DISUSUN OLEH :
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesai kan
program Diploma III Farmasi pada Akademi Farmasi Yarsi Pontianak
Disetujui Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr. wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta memberikan hikmat, akal budi,
Dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini kami tidak lepas
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang berwujud material dan spiritual.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan rasa hormat sedalam-dalamnya
1. Orang tua tercinta atas seluruh dukungan baik moral maupun material
2. Ibu Adhisty Kharisma Justicia, M.Sc., Apt selaku Direktur Akademi Farmasi
Yarsi Pontianak.
Farm.,Apt
5. Ibu Arni Zuharlia, S.Farm., Apt selaku Apoteker dan pengelola Apotek yang
telah meluang kan waktu dan tenaganya dalam memberikan ilmu, bimbingan,
ii
7. Segenap karyawan puskesmas Gang Sehat
Penyusun berharap PKL ini dapat membuahkan hasil yang baik dan
lingkungan kerja yang semakin penuh tantangan di masa yang akan datang.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih banyak
terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, penyusun berharap
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga laporan ini dapat berguna
Wassalamualaikum, wr. Wb
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………vii
BAB I PENDAHULUAN……………………….………………………………..1
iv
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 22
LAMPIRAN ......................................................................................................... 36
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat. Dengan kata lain, PKL merupakan massa orientasi bagi mahasiswa
1
2
ditetapkan.
sosial budaya
masyarakat.
Yarsi Pontianak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan/atau masyarakat.
1. Geografis
2). tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;
3). tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis
pondasi, dan
4
5
3. Kontur tanah
dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu,
4. Fasilitas parkir
5. Fasilitas Keamanan
lain air bersih, dan pengelolaan limbah medis dan non medis baik padat
perundang-undangan.
ayat (1) huruf a merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan
yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan
sebagai berikut:
7
1. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduknya pada sektor
2. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius
2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, atau hotel;
3. lebih dari 90% (sembilan puluh per seratus) rumah tangga memiliki listrik;
dan/atau
ayat (1) huruf b merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan
yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perdesaan
sebagai berikut:
1. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduk pada sektor
2. memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
3. rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh per seratus);
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf c dan huruf d memenuhi
Tenaga Kesehatan;
aksesibilitas.
sebagai unit pelaksana teknis yang memiliki otonomi dalam rangka sinkronisasi
kerja dengan rumah sakit, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain, upaya
9
bidang upaya kesehatan. Hubungan kerja antara Puskesmas dengan lintas sektor
ayat (3), dan ayat (4) dilakukan dalam rangka pelaksanaan upaya kesehatan
yang paripurna.
BAB III
Makmur, Kecamatan Pontianak Selatan. Dalam wilayah UPTD ini dibagi atas
Kecamatan Pontianak Selatan dan wilayah ekrja UPK Purnama. Luas wilayah
10
11
Gang Sehat meliputi 4 kelurahan yaitu Benua Melayu Laut, Benua Melayu
3.3 Personalia
memiliki 3 orang pegawai, Ibu Arni Zuharlia, S.Farm., Apt yang menjabat
(Asisten Apoteker) yaitu Ibu Usy Dwi Lestari, Amd dan Ibu Mardiana,
Amd.Far.
Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata
yang bersih. Selain itu, terdapat ruang tunggu yang nyaman bagi pasien yang
1. Perencanaan Obat
b. Pola penyakit
2. Pengadaan
3. Penyimpanan Obat
barang dengan Surat Bukti Barang Keluar (SBBK). Obat tablet, sirup,
rak-rak. Penyusunan stok obat disusun secara alfabetis dan prinsip FEFO
dan FIFO. FIFO yaitu obat terlebih dahulu dating dikeluarkan terlebih
lebih dahulu.
disimpan dalam lemari es. Obat yang masuk ke dalam gudang selalu dicatat
dalam kartu stok, kartu stok harus diisi untuk obat masuk dan obat keluar
satu kartu. Stok untuk 1 item obat dan kartu stok diletakkan di sisi obat.
