Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KELUARGA DAN KOMUNITAS

DI PUSKESMAS BESTARI

PERIODE TANGGAL 15 JANUARI 2024 – 27 JANUARI 2024

DI SUSUN OLEH :

1) Muhammad Ali Sembiring 2114401005


2) Ahmad Bima Prasetyo 2114401011
3) Putri Amelia 2114401010
4) Rikarni Baene 2114401009
5) Ayu Karisma 2114401001

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA MEDAN

PRODI D-III KEPERAWATAN


2024
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA

TANGGAL .......................... 2024

PEBIMBING KLINIK PEBIMBING AKADEMIK

Juli Utari Israini, S.Kep., Ns Budiana Yazid, S.Kep., Ns. M.Kep

Kepala Prodi D3 Keperawatan KEPALA PUSKESMAS BESTARI


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora
Medan

Rina Rahmadani, S.Kep., Ns. M.Kep Dr. Mayer Situmorang, M.KT

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami sehingga “Laporan
Program Puskesmas: Praktik Keperawatan Keluarga dan komunitas Bestari Periode 15
Januari 2024 – 27 Januari 2024 ini dapat terselesaikan dengan baik danlancar.
Laporan Program Puskesmas ini disusun untuk memenuhi tugas Praktik
Keperawatan Keluarga Mahasiswa Semester V Program Studi D3 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan Tahun Akademik 2023/2024. Dalam peyusunan
Laporan Program Puskesmas ini tidak lepas dari segala bimbingan dan bantuan berbagai
pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih, kepada
yang terhormat:
1. Rina Rahmadani, S.Kep., Ns. M.Kep, selaku Kepala Program studi d3 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan yang telah memberikan dukungan dan izin
untuk melaksanakan Praktik KeperawatanKeluarga dan Komunitas.
2. Dr. Mayer Situmorang, M.KT selaku Kepala Puskesmas Bestari yang telah memfasilitasi
pelaksanaan Praktik Keperawatan Keluarga dan Komunitas.
3. Juli Utari Israini, S.Kep., Ns, selaku Pembimbing Klinik dalam kompetensi Program
Puskesmas di Puskesmas Bestari.
4. Budiana Yazid, S.Kep., Ns. M.Kep, selaku Pembimbing Akademik dalam kompetensi
Program Puskesmas di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora
Medan yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga Laporan Program
Puskesmas ini dapat tersusun dengan baik.
5. Staf dan karyawan Puskesmas Bestari yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan
Program Puskesmas.
6. Rekan-rekan kelompok Praktik Keperawatan Terpadu Prodi D3 Keperawatan Fakultas
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Flora Medan yang telah memberikan dan
meluangkan segala hal untuk dapat menyelesaikan tugas Laporan Program Puskesmas
ini.

ii
7. Segenap pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan Laporan Program
Puskesmas ini. Kami menyadari dalam penyusunan Laporan Program Puskemas ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi perbaikan di masa yang akandatang.

Demikian, kami berharap semoga Laporan Program Puskemas ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu keperawatan.

Medan, 29 Januari 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………….....…..……..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….…...…........ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….............................iv
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………….....….…1
1.1 Latar Belakang…………………………………...........................................................6
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...…..... 6
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………...……..….. 6
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………..………................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………...………....…....7
2.1 Pengertian Puskesmas……………………………………………..........…………..….. 7
2.2 Tujuan Puskesmas……………………………………………...........………...............9
2.3 Fungsi Puskesmas………………………………………………………...........…..…....9
2.4 kerja pokok puskesmas………………………………………………........................12
2.5 Sasaran kerja puskesmas…………………………………………..........……............14
2.5.1 Moralitas ..........................................................................................................14
2.5.2 Morbalitas ........................................................................................................14
2.6 Wilayah Kerja Puskesmas............................................................................................18
2.7 Kedudukan Puskesmas.................................................................................................19
BAB III. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS……………………............................21
3.1 Sejarah Puskesmas…………………………………………….......…...........……….21
3.2 Data Datar……………………………………………………...........…….....………22
3.3 Visi, Misi, Dan Motto………………………………………...........…….......………22
3.4 Struktur Organisasi……………………………………………….................……….23
3.5 Data Geografis dan Demografi Puskesmas………………………........…....…...…..24
BAB IV. IDENTIFIKASI PROGARAM PUSKESMAS…………...........……......…25
4.1 Program Produk…………………………………………….………..........……...….25
4.1.1 Program Produk Perbaikan Gizi.......................................................................25
4.1.2 Upaya Kesehatan Usia Lanjut...........................................................................25
4.1.3. Program kesehatan ibu & anak termasuk keluarga berencana.........................26
4.2 Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja......................................................26
4.2.1 Usaha Kesehatan Sekolah…………………………………………........…......….. 27

iv
4.2.2 Program Inovasi…………………………………………………............…..……. 27
4.2.3 kesehatan usia lanjut……………………………………………..........…………28
BAB V. PEMBAHASAN………………………………………………………….….................30
5.1 Pelayanan kesehatan…………………………………………………..…………,..................30
5.2 Pelaksana praktek Kerja Lapangan…………………………………….………..…................30
5.2.1 kegiatan di ruang pendaftaran .........................................................................30
5.2.2 kegiatan di ruang IGD dan poli gigi ................................................................31
5.2.3 kegiatan di ruang poli umum............................................................................31
5.2.4 kegiatan di ruang KIA ......................................................................................31
BAB VI. PENUTUP ........................................................................................................32
6.1 Kesimpulan .................................................................................................................32
6.2 Saran............................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...............34
LAMPIRAN DOKUMENTASI…………………………………..……………........... 35

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan). Setiap
masyarakat berhak mendapatkan layanan kesehatan. Untuk itu, diperlukan sumber
daya di bidang kesehatan agar dapat melaksanakan layanan kesehatan secara
menyeluruh. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga,
perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan
kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat (Undang-Undang RI Nomor 36, 2009).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 75,2014).

