Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PUSKESMAS TAMAN
Tanggal 06 Maret 2023 s/d 29 April 2023

Di susun oleh :
1. Alfilia Dania R. (09)
2. Annisa Yuke Wijaya (14)
3. Arachelly Novelya A.S. (15)
4. Dycka Ody Setyawan (27)
5. Fransisca Pramadeta (32)
6. Frischa Meyvia (33)

Program Keahlian : Farmasi Klinis & Komunitas


SMK MITRA SEHAT MANDIRI SIDORAJO
TAHUN AJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PUSKESMAS TAMAN
TANGGAL 06 MARET 2023 s/d 29 APRIL 2023

Telah disetujui oleh :

Kepala Apoteker Puskesmas, Guru Pembimbing,

apt. Larinta Ayu Armayani, S.Farm apt. Ernita Trivana P.Ssi.M.Kes


NIP : 199506162022032009

Kepala Sekolah

apt. Andri Priyoherianto, S.Farm.,M.Si

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan PKL dengan sebaik-baiknya
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian laporan
ini terutama kepada :
1. Direktur UPTD Puskesmas Taman.
2. Bapak Apt. Andri Priyoherianrto S.Farm.,M.Si, selaku kepala sekolah SMK Mitra
Sehat Mandiri Sidoarjo.
3. Ibu Apt. Ernita Trivana, S.Farm.,M.Kes, selaku pembimbing praktek kerja lapangan
(PKL).
4. Ibu Apt. Larinta Ayu Armyani, S.Farm, selaku pembimbing lahan PKL.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, moral, motivasi, material dan
doa.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam proses penyusunan laporan ini.
Laporan indisusun sebagai salah satu bahan penilaian dan evaluasi selama saya
melaksanakan PKL dan sebagai bukti pelaksanaan PKL yang suda terlaksanakan.
Laporan PKL tetap saya jauh dari kata sempurna, oeh karena itu saya meminta
masukan dan kritikan yang nantinya dapat menyempurnakan laporan ini.

Sidoarjo, Maret 2023

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan.......................................................................................2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan.....................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN UMUM..................................................................................................................3
2.1 Puskesmas.........................................................................................................................3
2.1 Puskesmas Taman............................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................8
KEGIATAN...............................................................................................................................8
A. Mencatat Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Perbekalan kesehatan pada Puskesmas
Taman.....................................................................................................................................8
B. Menyimpan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan...............................................17
C. Melakukan Administrasi Dokumen Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan..........19
D. Kompetensi Berkomunikasi dan Memberikan KIE kepada Pasien.................................24
BAB IV....................................................................................................................................27
PEMBAHASAN......................................................................................................................27
BAB V......................................................................................................................................28
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
LAMPIRAN.............................................................................................................................30

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggrakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Puskesmas diatur kembali dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang baru yaitu Permenkes
43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Puskesmas 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
menyebutkan bahwa Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes). Fasilitias
Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggrakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintahan, pemerintah daerah atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
Puskesmas adalah UKM tingkat pertama. UKM dalam Permenkes 43 tahun 2019
tentang Puskesmas dijelaskan bahawa Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah keehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegitan atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang diyujukan untuk peningkatan, pencegahan, penimbulan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Puskesmas juga membangun Sistem Informasi yaitu Sistem Informasi Puskesmas. Sistem
Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu
proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan menajaemn Puskesmas untuk mencapai
sarana kegiatannya.
Prinsip penyelenggaran Puskesmas dalam Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
adalah :
1. Paradigma sehat
2. Pertanggungjawaban wilayah
3. Kemandirian masyarakat
4. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan
5. Teknologi tepat guna dan
6. Keterpaduan dan kesinambungan
Berdasarkan kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan :
a. Karakteristik wilayah kerja
b. Kemampuan pelayanan
Berdasarkan Karakteristik wilayah kerja sebagaimana dimaksud diatas, dengan ketetapan
sari bupati/walikota, Puskesmas dikategorikan menjadi :

v
a. Puskesmas kawasan perkotaan
b. Puskesmas kawasan perdesaan
c. Puskesmas kawasan terpencil
d. Puskesmas kawasan sangat terpencil
Mutu pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting dalam organisasi pelayanan
kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan
mendorong setiap organisasi. Pelayanan kesehatan untuk sadar mutu dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa organisasi pelayanan kesehatan. Setiap permasalahan yang
muncul dalam organisasi pelayanan kesehatan khususnya berkaitan dengan mutu layanan
kesehatan, terdapat tiga konsep utama yang selalu muncul. Konsep tersebut adalah akses,
biaya, dan mutu. (Herlambang, 2016).
Terkait dengan hal diatas, SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo sebagai salah satu institusi
pendidikan yang mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). PKL diartikan sebagai proses
belajar bagi siswa untuk meningkatkan dan keterampilan teknis dengan cara melibatkan
siswa dalam proses pekerjaan sesuai peminatan disertai bimbingan dari guru dan pembimbing
di tempat PKL dilaksanakan.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan perpaduan antara teori yang telah diperoleh
melalui SMK dan praktek sehingga dapat diaplikasikan di lapangan. Dengan demikian,
melalui PKL diharapkan dapat mengenal dan mengetahui serta menganalisa bagaimana
pelayanan kesehatan di lapangan khususnya pelayanan yang di lakukan di Puskesmas.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) khususnya pelayanan di Apotek yang di laksanakan di
Puskesmas selama 1,5 bulan terhitung sejak tanggal 6 Maret 2023 sampai tanggal 16 April
2023.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


a. Membentuk pola pikir dan tingkah laku mandiri yang sesuai dengan tujuan
tertentu.
b. Meningkatkan efisien proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang yang
berkualitas dan professional.
c. Melatih siswa siswi agar mampu melaksankan tugas dengan tepat waktu dan baik.
d. Mengembangkan dan memperdalam sikap dan nilai profesional.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


a. Agar siswa dan siswi mendapatkan pengalaman dan gambaran awal tentang dunia
kerja terutama di Puskesmas.
b. Memberikan pengetahuan tambahan bagi siswa dan siswi mengenai kegiatan di
Puskesmas terutama bagian kefarmasian.
c. Agar dapat membandingkan teori dan praktek yang didapat di sekolah dengan
kegiatan yang dilakukan di puskesmas.
d. Siswa memiliki kesempatan untuk melakukan keahlian di bidangnya.
e. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analtis, dan sistematis dalam
mengidentifikasi masalah serta melakukan pencatatan dan pelaporan.

vi
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Puskesmas
A. Pengertian Puskesmas
Berdasarkan Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas, Pusat Kesehatan
Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai drajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
1. Unit Pelaksanaan Teknik
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota (UPT). Puskesmas
berperan menyelenggrakan sebagaian dari tugas teknis operasional dinas
kesehatan kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Kesehatan adalah Penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemuan, kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang.
3. Penanggung Jawab Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kota adalah dinas kesehatan kota, sedangkan Puskesmas
bertanggung jawab hanya untuk pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kota sesuai kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas maka tanggung
jawab dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keseluruhan wilayah kerja
masing-masing Puskesmas.
B. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat.
C. Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
2. Puskesmas berupaya menggerakan dan memantau penyeenggraan dan
pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha, sehingga
berwawasan.

vii
2.1 Puskesmas Taman
A. Sejarah Puskesmas Taman
Puskesmas Taman merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang sudah ada sejak tahun 1968 dengan
domisili di Jalan Raya Bebekan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Statusnya
pada waktu itu adalah sebagai Puskesmas Rawat Jalan yang memberikan layanan
pengobatan atau kuratif tanpa adanya tempat untuk awat inap oleh karena
keterbatasan lahan dan bangunan.

