Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PUSKESMAS


PUSKESMAS GANG SEHAT

Jalan Tani Makmur, Kecamatan Pontianak Kota


Periode 4 April Sampai Dengan 20 April 2023

DISUSUN OLEH :

Putri Maulidia : 209700


Pebriana Clara Iswara : 209703
Ragil Cesaria Anggita : 209706

PRODI D III FARMASI


AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PUSKESMAS
GANG SEHAT
Jalan Tani Makmur, Kecamatan Pontianak Kota
PERIODE 4 April – 20 April 2023

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesai kan
program Diploma III Farmasi pada Akademi Farmasi Yarsi Pontianak

Disetujui Oleh :

Pembimbing Instalasi Farmasi Puskesmas Pembimbing Akademi Farmasi Yarsi


Gang Sehat Pontianak

Arni Zuharlia, S.Farm.,Apt Erwan Kurnianto, M. Farm.,Apt


NIP.198509082010012026 NIK. 41987052018071050

Direktur AKFAR YARSI


Pontianak

Adhisty Kharisma Justicia, M.Sc.,Apt


NIDN. 1120088302

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta memberikan hikmat, akal budi,

kesehatan, dan kekuatan sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan

Laporan Praktik Kerja Lapangan yang merupakan syarat kelulusan di Program

Studi DIII Farmasi, Akademi Farmasi Yarsi Pontianak.

Dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini kami tidak lepas

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang berwujud material dan spiritual.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan rasa hormat sedalam-dalamnya

praktikan mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Orang tua tercinta atas seluruh dukungan baik moral maupun material

2. Ibu Adhisty Kharisma Justicia, M.Sc., Apt selaku Direktur Akademi Farmasi

Yarsi Pontianak.

3. Bapak dan Ibu Dosen Akademi Farmasi Yarsi Pontianak.

4. Pembimbing di Akademi Farmasi Yarsi Pontianak bapak Erwan Kurnianto, M.

Farm.,Apt

5. Ibu Arni Zuharlia, S.Farm., Apt selaku Apoteker dan pengelola Apotek yang

telah meluang kan waktu dan tenaganya dalam memberikan ilmu, bimbingan,

saran, pentunjuk serta pengarahan selama melakukan praktek kerja lapangan di

Puskesmas Gang Sehat

6. Seluruh Staf Akademi Farmasi Yarsi Pontianak

ii
7. Segenap karyawan puskesmas Gang Sehat

Penyusun berharap PKL ini dapat membuahkan hasil yang baik dan

bermanfaat sehingga dapat menjadi panduan dalam menghadapi persaingan dan

lingkungan kerja yang semakin penuh tantangan di masa yang akan datang.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih banyak

terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, penyusun berharap

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga

laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Akhir kata, penyusun mengucapkan mohon maaf apabila dalam penyusunan

laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga laporan ini dapat berguna

bagi para pembaca.

Wassalamualaikum, wr. Wb

Pontianak, Mei 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………….vi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………vii

BAB I PENDAHULUAN……………………….………………………………..1

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan……………………………………1

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan……………………………………….........2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4

2.1. Pengertian Puskesmas .................................................................................. 4

2.2. Persyaratan Lokasi Puskesmas ..................................................................... 4

2.3. Fungsi Puskesmas......................................................................................... 6

2.4. Kategori Puskesmas ..................................................................................... 6

2.5. Tata Hubungan Kerja ................................................................................... 8

BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SUNGAI DURIAN………....10

3.1 Lokasi Puskesmas...………………………………………………………..10

3.2 Sasaran Puskesmas ...................................................................................... 10

3.3 Personalia .................................................................................................... 11

3.4 Sarana dan Prasarana ................................................................................... 11

3.5 Pengelolaan Obat di Puskesmas .................................................................. 11

3.6 Alur Pelayanan Resep ................................................................................. 14

BAB IV PELAKSANAAN PKL ........................................................................ 15

4.1 Jenis dan bentuk kegiatan PKL ................................................................... 15

4.2 Prosedur Kerja ............................................................................................. 16

4.3 Kendala yang dihadapi dan upaya untuk memecahkannya ......................... 20

iv
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 22

5.1 Manajemen Sumber Daya Manusia............................................................. 22

5.2 Manajemen Perbekalan Farmasi ................................................................. 24

5.3 Pelayanan Kefarmasian ............................................................................... 31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 34

6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 34

6.2 Saran ............................................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35

LAMPIRAN ......................................................................................................... 36

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Pelayanan Resep ........................................................................ 14

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Etiket Biru........................................................................................ 36

Lampiran 2. Etiket Putih ...................................................................................... 37

Lampiran 3. Contoh Resep ................................................................................... 38

Lampiran 4. Tempat Penyimpanan Obat ............................................................. 39