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan


dan Kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalamlingkungan dan Dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan Yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh Wilayah Republik Indonesia
(Visi Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan)

Salah satu bentuk nyata dari upaya kesehatan adalah adanya ketersediaan
data dan Informasi dibidang kesehatan. Ketersediaan data dan informasi yang
akurat, komprehensif Dan mutakhir akan diperoleh jika Indonesia memiliki
Sistem Informasi Kesehatan yang Mampu mengelola data dan informasi mulai
dari tingkat Puskesmas, Kabupaten/Kota, Propinsi sampai Nasional. Untuk itu
sejak tahun 2001, pemerintah melalui pelaksanaan Desentralisasi sektor kesehatan
telah mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan.

1
Seiring dengan kebutuhan data dan informasi di tingkat Puskesmas,
Departemen Kesehatan RI telah melakukan kebijakan melalui Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dimana sumber utamanya adalah SP2TP
(Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas). Namun dalam
pelaksanaannya menurut kajian Depkes RI, data SP2TP Dimaksud belum dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh karena berbagai hal yang berkaitan Dengan
rancangan sistem tersebut.

Departemen Kesehatan sudah sejak lama mengembangkan Sistem


Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) yaitu semenjak diciptakannya SP2TP
dan pengembangannya terus ditingkatkan dengan telah dibentuknya Pusat Data
Kesehatan pada tahun 1984. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
511/Menkes/SK/V/2002 mengenai Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) Berusaha dikembangkan dalam bentuk
suatu sistem yang tidak berdiri sendiri, melainkan Bagian dari himpunan atau
jaringan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi. Sistem Informasi Kesehatan
Provinsi itu sendiri dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem Informasi
Kesehatan Kabupaten/ Kota (Departemen Kesehatan RI, 2007). Walaupun idenya
telah Dimunculkan mulai tahun 2002 dan di beberapa kabupaten/kota di Sumatera
Barat telah Melakukan uji coba pelaksanaan sistem informasi kesehatan secara
komputerisasi (online) Tapi di Kabupaten Solok masih dilakukan secara manual
dengan tetap menggunakan Konsep SP2TP yang sudah dimodifikasi.

Menteri Kesehatan (2010) di Konferensi Informatika Kesehatan Indonesia


2010 Menyatakan bahwa upaya pembangunan kesehatan membutuhkan banyak
sumber daya untuk Pengambilan keputusan. Saat ini yang terjadi adalah
keterbatasan data dan informasi yang Akurat dan tersedia dengan cepat. Sistem
Informasi Kesehatan (SIK) yang ada belum ideal Dan belum dapat menjadi alat
yang efektif untuk pengambilan keputusan.

Masalah klasik yang terjadi saat ini adalah pengelolaan data dan informasi
belum Terkoordinasi dengan baik, terdapat banyaknya tumpang tindih kegiatan
dan pengelolaan data, Dimana masing-masing unit mengumpulkan data sendiri
dengan instrumen yang berbeda di Berbagai tingkat. Selain itu pengumpulan data
belum dilakukan secara efisien dan kadang Data yang dikumpulkan redundant,
bahkan tidak diperlukan. Ini diakibatkan oleh SIK yang Terfragmentasi. SIK yang
saat ini dibangun hanya untuk satu unit dan untuk satu fungsi yang Ada di bagian
tersebut, namun belum dapat digunakan untuk dimanfaatkan unit lain untuk
Fungsi yang lain (Hartono, 2002).

Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan khususnya


Sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota antara Lain:

2
1. Banyak jumlah data yang harus diisi oleh petugas (Suparyanto dan
Martuti, 2009). Menurut Kepala Seksi Perencanaan, Evaluasi, dan
Pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok bahwa ada 60 jenis
laporan yang harus dibuat petugas Puskesmas Yang terdiri dari 1 jenis
laporan mingguan (W2), 51 jenis laporan bulanan, 2 jenis Laporan
triwulan, 2 jenis laporan semester serta 4 jenis laporan yang harus dibuat
bila Ada kasus.
2. Kekurangan tenaga yang kompeten, khususnya tenaga rekam medis.
Azran (2010) Menyatakan bahwa petugas pengelola SIK atau SP2TP
harus menguasai ilmu statistik.
3. Masalah akurasi dan ketepatan waktu. Shafwan (2008) dalam
penelitiannya di Puskesmas yang ada di Kabupaten Majene menyatakan
bahwa ditemukan data tidak Akurat karena ada unsur rekayasa dan
rendahnya mutu sumber daya manusia. Ditemukan ketepatan waktu
masih merupakan masalah karena ketidakdisiplinan Petugas, faktor
geografis dan kurang penekanan dari Dinas Kesehatan.
4. Pengolahan dan pemanfaatan data belum optimal. Martuti (2009) dalam
penelitiannya Tentang upaya penyempurnaan SIK tingkat kabupaten
kota menyatakan bahwa selain Mengidentifikasi masalah akurasi,
ketepatan waktu, banyaknya data yang Dikumpulkan, rendahnya
kualitas dan kuantitas tenaga pelaksana, juga ternyata Pengolahan dan
pemanfaatan data di berbagai tingkat administrasi belum optimal.
Teridentifikasi pula bahwa umpan balik jarang dilakukan, serta
perlengkapan Komputer tidak memadai, dan dana untuk mengelola
Sistem Informasi Kesehatan Sangat terbatas.
Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan kenyataan
bahwa Puskesmas Yang mengirimkan data tidak tepat waktu, tidak lengkap
dengan kualitas data yang diragukan Masih merupakan masalah di Dinas
Kesehatan. Padahal tanpa data yang berkualitas (yaitu Data yang mempunyai
karakteristik akurat, tepat waktu, dapat dipercaya, lengkap dan Bermanfaat),
proses perencanaan tidak akan berjalan dengan baik. Permasalahan ini dapat
Terlihat menjelang akhir tahun anggaran sewaktu menyusun program dan
kegiatan kerja Puskesmas. Usulan program dan kegiatan di Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Puskesmas cenderung konstan setiap
tahun, hanya terjadi perbedaan pada harga Satuan kegiatan. Penyusunan
prioritas kerja berdasarkan masalah belum terlihat. Ini bisa Disebabkan karena
masih lemahnya sistem informasi kesehatan yang ada.

