DI PUSKESMAS TAMAN
Tanggal 06 Maret 2023 s/d 29 April 2023
Di susun oleh :
1. Alfilia Dania R. (09)
2. Annisa Yuke Wijaya (14)
3. Arachelly Novelya A.S. (15)
4. Dycka Ody Setyawan (27)
5. Fransisca Pramadeta (32)
6. Frischa Meyvia (33)
Kepala Sekolah
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan PKL dengan sebaik-baiknya
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian laporan
ini terutama kepada :
1. Direktur UPTD Puskesmas Taman.
2. Bapak Apt. Andri Priyoherianrto S.Farm.,M.Si, selaku kepala sekolah SMK Mitra
Sehat Mandiri Sidoarjo.
3. Ibu Apt. Ernita Trivana, S.Farm.,M.Kes, selaku pembimbing praktek kerja lapangan
(PKL).
4. Ibu Apt. Larinta Ayu Armyani, S.Farm, selaku pembimbing lahan PKL.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, moral, motivasi, material dan
doa.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam proses penyusunan laporan ini.
Laporan indisusun sebagai salah satu bahan penilaian dan evaluasi selama saya
melaksanakan PKL dan sebagai bukti pelaksanaan PKL yang suda terlaksanakan.
Laporan PKL tetap saya jauh dari kata sempurna, oeh karena itu saya meminta
masukan dan kritikan yang nantinya dapat menyempurnakan laporan ini.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan.......................................................................................2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan.....................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN UMUM..................................................................................................................3
2.1 Puskesmas.........................................................................................................................3
2.1 Puskesmas Taman............................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................8
KEGIATAN...............................................................................................................................8
A. Mencatat Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Perbekalan kesehatan pada Puskesmas
Taman.....................................................................................................................................8
B. Menyimpan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan...............................................17
C. Melakukan Administrasi Dokumen Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan..........19
D. Kompetensi Berkomunikasi dan Memberikan KIE kepada Pasien.................................24
BAB IV....................................................................................................................................27
PEMBAHASAN......................................................................................................................27
BAB V......................................................................................................................................28
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
LAMPIRAN.............................................................................................................................30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggrakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Puskesmas diatur kembali dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang baru yaitu Permenkes
43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Puskesmas 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
menyebutkan bahwa Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes). Fasilitias
Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggrakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintahan, pemerintah daerah atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
Puskesmas adalah UKM tingkat pertama. UKM dalam Permenkes 43 tahun 2019
tentang Puskesmas dijelaskan bahawa Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah keehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegitan atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang diyujukan untuk peningkatan, pencegahan, penimbulan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Puskesmas juga membangun Sistem Informasi yaitu Sistem Informasi Puskesmas. Sistem
Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu
proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan menajaemn Puskesmas untuk mencapai
sarana kegiatannya.
Prinsip penyelenggaran Puskesmas dalam Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
adalah :
1. Paradigma sehat
2. Pertanggungjawaban wilayah
3. Kemandirian masyarakat
4. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan
5. Teknologi tepat guna dan
6. Keterpaduan dan kesinambungan
Berdasarkan kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan :
a. Karakteristik wilayah kerja
b. Kemampuan pelayanan
Berdasarkan Karakteristik wilayah kerja sebagaimana dimaksud diatas, dengan ketetapan
sari bupati/walikota, Puskesmas dikategorikan menjadi :
v
a. Puskesmas kawasan perkotaan
b. Puskesmas kawasan perdesaan
c. Puskesmas kawasan terpencil
d. Puskesmas kawasan sangat terpencil
Mutu pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting dalam organisasi pelayanan
kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan
mendorong setiap organisasi. Pelayanan kesehatan untuk sadar mutu dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa organisasi pelayanan kesehatan. Setiap permasalahan yang
muncul dalam organisasi pelayanan kesehatan khususnya berkaitan dengan mutu layanan
kesehatan, terdapat tiga konsep utama yang selalu muncul. Konsep tersebut adalah akses,
biaya, dan mutu. (Herlambang, 2016).