Lampiran 5. Materi Penyuluhan berupa Leaflet .................................................. 40

Lampiran 6. Dokumen Kegiatan Penyuluhan ...................................................... 41

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan

untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam

bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan

pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

Praktik kerja lapangan (PKL) merupakan sarana pengenalan lapangan

pekerjaan bagi mahasiswa. Dengan mengikuti PKL mahasiswa dapat melihat,

mengetahui, menerima, dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di

masyarakat. Dengan kata lain, PKL merupakan massa orientasi bagi mahasiswa

dan dapat di gunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan

kesehatan, sehingga institusi pendidikan kesehatan dapat mengembangkan diri

sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Puskesmas merupakan unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelengarakan upaya kesehatan

umtuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan

demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pembedayaan keluarga dan masyarakat serta

pusat pelayanan pertama.

1
2

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan yang

membentuk kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki

lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang

ditetapkan.

2. Mempelajari kegiatan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat

secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis maupun

sosial budaya

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan

pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam

melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian di Apotek, Puskesmas,

Rumah Sakit, dan Industri Farmasi serta penyuluhan obat kepada

masyarakat.

4. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etika profesionalisme

dan nasionalisme yang diperlukan mahasiswa untuk memasuki lapangan

kerja sesuai dengan bidangnya.

5. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memasyarakatkan diri

pada suasana/iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.

6. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi

baru dari lapangan kerja ke institusi pendidikan atau sebaliknya.


3

7. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan AKFAR

Yarsi Pontianak
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan

Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada

masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan

pelaporan yang dituangkan dalam suatu sistem.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan

untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah

dan/atau masyarakat.

2.2 Persyaratan Lokasi Puskesmas

1. Geografis

Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, antara lain:

1). tidak di tepi lereng;

2). tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;

3). tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis

pondasi, dan

4). tidak di daerah rawan banjir.

4
5

2. Aksesibilitas untuk jalur transportasi

Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan

dapat diakses dengan mudah menggunakan transportasi umum.

3. Kontur tanah

Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur,

dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain itu,

kontur tanah berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi

jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain.

4. Fasilitas parkir

Kapasitas parkir harus memadai, menyesuaikan dengan kondisi lokasi,

sosial dan ekonomi daerah setempat.

5. Fasilitas Keamanan

Minimal menggunakan pagar.

6. Ketersediaan fasilitas publik

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan membutuhkan

air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur telepon.

Pemerintah daerah harus mengupayakan utilitas tersebut selalu tersedia

untuk kebutuhan pelayanan dengan mempertimbangkan berbagai sumber

daya yang ada pada daerahnya.

7. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan

8. Puskesmas harus melakukan pengelolaan kesehatan lingkungan antara

lain air bersih, dan pengelolaan limbah medis dan non medis baik padat

maupun cair sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Puskesmas tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi


6

(SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3. Fungsi Puskesmas

Secara umum fungsi puskesmas adalah sebagai pusat penggerak

pembangaunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan keluarga dan

masyarakat (Depkes, 2006). Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat

fungsional dan unit layanan yang bekerja secara profesional. Puskesmas

sebagaimana dimaksud pada berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas

kesehatan daerah kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2.4 Kategori Puskesmas

Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada

kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan

berdasarkan: karakteristik wilayah kerja; dan kemampuan pelayanan.

Berdasarkan karakteristik wilayah kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal

24 huruf a, Puskesmas dikategorikan menjadi:

a. Puskesmas kawasan perkotaan;

b. Puskesmas kawasan perdesaan;

c. Puskesmas kawasan terpencil; dan Puskesmas kawasan sangat terpencil.

Puskesmas kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

ayat (1) huruf a merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan

yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan

sebagai berikut:
7

1. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduknya pada sektor

non agraris, terutama industri, perdagangan, dan jasa;

2. memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius

2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, atau hotel;

3. lebih dari 90% (sembilan puluh per seratus) rumah tangga memiliki listrik;

dan/atau

4. terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

Puskesmas kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25

ayat (1) huruf b merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan

yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perdesaan

sebagai berikut:

1. aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduk pada sektor

agraris atau maritim;

2. memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan

perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak

memiliki fasilitas berupa hotel;

3. rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh per seratus);

dan terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana

dimaksud pada huruf b.

Puskesmas kawasan terpencil dan Puskesmas kawasan sangat terpencil

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf c dan huruf d memenuhi

kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


8

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan

sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi

Tenaga Kesehatan;

2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan

kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;

3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal;

4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola

kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;

5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas

dan jejaring Puskesmas; dan

6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus

pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan

aksesibilitas.