APBD juga tidak mempunyai anggaran khusus untuk pelaksanaan


kegiatan sistem Informasi kesehatan tidak seperti program Imunisasi, KIA dan
lain sebagainya. Jumlah Komputer juga masih kurang serta belum semua
Puskesmas memiliki tenaga rekam medis Atau tenaga terlatih statistik.
Beberapa tahun sebelumnya Dinas Kesehatan Kabupaten Solok telah

3
menerapkan Kebijakan mengenai pelaksanaan sistem informasi kesehatan
khususnya pencatatan dan Pelaporan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
Ketepatan pengiriman serta kelengkapan Laporan disangkutkan dengan
pengambilan gaji. Data harus sampai ke Dinas Kesehatan Tanggal satu setiap
bulan dan sanksinya adalah gaji tidak bisa diambil sebelum laporan Puskesmas
yang bersangkutan masuk. Selalu dilakukan umpan balik (feedback) atas data
Yang dikirimkan yang disampaikan oleh masing-masing Kepala Bidang dalam
pertemuan bulanan Pimpinan Puskesmas. Semuanya terkendali, sampai
kemudian masalah timbul begitu kebijakan ini dihapuskan.

Pelayanan kesehatan di masyarakat dilakukan melalui kegiatan


pengawasan, pengendalian dan penilaian yang meliputi pencatatan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi.Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan
suatu kegiatan. Tanpa adanya pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program
apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya (Suti, 2010).

Seperti diketahui sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2010-


2014 menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.03.01/160/1/2010, yaitu (Kementerian Kesehatan, 2010):

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan:


a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72
tahun;
b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi
118 per 100.000 Kelahiran hidup;
c. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup;
d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per
1.000 kelahiran Hidup;
e. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari
36,8 persen Menjadi kurang dari 32 persen;
f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih
(cakupan PN) sebesar 90%
g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar
100%;
h. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar
100%;
i. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar
90%.
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular.
3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah
dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya
disparitas separuh dari tahun 2009.

4
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam
rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi
seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat
rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.
6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah
Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit
menular.
8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal
(SPM).
Delapan Fokus Prioritas Pembangunan Kesehatan yang dituangkan dalam
RPJMN Dan Renstra 2010-2014 adalah:

1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan KB.


2. Perbaikan status gizi masyarakat.
3. Pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyehatan
lingkungan.
4. Pemenuhan pengembangan SDM Kesehatan.
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan,
mutu, penggunaan Obat dan pengawasan obat dan makanan.
6. Jamkesmas.
7. Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Pencapaian semua target diatas akan diketahui dari data yang
dikumpulkan melalui Suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang benar agar
dapat menggambarkan informasi Pelayanan kesehatan yang tepat. Mengingat
prioritas pembangunan kesehatan adalah Peningkatan kesehatan ibu, bayi,
balita, sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
ditemukan banyak permasalahan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Solok
(data terlampir), maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam
mengenai Sistem pencatatan dan pelaporan khususnya mengenai Data
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Yang terdapat dalam Laporan Bulanan 3 (LB3)
yang ada dalam Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas.

Diperlukan pengaturan yang baik agar tujuan dalam semua kegiatan


apapun dapat Tercapai. Proses pengaturan kegiatan ilmiah ini disebut sebagai
manajemen (Notoadmojo, 2003). Dengan mengerti manajemen maka orang
secara sadar dan rasional akan senantiasa Bertindak secara efektif dan efisien
guna mencapai tujuan yang diinginkan. Kontribusi Manajemen terhadap
seseorang atau organisasi adalah memberikan dan mengingatkan bahwa Dalam

5
mencapai tujuan dan keinginannya manusia agar senantiasa memperhatikan
kerjasama Dengan orang lain (Kusnadi, 1999).

Hasil penelitian di Payakumbuh ditemukan adanya pengaruh aspek manajemen


dalam Pelaksanaan sistem informasi di Puskesmas terutama aspek perencanaan
dan komitmen Petugas (Waluyo, 2006).

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan


tujuan Untuk mengetahui kebijakan dan implementasi faktor-faktor apa saja
yang dapat Mempengaruhi pelaksanaan sistem informasi kesehatan khususnya
sistem pencatatan dan Pelaporan data KIA LB3 di Puskesmas dan Dinas
Kabupaten Solok sehingga diharapkan Dapat memberi masukan bagi pengambil
keputusan untuk mencari pemecahan masalah dan Dapat menyempurnakan
pelaksanaan.

1.2. RumusanMasalah
Bagaimana proses pelaksanaan program pokok, program pengembangan,
dan program unggulan/inovasi Puskesmas Bestari?

1.3.TujuanPenulisan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah mengeksplorasi program pokok,
program pengembangan, dan program unggulan/inovasi Puskesmas Bestari.