Terkait dengan hal diatas, SMK Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo sebagai salah satu institusi
pendidikan yang mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). PKL diartikan sebagai proses
belajar bagi siswa untuk meningkatkan dan keterampilan teknis dengan cara melibatkan
siswa dalam proses pekerjaan sesuai peminatan disertai bimbingan dari guru dan pembimbing
di tempat PKL dilaksanakan.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan perpaduan antara teori yang telah diperoleh
melalui SMK dan praktek sehingga dapat diaplikasikan di lapangan. Dengan demikian,
melalui PKL diharapkan dapat mengenal dan mengetahui serta menganalisa bagaimana
pelayanan kesehatan di lapangan khususnya pelayanan yang di lakukan di Puskesmas.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) khususnya pelayanan di Apotek yang di laksanakan di
Puskesmas selama 1,5 bulan terhitung sejak tanggal 6 Maret 2023 sampai tanggal 16 April
2023.
vi
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Puskesmas
A. Pengertian Puskesmas
Berdasarkan Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas, Pusat Kesehatan
Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai drajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
1. Unit Pelaksanaan Teknik
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota (UPT). Puskesmas
berperan menyelenggrakan sebagaian dari tugas teknis operasional dinas
kesehatan kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Kesehatan adalah Penyelenggara upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemuan, kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang.
3. Penanggung Jawab Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kota adalah dinas kesehatan kota, sedangkan Puskesmas
bertanggung jawab hanya untuk pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kota sesuai kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah satu kecamatan tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas maka tanggung
jawab dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keseluruhan wilayah kerja
masing-masing Puskesmas.
B. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat.
C. Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
2. Puskesmas berupaya menggerakan dan memantau penyeenggraan dan
pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha, sehingga
berwawasan.
vii
2.1 Puskesmas Taman
A. Sejarah Puskesmas Taman
Puskesmas Taman merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo yang sudah ada sejak tahun 1968 dengan
domisili di Jalan Raya Bebekan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Statusnya
pada waktu itu adalah sebagai Puskesmas Rawat Jalan yang memberikan layanan
pengobatan atau kuratif tanpa adanya tempat untuk awat inap oleh karena
keterbatasan lahan dan bangunan.
Kemudian, pada tahun 1976 dibangunlah ruang baru yang lebih besar dengan
fasilitas pelayan untuk rawat jalan, beberapa poli lainnya di Jalan Raya Ngelom No.
50 Taman Sidoarjo. Tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 1979 baru bisa ditempati.
Hal ini ditandai dengan peresmian oleh Bapak Gubernur Kepala Daerah TK. I
Profinsi Jawa Timur, Soenandar Prijo Soedarmo
Pada tahun 1994, setelah selesai pembangunan gedung baru untuk fasilitas
Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dan Poli Gigi, maka pelayanan keduanya yang
sebelumnya berada di Jalan Raya Bebekan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo,
dipindahkan menjadi satu atap dengan Puskesmas Induk di Jalan Raya Ngelom No.
50 Taman Sidoarjo.
viii
Sebagai bukti nyata adanya komitmen Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dan
Tim Manajerial serta seluruh Tenaga atau Staf Puskesmas Taman dalam Peningkatan
Mutu pelayanan kesehatan, serta untuk menjamin mutu layanan, sejak tanggal 02
April 2007 Puskesmas Taman menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2000
dan diakui secara resmi oleh Badan Sertifikasi SUCOFINDO, tbk dengan Sertifikat
No. QSC 00596 tanggal 15 November 2007.
ix
e. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
f. Pelayanan Kesehatan Jiwa
g. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
h. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
i. Pelayanan Kesehatan Olahraga
j. Pelayanan Kesehatan Indera
k. Pelayanan Kesehatan Lansia
l. Pelayanan Kesehatan Kerja
m. Pelayanan Kesehatan Haji
Kegiatan-kegiatan program lain yang dilaksanakan Puskesmas Taman mengacu
pada Program Kegiatan Puskesmas Kabupaten Sidoarjo, dengan jenis pelayanan :
a. Layanan Umum
b. Layanan TB dan Kusta
c. Layanan Gigi
d. Layanan 24 Jam/UGD
e. Layanan Hamil dan Kandungan
f. Layanan KB (Keluarga Berencana)
g. Layanan MTBS
h. Poli Jiwa Raga Sehat
i. Layanan Imunisasi
j. Layanan Lansia
k. Layanan Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, USG, ECG)
l. Layanan Pojok Gizi
m. Layanan Rawat Inap Persalinan dan Kandungan.
