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan
kalori yg cukup kepada anak anak umur di bawah 5 tahun dan
kepada ibu menyusui
III. Memberikan vitamin A kepada anak anak di bawah umur 5 tahun

3. Upaya kesehatan Lingkungan


Upaya pencegahan kegiatan kegiatan utama kesehatan lingkungan yang di lakukan stef
puskesmas adalah:
a) Penyehatan air bersih
b) Penyehatan pembangunan kotoran
c) Pemyehatan lingkungan perumahan
d) Penyehatan air/ limbah
e) Pengawasan sanitasi tempat umum
f) Penyehatan makanan dan minuman
g) Pelaksanaan peraturan undangan

4. Pemberantas penyakit menular


a) mengumpulkan dan menganalisa penyakit
b) melaporkan penyakit menular
c)menyelidiki di lapangan untuk melihat atau benar nya
menemukan kasus kasus baru dan mengetahui sumber menular
d) tindakan untuk permulaan untuk menahan penularan penyakit
e)menyembuhkan penderita hingga yang tidak lagi menjadi
sumber infeksi
f) pemberian imunisasi
g) pemberantasan vektor
h)pendidikan kesehatan masyarakat
5. Upaya pengobatan
a) melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
1. Memdapatkan riwayat penyakit
2. Pengadaan pemeriksaan fisik
3. Mengadakan pemeriksaan laboratorium
4. Membuat diagnosa

b. Melaksanakan tindakan pengobatan

c.melakukan upaya rujukan bila di pandang perlu rujukan tersebut

dapat berupa:

1.rujukan niagnostik

2. Rujukan pengobatan / rehabilitasi

3.rujukan lain

6. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

a) penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yg tak terpisah kan dari tiap tiap
program puskesmas.kegiatan penyuluhan kesehatan di lakukan pada setiap kesempatan
petugas,apakah di klinik.rumah dan kelompok” masyarakat.

b) di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendri,tetap di tingkat kabupaten


diaadakan tenaga” koordinator penyuluhan kesehatan.kordinator membantu para petugas
puskesmas dalam mengembang kan teknik dan materi penyuluhan puskesmas

7) Upaya Kesehatan Sekolah

a) pembina keteladanan di skolah,berupa sarana keteladanan gizi,berupa kantin dan sarana


keteladanan,kebersihan lingkungan

b) membina kebersihan keseorangan peserta didik


c) mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pelayanan
kesehatan melalui dokter kecil

d) penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1

e) pemeriksaan kesehatan perodik sekali setahun untuk kelas II dan kelas IV dan guru berupa
pemeriksaan kesehatan sederhana

f) imunisasi pesrta didik kelas I dan Iv

g) pengawasan terhadap keadaan air

h) pengobatan ringan pertolongan pertama

i) rujukan medik

j) penangan kasuk anemia gizi

8. Upaya Kesehatan Olah Raga


a). Pemeriksaan kesehatan berkala
b). Penentuan takaran latihan
c). Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi
d). Pengobatan akibat cedera latihan
e). Pengawasan selama pemusatan latihan

9.Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


a). Asuhan keperawatan kepada individu ke puskesmas maupun di rumah dengan berbagai
tingakt umur , kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin.
b). Asuhan perawatan yang di arah kan kepada keluarga sebagai penghuni terkecil dari
masyarakat (keluarga binaan)
c). Pelayanan perawatan kepada kelompok husus di antaranya:
Ibu hamil, anak balita, usia lanjut dan sebagai nya.
d). Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat

10. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja


a). Identifikasi, masalah, meliputi :
1.pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja
2. Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat di puskesmas peninjauan tempat
kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
b). Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja,
lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.
c). Kegiatan pengecekan kecelakaan akibat kerja meliputi:
1. Penyuluhan kesehatan
2. Kegiatan ergonomoik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian anatara alat kerja agar
tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
3.kegiatan monitorin bahaya akibat kerja
4.pemakaian alat pelindung
5.kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
6.kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
7.kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit

11. Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut


a). Pembinaan / pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
b). Pelayanan asuhan kepada kelompok rawan, meliputi:
1. Anak sekolah
2.kelompok ibu hamil, menyusui dan anak prasekolah
c). Pelayanan media gigi dasar, meliputi:
1.pengobatan gigi pada penderitaan yang berobat maupun yang di rujuk.
2.Merujuk kasus kasus yang tidak dapat di tanggulangi kesasaran yang lebih mampu
3. Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
4.Memelihara kebersihan (Higiene klinik)
5.Memelihara atau merawat perawatan atau peralatan atau obat obatan.
d). Pencatatan dan pelaporan.