1.4. ManfaatPenulisan
1.4.1 Bagi Perawat Puskesmas Bestari
Dapat memberikan masukan bagi perawat Puskesmas Bestari dalam
rangka meningkatkan pelayanan keperawatan kepada masyarakat Klakah
terutama yang berkaitan dengan penyelenggaraan program pokok, program
pengembangan, dan program unggulan/inovasi PuskesmasKlakah.
1.4.2 BagiPenulis
Sebagai panduan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dalam
dunia kerja khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada masyarakat
terutama yang berkaitan dengan penyelenggaraan program pokok, program
pengembangan, dan program unggulan/inovasi Puskesmas setempat.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Puskesmas


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya
perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan
kesehatan dewasa ini, diantaranya:
a. Sulistyono & Suhari (2018)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatandi suatu wilayah kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan
sebagian tugas teknis dinas kesehatan. Pembangunan kesehatan maksudnya
adalah penyelenggaraan upaya kesehatan. Pertanggung jawaban secara
keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas. Wilayah kerja
adapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau daerah terpencil.
b. Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok.
c. Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam
usaha-usaha kesehatan pokok
d. Departemen Kesehatan RI (1987)
Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan

7
masyrakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu
diwilayah kerjanya.
Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara
aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyrakat di wilayah kerjanya.
e. Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Unit PelaksanaTeknis sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan
kabupaten/ kota, Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional dinas kesehatan kebupaten/ kota dan merupakan unit pelaksana
tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kebupaten/ kota adalah dinas kesehatan kabupaten/ kota,
sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan/ kota sesuai
dengan kemampuannya.
WilayahKerja secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka pertanggung jawaban wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-
masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Unit PelaksanaTeknis sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/ kota, Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan

8
kebupaten/ kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung
tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh


bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kebupaten/ kota adalah dinas kesehatan kabupaten/ kota,
sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan/ kota sesuai
dengan kemampuannya.
WilayahKerja secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka pertanggungawaban wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-
masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2.2 Tujuan Puskesmas


Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan “Indonesia sehat
2024”

2.3 Fungsi Puskesmas


Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu
berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.

9
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :
a. Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan penegahan penyakit.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Proses dalam melaksanakan
fungsinya dilakukan dengan cara :
 Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri
 Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien
 Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan
 Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
 Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanankan program puskesmas

10
Penyelenggaraan Upaya Keseahatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama di wilayah kerjanya Pelayanan yang bersifat public (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara
lainadalah :
a. UKM Esensial
1) PromosiKesehatan
2) Kesehatanlingkungan
3) Pelayanan KIA danKB
4) Gizi Masyarakat
5) Pencegahan dan PengendalianPenyakit
6) Perawatan kesehatanmasyarakat

b. UKM Pengembangan
1) Upaya KesehatanSekolah
2) KesehatanJiwa
3) Kesehatan Gigi danMulut
4) KesehatanTradisional
5) KesehatanOlahraga
6) Usaha KesehatanKerja
7) KesehatanIndra
8) Kesehatan LanjutUsia

Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di


wilayah kerjanya. Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebutadalah :
a. Loket/ Tempatpendaftaran
b. PelayananUmum
c. esehatan gigi danMulut

11
d. Unit Gawat Darurat (UGD)
e. Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana(KIA/KB)
f. RawatInap
g. PelayananKefarmasian dan pelayanan laboratorium
2.4. Kerja Pokok Puskesmas
I. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
1. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan dilakukan di Puskesmas, posyandu dan sekolah di
wilayah kerja puskesmas, dan dilakukan oleh petugas penyuluh bekerjasama
dengan petugas posyandu,
2. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan dilakukan oleh petugas pemegang program kesehatan
lingkungan, program ini dilakukan melalui pengawasan kebersihan dan
kesehatan lingkungan di puskesmas dan di wilayah kerja puskesmas, dan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan-lingkungan di wilayah
kerja puskesmas.
3. Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha kesehatan sekolah dilakukan oleh pemegang program UKS, yaitu
meliputi penjaringan kesehatan anak sekolah, pemeriksaan kesehatan
berkala, dan bekerja sama dengan petugas promosi kesehatan untuk
melakukan penyuluhan kesehatan.
4. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan oleh
penanggung jawab program ISPA,DBD, Diare,TB, HIV/AIDS.kegiatan
dilakukan melalui pendataan, pencatatan dan pelaporan, dan juga home visit.
5. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Program Perawatan Kesehatan masyarakat (PerKesMas) dilakukan melalui
home visit, yaitu melakukan pengawasan masalah kesehatan, pemeriksaan
kesehatan dan untuk kasus tertentu dirujuk ke Puskesmas.
6. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
Pelayanan KIA dan KB bersifat UKM dilakukan di posyandu-posyandu dan
lingkungan-lingkungan di wilayah kerja puskesmas.

12
Dalam upaya kerja pokok puskesmas
7. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
Pelayanan gizi dilakukan oleh nutrisionis di ruangan gizi, yaitu meliputi
pengukuran tinggi badan dan berat badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan
atas (Bumil), dan pemberian PMT bagi bayi/balita BGM,pemberian vitamin
A dan tablet Fe, dan juga pemberian konseling gizi yang dilakukan di
posyanduposyandu dan lingkungan-lingkungan di wilayah kerja puskesmas.

II. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


1. Pelayanan kesehatan Jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa dilakukan oleh dokter umum, yaitu meliputi
konseling, pendataan, pelaporan dan rujukan bagi pasien dengan gangguan
jiwa.
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut yang bersifat UKM.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di posyandu-posyandu
dan lingkungan-lingkungan, dan sekolah-sekolah di wilayah kerja
puskesmas.
3. Pelayanan Kesehatan Olah raga
Pelayanan kesehatan olah raga dilakukan bekerjasama dengan program
Prolanis (PTM), yaitu dilakukan senam di puskesmas setiap hari Jumat.
4. Pelayanan Kesehatan Indera
Pelayanan kesehatan indera, khususnya kesehatan mata dilakukan oleh
dokter umum dan petugas kesehatan mata, meliputi pemeriksaan dasar,
pencatatan, pelaporan dan rujukan.
5. Pelayanan Kesehatan Lansia
Pelayanan kesehatan pada usia lanjut dilakukan di puskesmas dan di
posyandu lansia.pelayanan meliputi pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan.
6. Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan kerja dilakukan melalui penyuluhan personal pada
pekerja yang berkunjung ke puskesmas, pencatatan dan pelaporan.

