TAHUN 2022
DISUSUN OLEH :
Maimunah R, SST.MKes
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat
dan karunia Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktek Belajar Lapangan
Promosi Kesehatan Dan Kebidanan di Puskesmas Desa Lalang (11Juli 2022-22 Juli 2022 .
Laporan ini merupakan salah satu dari keseluruhan Program Prodi D-III Kebidanan
STIKes Flora semester IV dan juga untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
menerapkan teori yang telah diterima diperkuliahan. Sejalan dengan itu, laporan ini juga
petugas Kesehatan dan mahasiswa kebidanan yang sedang duduk dibangku perkuliahan
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
2. Ibu Rohaua Simbolalon beserta staf selaku Pelayanan Program Kesehatan Puskesmas
Desa Lalang
10. Kepada Ibu Novita Yanti Sitorus,SST,M.Kes selaku dosen pembimbing I, Ibu
Maimunah R, SST.Mkes selaku dosen pembimbing II dan Ibu Pratiwi syah putri
SST, M, K, M selaku dosen Pembimbing III yang telah meluangkan waktu dan
memberikan saran kepada penulis selama dalam penyusunan Laporan Praktek Belajar
Lapangan.
12. Teman-teman sekelompok yang turut membantu dalam penyelesaian Laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki ke arah yang
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................6
1.2 Tujuan...............................................................................................7
1.3 Manfaat.............................................................................................7
1.4 Waktu...............................................................................................7
1.5 Tempat..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................8
2.1 Puskesmas .......................................................................................8
2.1.1 Defenisi Puskesmas..........................................................................8
2.1.2 Sejarah Puskesmas...........................................................................8
2.1.3 Visi dan Misi Puskesmas................................................................11
2.1.4 Fungsi Puskesmasi.........................................................................11
2.1.5 Organisasi Puskesmas....................................................................13
2.1.6 Tata Kerja Puskesmas....................................................................13
2.1.7 Standar Pelayanan Minimal Puskesmas.........................................15
BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS DESA LALANG...................18
3.1 Gambaran Umum...........................................................................18
3.1.1 Letak Geografis dan Demografis Puskesmas Desa Lalang...........18
3.1.2 Batas Wilayah Kerja.......................................................................18
3.1.3 Data Demografi..............................................................................18
3.1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Desa Lalang.................................28
BAB IV KEGIATAN PUSKESMAS DESA LALANG....................................24
4.1 Upaya Kesehatan Wajib.................................................................24
4.2 Upaya Perbaikan Gizi.....................................................................34
BAB V PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH.....................38
5.1 Latar Belakang...............................................................................38
5.2 Permasalahan..................................................................................38
5.3 Upaya Pemecahan Masalah............................................................39
5.4 Peran Bidan Menanggulangi KEK pada Ibu Hamil.......................40
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................44
6.1. Kesimpulan.....................................................................................44
6.2. Saran...............................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 46
DOKUMENTASI PUSKESMAS DESA LALANG......................................... 47
BAB I
PENDAHULUAN
a. Faktor puskesmas yang berhubungan dengan kualitas pelayanan kesehatan dan tingkat
kepuasan pasien . Artinya selama kualitas pelayanan kesehatan memenuhi kepuasan
pasien, maka tingkat kesesuaian akann tinggi dan puskesmas di permukaan oleh
puskesmas maksud kesesuaian yaitu adanya kesamaan dalam tujuan, puskesmas dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dan syarat menerima pelayanan
sesuai dengan harapan. Sebaliknya, selama kualitas pelayanan kesehatan tidak
memenuhi tingkat kepuasan pasien, maka tingkat kesesuaian akan rendah
mengakibatkan puskesmas akan di tinggal masyarakat.
b. Kedua faktor adanya perubahan (transisi) demogratif, epidemiologi, sosio-ekonomi
serta nilai dan sikao kritis masyarakat akan menciptakan keperluan keperluan
pelayanan kesehatan yang sangat komplek dan beragam.