n. Layanan Rawat Inap Umum.
o. Layanan Refraksi
p. Layanan Kamar Obat
q. Klinik Sanitasi
Batas Wilayah
Utara : Kecamatan Karang Pilang, Kodyo Surabaya
Tmur : Kecamatan Waru
Selatan: Kecamatan Sukodono
Barat : Wilayah Kerja Puskemas Trosobo, Kecamatan Taman
D. Kebijakan Mutu
1. Mengutamakan kepuasan pelangan dengan melakukanpeningktan secara terus
menerus;
2. Memberikan pelayanan cepat, ramah, akurat dan mudah mendapatkan informasi;
3. Menerapkan sistem managemen mutu Puskesmas secara efektif dan efesien.
E. Tata Nilai
Tata Nilai adalah sekumpulan nilai-nilai prinsip yang diberlakukan di Puskesmas
Taman sebagai sebuah pedoman utama untuk dijalankan :
Ber : Berorientasi Pelayanan
A : Akuntabel
K : Kompeten
H : Harmonis
L : Loyal
A : Adaptif
K : Kolaboratif
F. MOTTO
“MELAYANI LEBIH BAIK”
xi
BAB III
KEGIATAN
1. Sediaan Obat
Sediaan obat adalah sediaan farmasi yang memiliki variasi bentuk serta
kegunaannya masing-masing. Berikut adalah beberapa contoh dari sediaan obat
yang ada pada Puskesmas taman :
a. Pulvis (Serbuk)
Pulvis merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Ciri-ciri : Serbuk yang tidak terbagi-bagi dan dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis.
Contoh : Liprolac Kids
xii
c. Tablet
Menurut Farmakope Indonesia Edisi V (2014), tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Contoh : Simvastatin 10mg
d. Pil
Pil merupakan sediaan obat yang memiliki bentuk bundar dengan ukuran yang
relatif kecil dengan variasi pil seperti granulae, pilulae dan boli. Puyer atau serbuk
adalah jenis sediaan obat dari campuran kering obat dan zat kimia yang telah
dihaluskan.
e. Kapsul
Kapsul adalah sediaan yang mengandung satu macam bahan obat atau lebih
yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari
gelatin.
Contoh : Stimuno, Gemfibrozil
xiii
Ciri-ciri : Sediaan Padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval
seperti kapsul.
Contoh : Obat TB
g. Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut
dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Ciri ciri : Melepaskan ion hidroksida, menghantarkan listrik (larutan elektrolit),
memiliki rasa pahit, memiliki tekstur yg licin, bereaksi dengan lemak, mengubah
kertas lakmus menjadi biru, tidak bereaksi dengan logam.
Contoh : Betadine Kumur
h. Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu suspensi
yang siap digunakan atau suspensi yang direkonstitusikan dengan sejumlah air
atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan.
Ciri-ciri :
1) Dispersi kasar.
2) Sifat campuran heterogen.
3) Dimensi partikel lebih dari 100 nm.
4) Sistem dua fase dan tidak stabil.
5) Dapat disaring.
Contoh : Cotrimoxazole
xiv
i. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 90˚C selama 15 menit. diaduk. Setelah itu diangkat dan
dilakukan penyarian dalam keadaan panas (Anief, 2007; Mulyana dkk., 2013).
Infusa merupakan ekstraksi yang menggunakan pelarut polar yaitu air.
Contoh : Ringer Lactate, Sodium Chloride
j. Salep
Salep adalah salah satu bentuk sediaan setengah padat yang banyak digunakan
terutama untuk pengobatan penyakit topikal, termasuk kandidiasis. Hal penting
yang perlu diperhatikan dalam suatu sediaan salep antara lain sifat fisik salep dan
potensi relatif obatnya.