13
2.5 Sasaran Kerja Puskesmas
Keadaan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bestari, yang terdiri
dari :
A. MORTALITAS
Mortalitas ialah Ukuran jumlah kematian yang disebabkan oleh akibat yang
spesifik pada suatu populasi, dan atau kondisi kematian yang dapat
mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk.
Mortalitas yang dilaporkan di wilayah kerja Puskesmas Bestari, terdiri dari
beberapa indikator, yaitu :
- Jumlah lahir hidup : 416
- Jumlah lahir mati :0
- Jumlah kematian neonatal :0
- Angka Kematian Ibu :0
- Angka kematian bayi :0
- Angka kematian Balita :0
Laporan angka mortalitas diperoleh dari pelayanan KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak) di Puskesmas dan diperoleh juga dari laporan-laporan dari
sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas.

B. MORBILITAS
Morbilitas ialah : angka kesakitan ataupun keadaan sakit pada populasi di
wilayah tertentu. Dalam hal ini Puskesmas Bestari memaparkan jumlah
keadaan sakit/jumlah pasien sakit yang berkunjung di Puskesmas Bestari
baru pada tahun 2018,yaitu sebagai berikut :Jumlah pasien yang berkunjung
ke puskesmas Bestari pada tahun 2018, yaitu sebagai berikut :

14
Pengobatan Umum Rujukan Pengobatan Gigi Rujukan
BULAN
UMUM KTP BPJS umum UMUM KTP BPJS Gigi
Januari 40 640 2100 213 6 26 80 4
Pebruari 25 350 237 265 9 36 59 6
Maret 22 536 236 164 7 26 73 3
April 26 650 689 450 8 63 93 7
Mei 17 486 941 830 5 61 79 6
Juni 26 321 822 254 10 31 61 8
Juli 27 490 369 339 5 26 56 8
Agustus 60 572 369 544 5 25 66 7
September 26 236 254 376 0 71 80 6
Oktober 11 493 453 359 0 68 76 9
Nopember 23 597 934 373 0 65 130 8
Desember 13 466 1285 352 0 59 79 9
TOTAL 316 5837 8689 4519 55 557 932 81
- Dari Jumlah penyakit menular yang didata dan ditangani oleh puskesmas kampung
baru, yaitu sebagai berkut :

15
KASUS JUMLAH
Jumlah kasus baru TB BTA+ 20
Jumlah seluruh kasus TB 15
Kasus TB anak 0-14 tahun 13.33 %
Persentase BTA+ terhadap suspek 18.52 %
Angka kesembuhan BTA+ 12
Angka pengobatan lengkap BTA+ 12
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 240
Angka kematian selama pengobatan 0.00
Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 0.00
Jumlah Kasus Baru HIV 15
Jumlah Kasus Baru AIDS 0
Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 0
Jumlah Kematian karena AIDS 0
Persentase Diare ditemukan dan ditangani 32.0%
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0
Jumlah Kasus Campak 0
Jumlah Kasus Polio 0
Jumlah Kasus Hepatitis B 0
Jumlah kasus DBD 11
Case Fatality Rate DBD 0.00
Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence) 0.00

16
C. POLA PENYAKIT
Pola penyakit yang ada di puskesmas Bestari baru ialah yang dipaparkan
pada laporan 10 penyakit terbanyak di puskesmas Bestari , yaitu :
Jumlah pasien
No Nama penyakit
( Januari-Desember 2018)
ISPA 1563
1
2 Hipertensi 1078

3 Penyakit Mata Refraksi 752

4
Katarak 396
Penyakit Kulit Elergi 384
5
Penyakit Pulpa dan Jaringan
354
6 Periapikal

7 Gingivitis dan Periodontal 321

8 Di are 300

Penyakit Gangguan Gigi dan


9 251
Jaringan Penyangga Lainnya

10 Caries 190

D. STATUS GIZI
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak
yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran
yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit.
Dari Jumlah bayi yang ada di wilayah kerja yang ditimbang sebanyak : 1752
orang, jumlah bayi/balita yang diBawah Garis Merah (BGM) pada KMS,
sebanyak: 10 Orang, dan jumlah Bayi/Balita Gizi Buruk sebanyak : 0 Orang.Dan
keseluruhan bayi/ balita yang gizi kurang (BGM) maupun gizi buruk ditangani
oleh puskesmas, yaitu pemantauan status gizi, konseling gizi dan pemberian

17
makanan tambahan.Hasil laporan status gizi diperoleh dari pelayanan gizi di
Puskesmas dan dari posyanduposyandu di wilayah kerja Puskesmas.

2.6 Wilayah Kerja Puskesmas


Kecamatan Medan Petisah merupakan bagian pemerintah Kota Medan. Wilayah
Puskesmas Bestari meliputi 3 ( Tiga) Kelurahan yaitu :
• Kelurahan Sei Putih Timur I
• Kelurahan Sekip
• Kelurahan Petisah Tengah
Adapun batas wilayahnya kerja Puskesmas Bestari adalah :
 Sebelah utara berbatasan dengan : Rel Keretya api/jalan Sekip Kelurahan
Sei Agul
 Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Gajah Mada o Sebelah timur
berbatasan dengan jalan Glugur By Pass
 Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Punak warga dan sebagian Jalan
Iskandar Muda.