Dengan demikian kedudukan dan peran kualitas pelayanan puskesmas sangatlah
penting untuk di laksanakan (santoso.2010)
Berdasarkan kutipan di atas dapat di pahami bahwa kualitas dan kepuasan pelayanan di
puskesmas merupakan permasalahan penting dan saling berhubungan. Puskesmas sebagai
lembaga yang menyediakan layanan kesehatan perlu di miliki SDM yang mampu
memberikan kualitas pelayanan kepada masyarakat, karena kepuasan pasien tergantung
kepada kualitas pelayanan. Suatu di katakan pelayanan berkualitas oleh pasien di tentukan
oleh kenyataan jasa yang di berikan bisa memenuhi kebutuhan dan harapan pasien. Harvanto
(2009). Menjelaskan bahwa pengukuran aspek kualitas bermanfaat bagi puskesmas untuk:
Fasilitas kesehatan dan jenis obat obatan kurang lengkap dengan terkesan lambat ,
sehingga masyarakat merasankurang puas. Kepuasan pasien merupakan tujuan utama
puskesmas dengan harapan agar pasien melakukan kunjungan ulang ke puskesmas. Hal ini di
buktikan oleh prastiwi dan ayubi (2008) yang menyimpulkan bahwa pasien yang puas akan
membuat pasien setia untuk tetap menggunakan jasa yang di berikan oleh puskesmas.
Pasien yang puas terhadapa pelayanan kesehatan akan berpeluang untuk berminat
melakukan kunjungan ulang ke UPT puskesmas desa lalang. Di dukung hasil wawancar
Dengan lima pasien 2 pasien menyatakan belum puas dan 3 pasien menyatakan puas dengan
pelayanan pegawai. Pasien yang menjawab dengan puas karena saat pengambilan obat yang
di dahulukan adalah lansia. Proses lama saat pendaftar.
Sedangkan pasien yang puas dengan pelayanan pegawai karena sikap sikap dokter
yang ramah, lingkungan bersih, dan obat yang di berikan dokter menyembuhkan sakit pasien.
Mengingat pasien yang menyatakan belum puas lebih banyak di bandingkan dengan pasien
yang sudah puas dengan pelayanan pegawai, oleh sebab itu puskesmas perlu terus meningkat
kan kualitas pelayanannya agar kepuasan pasien dapat tercapai berdasarkan latar belakang
tersebut, penelitian tertaritertarikuntuk meneliti pengaruh kualitas pelayanan pegawai
terhadapa kepuasan dan minat kunjungan padien rawat jalan di puskesmas desa lalang.
Adapun penyakit yang menonjol di puskesmas desa lalang yaitu kekurangan energi
kronis (KEK) pada ibu hamil. Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan salah satu
masalah yang terjadi pada masa kehamilan di mana tidak tidak seimbang nya antara asupan
dengan kebutuhan gizi. Kekurangan energi kronis (KEK) di ketahui melalui pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) ibu yang kurang dari 23,5 cm atau di bagian pita merah LILA.
Akibat yang paling khas dari kejadian KEK adalah berat bayi lahir rendah (BILA) di bawah
2500 gram (Supariasa 2002).
Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan suatu kondisi di mana seseorang ibu
hamil menderita kekurangan asupan makanan yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(menahun atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan sehingga
meningkatkan kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak dapat terpenuhi (kemenkes
2015).
1 pengukuran LILA
a. Ada beberapa cara untuk dapat di gunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara
lain:
a) Tetapkan posisi bahu dan siku
b) Letakkan pita antara bahu dan siku
c) Tentukan titik tengah lingkaran pita lila pada tengah lengan
d) Pita jngan terlalu ketat
e) Pita jangan terlalu longgar
f) Cara pembacaan skala yang benar
b. Lingkaran lengan atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot
yang tidak perpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk
skrining malnutrisi protein yang biasanya di gunakan oleh DapKes untuk mendeteksi
apakah seorang menderita kurang energi kronis. Ambang batas LILA WIS dengan resiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23,5 cm atau di bagian
merah pita LILA artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan di perkirakan
akan melahirkan berat bayi lahir rendah (Arisman 2007).