✓ Bebas dari bau yang tidak enak,
✓ Tidak memberi noda,
✓ Mampu memenuhi sebagai ✓medium bagi obat yang tak larut dalam lemak atau
air,
✓ Efisien untuk kulit kering, berminyak, atau basah,
✓ Dapat disimpan untuk penggunaan ekstemporer,
✓ Dapat mengandung 50% air,
✓ Mudah dibuat.
Contoh : Gentamicin Sulfate, Scabimide
xv
k. Injeksi
Injeksi yang sering disebut sebagai 'shot' atau 'jab' dalam bahasa Inggris
adalah proses memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik
medis, cairan yang kerap dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan
vitamin. Jarum yang digunakan adalah jarum hipodermik dan jarum suntik.
Contoh : Antalgin, Mersibion, Diphenhydramine
2. Bahan Obat
Bahan obat adalah segala jenis bahan baku sediaan farmasi yang digunakan
dalam pembuatan obat yang diolah berdasarkan standar dan prosedur yang
berlaku.
3. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah sediaan farmasi yang dibuat dari bahan atau ramuan
dari tumbuhan, hewan mineral, sari-sarian, atau campuran bahan lain yang biasa
digunakan oleh masyarakat sesuai dengan standar kesehatan yang telah
ditetapkan.
4. Kosmetika
Kosmetika adalah sediaan farmasi atau campuran yang digunakan pada
pemakaian luar, gigi, dan rongga mulut dengan fungsi yang bermacam-macam.
Mulai dari membersihkan, memberi aroma wangi, menambah daya tarik, hingga
melindungi dan memelihara kecantikan tubuh. Tetapi, untuk kosmetika ini tidak
ada pada puskesmas Taman
xvi
b. Obat Bebas
Obat Bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter.
Contoh Obat Bebas : Parasetamol (penurun demam dan pereda sakit kepala),
Vitamin-Vitamin, dan lain lain.
xvii
P. No. 3: Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan.
Contoh P. No. 3: Kalpanax, Betadine solution, Albothyl, Insto, dan
Braito.
d. Narkotika
xviii
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan
Contoh : petidin, benzetidin, betametadol, codein, morfin, heroin, kokain, LSD
(Lysergic Acid), dan lain lain.
e. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak
serta merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa
halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba,
dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Contoh : Dumolid, nitrazepam, benzodiazepin, Calmlet, Valium, Nipam,
Lexotan, Xanax, dan lain lain.
Tensimeter
xix
Nebulizer
Test pack
Sarung tangan medis
Masker medis
Nasal cannula
Selang kateter
xx
Dll
Obat-Obat dan alat kesehatan di Puskesmas Taman diusahakan
menyediakan yang jauh dari kadaluarsa (exp date), tetapi karena
keterbatasan pengawasan, maka masih ada beberapa obat yang kadaluarsa.
Untuk obat obat yang kadaluarsa langsung di musnahkan.
xxi
Tempat penyimpanan harus di lengkapi dengan generator otomatis atau
generator manual yang di jaga oleh personil khusus selama 24
jam.Penyimpanan obat tidak terlalu padat sehingga sirkulasi udara
dapat dijaga jarak antara sekitar 1-2 cm.
Obat berupa elektrolit konsentrasi tingi (misalnya kalium klorida 2ml
atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat daro
0.9% dan magnesium sulfat 50% atau yang lebih pekat) tidak disimpan
di unit perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting.
Penyimpanan pada unit perawatan pasien harus dilengkapi dengan
pengaman diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi
ketat untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati (BPOM
RI, 2018).
Pada kondisi yang sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi yang
memproduksi Obat/Bahan obat sebagaimana tertera pada kemasan dan/atau
label sehingga terjaminkeamanan dan stabilitasnya.
Terpisah dari produk/bahan lain dan terlindung dari dampak yang tidak
diinginkan akibat paparan cahaya matahari, suhu,kelembabab atau
faktor eksternal lainnya.