2.5 Tata Hubungan Kerja

Hubungan kerja antara dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dengan

Puskesmas bersifat pembinaan Pembinaan sebagaimana di maksud pada ayat

(1) dilakukan oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota kepada Puskesmas

sebagai unit pelaksana teknis yang memiliki otonomi dalam rangka sinkronisasi

dan harmonisasi pencapaian tujuan pembangunan kesehatan daerah. Selain

memiliki hubungan kerja dengan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1), Puskesmas memiliki hubungan

kerja dengan rumah sakit, serta Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain, upaya
9

kesehatan bersumberdaya masyarakat, dan lintas sektor terkait lainnya di

wilayah kerjanya sebagai jejaring Puskesmas.

Hubungan kerja antara Puskesmas dengan rumah sakit, bersifat

koordinasi dan/atau rujukan di bidang upaya kesehatan. Hubungan kerja antara

Puskesmas dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain dan upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat bersifat pembinaan, koordinasi, dan/atau rujukan di

bidang upaya kesehatan. Hubungan kerja antara Puskesmas dengan lintas sektor

terkait lainnya sebagai jejaring bersifat koordinasi di bidang upaya kesehatan.

Koordinasi di bidang upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

ayat (3), dan ayat (4) dilakukan dalam rangka pelaksanaan upaya kesehatan

yang paripurna.
BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS GANG SEHAT

3.1 Lokasi Puskesmas

UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan terletak di Jalan Tani

Makmur, Kecamatan Pontianak Selatan. Dalam wilayah UPTD ini dibagi atas

dua wilayah kerja Puskesmas yaitu wilayah kerja UPTD Puskesmas

Kecamatan Pontianak Selatan dan wilayah ekrja UPK Purnama. Luas wilayah

UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan sekitar 8,73 km². Puskesmas

Gang Sehat memiliki 247 RT di 55 RW Binaan. Dengan batas wilayah kerja

Puskesmas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara (Timur Laut) berbatasan dengan Sungai Kapuas.

2. Sebelah Timur (Tenggara) berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas

Purnama (Kelurahan Parit Tokaya, sebagian Kelurahan Benua Melayu

Darat, Kelurahan Benua Laut, dan sebagian Kelurahan Akcaya).

3. Sebelah Selatan (Barat Daya) berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya.

4. Sebelah Barat (Barat Laut) berbatasan dengan Kecamatan Pontianak Kota

(Kelurahan Sei Bangkong).

3.2 Sasaran Puskesmas

Sasaran UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan adalah seluruh

penduduk di wilayah bina puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan karena

di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan ada 2 puskesmas yaitu Puskesmas

Gang Sehat (UPTD Pontianak Selatan) dan Puskesmas Purnama. Puskesmas

10
11

Gang Sehat meliputi 4 kelurahan yaitu Benua Melayu Laut, Benua Melayu

Darat, Akcaya dan Kota Baru.

3.3 Personalia

UPTD Puskesmas Pontianak Selatan khususnya dibagian pelayanan obat

memiliki 3 orang pegawai, Ibu Arni Zuharlia, S.Farm., Apt yang menjabat

sebagai Apoteker Penanggungjawab dan Tenaga Teknis Kefarmasian

(Asisten Apoteker) yaitu Ibu Usy Dwi Lestari, Amd dan Ibu Mardiana,

Amd.Far.

3.4 Sarana dan Prasarana

Puskesmas berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat.

Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata

"Puskesmas UPTD Pontianak Selatan". Puskesmas harus mudah diakses oleh

anggota masyarakat. Puskesmas Pontianak Selatan memiliki lingkungan

yang bersih. Selain itu, terdapat ruang tunggu yang nyaman bagi pasien yang

dilengkapi dengan fasilitas lainnya.

3.5 Pengelolaan Obat di Puskesmas

Pengelolaan obat di Puskesmas UPTD Pontianak Selatan :

1. Perencanaan Obat

- Merencanakan jumlah obat yang akan diminta berdasarkan :

a. Pemakaian obat bulan lalu

b. Pola penyakit

c. Sisa/persediaan obat di Puskesmas


12

2. Pengadaan

Obat diminta ke Dinas Kesehatan Kabupaten setiap bulan dengan

membuat LPLPO. Apabila terjadi lonjakan penyakit tiba-tiba dan obat

tidak cukup. Puskesmas boleh meminta tambahan obat dengan membuat

surat permohonan dari Yankes.

3. Penyimpanan Obat

Obat dari Dinas di simpan dalam gudang Puskesmas diperiksa jumlah

barang dengan Surat Bukti Barang Keluar (SBBK). Obat tablet, sirup,

injeksi dan salep dan penyusunannya dipisah kemudian diletakkan dalam

rak-rak. Penyusunan stok obat disusun secara alfabetis dan prinsip FEFO

dan FIFO. FIFO yaitu obat terlebih dahulu dating dikeluarkan terlebih

dahulu, sedangkan metode FEFO adalah penyusunan obat dimana obat

yang tanggal kadaluarsanya lebih dekat diletakkan di depan dan digunakan

lebih dahulu.