4. Pendistribusian Obat
unit dalam lingkup kerja puskesmas. Setiap obat yang keluar dari gudang
selalu tercatat dalam buku mutasi obat. Pendistribusian obat dari gudang
meliputi :
13
a. Apotek
b. Poli gigi
c. Laboratorium
d. UGD
e. Bidan
5. Penggunaan Obat
keluar dari apotek berdasarkan resep dari pasien, dicatat dalam buku
Pelaporan Catatan dan pelaporan dan obat merupakan saran informasi yang
jumlah, jenis dan ketepatan waktu penyediaan obat di Puskesmas serta unit
Resep
Penyiapan +
Pemberian Etiket
Obat Diperiksa
Kembali/ Telaah Obat
Gang Sehat Kecamatan Pontianak Kota selama 14 (empatbelas) hari yaitu dari
kami satu kelompok terdiri dari 3 (tiga) orang yang bertugas di bagian
dimulai dari jam 07.30 WIB sampai dengan jam 14.00 WIB. Adapun kegiatan-
b. Menerima resep
c. Mengambilkan obat
d. Meracik obat
e. Membuat etiket
c. Menyusun obat
15
16
merupakan kegiatan melengkapi stok obat yang akan diberikan kepada pasien
yang berada pada bagian pelayanan obat, Obat-obat yang berada didalam kotak-
kotak penyimpanan diperiksa jumlahnya, jika kurang atau habis diisi kembali
dengan obat-obat yang disimpan pada bagian rak penyimpanan obat yang
terletak dibagian dalam ruang pelayanan. Jika obat-obat yang dibutuhkan juga
LASA disimpan pada rak khusus LASA. LASA (Look Alike Sound Alike) atau
NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) Obat LASA merupakan obat
yang sering terjadi kesalahan oleh karena itu penandaan obat yang tergolong
LASA dilakukan untuk lebih menegaskan bahwa dalam deretan rak terdapat
obat LASA, yaitu dengan menempelkan label yang berwarna kuning pada obat
Skrining resep adalah hasil dari evaluasi dengan cara membandingkan literature
dan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan permenkes yang telah dibuat
yang meliputi skrining administrasi yaitu terdiri dari kejelasan penulisan, nomor
resep, tanggal resep, nama pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, nama
dokter, no izin dokter. Dan skrining klinis yang meliputi nama obat, bentuk
sediaan, dosis obat, tepat rute, interkasi obat, kontra indikasi, indikasi dan cara
pengobatan. Resep harus ditulis dengan jelas untuk menghindari salah persepsi
kesalahan yang berakibat fatal bagi pasien. Resep yang masuk di bagian
pelayanan (Apotek) puskesmas adalah resep yang berasal dari poli (Rawat
jalan) dan bagian rawat inap puskesmas dan UGD. Resep yang diterima pada
dahulu.
dengan jumlah yang tertera pada resep. Untuk resep obat jadi langsung diambil
sebanyak jumlah yang tertera pada resep sementara untuk obat racikan puyer
kecil dan menggunkan blender jika sediaan yang diminta dalam jumlah banyak.
18
Obat yang telah diambil sesuai resep berupa obat jadi ataupun racikan
dikemas kedalam plastik obat kemudian diberi etiket. Pada etiket dituliskan
Untuk obat oral diberi etiket putih dan untuk obat luar seperti salep dan
injeksi diberi etiket biru. Pada obat antibiotika dituliskan obat harus diminum
Setelah obat diberi etiket kemudian diperiksa kembali apakah obat yang
diberikan dan juga jumlahnya sudah benar. Sebelum Obat diserahkan kepada
pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara
penulisan etiket dengan Resep). Untuk obat-obat yang diminta pada resep tapi
tidak tersedia maka mengkonfirmasi kepada dokter untuk mengganti obat yang
yang tertera pada resep. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan
dengan cara yang baik. Untuk memastikan pasien sudah benar pada
saat pasien datang ketika dipanggil dipastikan kembali apakah pasien tersebut
sesuai dengan resep. Jika sudah benar pasien yang dimaksud sudah benar maka
oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
penggunaan obat. Pemberian Informasi meliputi nama obat, indikasi, dosis, cara
pemakaian, efek samping dan cara penyimpanan obat. Jika informasi sudah
19
cukup obat dan atau copy resep untuk obat-obat yang kosong diserahkan kepada
pasien.
(apotek) yang telah diambilkan dimasukkan kedalam computer dan dibuat bukti
stok obat pada bagian pengeluaran berdasarkan jumlah yang teleh dikeluarkan.