Sedemikian rupa untuk mencegah tumpahan, kerusakan, kontaminasi
dan campur baur dan tidak bersinggungan langsung dengan lantai.
xxii
Dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi obat
serta disusun secara alfabetis.
Memperhatikan kemiripan penampilan dan penamaan obat (Lool Alike
Sound Alike, LASA) dengan tidak ditempatkan bedekatan dan harus
diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan obat.
Memperhatikan sistem first Expired First Out (FEFO) dan/atau sistem
First In First Out (FIFO).
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud angka Obat-obat Tertentu
harus disimpan ditempat yang aman berdasarkan analisis resiko antara lain
pembatasan akses personil, diletakkan dalm satu area dan tempat
penyimpanan mudah diawasi secara langsung oleh penanggung jawab
(Bpom RI, 2018).
2. Menyimpan Sediaan Farrmasi dan Perbekalan Kesehatan Sesuai Sifat Fisika dan
Kimia Berdasarkan Informasi dalam Kemasan.
Cara penyimpanan obat sifat bahan obat dapat terurai menjadi zat lain atau
bentuk lain karena adanya pengaruh cahaya, kelembaban, temperatur (suhu
udara), bahan wadah (pembungkus) sehingga tidak lagi memenuhi syarat baku
yang ditetapkan oleh Pharmakope Indonesia. Obat yang tidak lagi memenuhi
syarat baku (rusak) akan berbahaya apabila digunakan, karena khasiat atau fungsi
obat sudah tidak sesuai dengan efek terapi yang diharapkan.
Cara penyimpanan obat sebaiknya sebagai berikut :
1. Menjauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
2. Menyimpan obat dalam kemasan aslinya dan dalam wadah yang tertutup
rapat.
3. Menyimpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari secara
langsung.
4. Menyimpan kapsul atau tablet ditempat kering, tidak ditempat panas atau tidak
ditempat lembab karena dapat menyebabkan obat tersebut rusak.
5. Menyimpan obat sesuai dengan etiket atau kemasan obat. Misalnya: insulin
disimpan dalam lemari pendingin (20 – 80 C).
6. Menghindarkan agar obat dalam bentuk cair menjadi beku.
7. Menyimpan obat pada suhu kamar dan menyimpan obat sebelum waktu
kadaluarsa.
Prosedur pemesanan obat di Puskesmas Taman antara lain ;
Pemesanan obat melalui aplikasi yang nge link ke ifk sda -> ifk menyiapkan obat
dan bast ( berita acara serah terima) obat -> petugas farmasi ambil obat di ifk ,
double cek barang & ttd bast -> obat dikirim langsung ke puskesmas.
xxiii
Administrasi Umum
Pencatatan, pengarsipan, pengolahan nakrkotika, psikotropika dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuannya. Pencatatan dan pelaporan terhadap
pengelolaan psikotropika diatur dalam pasal 33 UU No.5 tahun 1997 dengan pabrik
obat, pedangang besar farmasi, saran penyimpanan sediaan farmasi pemerintah,
apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga penelitian atau
lembaga pendidikan wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai kegiatan
masing-masing yang berhubungan dengan psikotropika. Laporan narkotika
disampaikan setiap bulan dan pencatatan narkotika menggunakan buku register
narkotika.
Administrasi Pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan, pengobatan pasien, pengarsipan hasil
monitoring penggunaan obat. Apotek pengelola apotek mengatur resep yang telah
dikerjakan menurut urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep. Permenkes No.
922 tahun 1993 pasal 1 17 ayat 2 menyebutkan bahwa resep harus dirahasiakan dan
disimpan dengan baik dalam jangka waktu 3 tahun, resep yang mengandung narkotika
harus dipisahkan dengan resep lainnya.
2. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan
farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perundangan-undangan yang
berlaku. Apotek memperoleh obat dan perbekalan farmasi harus bersumber dari
pabrik farmasi. Pedagang besar farmasi atau apotek lainnya atau distribusi obat
xxiv
yang sah. Obatnya harus memenuhi ketentuan daftar obat, surat pesanan obat dan
perbekalan kesehatan di bidang farmasi lainnya harus ditandatangani oleh
apoteker pengelola apotek dengan mencantumkan nama dan nomor SIK.