Kemudian, pada tahun 1976 dibangunlah ruang baru yang lebih besar dengan
fasilitas pelayan untuk rawat jalan, beberapa poli lainnya di Jalan Raya Ngelom No.
50 Taman Sidoarjo. Tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 1979 baru bisa ditempati.
Hal ini ditandai dengan peresmian oleh Bapak Gubernur Kepala Daerah TK. I
Profinsi Jawa Timur, Soenandar Prijo Soedarmo

Tahun 1986-1987 dibangun gedung baru di tempat yang sama untuk


pelayanan UGD 24 Jam dan rawat inap. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan
wilayah Kecamatan Taman yang merupakan daerah perbatasan dengan wilayah lain
yakni Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik selain sebagai daerah urban
dimana wilayah ini adalah daerah yang paling potensial terkait permasalahan
kesehatan, sehingga dirasa perlu adanya fasilitas pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang cukup memadai Perubahan status dari Puskesmas rawat jalan
menjadi Puskesmas Rawat Inap ini menjadikan Puskesmas Taman sebagai salah satu
diantara beberapa Puskesmas Rawat Inap lainnya di wilayah Daerah Tingkat II
Kabupaten Sidoarjo.

Pada tahun 1994, setelah selesai pembangunan gedung baru untuk fasilitas
Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dan Poli Gigi, maka pelayanan keduanya yang
sebelumnya berada di Jalan Raya Bebekan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo,
dipindahkan menjadi satu atap dengan Puskesmas Induk di Jalan Raya Ngelom No.
50 Taman Sidoarjo.

Tahun 1998 untuk menunjang pelayanan kesehatan yang leb representatif,


maka dibangun dan direhab bangunan UGD 24 Jam dan rawat inap yang pada waktu
itu dilakukan peresmian gedung baru ditanda tangani oleh Bapak Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Timur yaitu Bapak Basofi Sudirman tepatnya tanggal
24 Agustus 1998 ruang yang

Secara pengelolaan keuangan, pada tahun 2004, Puskesmas Taman juga


pernah menjadi salah satu Puskesmas berstatus swadana diwilayah Kabupaten
Sidoarjo, dengan didampingi Konsultan keuangan dari rsitas Brawijaya Universitas
Brawijaya Malang. Hal ini dilakukan sebagi proyek percontohan bagi Puskesmas lain
terhadap pengelolaan dana bagi sepenuhnya untuk peningkatan pelayanan kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas Taman.

viii
Sebagai bukti nyata adanya komitmen Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan
Tim Manajerial serta seluruh Tenaga atau Staf Puskesmas Taman dalam Peningkatan
Mutu pelayanan kesehatan, serta untuk menjamin mutu layanan, sejak tanggal 02
April 2007 Puskesmas Taman menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2000
dan diakui secara resmi oleh Badan Sertifikasi SUCOFINDO, tbk dengan Sertifikat
No. QSC 00596 tanggal 15 November 2007.

Adanya perubahan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008


membuat Puskesmas Taman terus berupaya meningkatkan mutu dengan upgrade
sistem & melakukan renewal atau perpanjangan sertifikasi ISO 9001:2008 melalui
Badan Sertifikasi PT. USR Surabaya.

Renewal atau perpanjangan kedua terkait sistem manajemen mutu ISO


9001:2008 oleh Badan Sertifikasi PT URS Surabaya didapatkan pada tanggal 11
Nopember 2010 sedangkan yang ketiga pada tanggal 17 Februari 2014 dengan nomor
Sertifikat 43433/A/0001/UK/En dengan masa berlaku Sertifikat sampai dengan
tanggal 17 Februari 2017.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial - BPJS, memberikan kewenangan kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang merupakan Badan Usaha Milik
Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program
jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri
Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta
keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa yang secara mandiri
bergabung menjadi peserta.

Berdasarkan regulasi ini, BPJS juga mensyaratkan bahwa semua Fasilitas


Kesehatan Terpadu tingkat Pertama yang terdiri dari Puskesmas, Klinik umum Klinik
umum maupun Dokter Keluarga harus terakreditasi kelayakannya dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Sehingga, mulai tahun 2015 Puskesmas
Taman tidak lagi melaksanakan ISO 9001 secara sertifikasi akan tetapi beralih pada
standar Akreditasi sebagaimana yang disyaratkan oleh regulasi tersebut.

Pada tahun 2017, Puskesmas Taman mulai mengikuti Akreditasi dan


mendapatkan status akrediatasi Madya. Berbagai upaya yang dilakukan Puskesmas
Taman untuk meningkatkan mutu layanan sehingga pada reakreditasi tahun 2019,
Puskesmas Taman mendapatkan status Paripurna. Adapun Motto, Visi, Misi, dan
Strategi Pembangunan Kesehatan pada Puskesmas Taman adalah sebagai berikut.

Program-program pokok Puskesmas Taman.


a. Upaya Promosi Kesehatan dan UKBM
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
d. Upaya Pelayanan Gizi

ix
e. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
f. Pelayanan Kesehatan Jiwa
g. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
h. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
i. Pelayanan Kesehatan Olahraga
j. Pelayanan Kesehatan Indera
k. Pelayanan Kesehatan Lansia
l. Pelayanan Kesehatan Kerja
m. Pelayanan Kesehatan Haji
Kegiatan-kegiatan program lain yang dilaksanakan Puskesmas Taman mengacu
pada Program Kegiatan Puskesmas Kabupaten Sidoarjo, dengan jenis pelayanan :
a. Layanan Umum
b. Layanan TB dan Kusta
c. Layanan Gigi
d. Layanan 24 Jam/UGD
e. Layanan Hamil dan Kandungan
f. Layanan KB (Keluarga Berencana)
g. Layanan MTBS
h. Poli Jiwa Raga Sehat
i. Layanan Imunisasi
j. Layanan Lansia
k. Layanan Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, USG, ECG)
l. Layanan Pojok Gizi
m. Layanan Rawat Inap Persalinan dan Kandungan.
n. Layanan Rawat Inap Umum.
o. Layanan Refraksi
p. Layanan Kamar Obat
q. Klinik Sanitasi

B. Geografis Puskesmas Taman


Wilayah kerja Puskesmas Taman terletak di Kecamatan dengan ketinggian
kurang lebih 9 m dari permukaan laut dan suhu 26-35 derajat celcius. Berjarak kurang
lebih 17 km arah barat laut Kabupaten Sidoarjo.