12. Upaya Kesehatan Jiwa


a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan peran
serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan jiwa
e. Pencatatan dan pelaporan.

13.Upaya Kesehatan Mata


1. Upaya kesehatan mata, pencegahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan pokok
lain nya
2. Upaya kesehatan mata:
a). Anamnese
b). Pemeriksaan pisus dan mata luar, tes buta warna, tes tekanan bola mata, tes saluran air
mata, tes lapangan pandang, fundus kopi , dan pemeriksaan laboratorium
c. Pengebotan dan pemberian kaca mata

14. Upaya pembinaan peran serta masyarakat


Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat di lakukan melalui:
a) . Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, limassektoral
dan bergai organisasi Kesehatan. Yang di laksanakan melalui dialog. Seminar dan
lokar karya, dalam rangka komunitas, informasi, dan motivasi dengan memanfaatkan
media massa dan sistem informasi kesehatan
b) Persiapan petugas penyelenggara melalui latihan, orientasi atau saran sehan
kepemimpinan di bidang kesehatan
c) Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan menggali
menggerakkan sember data yang di miliki nya, melalui rangkaian kegiatan:
1.pendekan kepada tokoh masyarakat
2.survei mawas diri masyarakat untu mengenali masalah kesehatan nya
3.musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan
masalah kesehatan yang di hadapi
4.pelaksaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melaui kader yang telah di
latih 5.upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional
b. Melakukan pembinaan terhadap cara cara pengobatan tradisional.
c. Itulah yang bisa dibagikan tentang fungsi dan kegiatan pokok puskesmas, semoga dapat
menambah informasi dan bermanfaat bagi kita semua.

4.1.1. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak


Upaya kesehatan ibu dan anak adalah uapaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
dan anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.

Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat dan
melaui peningkatan terajat kesehatan yang optimalkan bagi ibu dan keluarganya untuk atau
mempercepat pencapaian target pembangunan kesehatan Indonesia yaitu Indonesia sehat,
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sifat dan perilaku) dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarga.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri
di dalam lingkungan keluarga, desa wisma, posyandu dan karang balita, serta di
sekolah TK.
c. Peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibumenyui, bayi dan anak balita
e. Menigkatnya kemampuan dan peran serta msyarakat, anggota untuk mengatasi
maskaha kesehatana ibu, balita, anak prasekolah terutama melalui peningkatan peran
ibu dalam keluarga nya.
Tabel 4.1

REKAP LAPORAN PWS KIA IBU DAN ANAK PUSKESMAS DESA LALANG BULAN
1–7

No Kegiatan Sasara Targe Ja Fe Ma Ap Me Ju Jumla %


. n t n b r r i n h Kumulati
f
1 Kunjungan 714 100% 48 50 52 54 57 61 322 45,1
K1
2 Kunjungan 714 100% 48 50 52 54 57 61 322 45,1
K4
3 DRT 143 100% 4 1 6 6 6 5 28 19,5
4 Persalinan 682 100% 43 45 47 49 51 5 290 42,5
(PN)
5 Kunjungan 682 100% 43 45 47 49 51 5 290 42,5
Nilas
6 Kunjungan 684 100% 43 45 47 49 51 63 290 42,5
Neonatus
(KNI)
7 Kunjungan 684 100% 43 45 47 49 51 53 290 42,5
Neonatus
Lengkap
(KNLengka
p)
8 Kunjungan 630 100% 39 42 46 48 46 48 269 42,6
Bayi
Lengkap