Untuk obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus

(didalam Apotek) yang selalu dikunci. Untuk obat-obat suppositoria

disimpan dalam lemari es. Obat yang masuk ke dalam gudang selalu dicatat

dalam kartu stok, kartu stok harus diisi untuk obat masuk dan obat keluar

satu kartu. Stok untuk 1 item obat dan kartu stok diletakkan di sisi obat.

4. Pendistribusian Obat

Pendistribusian obat bertujuan untuk memenuhi kebutuhan obat disetiap

unit dalam lingkup kerja puskesmas. Setiap obat yang keluar dari gudang

selalu tercatat dalam buku mutasi obat. Pendistribusian obat dari gudang

meliputi :
13

a. Apotek

b. Poli gigi

c. Laboratorium

d. UGD

e. Bidan

5. Penggunaan Obat

Obat yang masuk ke poli-poli digunakan ke pasien untuk obat yang

keluar dari apotek berdasarkan resep dari pasien, dicatat dalam buku

pengeluaran harian nantinya akan direkap dalam laporan pengeluaran

bulanan. Laporan perbulan dibuat satu bulan sekali Pencatatan dan

Pelaporan Catatan dan pelaporan dan obat merupakan saran informasi yang

sangat penting untuk menunjang sistem pengelolaan obat secara

keseluruhan. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah agar tersedia

informasi untuk perencanaan, pengadaan, distribusi serta kebijaksanaan di

Puskesmas maupun Gudang Farmasi Kota sehingga dapat dipenuhi

jumlah, jenis dan ketepatan waktu penyediaan obat di Puskesmas serta unit

pelayanan kesehatan masyarakat lainnyaDi Puskesmas UPTD Pontianak

Selatan pencatatannya meliputi LPLPO, laporan narkotika, psikotropika,

laporan stok opname dan laporan pemusnahan obat.


14

3.6 Alur Pelayanan Resep

Resep

Resep Diberi Nomor

Screening Tidak Jelas / Sesuai

Lengkap Hubungi Dokter

Penyiapan +
Pemberian Etiket

Obat Diperiksa
Kembali/ Telaah Obat

Obat diserahkan dan


dilakukan PIO kepada
Pasien

Gambar 1. Alur Pelayanan Resep


BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Jenis dan bentuk kegiatan PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Puskesmas

Gang Sehat Kecamatan Pontianak Kota selama 14 (empatbelas) hari yaitu dari

tanggal 04 April sampai dengan 20 April 2023. Selama melaksanakan PKL

kami satu kelompok terdiri dari 3 (tiga) orang yang bertugas di bagian

pelayanan (Apotek) dan bagian gudang farmasi. Kegiatan PKL di Puskesmas

dimulai dari jam 07.30 WIB sampai dengan jam 14.00 WIB. Adapun kegiatan-

kegiatan yang kami lakukan selama PKL adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan di bagian pelayanan (Apotek) :

a. Menyiapkan dan menyusun obat

b. Menerima resep

c. Mengambilkan obat

d. Meracik obat

e. Membuat etiket

f. Menyerahkan obat dan memberikan PIO

2. Kegiatan di Gudang Farmasi :

a. Mengambilkan amprahan obat untuk apotek

b. Mengisi kartu stock obat keluar

c. Menyusun obat

d. Mengisi kartu stock obat masuk

15
16

4.2 Prosedur kerja

Kegiatan menyiapkan obat di bagian pelayanan (Apotek) adalah

merupakan kegiatan melengkapi stok obat yang akan diberikan kepada pasien

yang berada pada bagian pelayanan obat, Obat-obat yang berada didalam kotak-

kotak penyimpanan diperiksa jumlahnya, jika kurang atau habis diisi kembali

dengan obat-obat yang disimpan pada bagian rak penyimpanan obat yang

terletak dibagian dalam ruang pelayanan. Jika obat-obat yang dibutuhkan juga

habis didalam rak penyimpanan maka dilakukan permintaan obat ke bagian

gudang farmasi puskesmas.

Penyipanan dan penyusunan obat di bagian pelayanan (Apotek)

dilakukan secara alfabetis. Penyusunan obat secara alfabetis bertujuan untuk

memudahkan pencarian obat berdasarkan abjad. Sementara untuk obat-obat

LASA disimpan pada rak khusus LASA. LASA (Look Alike Sound Alike) atau

NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) Obat LASA merupakan obat

yang sering terjadi kesalahan oleh karena itu penandaan obat yang tergolong

LASA dilakukan untuk lebih menegaskan bahwa dalam deretan rak terdapat

obat LASA, yaitu dengan menempelkan label yang berwarna kuning pada obat

LASA untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat dan tidak

ditempatkan berdekatan (Permenkes,2016).