2.Pengukuran Berat Badan
b. Di gunakan karena parametee ini mudah di mengerti sekalipun oleh mereka yang buta
huruf
c. Berat badan adalah satu palameter yang memberikan gambaran masa tubuh, masa tubuh
sangat sensitif terhadap perubahan perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang
penyakit infeksi menurunnya nafsu makan atau smenurunnya jumlah makanan yang di
konsumsi.
d. Pada prinsipnya ada dua macam timbangan yaitu beam (lever) belance secales dan pring
scale. Contoh beam balance ialah dancing dan spring scale adalah timbangan pegas .
Karena pegas mudah
Scale adalah timbangan pegaspegas. Karena pegas mudah melar timbangan jenis sparing
scsle tidak di anjurkan untuk di gunakan berulang kali, apalagi pada lingkungan yang bersuhu
panas.
e. Berat badan ibu ideal ibu hamil sebenarnya tidak ada rumusnya , tetapi bisa rumusnya di buat
yaitu dengan dasar penambahan berat badan ibu hamil tiap minggunya yang di kemukakan
oleh para ahli berkisar anatara 350-400 gram. Kemudian berar badan yang ideal untuk
seorang agar dapat menopang beraktivitas normal yaitu dengan melihat berat badan yang
sesuai dengan tinggi badan pada sebelum hamil serta umur kehamilan hingga rumusnya
dapat di buat.
f. Rumus berat badan ideal untuk ibu hamil yaitu sebagai berikut:dengan penjelasan nya adalah
BBIH adalah berat badan ideal ibu hamil yang akan di cari BBI =(tb-110) jika tb di atas 160
cm (tb-105) jika tb di bawah 160 cm . Berat badan ideal ini melupakan pengembangan dari
(tb 100) pada broca untuk orang Eropa dan sesuai kan oleh katsura untuk orang Indonesia.
UH adalah umur kehamilan dalam minggu . Diambil perminggu agar kontrol paktor resiko
penambahan berat badan dapan dengan dini diketahui . 0,35 adalah tambahan dengan berat
badan kg perminggu nya 350-400 gram atau 0,35 gr. Dasar nya di ambil dengan nilai
terrendah adalah penambah berat badan lebih di tekan kan pada kualitas (mutu) bukan pada
kuantitas (banyaknya supariasa 2002).
Pertumbuhan linier adalah pertumbuhan tulang rangka terutama rangka extrimitas (tulang
dan lengan). Untuk tinggi badan peranan tungkai yang dominan. Pengukur tinggi badan orang
dewasa atau yang sudah bisa berdiri digunakan alat microtoise(baca:mikrotoa) dengan skala
maksimal 2 meter dengan ketelitian 0,1 cm. Apalabila tidak tersedia mimrotoise dapat di
gunakan pita fibreglas (pita tulang jahit pakaian) debgan bantuan papan data dan tegak lurus
dengan lantai. Pengukur dengan pita fibreglass seperti ini harus menggunakan alat bantu siku
siku. Persyaratan tempat pemasangan alat adalah dinding harus datar danrata dan tegak lurus
dengan lantai. Dinding yang memiliki handuk di bagian bawah(biasanya pada lantai
keramik) tidak bisa di gunakan. Hal yang harus di perhatikan saat pemasangan mikrotoises
adalah saat sudah terpasang dan di tentang maksimal ke lantai harus terbaca pada skala 0cm.