Batas Wilayah
Utara : Kecamatan Karang Pilang, Kodyo Surabaya
Tmur : Kecamatan Waru
Selatan: Kecamatan Sukodono
Barat : Wilayah Kerja Puskemas Trosobo, Kecamatan Taman

C. Visi Misi Puskesman Taman


a. Visi
Terwujudnya Kabupaten Sidoarjo yang Sejahtera, maju, Berkarakter dan
Berkelanjutan.
b. Misi
x
1. Membangun infrastruktur ekonomi dan social yang modern dan berkeadilan
dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
2. Membangun SDM unggul dan berkarakter melalui peningkatan akses
pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, serta kebutuhan dasar lainnya.

D. Kebijakan Mutu
1. Mengutamakan kepuasan pelangan dengan melakukanpeningktan secara terus
menerus;
2. Memberikan pelayanan cepat, ramah, akurat dan mudah mendapatkan informasi;
3. Menerapkan sistem managemen mutu Puskesmas secara efektif dan efesien.

E. Tata Nilai
Tata Nilai adalah sekumpulan nilai-nilai prinsip yang diberlakukan di Puskesmas
Taman sebagai sebuah pedoman utama untuk dijalankan :
Ber : Berorientasi Pelayanan
A : Akuntabel
K : Kompeten
H : Harmonis
L : Loyal
A : Adaptif
K : Kolaboratif

Berdasarkan tata nilai dengan singkatan Ber-AKHLAK, maka bisa


dijelaskan sebagai berikut :
1. BERORIENTASI PELAYANAN. Berkomitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat.
2. AKUNTABEL. Bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
3. KOMPETEN. Terus belajar dan menggembangkan kapabilitas.
4. HARMONIS. Saling peduli dan menghargai perbedaan.
5. LOYAL. Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
6. ADAPTIF. Terus berinovasi dan antusian dalam menggerakkam serta
menghadapi perubahan.
7. KOLABORATIF. Membangun kerjasama yang sinergis.

F. MOTTO
“MELAYANI LEBIH BAIK”

xi
BAB III

KEGIATAN

A. Mencatat Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Perbekalan kesehatan pada


Puskesmas Taman.
Sediaan farmasi adalah istilah yang mencakup segala bentuk produk farmasi
mulai dari obat, bahan obat, obat tradisional hingga kosmetika.

Jenis Sediaan Farmasi


Sediaan farmasi adalah empat jenis bentuk obat yang umumnya diketahui oleh
masyarakat luas :

1. Sediaan Obat
Sediaan obat adalah sediaan farmasi yang memiliki variasi bentuk serta
kegunaannya masing-masing. Berikut adalah beberapa contoh dari sediaan obat
yang ada pada Puskesmas taman :
a. Pulvis (Serbuk)
Pulvis merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Ciri-ciri : Serbuk yang tidak terbagi-bagi dan dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis.
Contoh : Liprolac Kids

b. Pulveres (serbuk bagi)


Pulveres merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,
dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
Contoh : P3

xii
c. Tablet
Menurut Farmakope Indonesia Edisi V (2014), tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Contoh : Simvastatin 10mg

d. Pil
Pil merupakan sediaan obat yang memiliki bentuk bundar dengan ukuran yang
relatif kecil dengan variasi pil seperti granulae, pilulae dan boli. Puyer atau serbuk
adalah jenis sediaan obat dari campuran kering obat dan zat kimia yang telah
dihaluskan.

e. Kapsul
Kapsul adalah sediaan yang mengandung satu macam bahan obat atau lebih
yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari
gelatin.
Contoh : Stimuno, Gemfibrozil

f. Kaplet (kapsul kaplet)


Kaplet adalah sediaan Suplemen Kesehatan padat kompak, dibuat secara
kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih, silindris, atau bentuk lain, kedua
permukaannya rata atau cembung, dengan bahan pengering dan/atau bahan
tambahan yang sesuai.

xiii
Ciri-ciri : Sediaan Padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval
seperti kapsul.
Contoh : Obat TB

g. Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut
dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Ciri ciri : Melepaskan ion hidroksida, menghantarkan listrik (larutan elektrolit),
memiliki rasa pahit, memiliki tekstur yg licin, bereaksi dengan lemak, mengubah
kertas lakmus menjadi biru, tidak bereaksi dengan logam.
Contoh : Betadine Kumur

h. Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu suspensi
yang siap digunakan atau suspensi yang direkonstitusikan dengan sejumlah air
atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan.
Ciri-ciri :
1) Dispersi kasar.
2) Sifat campuran heterogen.
3) Dimensi partikel lebih dari 100 nm.
4) Sistem dua fase dan tidak stabil.
5) Dapat disaring.
Contoh : Cotrimoxazole

xiv
i. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90˚C selama 15 menit. diaduk. Setelah itu diangkat dan
dilakukan penyarian dalam keadaan panas (Anief, 2007; Mulyana dkk., 2013).
Infusa merupakan ekstraksi yang menggunakan pelarut polar yaitu air.
Contoh : Ringer Lactate, Sodium Chloride

j. Salep
Salep adalah salah satu bentuk sediaan setengah padat yang banyak digunakan
terutama untuk pengobatan penyakit topikal, termasuk kandidiasis. Hal penting
yang perlu diperhatikan dalam suatu sediaan salep antara lain sifat fisik salep dan
potensi relatif obatnya.
✓ Bebas dari bau yang tidak enak,
✓ Tidak memberi noda,
✓ Mampu memenuhi sebagai ✓medium bagi obat yang tak larut dalam lemak atau
air,
✓ Efisien untuk kulit kering, berminyak, atau basah,
✓ Dapat disimpan untuk penggunaan ekstemporer,
✓ Dapat mengandung 50% air,
✓ Mudah dibuat.
Contoh : Gentamicin Sulfate, Scabimide

xv
k. Injeksi
Injeksi yang sering disebut sebagai 'shot' atau 'jab' dalam bahasa Inggris
adalah proses memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik
medis, cairan yang kerap dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan
vitamin. Jarum yang digunakan adalah jarum hipodermik dan jarum suntik.
Contoh : Antalgin, Mersibion, Diphenhydramine

2. Bahan Obat
Bahan obat adalah segala jenis bahan baku sediaan farmasi yang digunakan
dalam pembuatan obat yang diolah berdasarkan standar dan prosedur yang
berlaku.

3. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah sediaan farmasi yang dibuat dari bahan atau ramuan
dari tumbuhan, hewan mineral, sari-sarian, atau campuran bahan lain yang biasa
digunakan oleh masyarakat sesuai dengan standar kesehatan yang telah
ditetapkan.

4. Kosmetika
Kosmetika adalah sediaan farmasi atau campuran yang digunakan pada
pemakaian luar, gigi, dan rongga mulut dengan fungsi yang bermacam-macam.
Mulai dari membersihkan, memberi aroma wangi, menambah daya tarik, hingga
melindungi dan memelihara kecantikan tubuh. Tetapi, untuk kosmetika ini tidak
ada pada puskesmas Taman

Untuk pengertian Perbekalan kesehatan sendiri adalah semua bahan dan


peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

Adapun kegiatan yang ada di Puskesmas Taman yaitu :


1. Memeriksa Ketersediaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan pada
Puskesmas Taman.
Adapun Obat -obat yang tersedia pada puskesmas taman yaitu :
a. Obat keras
Obat Keras adalah obat yang hanya boleh dibeli menggunakan resep
dokter.
Contoh obat keras adalah obat yang mengandung asam mefenamat, loratadine,
clobazam, pseudoefedrin, atau alprazolam, dan masih banyak lagi.

xvi
b. Obat Bebas
Obat Bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter.
Contoh Obat Bebas : Parasetamol (penurun demam dan pereda sakit kepala),
Vitamin-Vitamin, dan lain lain.

c. Obat Bebas Terbatas


Adalah obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep
dokter, namun mempunyai peringatan khusus saat menggunakannya.
Berikut adalah enam jenis peringatan obat bebas terbatas dan golongan obat
yang termasuk di dalamnya.
 P. No. 1: Awas! Obat Keras, Bacalah aturan pemakaiannya.
Contoh obat bebas terbatas P. No. 1: CTM, Decolgen, Neozep,
Paramex, Ultraflu, Procolod, OBH, Woods, Komix, Theophylline,
Tremenza sirup, dan Actifed.

 P. No. 2: Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan


Contoh P. No. 2: obat kumur Listerine, Betadine, dan Hexadol.

xvii
 P. No. 3: Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan.
Contoh P. No. 3: Kalpanax, Betadine solution, Albothyl, Insto, dan
Braito.

 P. No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.


Contoh P. No. 4: rokok antiasma (sudah tidak ada).
 P. No. 5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
Contoh P. No. 5: Rivanol kompres, Dulcolax Suppositoria, dan
Sulfanilamid puyer.

 P. No. 6: Awas! Obat keras. Obat wasir jangan ditelan.


Contoh P. No. 6: Anusol suppositoria.

d. Narkotika

xviii
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan
Contoh : petidin, benzetidin, betametadol, codein, morfin, heroin, kokain, LSD
(Lysergic Acid), dan lain lain.

e. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak
serta merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa
halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba,
dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Contoh : Dumolid, nitrazepam, benzodiazepin, Calmlet, Valium, Nipam,
Lexotan, Xanax, dan lain lain.

Selain menyediakan dan melayani pengobatan, Puskesmas Taman juga


menyediakan alat-alat kesehatan. Contohnya :
 Termometer

 Tensimeter

xix
 Nebulizer

 Test pack
 Sarung tangan medis

 Masker medis

 Nasal cannula

 Selang kateter

xx
 Dll
Obat-Obat dan alat kesehatan di Puskesmas Taman diusahakan
menyediakan yang jauh dari kadaluarsa (exp date), tetapi karena
keterbatasan pengawasan, maka masih ada beberapa obat yang kadaluarsa.
Untuk obat obat yang kadaluarsa langsung di musnahkan.

f. Memeriksa Persediaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan yang


Mendekati Kadaluarsa.
Pada umumnya tanggal kadaluarsa obat-obatan adalah dari 12 hingga 60 bulan
setelah obat itu di produksi saat obat masih tersegel rapat. Dalam beberapa
penelitian menunjukkan bahwa obat yang sudah melewati masa kadaluarsa
masih bisa bekerja dengan baik.
Ciri ciri obat tidak layak untuk dikonsumsi :
 Lewat masa kedaluwarsa yang tercantum pada kemasan obat.
 Kemasan obat rusak seperti pecah, retak, atau berlubang.
 Label pada kemasan obat hilang, tidak utuh, atau tulisan tidak terbaca.
 Obat berubah warna, bau, dan rasa.
 Muncul noda bintik-bintik pada obat berbentuk tablet dan puyer.
Adapun cara memusnahkan obat yang ada di Puskesmas Taman yaitu
dengan cara memisahkan isi obat dari kemasannya, lepaskan etiket dan
tutup dari wadah atau botol obat, buang secara terpisah. Lalu buang isi
obat melalui saluran air yang mengalir atau dikubur ke dalam tanah.

B. Menyimpan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan.


1. Menyimpan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Sesuai Golongan.
a. Vaksin merupakan “Cold Chain” khusus disimpan pada kulkas dan harus
dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik.
Penyimpanan obat yang merupakan produk rantai dingin (Cold Chain Product)
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Tempat penyimpanan minimal chiller untuk produk dengan
persyaratan penyimpanan suhu 2-8°c dan freezer untuk produk dengan
persyaratan penyimpanan -25 s/d -15°c.
 Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan alat monitoring suhu
yang terkalibrasi. Harus dilakukan pemantauan suhu tempat
penyimpanan selama 3 (tiga) kali sehari dengan rentang waktu yang
memadai.

xxi
 Tempat penyimpanan harus di lengkapi dengan generator otomatis atau
generator manual yang di jaga oleh personil khusus selama 24
jam.Penyimpanan obat tidak terlalu padat sehingga sirkulasi udara
dapat dijaga jarak antara sekitar 1-2 cm.
 Obat berupa elektrolit konsentrasi tingi (misalnya kalium klorida 2ml
atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat daro
0.9% dan magnesium sulfat 50% atau yang lebih pekat) tidak disimpan
di unit perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting.
Penyimpanan pada unit perawatan pasien harus dilengkapi dengan
pengaman diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi
ketat untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati (BPOM
RI, 2018).

b. Narkotika, psikotropik dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari


khusus dan selalu terkunci. Di Puskesmas Taman obat tersebut disimpan di
lemari belakang.Syarat untuk lemari narkotik dan psikotopika harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
 Lemari terbuat dari bahan kuat.
 Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 buah kunci yang
berbeda.
 Harus diletakkan dalam ruangan khusus disudut gudang.
 Dibagi 2 rak dengan kunci yang berlainan, rak pertama digunakan
untuk persediaan narkotika sedangkan rak kedua untuk
penyimpanan narkotik yang dipakai sehari-hari.
 Diletakkan ditempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum.
 Kunci lemari khusus dikuasai Ruang Apoteker penanggung jawab.
 Lemari harus menempel pada tembok atau latai dengan cara dipaku
atau disekru.

c. Sedangkan untuk obat bebas, diletakkan di lemari kaca depan.Obat /bahan


obat harus disimpan dalam wadah asli produsen dikecualikan dari ketentuan
sebagaimana di maksud dalam hal diperlakukan pemindahan dari wadah asli
nya untuk pelayanan resep, Obat dapat disimpan didala wadah baru yang dapat
menjamin keamanan, mutu, dan ketertelusuran obat dengan dilengkapi dengan
identitas obat meliputi nama obat dan zat aktifnya. Bentuk dan kekuatan
sediaan, nama produsen, jumlah, nomor bets dan tanggal kadaluarsa.