3. Penyimpanan
Penyimpanan obat digolongkan berdasarkan bentuk bahan baku seperti bahan
padat, dipisahkan dari bahan yang cair atau bahan yang setengah padat. Hal
tersebut dilakukan untuk menghindarkan zat-zat yang higroskopis, serum, vaksin
dan obat yang mudah rusak atau meleleh pada suhu kamar disimpan dalam lemari
es.
xxv
Data-data di atas bisa memudahkan pencatatan atau pembukuan di akhir
periode akuntansi perusahaan. Jika terdapat penagihan atau hal lainnya,
tentunya lebih mudah diperiksa karena data yang diberikan lengkap.
Bukti transaksi
Bukti transaksi ini sangat berguna sebagai dokumen pendukung
ketika terdapat masalah dengan barang yang dibeli. Dengan adanya
faktur maka kamu akan lebih mudah dalam mengajukan komplain dan
terdapat informasi pembelian di dalamnya.
xxvi
b. Menyiapkan, mengisi, dan menyimpan kartu stok.
Kartu stok merupakan salah satu dokumen yang wajib ada di suatu
Apotek. Kartu stok digunakan untuk mencatat sirkulasi keluar masuknya obat
meliputi penerimaan, pengeluaran, obat hilang, obat rusak atau kadaluarsa.
Tiap lembar kartu stok hanya digunakan mecatat data mutasi 1 jenis obat saja.
Kartu stok diletakkan bersama atau berdekatan dengan obat bersamaan.
Manfaat dari pencatatan pada kartu stok ini yaitu untuk mengetahui dengan
cepat jumlah persediaan obat, penyusunan laporan, sebagai alat pembanding
untuk pengadaan dan pendistribusian obat.
Di dalam kartu stok terdapat nama obat, satuan, asal sumber. Bagian
judul pada kartu stok diisi dengan nama obat, kemasan, isi kemasan, nama
sumber asal obat.
Kolom kolom pada kartu stok meliputi :
1. Tanggal penerimaan obat dan pengeluaran obat
2. Nomer dokumen
3. Sumber asal obat
4. No. Batch
5. Tanggal kadaluarsa
6. Jumlah penerimaan / barang masuk
7. Jumlah pengeluaran / barang keluar
8. Sisa stok
9. Paraf petugas.
10. Kartu stok sangat efektif untuk mengontrol stok sehingga bisa
11. Menemukan kejanggalan karena kerusakan sistem atau kelalaian
karyawan.
Dengan adanya kartu stok ini dapat mencegah kecurangan apabila ada
kejanggalan pada suatu barang.
a. Pencatatan
Pencatatan yaitu suatu kegiatan yang harus dilakukan setiap ada obat
masuk dan keluar dalam buku pendapatan atau buku pembelian. Di dalam
buku pembelian berisi semua catatan pembelian obat yang sudah diterima
dan disesuaikan dengan faktur barang datang. Di dalam buku pendapatan
berisi semua catatan pengeluaran obat. Untuk obat narkotik dan
psikotropik dicatat dalam Buku Register Narkotik dan Psikotropik yang
berisi nama dan alamat pasien, nama obat, jumlah obat yang keluar,
xxvii
tanggal keluar obat, dan dokter yang menuliskan resep tersebut. Pelaporan
untuk obat Narkotik dan psikotropik dilaporkan setiap 1 bulan sekali ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dilakukan oleh Apoteker.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan meliputi :
1. Penerimaan Obat
Meliputi buku harian penerimaan barang yaitu catatan setiap ada
barang masuk mulai dari nomor faktur, tanggal faktur, tanggal terima
barang, nama PBF, tanggal kadaluarsa barang, jumlah, harga satuan,
total, dan keterangan. Buku ini meliputi segala bentuk barang yang
diterima oleh apotek, termasuk barang konsyinasi dan alat kesehatan.