Untuk terukur yang memakai sanggul harus dibtanggalkan lebih dahulu atau di geser ke
bagian kiri kepala. Saat pengukuran, sandal, dan topi harus di lepas. Baca hasil ukur pada
posisi tegak lurus dengan mata (sudut pandang mata dan skala microtoise harus sudut 90
derajat). Pada gambar di atas, apalagi terukur lebih tinggi di pengukur, maka pengukuran
harus menggunakan alat peningibagar posisi baca baca tegak lurus. Bacaan pada ketelitian
0,1 cm, artinya apalabila tinggi terukur 160 cm harus di tulisb160, 0 cm (koma nol harus di
tulis). Tinggi badan harus kurang dari 145 cm atau kurang merupakan salah satu risti pada ibu
hamil. Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkn tidak proporsional, dalam hal ini ada
dua kemungkinan yang terjadi
a. Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin/kepala tidak besar.
b. Panggil ukuran normal tetapi anaknya besar/kepala besar. Pada kedua kemungkinan
itu, bayi tidak dapat lahir melalui jalan biasa, dan membutuhkan operasi sesar.
a. Masalah kekeurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu,
juga dapat mempengaruhi produktif kerja. Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985
menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa di tentukan oleh body mass
index (BMI).
b. Di Indonesia istila Body mass index di terjemahkan menjadi indekx masa tubuh
(IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal kemungkinan seseorang dapat mencapai usia
harapan hidup lebih panjang. Berat badan di lihat dari Quatelet atau body mass index
(IMT).
c. Ibu hamil dengan berat badan di bawah normal sering di hubungkan dengan
abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight
meningkatkan resiko atau terjadi kesulitan dalam persalinan. Indeks masa tubuh (IMT)
merupakan rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa. Sss
e. Rumus ini hanya cocok di terapkan pada mereka yang berusia antara 19-79 tahun,
bersturuktur tulang belakang normal, bukan atlet atau binaragawa.
1.2 Tujuan
b.Mengetahui Hubungan bukti fisik (tangible) pegawai dengan kepuasan pasien dan
1.3 Manfaat
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa untuk mengetahui manejemen
asuhan kebidanan dengan kekurangan energi kronis pada ibu hamil di puskesmas desa
lalang
1.4 Waktu
Pelaksanaan praktek belajar lapangan di puskesmas desa lalang oleh mahasiswi
akademik kebidanan STIKES FLORA MEDAN TK ll smester lv selama 2 minggu
yaitu tanggal 11 Juli s/d 25 Juli 2022
1.5 Tempat
Tempat yang di pergunakan untuk mendapatkan keterampilan tersebut adalah
puskesmas desa Lalang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untbuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas)
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, utuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes. 2014)
Jadi PKMD bisa dikatakan perpanjangan konsepdari pukesmas. PKMD adalah bagian
integral dari pembangunan desa secara keseluruhan. Usaha-usaha PKMD jika dilihat dari
kepentingan masyarakat merupakan kegiatan swadaya masyarakt yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari
kepentingan pemerintah maka PKMD merupakan usaha untuk memperluas jangkauan
pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta sebagai “ Health Provider”
dengan peran serta aktif dari masyarakat sendiri. Diharapkan dengan pelaksanaan PKMD
akan menyediakan pelayanan untuk perbaikan hygiene perorangan. Kesehatan lingkungan.
Perbaikan taraf gizi. Pengembangan kesadaraan untuk hidup sehat, penyuluhan kesehatan,
pelayanan kuratif dan preventif termasuk kesejahtaeraan ibu dan anak. Keluarga berencana,
Imunisasi, pemberantasan penyakit menular . usaha kesehatan sekolah dan lain sebagainya
sesuai dengan kebutuhan setempat.
Dengan adanya pelaksanaan PKMD banyak contoh-contoh didesa diamna masyarakat
secara bergotong- royong mengatasi problema kesehatan. Seperti pembuatan kasus (WC)
pemasangan pipa bambu untuk mendatangkan air bersih, taman gizi, peartolongan pertama
pada kecelakaan. Pengobat ringan. Mengenal dan melaporkan adanya penyakit menular,
penyuluhan dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Keluarga berencana dan sebagainya,.