Pada kondisi yang sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi yang
memproduksi Obat/Bahan obat sebagaimana tertera pada kemasan dan/atau
label sehingga terjaminkeamanan dan stabilitasnya.
 Terpisah dari produk/bahan lain dan terlindung dari dampak yang tidak
diinginkan akibat paparan cahaya matahari, suhu,kelembabab atau
faktor eksternal lainnya.
 Sedemikian rupa untuk mencegah tumpahan, kerusakan, kontaminasi
dan campur baur dan tidak bersinggungan langsung dengan lantai.

xxii
 Dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat
serta disusun secara alfabetis.
 Memperhatikan kemiripan penampilan dan penamaan obat (Lool Alike
Sound Alike, LASA) dengan tidak ditempatkan bedekatan dan harus
diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan obat.
 Memperhatikan sistem first Expired First Out (FEFO) dan/atau sistem
First In First Out (FIFO).
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud angka Obat-obat Tertentu
harus disimpan ditempat yang aman berdasarkan analisis resiko antara lain
pembatasan akses personil, diletakkan dalm satu area dan tempat
penyimpanan mudah diawasi secara langsung oleh penanggung jawab
(Bpom RI, 2018).

2. Menyimpan Sediaan Farrmasi dan Perbekalan Kesehatan Sesuai Sifat Fisika dan
Kimia Berdasarkan Informasi dalam Kemasan.
Cara penyimpanan obat sifat bahan obat dapat terurai menjadi zat lain atau
bentuk lain karena adanya pengaruh cahaya, kelembaban, temperatur (suhu
udara), bahan wadah (pembungkus) sehingga tidak lagi memenuhi syarat baku
yang ditetapkan oleh Pharmakope Indonesia. Obat yang tidak lagi memenuhi
syarat baku (rusak) akan berbahaya apabila digunakan, karena khasiat atau fungsi
obat sudah tidak sesuai dengan efek terapi yang diharapkan.
Cara penyimpanan obat sebaiknya sebagai berikut :
1. Menjauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
2. Menyimpan obat dalam kemasan aslinya dan dalam wadah yang tertutup
rapat.
3. Menyimpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari secara
langsung.
4. Menyimpan kapsul atau tablet ditempat kering, tidak ditempat panas atau tidak
ditempat lembab karena dapat menyebabkan obat tersebut rusak.
5. Menyimpan obat sesuai dengan etiket atau kemasan obat. Misalnya: insulin
disimpan dalam lemari pendingin (20 – 80 C).
6. Menghindarkan agar obat dalam bentuk cair menjadi beku.
7. Menyimpan obat pada suhu kamar dan menyimpan obat sebelum waktu
kadaluarsa.
Prosedur pemesanan obat di Puskesmas Taman antara lain ;
Pemesanan obat melalui aplikasi yang nge link ke ifk sda -> ifk menyiapkan obat
dan bast ( berita acara serah terima) obat -> petugas farmasi ambil obat di ifk ,
double cek barang & ttd bast -> obat dikirim langsung ke puskesmas.

C. Melakukan Administrasi Dokumen Sediaan Farmasi dan Perbekalan


Kesehatan.

xxiii
 Administrasi Umum
Pencatatan, pengarsipan, pengolahan nakrkotika, psikotropika dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuannya. Pencatatan dan pelaporan terhadap
pengelolaan psikotropika diatur dalam pasal 33 UU No.5 tahun 1997 dengan pabrik
obat, pedangang besar farmasi, saran penyimpanan sediaan farmasi pemerintah,
apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga penelitian atau
lembaga pendidikan wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan
masing-masing yang berhubungan dengan psikotropika. Laporan narkotika
disampaikan setiap bulan dan pencatatan narkotika menggunakan buku register
narkotika.
 Administrasi Pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan, pengobatan pasien, pengarsipan hasil
monitoring penggunaan obat. Apotek pengelola apotek mengatur resep yang telah
dikerjakan menurut urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep. Permenkes No.
922 tahun 1993 pasal 1 17 ayat 2 menyebutkan bahwa resep harus dirahasiakan dan
disimpan dengan baik dalam jangka waktu 3 tahun, resep yang mengandung narkotika
harus dipisahkan dengan resep lainnya.

Adapun Pengelolaan sediaan farmasi dan pembekalan kesehatan lainnya.


Komoditas di Apotek dapat berupa sediaan farmasi, pembekalan kesehatan, alat
kesehatan maupun yang lainnya. Yang dimaksud sediaan farmasi yaitu obat, bahan
obat, obat tradisional dan kosmetik. Pembekalan kesehatan adalah semua bahan selain
obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
sedangkan alat kesehatan adalah bahan, instrumen apparatus, mesin, implant yang
tidak mengandung obat yang tidak digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit serta memulihkan kesehatan.

Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan


sesuai ketentuan perundangan yang berlaku meliputi : perencanaan, pengadaan,
penyimpanan dan pelayanan, pengeluaran obat memakai sistem FIFO (first in first
out) dan FEFO (first expire first out).
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, serta menghindari kekosongan obat.
Dalam perencanaan pengadaan sediaan farmasi seperti obat-obatan maka perlu
dilakukan pengumpulan data obat-obatan yang akan dipesan. Data obat-obatan
tersebut biasanya ditulis dalam buku defecta yaitu jika barang habis atau
persediaan menipis berdasarkan jumlah barang yang tersedia pada bulan
sebelumnya.

2. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan
farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perundangan-undangan yang
berlaku. Apotek memperoleh obat dan perbekalan farmasi harus bersumber dari
pabrik farmasi. Pedagang besar farmasi atau apotek lainnya atau distribusi obat

xxiv
yang sah. Obatnya harus memenuhi ketentuan daftar obat, surat pesanan obat dan
perbekalan kesehatan di bidang farmasi lainnya harus ditandatangani oleh
apoteker pengelola apotek dengan mencantumkan nama dan nomor SIK.