LPLPO ( Laporan Pemakaian dan Lembar Pemakaian Obat) dan PBF sesuai
dengan Surat Pesanan obat yang telah dibuat. Penerimaan merupakan suatu
rangkaian kegiatan dalam menerima obat-obat baik dari pemasok maupun dari
gudang obat dati II atau dari suatu unit pelayanan kesehatan kepada unit
obat dari yang bersangkutan. Maksud dan tujuan penerimaan ini adalah obat
yang diterima baik jenis dan jumlahnya sesuai dengan dokumen yang
jumlah yang tercantum dalam surat pesanan obat, nomor batch dan juga tanggal
kadaluarsa obat. Apabila tanggal kadaluarsa dari obat-obat yang diterima dekat
Obat-obat yang masuk dan sudah diterima kemudian disusun pada rak
sistem FEFO dan FIFO dan disusun secara alfabetis. Metode FIFO (First in
First Out), yaitu obat-obatan yang baru masuk diletakkan di belakang obat yang
terdahulu, sedangkan metode FEFO (first expired first out) dengan cara
obat yang ada di komputer, setelah itu diisikan pada kartu stok pada bagian
yaitu:
Puskesmas
3. Lambatnya pengambilan obat di rak obat, terutama yang pada bagian obat-
obat LASA karena masih belum hapal posisi dan letak dari masing-masing
obat
Adapun upaya yang kami lakukan untuk memecahkan masalah diatas adalah :
1. Upaya yang kami lakukan adalah dengan beradaptasi dan banyak bertanya
sudah dilayani.
PEMBAHASAN
informasi bagi kami, sehingga kami dapat melihat, mengetahui, dan menerima serta
pengelolaan dan pengeluaran obat di Puskesmas. Hal yang kami dapatkan dari
kegiatan ini yaitu gambaran dan pengalaman bekerja secara langsung, yaitu tentang
seorang Asisten Apoteker (AA). Yang kami lakukan dalam PKL ini berdasarkan
dengan tujuannya yaitu agar manjadi bekal untuk memasuki lapangan kerja yang
ini kami lakukan tepatnya di Puskesmas UPTD Pontianak Selatan yaitu pada
rangka pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik dan benar di
22
23
tugas pokok. Semua tugas Tenaga Teknis Kefarmasian, baik dari menerima
memiliki penanda yang jelas terlihat dari ruang tunggu di UPTD Puskesmas
meletakkan resep dan penyerahan obat sudah terpisah. Hal ini akan
untuk meracik obat (puyer). Namun meskipun tidak ada ruangan khusus
untuk meracik obat, obat diracik dalam apotek di jam pelayanan dengan
a. Perencanaan
dilihat dari buku register harian yang biasa disebut rekapitulasi resep
jumlah obat yang keluar, sisa obat yang tersedia dan jumlah
b. Permintaan Obat
stok.
tanggal yang tidak ditentukan. Bila ada waktu yang telah ditentukan
wabah diare, ISPA dan lain-lain, dengan menggunakan bon obat yang
berikutnya
Hal ini bertujuan agar saat pembuatan LPLPO tidak salah dalam
puskesmas.
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
sediaan obat itu sendiri. Cara ini memudahkan tenaga farmasi untuk
Out) yaitu obat yang masuk awal keluarnya pun di awal, sedangkan
sistem ini digunakan untuk obat yang memiliki masa expired date
e. Pendistribusian
obat berasal dari puskesmas induk. Obat yang diminta oleh pustu
f. Pengendalian
kadaluarsa stok berlebih dan stok kosong. Jika ada obat rusak dan
2. Administrasi
1. Pencatatan Perhari
2. Pencatatan Berkala
Gudang farmasi.
31
bulanan yakni merekap data yang ada pada setiap laporan bulanan
Puskesmas.
1. Penerimaan Resep
dan BPJS. Pasien umum terdiri dari pasien umum gratis dan pasien
umum bayar. Pasien umum gratis adalah pasien yang bertempat tinggal
Jika obat telah siap, kemudian dilakukan penulisan nama pasien dan
cara penggunaan obat pada etiket. Etiket putih untuk pemakaian dalam
kembali jenis dan jumlah obat, kemudian dikemas dalam plastik klip
dan disertai etiket didalamnya. Obat dalam bentuk sediaan sirup kering
3. Penyerahan Obat
diberikan sudah benar dan tepat, akan tetapi pasien kurang mengerti
bagaimana cara penggunaan obat yang benar, maka hal itu akan sia-sia.
6.1 Kesimpulan
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
6.2 Saran
Apotek Puskesmas Gang Sehat adalah untuk Apotek Puskesmas Gang Sehat
dengan baik dan lebih meningkatkan lagi dalam sistem pelayanannya sehingga
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
36
37