Pembangunan kesehatan di Indonesia telah mengacu kepadaundang-undang
kesehatan. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) & rencana pokok program pembangunan
bidang kesehatan. (RP3JPK) sistem kesehatan nasional telah ditetapkan untuk digunakan
sebagai sumbangan bagi peningkatan penyelenggarakan pembangunan Nasional dan sebagai
pedoman bagi penyelenggarakan upaya kesehatan diseluruh Indonesia dalam menjalankan
tugas-tugas pembangunan di bidang kesehatan. Sedangkan RP3JPK merupakan pedoman
bagi penyusunan rencana lima tahunan dan juga rencana tahunan dibidang kesehatan baik
dalam bentuk program-program dan proyek pembangunan maupun dalam bentuk kegiatan
rutin.
Selanjutnya dalam rangka mengoperasionalkan kebijakan pemerintah pusat
(Departemen Kesehatan) di Kabupaten, maka berdirilah kantor dapartemen Kesehatan
kabupaten yang bertugas melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengawasan dan
pernetiban upaya kesehatan kabupaten serta kecamatan. Segala urusan yang dilimpahkan oleh
pemerintah pusat kepada pejabat-pejabatnya di daerah mnjadi tanggung jawab pemerintah
pusat baik mengenai perencanaan pelaksanaan maupun pembiayaan,
Adapun hubungan fungsional antara kantor Dapartemen Kesehatan Kabupaten
dengan dinas kesehatan kabupaten meliputi :
1. Pengarahsan perencanaan program desentralisas
2. Penyelenggarakan administrasi kepegawaian
3. Pengawasan yang menyeluruh
4. Hubungan teknis kesehatan
Keberhasilan program kesehatan secara nyata dapat dilihat dari semakin
meningkatnya
Kualitas upaya pelayanan rujukan yang diketahui dari meningkatny strata/score pukesmas
dan RSUD dimana untuk pukesmas yang terakridatasi secara penuh dan RSUD type B.
Peran serta segenap masyarakat dan kerja sama lintas sektoral dan pkk dalam upaya
pembangunan kesehatan cukup besar. Terbukti dengan semakin masyarakatnya posyandu dan
tercapainya target-target program kesehatan khususnya Imunisasi/UCI kesejahteraan ibu dan
anak (KIA) penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM),pembinaan kesehatan lingkungan
(PKL) gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK),
upaya kesehatan rujukan, penyuluhan obat ginerik dan lain-lain
VISI
“Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang berkualitas menuju masyarakat sehat dan mandiri
diwilayah kerja pukesmas desa lalang”
MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai prosedur.
2. Meningkatkan sumber daya manusia tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
3. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
MOTTO
“Melayani Dengan Sepenuh Hati”,
Simpang tanjung
Puskesmas Desa Lalang di resmikan tanggal 18 Desember 1982 oleh walikota medan
BAPAK R.S RANGKUTI
Puskesmas Desa Lalang dengan menjalankan kegiatan yang di dukung oleh fasilitas :
a. Fasilitas gedung puskesmas permanen
b. Fasilitas sumber kendaraan dua
c. Fasilitas sumber daya manusia
d. Fasilitas alat-alat
e. Fasilitas obat- obatan
f. Fasilitas administrasi
g. Fasilitas imunisasi
h. Fasilitas laboratorium
e. Buku laporan
g. Lemari arsip
i. Stempel
j. Arsip komputer
Fasilitas imunisasi
b. Dysposible syring
Pelayanan desa lalang saat ini gratis untuk seluruh warga kota medan.selain melayani
pasien umum puskesmas desa lalang juga melayani pasien UMUM,BPJS,KIS,ASKES.pada
puskesmas desa lalang melayani 16 program yang tercantum dalam program kesehatan
nasional.