3. Penyimpanan
Penyimpanan obat digolongkan berdasarkan bentuk bahan baku seperti bahan
padat, dipisahkan dari bahan yang cair atau bahan yang setengah padat. Hal
tersebut dilakukan untuk menghindarkan zat-zat yang higroskopis, serum, vaksin
dan obat yang mudah rusak atau meleleh pada suhu kamar disimpan dalam lemari
es.

Penyimpanan obat-obat narkotika disimpan dalam almari khusus sesuai


dengan Permenkes No.28 tahun 1978 yaitu apotek harus memiliki tempat khusus
untuk menyimpan narkotika. Tempat khusus yang dimaksudkan adalah pada
almari yang mempunyai ukuran 40 x 80 x 100 cm, dapat berupa almari yang
dilekatkan di dinding atau menjadi satu kesatuan dengan almari besar. Almari
tersebut mempunyai 2 kunci yang satu untuk menyimpan narkotika sehari-hari
dan yang lainnya untuk narkotika persediaan dan morfin, pethidin dan garam-
garamnya hal ini untuk menghindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
penyalahgunaan obat-obat narkotika. Penyusunan obat dilakukan dengan cara
alphabetis untuk mempermudah pengambilan obat saat diperlukan.

Adapun kegiatan lainnya di dalam melakukan administrasi dokumen dan


pembekalan kesehatan, yaitu :
a. Melakukan pengelompokan faktur pembelian dan resep.
Faktur pembelian adalah invoice yang diterima oleh konsumen atau
pembeli dari penjual atau bisa disebut sebuah dokumen resmi untuk setiap
pembelian atau pemesanan yang dilakukan pembeli, maka faktur penjualan
adalah bukti tagihan atau bukti transaksi kepada konsumen atas pembelian
suatu barang. Dapat dikatakan bahwa faktur pembelian adalah bukti transaksi
yang diterima oleh pembeli barang kena pajak maupun bagi pengguna jasa
kena pajak.
Pada dasarnya faktur pada pembelian ini sama dengan faktur penjualan,
elemen yang terdapat di dalamnya juga memiliki kesamaan, antara lain :
1. Nama perusahaan atau identitas penjual, bagian ini meliputi nama, logo
dan alamat perusahaan. Jika memungkinkan, nomor telepon yang bisa
dihubungi juga bisa dimasukkan.
2. Nama konsumen atau pembeli yang ber- transaksi lengkap dengan
alamatnya.
3. Nomor seri atau nomor transaksi.
4. Tanggal Faktur.
5. Detail transaksi.
6. Nominal yang dibayar, nominal ini mencakup sub total dan PPN yang
harus dibayar oleh konsumen.
7. Nama dan tanda tangan kasir serta nama dan tanda tangan konsumen. Ini
merupakan bukti bahwa transaksi sudah dilakukan atas persetujuan dua
belah pihak.

xxv
Data-data di atas bisa memudahkan pencatatan atau pembukuan di akhir
periode akuntansi perusahaan. Jika terdapat penagihan atau hal lainnya,
tentunya lebih mudah diperiksa karena data yang diberikan lengkap.

Manfaat – manfaat tersebut meliputi :

 Bukti transaksi
Bukti transaksi ini sangat berguna sebagai dokumen pendukung
ketika terdapat masalah dengan barang yang dibeli. Dengan adanya
faktur maka kamu akan lebih mudah dalam mengajukan komplain dan
terdapat informasi pembelian di dalamnya.

 Informasi Nilai Tagihan


Salah satu hal yang tertera di dalam faktur pembelian adalah
jumlah harga dari pembelian barang. Dengan adanya informasi
tersebut, kamu bisa tau jumlah yang harus dibayar oleh pembeli pada
setiap transaksi. Dengan adanya catatan dari faktur pembelian akan
mengurangi kemungkinan kesalahan dalam melakukan penagihan.

 Dokumen Sah untuk Pencatatan Keuangan


Faktur pembelian merupakan dokumen yang dianggap sah
untuk melakukan catatan keuangan dalam dunia akuntansi. Hal ini
dikarenakan faktur penjualan merupakan dokumen resmi bukti
transaksi antara penjual dan pembeli.

 Klaim untuk Konsumen


Faktur penjualan adalah bukti yang dikeluarkan oleh penjual
atas pembelian atau transaksi yang dilakukan dengan konsumen.
Namun terkadang, terdapat kesalahan atau kerusakan yang
mengharuskan konsumen untuk meminta penggantian barang (retur)
atau ganti rugi atas kerusakan barang tersebut
Jika hal itu terjadi, kamu harus menyertakan dokumen
pendukung agar komplain yang kamu sampaikan mendapat perhatian
atau tanggapan dari penjual. Dokumen pendukung yang dapat kamu
gunakan salah satunya adalah faktur penjualan. Faktur penjualan
mencatat detail transaksi yang kamu lakukan dari nama pembeli, jenis
barang, sampai nominal harga.

 Menunjukan Persediaan Barang Perusahaan


Dalam faktur pembelian terdapat jumlah barang yang dibeli
oleh pembeli. Dengan pencatatan itu maka perusahaan dapat
mengetahui seberapa banyak barang yang telah dibeli. Data ini juga
dapat digunakan sebagai acuan ketika perusahaan ingin membeli
barang untuk memperbarui stock. Tak hanya itu, data dari faktur juga
dapat menjadi acuan dalam menentukan kebijakan perusahaan. Misal,
dari data faktur terungkap bahwa barang A merupakan barang yang
paling banyak dibeli, maka perusahaan dapat menyediakan stok barang
A lebih banyak dari yang lainnya.

xxvi
b. Menyiapkan, mengisi, dan menyimpan kartu stok.
Kartu stok merupakan salah satu dokumen yang wajib ada di suatu
Apotek. Kartu stok digunakan untuk mencatat sirkulasi keluar masuknya obat
meliputi penerimaan, pengeluaran, obat hilang, obat rusak atau kadaluarsa.
Tiap lembar kartu stok hanya digunakan mecatat data mutasi 1 jenis obat saja.
Kartu stok diletakkan bersama atau berdekatan dengan obat bersamaan.
Manfaat dari pencatatan pada kartu stok ini yaitu untuk mengetahui dengan
cepat jumlah persediaan obat, penyusunan laporan, sebagai alat pembanding
untuk pengadaan dan pendistribusian obat.
Di dalam kartu stok terdapat nama obat, satuan, asal sumber. Bagian
judul pada kartu stok diisi dengan nama obat, kemasan, isi kemasan, nama
sumber asal obat.
Kolom kolom pada kartu stok meliputi :
1. Tanggal penerimaan obat dan pengeluaran obat
2. Nomer dokumen
3. Sumber asal obat
4. No. Batch
5. Tanggal kadaluarsa
6. Jumlah penerimaan / barang masuk
7. Jumlah pengeluaran / barang keluar
8. Sisa stok
9. Paraf petugas.
10. Kartu stok sangat efektif untuk mengontrol stok sehingga bisa
11. Menemukan kejanggalan karena kerusakan sistem atau kelalaian
karyawan.