4.2 Upaya Perbaikan Gizi

Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas yaitu
program kegiatan yang meliputi peningkatan Pendidikan gizi, penanggulangan kurang energi
protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin
A, keadaan zat gizi lebih, Pengkatan Survailans Gizi dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

Kegiatan program gizi yang dilakukan adalah

1. Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman lain pada bayi berumur nol sampai 6 bulan
2. Pemberian MP-ASI anak umur 6-24 bulan adalah pemberian makanan pendamping
ASI pada anak usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
3. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pembberian tablet besi (90
tablet) selama masa kehamilan.
4. Pemberian PMT pemulihan pada keluarga miskin adalah balita keluarga miskin yang
ditangani di sarana pelayanan Kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah
puskesmas.
5. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah
gizi – KLB Gizi- misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.

Tabel 4.2

Data Kasus Balita Gizi Buruk di Wilayah Kerja Desa Puslesmas Desa Lalang

Keluraha Posyandu Tanggal Nam Tanggal L/P BB Nama Alamat Umur B/L BB PB/ Gizi
n ditemukan a Lahir(gr) Ortu Bulan (kg)
TB
Balit
a (cm)
Lalang Mawar

Mawar

Mawar

Mawar

SSB Anggrek

Tabel 4.3

Laporan KEK PUSKESMAS Desa Lalang Januari – Juli 2022

No Kelurahan Jumlah
.
1 Lalang 17
2 SSb 11
Jumlah 28

Cacatan :

Ibu hamil KEK adalah Ibu hamil dengan ukuran lingkar lengan atas ¸23,5 cm
Tabel 4.4

Data-data Imunisasi Yang Ada di Puskesmas Desa Lalang dari Bulan Januari – Juni 2022

JENIS JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI


IMUNISAS
I
HP B 0-7
hari
BCG
DPT 1
DPT 2
DPT 3
POLIO 1
POLIO 2
POLIO 3
POLIO 4
JPV
MR
T1
T2
T3
T4
T5

Tabel 4.5

SEPULUH PENYAKIT TERTINGGI PUSKESMAS DESA LALANG


DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
JANUARI – JUNI 2022

No. Jenis Penyakit Total


1 ISPA 3.600
2 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas 2234
3 Peny. Pada system otot dan jaringan 1815
pengikat
4 Infeksi penyakit usus lain 1810
5 Karies gigi 1776
6 Penyakit tekanan darah tinggi 1497
7 Penyakit kulit alergi 1335
8 Peny, Pulpa dan Jatingan pariapikal 1030
9 Gangguan gigi dan jaringan penyannga 845
lainnya
10 Ginggivitas dan peny periodontal 840

BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

5.1 Latar Belakang

Kekurangan energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah yang terjadi pada
masa kehamilan diamana tidak seimbangannya antara asupan dengan kebutuhan gizi,
kekurangan energi kronis (KEK) diketahui melalui pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
ibu hamil yang kurang dari 23,5cm atau dibagian pita marah LILA. Akibat yang penting khas
dari kejadian KEK adalah berat bayi lahir rendah (BBLR) dibawah 2500 gram
(Supariasa,2002).
Kekurangan energi Kronis (KEK) merupakan suatu kondisi dimana seorang ibu hamil
menderita kekurangan asupan makan yang berlangsung dalam jangka waktu lama (menahun
atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan, sehingga peningkitan
kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak dapat terpenuhi (Kemenkes,2015).