Berdasar kan buku pedoman kerja puskesmas yang tebaru ada beberapa usaha
pokok kesehatan yang dapat di lakukan oleh puskesmas itu pun sangat tergantung kepada
faktor tenaga.sarana dan prasarana serta biaya yang tersedia.pelaksanaan kegiatan pokok
diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil.
Oleh karena itu kegiatan pokok puskesmas di tunjukkan untuk kepentingan keluarga sebagai
bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya .kegiatan kegiatan yang di laksanakan oleh
petugas dan kegiatan pokok diatas adalah:
a) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yg
mengunjungi KIA
b) Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan
bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana.
c) Mengadakan pembicaraan pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja
ada kesempatan baik di puskesmas maupun sewaktu mengadakan kunjungan
rumah.
d) Memasang IUD,cara cara penggunaan pit kondom dan cara cara lain dengan
memberi saran nya
e) Melanjutkan mengamati mereka dan menggunakan sarana jehamilan
dapat berupa:
1.rujukan niagnostik
3.rujukan lain
a) penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yg tak terpisah kan dari tiap tiap
program puskesmas.kegiatan penyuluhan kesehatan di lakukan pada setiap kesempatan
petugas,apakah di klinik.rumah dan kelompok” masyarakat.
e) pemeriksaan kesehatan perodik sekali setahun untuk kelas II dan kelas IV dan guru berupa
pemeriksaan kesehatan sederhana
i) rujukan medik
Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat dan
melaui peningkatan terajat kesehatan yang optimalkan bagi ibu dan keluarganya untuk atau
mempercepat pencapaian target pembangunan kesehatan Indonesia yaitu Indonesia sehat,
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sifat dan perilaku) dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarga.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri
di dalam lingkungan keluarga, desa wisma, posyandu dan karang balita, serta di
sekolah TK.
c. Peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibumenyui, bayi dan anak balita
e. Menigkatnya kemampuan dan peran serta msyarakat, anggota untuk mengatasi
maskaha kesehatana ibu, balita, anak prasekolah terutama melalui peningkatan peran
ibu dalam keluarga nya.
Tabel 4.1
REKAP LAPORAN PWS KIA IBU DAN ANAK PUSKESMAS DESA LALANG BULAN
1–7
Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas yaitu
program kegiatan yang meliputi peningkatan Pendidikan gizi, penanggulangan kurang energi
protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin
A, keadaan zat gizi lebih, Pengkatan Survailans Gizi dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
1. Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman lain pada bayi berumur nol sampai 6 bulan
2. Pemberian MP-ASI anak umur 6-24 bulan adalah pemberian makanan pendamping
ASI pada anak usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
3. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pembberian tablet besi (90
tablet) selama masa kehamilan.
4. Pemberian PMT pemulihan pada keluarga miskin adalah balita keluarga miskin yang
ditangani di sarana pelayanan Kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah
puskesmas.
5. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah
gizi – KLB Gizi- misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
Tabel 4.2
Data Kasus Balita Gizi Buruk di Wilayah Kerja Desa Puslesmas Desa Lalang
Keluraha Posyandu Tanggal Nam Tanggal L/P BB Nama Alamat Umur B/L BB PB/ Gizi
n ditemukan a Lahir(gr) Ortu Bulan (kg)
TB
Balit
a (cm)
Lalang Mawar
Mawar
Mawar
Mawar
SSB Anggrek
Tabel 4.3
No Kelurahan Jumlah
.