Dengan adanya kartu stok ini dapat mencegah kecurangan apabila ada
kejanggalan pada suatu barang.

Adanya karu stok erat katannya dengan masalah penyimpanan, karena


kartu stok diletakkan berdekatan dengan letak obat. Penyimpanan adalah suatu
aktifitas menyimpan, memelihara, merawat, dan menjaga obat obatan dan alat
alat kesehatan yang diterima agar bebas dari gangguan fisik, binatang,
pencurian yang dapat merusak kualitas obat.

Untuk menciptakan tempat yang aman sebagai tempat penyimpanan harus


memperhatikan berbagai hal seperti sirkulasi udara, suhu, kelembabapan,
pencahayaan, dan sebagainya.

a. Pencatatan
Pencatatan yaitu suatu kegiatan yang harus dilakukan setiap ada obat
masuk dan keluar dalam buku pendapatan atau buku pembelian. Di dalam
buku pembelian berisi semua catatan pembelian obat yang sudah diterima
dan disesuaikan dengan faktur barang datang. Di dalam buku pendapatan
berisi semua catatan pengeluaran obat. Untuk obat narkotik dan
psikotropik dicatat dalam Buku Register Narkotik dan Psikotropik yang
berisi nama dan alamat pasien, nama obat, jumlah obat yang keluar,

xxvii
tanggal keluar obat, dan dokter yang menuliskan resep tersebut. Pelaporan
untuk obat Narkotik dan psikotropik dilaporkan setiap 1 bulan sekali ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh Apoteker.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan meliputi :
1. Penerimaan Obat
Meliputi buku harian penerimaan barang yaitu catatan setiap ada
barang masuk mulai dari nomor faktur, tanggal faktur, tanggal terima
barang, nama PBF, tanggal kadaluarsa barang, jumlah, harga satuan,
total, dan keterangan. Buku ini meliputi segala bentuk barang yang
diterima oleh apotek, termasuk barang konsyinasi dan alat kesehatan.
a. Pencatatan penyimpanan
Kartu persediaan obat.
b. Pencatatan Kartu Stok
Kartu stok fisik yang diletakkan di dekat rak dan tempat obat.
c. Pencatatan pengeluaran
Terdiri dari :
o Buku harian pengeluaran barang.
o Dokumen yang berisi semua catatan pengeluaran obat.
o Buku laporan mutasi.

Buku pengeluaran barang dari gudang ke tempat pelayanan.


Pelaporan terdiri dari laporan mutasi barang laporan berkala
mutasi barang dilakuan setiap 3 bulan sekali, enam bulan
sekali, atau pertahun.

D. Kompetensi Berkomunikasi dan Memberikan KIE kepada Pasien.


1. Menyerahkan obat kepada pasien
 Membaca Resep
Dalam Menyerahkan obat kepada pasien,langkah pertama yang
dilakukan adalah menerima ,kemudian membaca resep dari pasien
 Skrining Resep
Melakukan skrinning resep agar informasi tentang resep lengkap dan
mencegah terjadinya kelalaian pencantuman informasi, dan penulisan
resep yang tidak tepat. Ketika resep datang ke apotek, maka apoteker akan
melakukan skrining terhadap resep. Hal ini bertujuan untuk memastikan
resepnya legal, sesuai, dan mengandung komponen resep yang jelas dan
lengkap.
(Dilakukan skrining terhadap 3 aspek yaitu) :
1. Persyaratan administrative
Beberapa poin yang perlu diperhatikan adalah :
 Nama dokter, SIP (nomor surat izin praktik) dokter, dan alamat
praktik dokter.
 Tanggal penulisan resep.
 Tanda tangan/paraf dokter pembuat resep.
 Identitas pasien (nama, jenis kelamin, alamat, umur, BB).
 Nama obat, potensi, dosis, dan jumlah yang diminta.

xxviii
2. Kesesuaian farmasetika
Dilakukan kajian terhadap kesesuaian farmasetika dari obat-obat
yang diresepkan. Untuk memastikan obatnya sesuai. Kajian dilakukan
terhadap beberapa poin berikut :
 Bentuk sediaan
 Dosis (jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang
memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit) dan potensi
(kekuatan sediaan).
 Stabilitas dan inkompatibilitas, contoh apakah obat dapat
digerus, diracik, dan dicampurkan.
 Cara pemakaian obat.
 Durasi atau lama pemberian obat.
3. Pertimbangan klinis. Kajian terhadap aspek klinis seperti :
 Penyiapan Obat adanya alergi, efek samping, dan interaksi
dengan obat dan makanan.
 Kesesuaian obat dengan kondisi pasien, seperti kesesuaian
dosis, durasi, jumlah obat, dll.
 Jika ada keraguan terhadap resep, hendaknya
menanyakan/konsultasi kepada dokter pembuat resep dengan
memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya.
 Penyiapan obat
Penyiapan obat meliputi pencarian obat (non racikan) dan peracikan
obat (jika obatnya bentuk racikan). Peracikan, merupakan kegiatan
menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, hingga memberikan
etiket pada kemasan.
Hati-hati, tidak semua obat dapat diracik. Perhatikan hal-hal berikut
sebelum meracik obat :
Stabilitas obat-obat yang akan diracik.
 Desain pelepasan obat, Beberapa obat didesain untuk maksud
pelepasan tertentu seperti controlled release, delayed release,
extended release sehingga penggerusan akan merusak desain obat.
 Inkompatibilitas, yaitu tidak tercampurnya komponen obat secara
fisika maupun kimia sehingga dapat berakibat hilangnya potensi,
meningkatnya toksisitas maupun efek samping obat
 Pemberian etiket
Etiket setidaknya berisi identitas obat dan cara pakai obat. Ada dua
jenis etiket berdasarkan penggunaanya yaitu :
 Etiket berwarna putih. Digunakan untuk obat dalam seperti obat
yang diberikan melalui oral/mulut dan obat yang diinjeksikan.
 Etiket berwarna biru. Digunakan untuk obat luar seperti yang
digunakan di permukaan kulit/topikal.