5.2 Permasalahan
Berdasarkan data yang dianalisasi, terdapat masalah tingginya kekurangan energi
kronis (kek) dipukesmas desa lalang, dari bulan januari – juli kekurangan energi kronis
(KEK) berjumlah 28 orang salah satu bentuk faktor resiko pada ibu hamil dipukesmas desa
lalang adalah.
a) Kurangnya asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Karena asupan
makanan ibu hamil berbeda dengan wanita tidak hamil seusianya, asupan makanan
yang dibutuhkan oleh ibu hamil lebih banyak.
b) Beban kerja itu terlalu berat karena faktor ekonomi ibu hamil harus melakukan
pekrjaan yang berat. Dengan melakukan pekerjaan yang berat ini ibu sangat rentan
untuk mengalami kekurangan energi kronis,
c) Usia ibu hamil terlalu muda, usia ibu hamil sangat mempengaruhi status gizi ibu
hamil, jika usia ibu hamil terlalu muda, maka bayi yang dikandungkannya akan
bersaing dengan si ibu muda untuk mendapatkan zat gizi, karena sama-sama
mengalami pertumbuhan dan perkembangan,persaingan ini mengakibatkan ibu
mengalami kekurangan energi kronis,

Kriteria ibu hamil yang mengalami KEK sebagai berikut:


a. Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg.
b. Tinggi badan ibu <145 cm.
c. Berat badan ibu pada kehamilan trisemester III < 45 kg.
d. Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil <17,00
e. Ibu menderita anemia (Hb <11 gr%)
f. Ligkar lengan atas <23,5cm

5.3 Upaya Pemecahan Masalah


Menurut kami upaya pemecahan masalah pada ibu hamil yang mengalami kekurangan
energi kronis (KEK) adalah
a) Istirahat yang cukup,perbaiki pola tidur selama hamil yaitu tidur siang 2 jam
dan malam 8 jam.
b) Makan-makanan yan begizi (seperti: nasi, lauk,sayur, buah susu dan roti ibu
hamil)
c) Jangan mengangkat beban yang berat pada masa kehamilan karena bisa
membahayakan kehamilan ibu.
d) Hindari mengonsumsi kafien, rokok,Jamu-jamuan dan minuman berakohol.
e) Anjurkan ibu untuk mnjaga kebersihan diri (mandi, menggosok gigi,
mengganti pakaian dan celana dalam )
f) Anjurkan ibu untuk berolahraga
g) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
Menurut buku MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN dan buku GIZI KESEHATAN
REPRODUKSI upaya pemecahan masalah ibu hamil yang mengalami kekurangan energi
kronis (KEK) adalah:

a) Makanan-makanan dengan bergizi (seperti:nasi lauk,sayur,buah,susu,) sumber asupan


makanan ini digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis
yang terjadi dalam tubuh yang meliputi pembentukan sel baru, prmberian makanan
bayi melalui plasenta, pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
b) Konsumsi tablet fe selama hamil 2-4 gr, kebutuhan ibu hamil terhadap enegri, vitamin
Maupun mineral meningkat sesuai dengan perubahan fisiologis ibu terutama pada
akhur trismeter kedua dimana terjadi proses hemodelusi yang menyebabkan
terjadinya peningkatan volume darah dan mempengaruhi kosentrasi hemoglobin
darah. Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian table besi,
akan tetapi dengan keadaan gizi kurang bukan saja membutuhkan seplemen energi
juga membutukan suplemen vitamin danzat besi, keperluan yang meningkat pada
masa kehamilan, rendahnya asupan protein hewani serta tingginya konsumis serta /
kandungan fitat dari tumbuh-tumbahan serta protein nabati merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya anemia besi.
c) Istirahat yang cukup untuk menjaga ketahanan kesehatan ibu.
d) Melakukan higinie personal untuk pemelihara kesehatan ibu agar tetap sehatv
e) Memberikan vitamin B kompleks, C dan kalk. Vitamin ini diberikan untuk
mempertahankan stamina ibu.
f) Cognitive behavior therapy (CBT)/ terapi perilaku kognitif, yaitu suatu teknik
psikoterapi yang dapat mempengaruhi penderita kelelahan kronis untuk dapat
menyesuaikan kondisi dan beraktivitas dengan lebih baik. Meskipun bagian dari
psikoterapi, teknik ini bukan berate menandakan bahwa seorang penderita kekurangan
energi kronis adalah penderitagangguan jiwa. Teknik ini dapat mebantu anda dapat
merespon kondisi yang dmengganggu agar tidak dapat menyebabkan hendaya lebih
jauh. CBT dapat dilakukan dengan seorang konselor terlatih atau psikater