a. Pencatatan penyimpanan
Kartu persediaan obat.
b. Pencatatan Kartu Stok
Kartu stok fisik yang diletakkan di dekat rak dan tempat obat.
c. Pencatatan pengeluaran
Terdiri dari :
o Buku harian pengeluaran barang.
o Dokumen yang berisi semua catatan pengeluaran obat.
o Buku laporan mutasi.
xxviii
2. Kesesuaian farmasetika
Dilakukan kajian terhadap kesesuaian farmasetika dari obat-obat
yang diresepkan. Untuk memastikan obatnya sesuai. Kajian dilakukan
terhadap beberapa poin berikut :
Bentuk sediaan
Dosis (jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang
memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit) dan potensi
(kekuatan sediaan).
Stabilitas dan inkompatibilitas, contoh apakah obat dapat
digerus, diracik, dan dicampurkan.
Cara pemakaian obat.
Durasi atau lama pemberian obat.
3. Pertimbangan klinis. Kajian terhadap aspek klinis seperti :
Penyiapan Obat adanya alergi, efek samping, dan interaksi
dengan obat dan makanan.
Kesesuaian obat dengan kondisi pasien, seperti kesesuaian
dosis, durasi, jumlah obat, dll.
Jika ada keraguan terhadap resep, hendaknya
menanyakan/konsultasi kepada dokter pembuat resep dengan
memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya.
Penyiapan obat
Penyiapan obat meliputi pencarian obat (non racikan) dan peracikan
obat (jika obatnya bentuk racikan). Peracikan, merupakan kegiatan
menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, hingga memberikan
etiket pada kemasan.
Hati-hati, tidak semua obat dapat diracik. Perhatikan hal-hal berikut
sebelum meracik obat :
Stabilitas obat-obat yang akan diracik.
Desain pelepasan obat, Beberapa obat didesain untuk maksud
pelepasan tertentu seperti controlled release, delayed release,
extended release sehingga penggerusan akan merusak desain obat.
Inkompatibilitas, yaitu tidak tercampurnya komponen obat secara
fisika maupun kimia sehingga dapat berakibat hilangnya potensi,
meningkatnya toksisitas maupun efek samping obat
Pemberian etiket
Etiket setidaknya berisi identitas obat dan cara pakai obat. Ada dua
jenis etiket berdasarkan penggunaanya yaitu :
Etiket berwarna putih. Digunakan untuk obat dalam seperti obat
yang diberikan melalui oral/mulut dan obat yang diinjeksikan.
Etiket berwarna biru. Digunakan untuk obat luar seperti yang
digunakan di permukaan kulit/topikal.
xxix
Pasien berhak mengetahui kondisi kesehatannya sejelas mungkin setelah
melakukan pemeriksaan klinis dan bertanya apakah pasien mempunyai
alergi obat tertentu.
Tidak semua pasien mengerti dengan kosakata medis, jadi penggunaan
kosakata sebaiknya disesuaikan dengan wawasan pasien.
3. Memberikan KIE kepada pasien
Ketika akan diberikan kepada pasien, hal pertama yang harus diingat adalah
menjelaskan nama obat beserta komposisinya, lengkap dengan bentuk sediaan
serta indikasi.
Memberikan KIE terkait aturan pakai
Informasi aturan pakai obat bisa didapat di resepnyai.Durasi penggunaan
serta berapa kali pakai dalam sehari dan aturan pakai sebelum atau sesudah
makan merupakan hal yang penting untuk disampaikan.juga memberikan
penjelasan tentang obat yang tidak boleh digunakan secara bersamaan.
Memberikan KIE terkait cara pakai
Khususnya bagi obat dengan formulasi khusus seperti supositoria, ovula,
inhaler, pen insulin dan lainnya perlu dijelaskan kepada pasien. Terlebih
jika pasien baru mendapatkannya.
Memberikan KIE terkait efek samping obat dan terapi non
farmakologi
Menjelaskan apa efek samping yang mungkin terjadi dan cara mencegah
atau mengatasinya seperti ngantuk,mual,pusing dan lain lain.