Resep merupakan hal terpenting sebelum pasien menerima obat.

Skrining resep adalah hasil dari evaluasi dengan cara membandingkan literature

dan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan permenkes yang telah dibuat

terhadap penulisan resep dokter untuk mengetahui, menentukan dan

memastikan resep dan kerasionalan resep (termasuk dosis) yang diberikan


17

dokter kepada pasiennya melalui farmasis agar menjamin ketepatan dan

keamanan serta memaksimalkan tujuan terapi.

Dalam alur pelayanan resep, apoteker wajib melakukan skrining resep

yang meliputi skrining administrasi yaitu terdiri dari kejelasan penulisan, nomor

resep, tanggal resep, nama pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, nama

dokter, no izin dokter. Dan skrining klinis yang meliputi nama obat, bentuk

sediaan, dosis obat, tepat rute, interkasi obat, kontra indikasi, indikasi dan cara

pakai untuk menjamin legalitas suatu resep dan meminimalkan kesalahan

pengobatan. Resep harus ditulis dengan jelas untuk menghindari salah persepsi

antara penulis dengan pembaca resep, kegagalan komunikasi dan salah

interpretasi antara dokter dengan apoteker merupakan salah satu faktor

kesalahan yang berakibat fatal bagi pasien. Resep yang masuk di bagian

pelayanan (Apotek) puskesmas adalah resep yang berasal dari poli (Rawat

jalan) dan bagian rawat inap puskesmas dan UGD. Resep yang diterima pada

bagian pelayanan terlebih dahulu dilakakukan dilakukan skrining terlebih

dahulu.

Resep yang sudah dilakukan skrining kemudian diambilkan sesuai

dengan jumlah yang tertera pada resep. Untuk resep obat jadi langsung diambil

sebanyak jumlah yang tertera pada resep sementara untuk obat racikan puyer

diambil jumlah yang tertera pada resep kemudian dilakukan peracikan.

Peracikan obat dilakukan dengan menggunakan lumping jika dalam jumlah

kecil dan menggunkan blender jika sediaan yang diminta dalam jumlah banyak.
18

Obat yang telah diambil sesuai resep berupa obat jadi ataupun racikan

dikemas kedalam plastik obat kemudian diberi etiket. Pada etiket dituliskan

nama obat, indikasi dan dosis pemakaian obat.

Untuk obat oral diberi etiket putih dan untuk obat luar seperti salep dan

injeksi diberi etiket biru. Pada obat antibiotika dituliskan obat harus diminum

sampai habis pada etiketnya dan jam minum obat.

Setelah obat diberi etiket kemudian diperiksa kembali apakah obat yang

diberikan dan juga jumlahnya sudah benar. Sebelum Obat diserahkan kepada

pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien

pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara

penulisan etiket dengan Resep). Untuk obat-obat yang diminta pada resep tapi

tidak tersedia maka mengkonfirmasi kepada dokter untuk mengganti obat yang

tersedia di Apotek Puskesmas.

Selanjutnya obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama

yang tertera pada resep. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan

dengan cara yang baik. Untuk memastikan pasien sudah benar pada

saat pasien datang ketika dipanggil dipastikan kembali apakah pasien tersebut

sesuai dengan resep. Jika sudah benar pasien yang dimaksud sudah benar maka

obat diserahkan kepada pasien dengan memberikan informasi obat (PIO)

kepada pasien. Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak,

dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek

penggunaan obat. Pemberian Informasi meliputi nama obat, indikasi, dosis, cara

pemakaian, efek samping dan cara penyimpanan obat. Jika informasi sudah
19

cukup obat dan atau copy resep untuk obat-obat yang kosong diserahkan kepada

pasien.

Kegiatan pendistribusian obat dari gudang farmasi yaitu mengambilkan

amprahan obat untuk bagian pelayanan (apotek) dilakukan di gudang farmasi

Puskesmas. Kegiatan ini berdasarkan permintaan yang dibuat oleh bagian

pelayananan (apotek) setiap harinya. Obat-obat yang diminta diambilkan sesuai

dengan jumlah permintaan kemudian diantarkan langsung oleh petugas gudang

farmasi ke apotek. Obat. Obat-obat yang dikeluarkan untuk bagian pelayanan

(apotek) yang telah diambilkan dimasukkan kedalam computer dan dibuat bukti

pengeluaradari gudang obat, selanjutnya obat-obat tersebut diisikan pada kartu

stok obat pada bagian pengeluaran berdasarkan jumlah yang teleh dikeluarkan.