2. Berkomunikasi dengan pasien


Keberhasilan pengobatan yang diberikan kepada pasien bisa didapat dengan
komunikasi efektif. Komunikasi antara apoteker dan pasien dikatakan efektif
apabila hal yang disampaikan tepat sasaran dan mencapai tujuan.

xxix
 Pasien berhak mengetahui kondisi kesehatannya sejelas mungkin setelah
melakukan pemeriksaan klinis dan bertanya apakah pasien mempunyai
alergi obat tertentu.
 Tidak semua pasien mengerti dengan kosakata medis, jadi penggunaan
kosakata sebaiknya disesuaikan dengan wawasan pasien.
3. Memberikan KIE kepada pasien
Ketika akan diberikan kepada pasien, hal pertama yang harus diingat adalah
menjelaskan nama obat beserta komposisinya, lengkap dengan bentuk sediaan
serta indikasi.
 Memberikan KIE terkait aturan pakai
Informasi aturan pakai obat bisa didapat di resepnyai.Durasi penggunaan
serta berapa kali pakai dalam sehari dan aturan pakai sebelum atau sesudah
makan merupakan hal yang penting untuk disampaikan.juga memberikan
penjelasan tentang obat yang tidak boleh digunakan secara bersamaan.
 Memberikan KIE terkait cara pakai
Khususnya bagi obat dengan formulasi khusus seperti supositoria, ovula,
inhaler, pen insulin dan lainnya perlu dijelaskan kepada pasien. Terlebih
jika pasien baru mendapatkannya.
 Memberikan KIE terkait efek samping obat dan terapi non
farmakologi
Menjelaskan apa efek samping yang mungkin terjadi dan cara mencegah
atau mengatasinya seperti ngantuk,mual,pusing dan lain lain.
 Memberikan KIE terkait penyimpanan obat
Menyampaikan tentang cara penyimpanan obat,termasuk faktor cahaya
dan tentunya harus diberikan informasi agar jauh dari jangkauan anak-
anak.
 Memberikan obat kepada pasien
Setelah seluruh informasi sudah dijelaskan dan pasien sudah
memahami.lalu memberikan obat tersebut setelah itu mengucapkan
"semoga lekas sembuh".

xxx
BAB IV

PEMBAHASAN

Kegiatan PKL selama di Puskesmas Taman telah melaksanakan pekerjaan kefamasian


antara lain, membaca resep, menulis etiket, meracik obat, menyiapkan obat, menyimpan
obat, menulis dikartu stok, penyerahan obat.

Puskesmas Taman merupakan puskesmas perawatan (rawat inap) terbesar di Sidoarjo.


Pembangunan gedung baru di tahun 1994 serta Rehab bangunan UGD dan Rawat Inap di
tahun 1999 yang diresmikan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman merupakan titik
pijak semua itu. Dan tahun 2004, Puskesmas ini dinobatkan sebagai satu-satunya
Puskesmas berstatus swadana di wilayah Kabupaten Sidoarjo.

Puskesmas Taman melayani pasien umum dan BJPS. Dikarenakan loket tutup pukul
20.00, pasien yang belum melakukan pembayaran obat bisa membayar melalui umum
atau BPJS bersamaan dengan pengambilan obat di Ruang Obat. Pelayanan obat di
Puskesmas Taman hanya sampai pukul 21.00, setelahnya akan diserahkan pada UGD
yang buka 24 jam. Sebelum itu pihak Ruang Obat akan mengirim beberapa obat dan
meletakkannya di kotak obat khuhus untuk UGD.

Selama PKl yang kami lakukan yaitu satu setengah bulan, terkadang kami
menemukan berbagai kendala. Mulai dari resep yang kurang lengkap, seperti tidak ada
alamat pasien dan tanggal resep. Pernah ada pasien dimana dalam resep tersebut ada
salah satu obat yang tidak tersedia/stok habis,maka pihak apotek memberikan salinan
resep untuk ditebus di apotek lain. Terkadang juga pihak apotek menghubungi dokter
yang memberikan resep kepada pasien terlebih dulu.

Selama PKL di Puskesmas Taman, kami dibagi menjadi 2 shift yaitu, shift pagi
(pukul 07.00-14.00) dan siang (14.00-20.30). Setiap hari Senin-Kamis pukul 07.30
Puskesmas Taman mengadakan apel yang diikuti seluruh tenaga medis yang bekerja
disana.

xxxi
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa :
 Puskesmas Taman melayani pasien BPJS dan umum.
 Pelayanan resep sudah sangat baik, dari penerimaan resep sampai
penyeahan obat kepada pasien.
 Jika obat yang telah diresepkan tidak tersedia, maka pihak apotek akan
memberikan salinan resep untuk ditebus di apotek lain.

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan atau PKL ini sangat bermanfaat bagi
Sekolah Menengah Kejuruan agar siswa dapat terjun langsung ke dalam dunia
kerja maupun dunia usaha. Di sekolah kita mempelajari berbagai teori tentang
farmasi, maka ketika praktikum teori itu digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakn kegiatan. Pada intinya, kegiatan PKL sangat berguna untuk
menggembangkan apa yang dianjurkan sekolah.

B. Saran
Penulis sadar dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini masih
banyak kekurangan. Namun, telah berusaha melakukannya secara maksimal. Oleh
karena itu, saran yang membangun sangat diperlukan guna memperbaiki laporan
yang masih jauh dari kata sempurna ini.

Untuk adik kelas yang nantinya akan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan mungkin sedikit saran ini bisa bermanfaat :
1. Jaga nama baik diri sendiri dan nama sekolah.
2. Gunakan waktu sebaik-baiknya.
3. Selalu semangat dan jangan cepat putus asa.
4. Selalu menaati peraturan di tempat PKL.

xxxii
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, R. P. (2019). Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL). 1-18.

Sidoarjo, D. K. (2021). Profil Puskesmas Taman.

Sigarlaki, F. S. (2021). Laporan Akhir Sisw A/I Peserta PKL. 1-32.

Yulianawati, H. (2019). Laporan Praktek Kerja Lapangan. 1-49.

Laelatul, B. (2020). Sistem Penyimpanan Obat Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di


Puskesmas. 1-45.

Yeremias, F. (2018). Sistem Penyimpanan Obat di Puskesmas. 1-24.

xxxiii
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Kotak Resep Gambar 1.4 Jadwal PKL Siswa

Gambar 1.2 Ruang Kamar Obat


Gambar 1.5 Pelayanan Puskesmas

Gambar 1.3 Alur Pelayanan Resep Gambar 1.6 Alur Pelayanan Pasien

xxxiv
Gambar 1.7 Obat kategori LASA Gambar 2.1 Lemari Narkotika & Psikotropika

Gambar 1.8 Obat Kategori High Alert Gambar 2.2 Sediaan Tetes Mata

Gambar 1.9 Tanda Hijau (Mendekati kadaluarsa) Gambar 2.3 Sediaan Tetes Telinga

Gambar 2.0 Lemari Obat Berdasarkan Alfabet Gambar 2.4 Tempati Obat Pelayanan

xxxv
Gambar 2.5 Membuat Sediaan Puyer

Gambar 2.6 Melakukan KIE kepada pasien

xxxvi

Anda mungkin juga menyukai