5.4 Peran Bidan Dalam Menanggulangi Kekpada Ibu Hamil

Menurut buku KIA peran bidan dalam menanggulangin KEK pada ibu hamil adalah
a. Makan beragam makanan serta propesional dengan pola gizi seimbang dan1 posi
lebih banyak dari pada sebelum hamil
b. Istirahat yang cukup
1. Tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan usahakan siangnya tidur/ berbaring 1-
2 jam
2. Posisi tidur sebaiknya miring kanan.
3. Pada daerah endemis malaria kuganakan kelambu berinsektidasi.
4. Bersama suami lalukan rangsangan atau stimulasi pada janin dengan sering
mengelus-elus perut ibu dan ajak janin berbicara sejak kandungan usia 4
bulan.
c. Mengaja kebesihan diri.
1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, setalah
buang air besar dan buanga air kecil.
2. Menyikat gigi secara benar dan teratur minal setelah sarapan dan seblum tidur.
3. Mandi 2 kali sehari
4. Bersihkan payudara dan kemaluan
5. Ganti pakaian dan pakaian setiap hari .
6. Periksa gigi kefasilitas kesehatan pada saat periksa kehamilan.

d. Boleh melakukan hubungan suami istri selama hamil tanyakan kepada petugas
kesehatan cara yang aman
e. Aktivitas fisik :
1. Suami membantu istrinya yang sedang hamil untuk melakukan pekerjaan
sehari-hari
2. Ikutin senam hamil sesuai dengan ajuran petugas kesehatan.

Menurut buku ajar Gizi dalam kesehatan reproduksi peran bidan dalam
menanggulangi KEK pada ibu hamil adalah
a. KEK mengenai KEK dan faktor yang mempengaruhi serta bagaiamana
menanggulangi
b. PMT bumil diharapkan agar diberikan kepada semua ibu hamil yang ada.
Kodisi KEK pada ibu hamil harus segera ditindak lanjutin sebelum usia
kemhamilan mencapai 16 minggu pemebrian makanan tambahan yang tinggi
kalori dan tinggi protein dan dipadukan dengan penerapan porsi kecil tapi
sering, pada fakta memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di
idnonesia, penambahan 200-450 kalori dan 12-20 gr protein dari kebutuhan
ibu adalah angka mencukupi untuk memenuhi kebutahn.
c. Konsumsi tablet fe selama hamil 2-4 gr. Kebutuhan ibu hamil terhadapt
energi, vitamin maupun mineral meningkat sesuai dengan perubahan fisiologis
ibu terutama pada akhir tri semester ke 2 dimana terajadi proses hemodelusi
yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah dan mempengaruhi
kontraksi homeglobin darah. Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi
dengan pemberian tablet besi, akan tetapi pada keadaan gizi kurang bukan saja
membutuhkan suplemen energi juga membutuhkan suplemen vitamin dan zat
d. serta tingginya komsumsi serat- kandungan vitat dari tumbuh-tumbuhan serta
protein nabati merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi.
e. Ibu diajurkan untuk memakan –makanan yang begizi (seperti: nasi, lauk,
buah , susu,) sumber asupan makanan ini digunakan untuk tumbuh kembang
janin da proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi
pembentukan sel baru, pemberian makanan bayi melalui plasenta,
pembentukan enzim dan hormone penunjang pertumbuhan janin.