Luas wilayah / Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Petisah Wilayah Kerja


Puskesmas Bestari Tahun 2018

18
2.7 Kedudukan Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan “Indonesia sehat
2024”, Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah
Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai


sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.

2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah


sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
kabupaten/kota di wilayah kerjanya.

3. Sistem Pemerintah Daerah

Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai


Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit
struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat
kecamatan.

1) Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan


strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula
berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti
posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat
adalah sebagai pembina.

19
Jadi kedudukan puskesmas bestari sangatlah penting bagi masyarakat sekitar
bestari, karena di puskesmas bestari sangatlah terjamin mutu dan pelayanannya
sehingga masyarakat bisa berobat ke puskesmas bestari. Di puskesmas bestari
menerima pasien BPJS, jad masyarakat tidak usah khawatir kalau mau berobat ke
puskesmas bestari.

Di dekat puskesmas bestari juga ada rumah sakit, tetapi masyarakat lebih
percaya ke puskesmas bestari karena di puskesmas bestari sudah terjamin mutu
dan pelayanannya. Kedudukan puskesmas bestari sangatlah penting bagi
masyarakat sekitar petisah, karena dengan adanya puskesmas bestari di harapkan
bermanfaat bagi masyarakat sekitar petisah.

20
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

3.1. Sejarah singkat

Berdasarkan berbagai sumber, konsep Puskesmas dicetuskan pada tahun 1968


ketika terjadinya Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) di Jakarta. Pada
rapat itu terdapat pembahasan mengenai upaya untuk mengorganisir sistem
pelayanan kesehatan di tanah air. Upaya tersebut dilatar belakangi karena layanan
kesehatan tingkat pertama beserta program-program kesehatan seperti BKIA
(Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak), BP (Balai Pengobatan), P4M (Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit Menular) dan sebagainya masih dirasa kurang efektif
dan cenderung berjalan sendiri-sendiri. Sehingga, melalui Rakerkesnas itu timbul
gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu
organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas).

Pembahasan mengenai Puskesmas ini, terutama pada sistem kerjanya terjadi


pada tiga Rakerkesnas, yang dimulai pada Rakerkesnas I pada tahun 1968 yang
mengkategorikan Puskesmas berdasarkan tingkat wilayah, kemudian Rakerkesnas
II pada tahun 1969 yang membagi Puskesmas berdasarkan kategori tenaga
pemimpin, dan berubah lagi pada Rakerkesnas III pada tahun 1970 yang membagi
Puskesmas berdasarkan wilayah kerja tingkat. Namun, perubahan-perubahan
mengenai kategori Puskesmas tetap terjadi di tahun-tahun berikutnya hingga pada
saat ini sistem Puskesmas hanya terbagai menjadi dua kategori, yaitu Puskesmas
Kecamatan (Puskesmas Pembina) dan Puskesmas Kelurahan/Desa (Puskesmas
Pembantu).

Selain itu, pada era orde baru, pembangunan Puskesmas telah mendapatkan
persetujuan dari Presiden Soeharto, sehingga pemerintah pada saat itu
memasukkan program Puskesmas ini kedalam program Pengembangan Lima
Tahun (Pelita). Kemudian, pada Pelita II antara tahun 1974 hingga 1979,
pemerintahan Orde Baru berhasil membangun sekitar 2.000 Puskesmas. Hingga
1993, jumlah Puskesmas yang dibangun oleh pemerintah Orde Baru mencapai
6.749 unit di seluruh Indonesia. Kemudian, hingga saat ini jumlah Puskesmas
yang tersebar di seluruh Indonesia berjumlah 10.374 unit.

Sejarah Singkat Puskesmas Bestari. Peresmian Bestari Berdiri pada tanggal 1


Februari tahun 2013, yang merupakan sebuah gabungan dari Klinik Bestari dan
Puskesmas Petisah. Jadi puskesmas bestari sudah berdiri 11 tahun mengabdi di
petisah tengah, sudah banyak kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukam di
psukesmas bestari ini. Beberapa contohnya adalah imunisasi, penyuluhan
kesehatan, posyandu, dan pengobatan lainnya.

21
Kepala puskesmas yang sekarang adalah Bapak Dr. Mayer Situmorang, M.KT,
Sebelum Bapak Dr. Mayer Situmorang, M.KT menjabat sebagai kepala
puskesmas bestari, Ada bapak dr.H Indra Gunawan yang menjabat sebagai kepala
puskesmas dahulu.

3.2. Data Dasar


Menurut data tahun 2018 :
o Luas wilayah = 220 Ha

o Jumlah Penduduk = 24.330 jiwa

o Jumlah Laki – Laki = 11.895 jiwa

o Jumlah Perempuan = 12.435 jiwa

o Jumlah Kelurahan = 3 Kelurahan

o Jumlah Lingkungan = 33 Lingkungan

3.3. Visi, Misi, dan Motto


Menetapkan Visi UPT Puskesmas Bestari “ Terwujudnya Masyarakat Di
Wilayah Puskesmas Bestari Hidup Sehat dan Mandiri melalui penyelenggaraan
kesehatan Yang Optimal “
Menetapkan Misi UPT Puskesmas Bestari :
a. Mengutamakan pelaksanaan promotif dan preventif yang berorientasi
aspek kesehatan lingkungan dan PHBS sebagai Pilar Utama
b. Memberdayakan serta mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga
dalam pembangunan kesehatan dengan mengupayakan agar senantiasa
berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat.
c. Memberikan Pelayanan Kesehatan pertama secara Profesional yang
bermutu, merata dan terjangkau.

22
3.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas bestari

Tugas dan fungsi :

a. Kepala puskesmas

 Sebagai pemimpin

 Sebagai tenaga ahli

 Mengoreksi program

b. Tata usaha

 Melaksanakan administrasi

 Pengurusan sporting (kepegawaian)

 Perlengkapan

 Keuangan

c. Staf puskesmas

Masing-masing bekerja dengan bertanggung jawab sesuai dengan

bidang/program kerja.