Memberikan KIE terkait penyimpanan obat
Menyampaikan tentang cara penyimpanan obat,termasuk faktor cahaya
dan tentunya harus diberikan informasi agar jauh dari jangkauan anak-
anak.
Memberikan obat kepada pasien
Setelah seluruh informasi sudah dijelaskan dan pasien sudah
memahami.lalu memberikan obat tersebut setelah itu mengucapkan
"semoga lekas sembuh".
xxx
BAB IV
PEMBAHASAN
Puskesmas Taman melayani pasien umum dan BJPS. Dikarenakan loket tutup pukul
20.00, pasien yang belum melakukan pembayaran obat bisa membayar melalui umum
atau BPJS bersamaan dengan pengambilan obat di Ruang Obat. Pelayanan obat di
Puskesmas Taman hanya sampai pukul 21.00, setelahnya akan diserahkan pada UGD
yang buka 24 jam. Sebelum itu pihak Ruang Obat akan mengirim beberapa obat dan
meletakkannya di kotak obat khuhus untuk UGD.
Selama PKl yang kami lakukan yaitu satu setengah bulan, terkadang kami
menemukan berbagai kendala. Mulai dari resep yang kurang lengkap, seperti tidak ada
alamat pasien dan tanggal resep. Pernah ada pasien dimana dalam resep tersebut ada
salah satu obat yang tidak tersedia/stok habis,maka pihak apotek memberikan salinan
resep untuk ditebus di apotek lain. Terkadang juga pihak apotek menghubungi dokter
yang memberikan resep kepada pasien terlebih dulu.
Selama PKL di Puskesmas Taman, kami dibagi menjadi 2 shift yaitu, shift pagi
(pukul 07.00-14.00) dan siang (14.00-20.30). Setiap hari Senin-Kamis pukul 07.30
Puskesmas Taman mengadakan apel yang diikuti seluruh tenaga medis yang bekerja
disana.
xxxi
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa :
Puskesmas Taman melayani pasien BPJS dan umum.
Pelayanan resep sudah sangat baik, dari penerimaan resep sampai
penyeahan obat kepada pasien.
Jika obat yang telah diresepkan tidak tersedia, maka pihak apotek akan
memberikan salinan resep untuk ditebus di apotek lain.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan atau PKL ini sangat bermanfaat bagi
Sekolah Menengah Kejuruan agar siswa dapat terjun langsung ke dalam dunia
kerja maupun dunia usaha. Di sekolah kita mempelajari berbagai teori tentang
farmasi, maka ketika praktikum teori itu digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakn kegiatan. Pada intinya, kegiatan PKL sangat berguna untuk
menggembangkan apa yang dianjurkan sekolah.
B. Saran
Penulis sadar dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini masih
banyak kekurangan. Namun, telah berusaha melakukannya secara maksimal. Oleh
karena itu, saran yang membangun sangat diperlukan guna memperbaiki laporan
yang masih jauh dari kata sempurna ini.
Untuk adik kelas yang nantinya akan melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan mungkin sedikit saran ini bisa bermanfaat :
1. Jaga nama baik diri sendiri dan nama sekolah.
2. Gunakan waktu sebaik-baiknya.
3. Selalu semangat dan jangan cepat putus asa.
4. Selalu menaati peraturan di tempat PKL.
xxxii
DAFTAR PUSTAKA
xxxiii
LAMPIRAN
Gambar 1.3 Alur Pelayanan Resep Gambar 1.6 Alur Pelayanan Pasien
xxxiv
Gambar 1.7 Obat kategori LASA Gambar 2.1 Lemari Narkotika & Psikotropika
Gambar 1.8 Obat Kategori High Alert Gambar 2.2 Sediaan Tetes Mata
Gambar 1.9 Tanda Hijau (Mendekati kadaluarsa) Gambar 2.3 Sediaan Tetes Telinga
Gambar 2.0 Lemari Obat Berdasarkan Alfabet Gambar 2.4 Tempati Obat Pelayanan
xxxv
Gambar 2.5 Membuat Sediaan Puyer
xxxvi