LAMPIRAN FOTO BUKU KIA YANG MENGALAMI KEK


LAMPIRAN FOTO IBU HAMIL YANG MENGALAMI KEK
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Puskesmas desa lalang merupakan puskesmas yang terletak di JL binjai km7,5 pasar
II kecamatan medan sunggal dan berbatasan dengankota binjai.pukesmas desa lalang selalu
dikunjungi pasien untuk kunjungan berobat maupun berobat jalan dan pukesmas desa lalang
mnjadi salah satu pukesmas desa lalang mempunyai pukesmas pembantu dijalan balam,
Berdasarkan hasil laporan kekurangan energi kronis yang terdapat dipuskesmas desa
lalang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebanyak 34 orang ibu hamil diwilayah kerja pukesmas desa lalang kecamatan
medan sunggal kota medan mengalami kekurangan energi kronis (KEK)
2. Ibu hamil yang mengalami energi kronis dipukesmas desa lalang dapat dilihat
dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5cm atau penambahan berat badan
< 9 kg.
3. Penyebab seorang ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis di
pukesmas desa lalang yaitu :
a. Kurangnya asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhannya.
b. Beban kerja ibu terlalu berat karena faktor ekonomi
c. Usia ibu hamil terlalu muda

6.2 Saran
1. Memberikan penjelasan atau pemahaman kepada ibu pentingnya makan asupan gizi
seimbang.
2. Diperlukan perhatian dari pemerintah kota medan untuk mengembangkan program
koperasi simpan pinjam mealalui setiap kelurahan agar dapat dijadikan sebagai modal
usaha bagi warga setempat guna menambah pendapat keluarga ibu hamil.
3. Diperlukan peningkatan usaha promosi kesehatan melalui program komunikasi
informasi dan edukasi (KIE) diposyandu oleh tenaga kesehatan maupun tokoh
masyarakat setempat pada ibu hamil tentang pengaturan asupan gizi selama msa
kehamilan, guna mencapai status gizi yang baik selama masa kehamilannya.
4. Tenaga kesehatan lebih aktif lagi dalam melakukan penyuluhan secara berkala kepada
ibu hamil KEK mengenai pemeriksaan ANC yang di dalamnya juga menjelaskan
tentang bahaya KEK dan pentingny setatus gizi yang baik,
5. Bagi dinas kesehatan dikecsmstsn medan sunggal perlu meningkatkan kualitas dan
kuantintas pelayanan gizi pada ibu hamil yang trintegrasi di dalam pelayanan
antenatal yang terpadu, seperti penambahan jumlah PMT untuk pukesmas desa lalang
yang memiliki jumlah ibu hamil KEK.
6. Pukesmas perlu melaksanakan pelatihan pembuatan PMT berbasis makanan lokalagar
ibu hamil mudah mendapatkan bahan makanan yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Resiko ibu hamil kekurangan energi kronis KEK dan anemia untuk
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) penelitian gizi dan makanan jilid
2.1 jakarta. Dapertemen gizi dan kesmas FKMUI,2007

Desi purwati sari, STP dan DWI Maryani,Ssit,2009, Buku Ajar gizi dalam kesehatan
reproduksi. Gramedia. EGC.jakarta

Ibnu Fajar dan Bachyar Bakri,2001. Penelitian setatus gizi Jakarta : EGC

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 6 No 2 Juli-Desember 2018

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2,2017

Laporan Tahunan Pukesmas Desa Lalang 2019

Permenkes,RI.No.284/MENKES/SK/II/2004 tentang buku kesehatan ibu dan anak (KIA) :


Jakarta

Staf Bidang Sosio Ekonometrik Gizi dan Statistik,1980. Pedoman ringkas cara pengukura
Antromestri dan penuntuan Keadaan Gizi, Bogor.

Sutjiati Dwi Handayani.2010. Manajemen asuhan kebidanan. Jakarta : EGC

Yayah K.Husaini, Agustus 1997. Antropometri sebagai indikator Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Medika, no 8 tahun XXIII
Wiryo H, 2002 Peningkatan Gizi Bayi Anak ibu hamil dan menyusui. Sagung seto,
Jakarta.dD. TEMPAT PELAKSANAAN IMUNISASI

DOKUMENTASI PUSKESMAS DESA LALANG


Foto Dolumentasi di UPT Puskesmas Desa Lalang
Kecamatan Medan SunggaL
Foto Kegiatan Penyuluhan Imunisasi di Puskesmas Desa Lalang
Foto Kegiatan Posyandu di Puskesmas Desa Lalang

Foto Kegiatan Pemberian Vitamin kepada anak di Puskesmas Desa Lalang

Anda mungkin juga menyukai