3.5. Data Geografis dan Demografi Puskesmas


Geografi, Demografi kecamatan Medan Petisah Wilayah kerja
Puskesmas Bestari Tahun 2018

JUMLAH LUAS
NO KELURAHAN JUMLAH RT
LINGKUNGAN WILAYAH
1. Sei Putih Timur I 9589 5 32
2. Sekip 8024 11 61
3. Petisah Tengah 6717 17 127
JUMLAH 24330 33 220 Ha

Sumber : Data Dasar Puskesmas Bestari 2018

23
Keadaan Geografi dan Demografi Puskesmas Bestari
Keadaan Geografi : Puskesmas Bestari terletak di Jalan Rotan Baru Komplek
Petisah Kecamatan Medan Petisah.
Keadaan Demografi : Puskesmas Bestari mempunyai wilayah kerja seluas 220
Ha, Meliputi Kelurahan dan 33 lingkungan dengan jumlah penduduk 23.761
Jiwa.

Demografi Puskesmas Bestari

Sumber : Data Dasar Puskesmas Bestari 2018

24
BAB IV
IDENTIFIKASI PROGRAM PUSKESMAS

4.1 Program Pokok


4.1.1 Program Perbaikan Gizi
Pengertian:
Kegiatan masyarakat untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam
tiap keluarga di Indonesia dan bersifat sektoral
Tujuan:
• Tujuan Umum:
Meningkatkan keadaan gizi seluruh anggota keluarga
• Tujuan Khusus:
 Timbulnya partisipasi dan pemerataan gizi
 Terwujudnya perilaku yang mendukung perbaikan gizi
 Perbaikan gizi balita

4.1.2 Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Pengertian:
Upaya kesehatan usia lansia di puskesmas ialah upaya kesehatan paripurna
di bidang kesehatan usia lanjut yang di laksanakan di tingkat Puskesmas
serta di selenggarakan secara khusus maupun umum yang berintegrasi
dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya

Tujuan:
Tujuan Umum : “Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk
mencapai masa tua yang bahagia & berguna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat dalam mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang optimal”

Tujuan khusus :
 Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya

25
 Meningkatkan kemampuan & peran serta masyarakat dalam
menghayati dari mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara
optimal
 Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
 Meningkatkan jenis & mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

4.1.3 Program Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana


Pengertian:
Upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Anak di bidang kesehatan yaitu
pelayanan dan pemeliharaan bumil, bulin, bitcks, bayi dan balita dan
prasekolah mencakup juga pendidikan kesehatan pada masyarakat, pemuka
masyarakat dan anak TK

Tujuan :
 Menurunnya terjadinya penyakit yang umumnya banyak di derita
masyarakat dan berpenghasilan rendah terutama pada anak balita dan
wanita
 Meningkatkan kesehatan ibu dan anak
 Mencanangkan program pemerintah yaitu KB ( Keluarga Berencana)

4.1.4. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja


Pengertian:
Adalah wahana belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin

Tujuan :
Tujuan Umum :
“Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta menciptakan lingkungan serta sehingga memungkinkan pertumbuhan
anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
seutuhnya bagi Indonesia”

26
Tujuan Khusus:
 Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan
peserta didik
 Memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat
 Sehat fisik, mental, dan social
 Memiliki daya ingat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkoba, obat-obatan dan bahan berbahaya, rokok,
alkohol, dsb.
 Tercapainya pembinaan yang terpadu dan intensif, agar
penyelenggaraan penggunaan UKS dapat berhasil guna dan bedaya
guna secara optimal.

4.2. Program Pengembangan


4.2.1 Usaha Kesehatan Sekolah
Adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang di lakukan petugas
Puskesmas di sekolah-sekolah (SD, SMP dan SMA) diwilayah kerja
Puskesmas Bestari. Jadi anak anak yang berada disekitar petisah sudah
masuk dalam program pengembangan puskesmas bestari, karena dengan
anak anak sehat akan berguna bagi nusa dan bangsa, makanya puskesmas
bestari mengambil program ini.

4.2.2 Perawatan Kesehatan Masyarakat


Adalah program pelayanan penanganan kasus tertentu dari kunjungan
Puskesmas akan di tindak lanjuti atau di kunjungi ke tempat tinggalnya
untuk di lakukan asuhan keperawatan individu dan asuhan keperawatan
keluarganya.

27
4.2.3 Kesehatan Usia Lanjut
Adalah program pelayanan usia lanjut atau upaya kesehatan khusus yang
dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia
lanjut.

4.3 Kegiatan Mahasiswa Berdasarkan Pemrograman Puskesmas

Nama Mahasiswa Ruangan Kegiatan


M. Ali Sembiring IGD & Poli Gigi Membantu dokter melakukan
pemeriksaan gigi
 Mengantar status pasien ke pemeriksaan
umum
 Mengantar pasien ke ruang pemeriksaan
anak
 Mengukur tanda tanda vital setiap
pasien yang datang
 Membantu kegiatan posyandu
Putri Amelia KIA  Melakukan pemeriksaan tanda tanda
vital pada pasien
 Membantu dokter dalam melakukan
pemeriksaan pada pasien di ruangan
KIA
 Mengantar status pasien ke ruangan
pemeriksaan umum
 Menghantarkan pasien ke ruangan
laboratorium
 Mengantar status pasien ke ruangan
KIA
 Memanggil pasien untuk melakukan
konsultasi pada dokter