Penerimaan obat di Puskesmas Gang Sehat berasal dari IFK melalui

LPLPO ( Laporan Pemakaian dan Lembar Pemakaian Obat) dan PBF sesuai

dengan Surat Pesanan obat yang telah dibuat. Penerimaan merupakan suatu

rangkaian kegiatan dalam menerima obat-obat baik dari pemasok maupun dari

gudang obat dati II atau dari suatu unit pelayanan kesehatan kepada unit

pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka memenuhi pesanan atau permintaan

obat dari yang bersangkutan. Maksud dan tujuan penerimaan ini adalah obat

yang diterima baik jenis dan jumlahnya sesuai dengan dokumen yang

menyertai. Pada saat penerimaan obat diperiksa jumlahnya sesuai dengan

jumlah yang tercantum dalam surat pesanan obat, nomor batch dan juga tanggal

kadaluarsa obat. Apabila tanggal kadaluarsa dari obat-obat yang diterima dekat

maka obat-obat tersebut tidak diterima / dikembalikan.


20

Obat-obat yang masuk dan sudah diterima kemudian disusun pada rak

penyimpanan obat berdasarkan jenis dan bentuk sediaanya. Penyimpanan dan

penyusunan obat di Puskesmas Gang Sehat dilakukan dengan menggunakan

sistem FEFO dan FIFO dan disusun secara alfabetis. Metode FIFO (First in

First Out), yaitu obat-obatan yang baru masuk diletakkan di belakang obat yang

terdahulu, sedangkan metode FEFO (first expired first out) dengan cara

menempatkan obat-obatan yang mempunyai ED (expired date) lebih lama

diletakkan di belakang obat-obatan yang mempunyai ED lebih pendek.

Kemudian jumlah obat-obat yang diterima dimasukkan kedalam stok

obat yang ada di komputer, setelah itu diisikan pada kartu stok pada bagian

pemasukan sesuai dengan jumlah obat yang diterima.

4.3 Kendala yang dihadapi dan upaya untuk memecahkannya

Selama melaksanakan PKL di Puskesmas ada beberapa kendala yang dihadapi

yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman saat pertama masuk PKL di

Puskesmas

2. Kurangnya pengalaman dalam membaca resep dokter.

3. Lambatnya pengambilan obat di rak obat, terutama yang pada bagian obat-

obat LASA karena masih belum hapal posisi dan letak dari masing-masing

obat

4. Masih kurangnya pengetahuan tentang indikasi dari masing-masing obat.

Adapun upaya yang kami lakukan untuk memecahkan masalah diatas adalah :

1. Upaya yang kami lakukan adalah dengan beradaptasi dan banyak bertanya

kepada TTK maupun Apoteker di Puskesmas.


21

2. Berlatih membaca resep dengan cara membaca kembali resep-resep yang

sudah dilayani.

3. Menghafal letak penyimpanan masing-masing obat terutama untuk jenis-

jenis obat LASA.

4. Mengahafal fungsi dari masing-masing obat dengan cara membaca brosur

dari masing-masing obat dan juga dari berbagai literature.


BAB V

PEMBAHASAN

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana pengenalan kerja dan

informasi bagi kami, sehingga kami dapat melihat, mengetahui, dan menerima serta

menyerap teknologi kesehatan yang berkembang di masyarakat khususnya

pengelolaan dan pengeluaran obat di Puskesmas. Hal yang kami dapatkan dari

kegiatan ini yaitu gambaran dan pengalaman bekerja secara langsung, yaitu tentang

hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan kefarmasian di Apotek dan secara

khusus berkaitan dengan pelayanan kefarmasian, khususnya bagaimana menjadi

seorang Asisten Apoteker (AA). Yang kami lakukan dalam PKL ini berdasarkan

dengan tujuannya yaitu agar manjadi bekal untuk memasuki lapangan kerja yang

sesungguhnya dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan. Kegiatan

ini kami lakukan tepatnya di Puskesmas UPTD Pontianak Selatan yaitu pada

tanggal 4-20 April 2023.

5.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Sumber Daya Manusia

Pengelola apotek UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan

adalah seorang Tenaga Teknis Kefarmasian. Namun pada dasarnya,

Apoteker sebagai tenaga ahli dibidang obat sangatlah diperlukan dalam

rangka pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik dan benar di

puskesmas. Apotek UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan juga

dibantu oleh 1 orang Tenaga Teknis Kefarmasian untuk menjalankan

kegiatan apotek seperti menerima resep, menyiapkan obat, pengelolaan obat

dan resep. Tenaga Teknis kefarmasian di UPTD Puskesmas Kecamatan

22
23

Pontianak Selatan masing-masing memiliki tanggung jawab yang sama,

hanya saja ada pembagian tugas untuk memudahkan pekerjaan kefarmasian

di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan tanpa meninggalkan

tugas pokok. Semua tugas Tenaga Teknis Kefarmasian, baik dari menerima

resep hingga menyerahkan obat kepada pasien, melakukan pencatatan

hingga membantu kegiatan diluar puskesmas dilakukan dengan baik. PIO

yang diberikan kepada pasien pun menggunakan bahasa daerah, sehingga

informasi yang diberikan dapat lebih mudah dimengerti oleh pasien.

1. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di UPTD Puskesmas Kecamatan

Pontianak Selatan sudah bisa dibilang cukup lengkap, Apotek telah

memiliki penanda yang jelas terlihat dari ruang tunggu di UPTD Puskesmas

Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak. Selain itu tempat untuk

meletakkan resep dan penyerahan obat sudah terpisah. Hal ini akan

memudahkan pasien yang ingin meletakkan resep dan mengambil obat.

Obat-obatan di gudang maupun di pelayanan diletakkan dalam rak dan

tidak bersentuhan langsung dengan lantai maupun dinding. Untuk obat

narkotika dan psikotropika terdapat lemari khusus. Hanya saja di apotek

Puskesmas UPTD Pontianak Selatan tidak memiliki tempat/meja khusus

untuk meracik obat (puyer). Namun meskipun tidak ada ruangan khusus

untuk meracik obat, obat diracik dalam apotek di jam pelayanan dengan

tetap menjaga kebersihannya. Secara keseluruhannya, sarana dan prasarana

yang dimiliki Kamar obat/apotek UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak

Selatan telah memenuhi ketentuan.


24

5.2 Manajemen Perbekalan Farmasi

1. Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

a. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan

perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka

pemenuhan kebutuhan di puskesmas. Proses perencanaan kebutuhan

obar sangat mempengaruhi ketersediaan obat di puskesmas, sebab

dengan proses perencanaan yang tepat dapat mencegah terjadinya

kekosongan ataupun penumpukan obat. Perencanaan di UPTD

Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan dilakukan setiap 1 tahun

dan 1 bulan sekali oleh Tenaga Teknis Kefarmasian.

Perencanaan kebutuhan obat di UPTD Puskesmas

Kecamatan Pontianak Selatan ditentukan dengan

mempertimbangkan jumlah pemakaian (Pola Konsumsi) dan sisa

stock pada bulan sebelumnya. Selain itu perencanaan juga disusun

berdasarkan penyakit yang sering ditemukan (epidemiologi). Jumlah

hasil perencanaan ini kemudian dicantumkan dalam LPLPO.

Perencanaan sediaan farmasi di UPTD Puskesmas Kecamatan

Pontianak Selatan dilakukan dengan mengisi lembar perencanaan

LPLPO yang formatnya telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/ Kota. Untuk mengetahui pemakaian obat perbulan dapat

dilihat dari buku register harian yang biasa disebut rekapitulasi resep

harian. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat)

dibuat oleh petugas kamar obat/apotek. LPLPO tersebut dibuat oleh


25

Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian dan harus diketahui oleh

Kepala Puskesmas. LPLPO terdiri dari jumlah obat yang tersedia,

jumlah obat yang keluar, sisa obat yang tersedia dan jumlah

permintaan obat untuk bulan berikutnya. LPLPO dibuat sebanyak 4

rangkap, 1 rangkap untuk Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2

rangkap untuk Gudang Farmasi dan 1 rangkap sebagai arsip. LPLPO

berfungsi ganda, selain sebagai lembar permintaan obat untuk bulan

selanjutnya juga sebagai laporan pemakaian obat.

b. Permintaan Obat

Permintaan obat dan alat kesehatan di UPTD Puskesmas

Kecamatan Pontianak Selatan kepala Dinas Kesehatan Pontianak

menggunakan LPLPO. Perhitungan permintaan sediaan farmasi dan

perbekalan di Apotek UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak

Selatan tidak menggunakan rumus khusus seperti dalam teori.

Permintaan dari UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan

dilakukan dengan memperhitungkan pemakaian obat dan jumlah sisa

stok.

Jumlah permintaan obat dan alat kesehatan yang ditulis oleh

pihak UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan didalam

LPLPO biasanya tidak langsung disetujui oleh pihak Dinas

Kesehatan dan akan dianalisa bagian GFK sesuai kebutuhan

Puskesmas setelah itu baru diputuskan berapa jumlah obat dan

perbekalan kesehatan yang akan diberikan kepada UPTD Puskesmas


26

Kecamatan Pontianak Selatan. Jumlahnya bisa sama persis dengan

permintaan tapi juga bisa kurang.