1 Lalang 17
2 SSb 11
Jumlah 28
Cacatan :
Ibu hamil KEK adalah Ibu hamil dengan ukuran lingkar lengan atas ¸23,5 cm
Tabel 4.4
Data-data Imunisasi Yang Ada di Puskesmas Desa Lalang dari Bulan Januari – Juni 2022
Tabel 4.5
BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Kekurangan energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah yang terjadi pada
masa kehamilan diamana tidak seimbangannya antara asupan dengan kebutuhan gizi,
kekurangan energi kronis (KEK) diketahui melalui pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
ibu hamil yang kurang dari 23,5cm atau dibagian pita marah LILA. Akibat yang penting khas
dari kejadian KEK adalah berat bayi lahir rendah (BBLR) dibawah 2500 gram
(Supariasa,2002).
Kekurangan energi Kronis (KEK) merupakan suatu kondisi dimana seorang ibu hamil
menderita kekurangan asupan makan yang berlangsung dalam jangka waktu lama (menahun
atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan, sehingga peningkitan
kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak dapat terpenuhi (Kemenkes,2015).
5.2 Permasalahan
Berdasarkan data yang dianalisasi, terdapat masalah tingginya kekurangan energi
kronis (kek) dipukesmas desa lalang, dari bulan januari – juli kekurangan energi kronis
(KEK) berjumlah 28 orang salah satu bentuk faktor resiko pada ibu hamil dipukesmas desa
lalang adalah.
a) Kurangnya asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Karena asupan
makanan ibu hamil berbeda dengan wanita tidak hamil seusianya, asupan makanan
yang dibutuhkan oleh ibu hamil lebih banyak.
b) Beban kerja itu terlalu berat karena faktor ekonomi ibu hamil harus melakukan
pekrjaan yang berat. Dengan melakukan pekerjaan yang berat ini ibu sangat rentan
untuk mengalami kekurangan energi kronis,
c) Usia ibu hamil terlalu muda, usia ibu hamil sangat mempengaruhi status gizi ibu
hamil, jika usia ibu hamil terlalu muda, maka bayi yang dikandungkannya akan
bersaing dengan si ibu muda untuk mendapatkan zat gizi, karena sama-sama
mengalami pertumbuhan dan perkembangan,persaingan ini mengakibatkan ibu
mengalami kekurangan energi kronis,
Menurut buku KIA peran bidan dalam menanggulangin KEK pada ibu hamil adalah
a. Makan beragam makanan serta propesional dengan pola gizi seimbang dan1 posi
lebih banyak dari pada sebelum hamil
b. Istirahat yang cukup
1. Tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan usahakan siangnya tidur/ berbaring 1-
2 jam
2. Posisi tidur sebaiknya miring kanan.
3. Pada daerah endemis malaria kuganakan kelambu berinsektidasi.
4. Bersama suami lalukan rangsangan atau stimulasi pada janin dengan sering
mengelus-elus perut ibu dan ajak janin berbicara sejak kandungan usia 4
bulan.
c. Mengaja kebesihan diri.
1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, setalah
buang air besar dan buanga air kecil.
2. Menyikat gigi secara benar dan teratur minal setelah sarapan dan seblum tidur.
3. Mandi 2 kali sehari
4. Bersihkan payudara dan kemaluan
5. Ganti pakaian dan pakaian setiap hari .
6. Periksa gigi kefasilitas kesehatan pada saat periksa kehamilan.
d. Boleh melakukan hubungan suami istri selama hamil tanyakan kepada petugas
kesehatan cara yang aman
e. Aktivitas fisik :
1. Suami membantu istrinya yang sedang hamil untuk melakukan pekerjaan
sehari-hari
2. Ikutin senam hamil sesuai dengan ajuran petugas kesehatan.
Menurut buku ajar Gizi dalam kesehatan reproduksi peran bidan dalam
menanggulangi KEK pada ibu hamil adalah
a. KEK mengenai KEK dan faktor yang mempengaruhi serta bagaiamana
menanggulangi
b. PMT bumil diharapkan agar diberikan kepada semua ibu hamil yang ada.