28
 Membantu Kegiatan Posyandu
Ahmad Bima Pendaftaran  Mendaftar pasien yang datang berobat
Prasetyo  Mencatat register
 Mengisi identitas pasien di status pasien
 Mengantar status pasien ke IGD
 Membantu kegiatan posyandu
Rikarni Baene Poli Umum  Memanggil pasien untuk melakukan
konsultasi pada dokter
 Membantu dokter dalam melakukan
pemeriksaan pada pasien di poli umum
 Merapikan status pasien yang telah
berobat
 Membantu kegiatan posyandu
Ayu Karisma Pendaftaran  Mendaftar pasien yang datang berobat
 Mencatat register
 Mengisi identitas pasien di status pasien
 Mengantar status pasien ke IGD
 Membantu kegiatan posyandu

29
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Bestari


Pelayanan dan upaya kesehatan yang di lakukan di Puskesmas Bestari
menyesuaikan pada Permenkes Nomor 74 tahun 2014, yaitu
1. Upaya kesehatan perorangan (UKP)
2. Upaya kesehatan masyarakat (UKM)
3. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan

5.2. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bentuk kegiatan yang
bertempat di lingkungan kerja langsung. PKL merupakan implementasi secara
sistematis dan sinkron antara program studi kampus dengan program pengusahaan
keahlian yang di peroleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja
untuk mencapai tingkat keahlian tertentu, dimana mahasiswa yang bersangkutan
belajar dan mendapatkan informasi secara khusus tentang instalasi keperawatan di
suatu institusi dalam jangka waktu tertentu, sehingga mahasiswa lebih jelas dan
mengetahui fungsi dan kedudukannya dalam dunia institusi khususnya di Instalasi
Keperawatan yang berada di Puskesmas Bestari
PKL dilaksanakan selama 12 hari di mulai tanggal 15 Januari 2024 sampai
dengan 27 Januari 2024. PKL berlangsung di mulai dari jam 08.00 wib sampai
dengan jam 15.00 wib. Mahasiswa PKL berada di bawah tanggung jawab KTU di
Puskesmas Bestari. Selama PKL berlangsung mahasiswa di tetapkan di berbagai
ruangan

5.2.1 Kegiatan di Ruang Pendaftaran


1. Mendaftar pasien yang datang berobat
2. Mencatat register
3. Mengisi identitas pasien di status
4. Mengantar status pasien ke IGD

30
5.2.2 Kegiatan di IGD & Poli Gigi
1. Membantu dokter melakukan pemeriksaan gigi
2. Mengantar status pasien ke pemeriksaan umum
3. Mengantar pasien ke ruang pemeriksaan anak
4. Mengukur tanda tanda vital setiap pasien yang dating

5.2.3 Kegiatan di Ruang Poli Umum


1. Memanggil pasien untuk melakukan konsultasi dengan dokter
2. Membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan pada pasien di poli
umum
3. Merapikan status pasien yang telah berobat

5.2.4 Kegiatan di Ruangan KIA


1. Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital pada pasien
2. Membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan pada pasien di ruangan
KIA
3. Mengantar pasien ke ruangan laboratorium
4. Mengantar status pasien ke ruangan KIA
5. Memanggil pasien untuk melakukan konsultasi dengan dokter

31
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) sangat berperan penting dalam
meningkatkan akses peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi; pelayanan
kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat
(public goods).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
a. UKM (Upaya KesehatanMasyarakat)
• Program puskesmas Klakah dalam upaya kesehatan esensial puskesmas
pada mahasiswa Praktk Klinik Terpadu adalah sebagai berikut: Promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan gizi, kesehatan ibu dan anak
termasuk kb, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan
perawatan kesehatanmasyarakat.
• Upaya kesehatan pengembangan atau program puskesmas pada mahasiswa
Praktk Klinik Terpadu adalah sebagai berikut: Upaya kesehatan Sekolah,
upaya kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan kerja, dan upaya kesehatan
jiwa
• Program inovasi pada mahasiswa Praktk Klinik Terpadu adalah: GERDU
MASASI ( Gerakan Terpadu Masyarakat Sadar Imunisasi ) dan GERDU
KOPIHATI (Gerakan Terpadu Komunitas Ibu Hamil Resiko Tinggi )

b. UKP (Upaya KesehatanPerorangan)


Upaya kesehatan perorangan pada mahasiswa Praktk Klinik Terpadu adalah:
pelayanan umum, ugd , kia kb, rawat inap, pelayanan laboratorium.

32
6.2. Saran
a. Bagi Puskesmas
Diharapkan dari pihak puskesmas agar lebih mengembangkan dan
mengoptimalisasikan lagi dalam penyelenggaraan program yang ada dan
yang sudah di jalankan. Agar tidak kalah saing dengan puskesmas lain di
wilayah Lumajang.

b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan laporan ini bisa membantu mahasiswa dalam melakukan
kegiatan atau program yang ada di puskesmas.

33
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyono, R. E., & Suhari. 2018. Buku Ajar Keperawatan Masyarakat. Lumajang:
KSU Mulia Husada
Depkes. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/II/2004. Retrieved Mei 2018, from
http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20170210134843.keputusan_menteri_ke
sehatan_nomor_128_menkes_sk_ii_2004_tentang_kebijakann_dasar_pusat_kese
hatan_masyarakat.pdf
PMK No 75 tahun 2014. (2014). PMK no 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Retrieved Mei 10, 2018, from
http://www.aidsindonesia.or.id/uploads/20141210110659.PMK_No_75_Th_201
4_ttg_Puskesmas.pdf
Profil Puskesmas Bestari 2018. (2018). Profil Puskesmas Bestari tahun 2018. Medan
Petisah : Puskesmas Bestari
Data PKP Puskesmas Bestari 2018. (2018). Data PKP Puskesmas Bestari tahun 2018.
Medan Petisah : Puskesmas Bestari

34
LAMPIRAN 1

35
36
37
38
39
40
41
42
43

Anda mungkin juga menyukai