Kodisi KEK pada ibu hamil harus segera ditindak lanjutin sebelum usia
kemhamilan mencapai 16 minggu pemebrian makanan tambahan yang tinggi
kalori dan tinggi protein dan dipadukan dengan penerapan porsi kecil tapi
sering, pada fakta memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di
idnonesia, penambahan 200-450 kalori dan 12-20 gr protein dari kebutuhan
ibu adalah angka mencukupi untuk memenuhi kebutahn.
c. Konsumsi tablet fe selama hamil 2-4 gr. Kebutuhan ibu hamil terhadapt
energi, vitamin maupun mineral meningkat sesuai dengan perubahan fisiologis
ibu terutama pada akhir tri semester ke 2 dimana terajadi proses hemodelusi
yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah dan mempengaruhi
kontraksi homeglobin darah. Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi
dengan pemberian tablet besi, akan tetapi pada keadaan gizi kurang bukan saja
membutuhkan suplemen energi juga membutuhkan suplemen vitamin dan zat
d. serta tingginya komsumsi serat- kandungan vitat dari tumbuh-tumbuhan serta
protein nabati merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi.
e. Ibu diajurkan untuk memakan –makanan yang begizi (seperti: nasi, lauk,
buah , susu,) sumber asupan makanan ini digunakan untuk tumbuh kembang
janin da proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi
pembentukan sel baru, pemberian makanan bayi melalui plasenta,
pembentukan enzim dan hormone penunjang pertumbuhan janin.
6.2 Saran
1. Memberikan penjelasan atau pemahaman kepada ibu pentingnya makan asupan gizi
seimbang.
2. Diperlukan perhatian dari pemerintah kota medan untuk mengembangkan program
koperasi simpan pinjam mealalui setiap kelurahan agar dapat dijadikan sebagai modal
usaha bagi warga setempat guna menambah pendapat keluarga ibu hamil.
3. Diperlukan peningkatan usaha promosi kesehatan melalui program komunikasi
informasi dan edukasi (KIE) diposyandu oleh tenaga kesehatan maupun tokoh
masyarakat setempat pada ibu hamil tentang pengaturan asupan gizi selama msa
kehamilan, guna mencapai status gizi yang baik selama masa kehamilannya.
4. Tenaga kesehatan lebih aktif lagi dalam melakukan penyuluhan secara berkala kepada
ibu hamil KEK mengenai pemeriksaan ANC yang di dalamnya juga menjelaskan
tentang bahaya KEK dan pentingny setatus gizi yang baik,
5. Bagi dinas kesehatan dikecsmstsn medan sunggal perlu meningkatkan kualitas dan
kuantintas pelayanan gizi pada ibu hamil yang trintegrasi di dalam pelayanan
antenatal yang terpadu, seperti penambahan jumlah PMT untuk pukesmas desa lalang
yang memiliki jumlah ibu hamil KEK.
6. Pukesmas perlu melaksanakan pelatihan pembuatan PMT berbasis makanan lokalagar
ibu hamil mudah mendapatkan bahan makanan yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Resiko ibu hamil kekurangan energi kronis KEK dan anemia untuk
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) penelitian gizi dan makanan jilid
2.1 jakarta. Dapertemen gizi dan kesmas FKMUI,2007
Desi purwati sari, STP dan DWI Maryani,Ssit,2009, Buku Ajar gizi dalam kesehatan
reproduksi. Gramedia. EGC.jakarta
Ibnu Fajar dan Bachyar Bakri,2001. Penelitian setatus gizi Jakarta : EGC
Staf Bidang Sosio Ekonometrik Gizi dan Statistik,1980. Pedoman ringkas cara pengukura
Antromestri dan penuntuan Keadaan Gizi, Bogor.
Yayah K.Husaini, Agustus 1997. Antropometri sebagai indikator Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Medika, no 8 tahun XXIII
Wiryo H, 2002 Peningkatan Gizi Bayi Anak ibu hamil dan menyusui. Sagung seto,
Jakarta.dD. TEMPAT PELAKSANAAN IMUNISASI