Permintaan rutin dilakukan Puskesmas pada jadwal yang

telah ditentukan, sedangkan permintaan khusus dapat dilakukan pada

tanggal yang tidak ditentukan. Bila ada waktu yang telah ditentukan

puskesmas tidak melakukan permintaan, GFK tidak akan mengirim

langsung ke apotek puskesmas sehingga kita harus datang sendiri

untuk mengambilnya. Untuk permintaan khusus ini dilakukan

apabila obat yang ada di puskesmas mengalami kekosongan sebelum

waktu pemesanan atau terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti

wabah diare, ISPA dan lain-lain, dengan menggunakan bon obat yang

nantinya data dari bon tersebut akan dimasukkan ke LPLPO

berikutnya

Pada proses permintaan ke GFK Dinas Kesehatan Kota

Pontianak harus melihat terlebih dahulu obat-obat apa saja yang

tersedia di GFK dan berapa jumlah minimal untuk setiap puskesmas.

Hal ini bertujuan agar saat pembuatan LPLPO tidak salah dalam

permohonan permintaan karena tidak setiap laporan permintaan yang

kita ajukan ke GFK akan langsung di setujui ini disebabkan GFK

memiliki aturan atau ketentuan dalam memberikan ke setiap

puskesmas.

c. Penerimaan

Obat-obatan yang datang dari GFK diterima dan diperiksa

oleh petugas farmasi yaitu Tenaga Teknis Kefarmasian bersama


27

petugas yang mengantar obat tersebut. Pemeriksaan tersebut

meliputi kesesuaian dengan LPLPO, jumlah obat, nama, bentuk

sediaan, waktu kadaluarsa, dan nomor batch. Tujuannya agar obat

yang diterima sesuai kebutuhan berdasarkan permintaan yang

diajukan oleh UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan.

d. Penyimpanan

Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan disimpan didalam

gudang obat di UPTD Puskesmas secara alfabetis dan bentuk

sediaan obat itu sendiri. Cara ini memudahkan tenaga farmasi untuk

melakukan pencarian obat. Rotasi obat atau pengeluaran obat dari

dalam gudang obat UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan

menggunakan sistem FIFO dan FEFO. Sistem FIFO (First In First

Out) yaitu obat yang masuk awal keluarnya pun di awal, sedangkan

obat yang terakhir masuk keluarnya pun terakhir juga. Biasanya

sistem ini digunakan untuk obat yang memiliki masa expired date

yang panjang atau lama.

Sistem FEFO (First In First Out) yaitu obat yang memiliki

masa expired date yang pendek yang terlebih dahulu dikeluarkan

dari dalam gudang dan diserahkan kepada pasien. Penggunaan

kedua sistem ini bertujuan untuk menghindari adanya obat yang

mengalami expired date dan terbuang sia-sia sebelum diserahkan

kepada pasien. Obat-obat diletakkan didalam rak, hal ini membuat

obat tidak bersentuhan langsung dengan lantai maupun dinding

ruangan. Untuk obat-obat salep, injeksi, dan cairan laboratorium


28

disimpan dalam lemari khusus yang tertutup. Hal ini untuk

menghindari obat terjatuh dan menjadi rusak.

e. Pendistribusian

Distribusi obat merupakan kegiatan untuk menyalurkan obat

dari puskesmas kepada pasien melalui unit-unit pelayanan

kesehatan. Pendistribusi obat di UPTD Puskesmas Kecamatan

Pontianak Selatan dilakukan ke unit-unit pelayanan kesehatan

seperti: Posyandu, dan posyandu lansia dan ke poli-poli yang ada di

puskesmas. Untuk keperluan obat di pustu (puskesmas pembantu ),

obat berasal dari puskesmas induk. Obat yang diminta oleh pustu

harus melampirkan LPLPO sub unit kepada puskesmas induk.

LPLPO sub unit untuk pustu dilakukan setiap bulan.

Berbeda halnya dengan sub pelayanan seperti posyandu

lansia. Obat disiapkan oleh Tenaga Kefarmasian yang kemudian

dicatat da;am buku pencatatn pengeluaran untuk kegiatan diluar

puskesmas. Obat yang tersisa tidak dikembalikan ke stok gudang,

namud akan menjadi persediaan untuk kegiatan selanjutnya. Untuk

pendistribusian unit pelayanan seperti poli-poli yang ada di

Puskesmas maka petugas apotek akan mencatat Bahan dan Alat

Habis Pakai diserahkan (BAKHP) yang telah dibuat oleh pelayanan

kesehatan tersebut, sedangkan untuk pencatatan di lakukan pada

buku pemakaian obat harian dan kartu stok. Kegiatan

pendistribusian sediaan farmasi dan alat kesehatan kepada unit


29

pelayanan kesehatan tidak menggunakan LPLPO tetapi

menggunakan buku permintaan obat.

f. Pengendalian

Pengendalian obat dilakukan untuk memonitor ketersediaan

stok obat dan kondisi obat yang sebenarnya. Pengendalian dilakukan

dengan pengamatan langsung obat di gudang serta kecocokan kartu

stoknya. Di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan juga

dilakukan pengendalian terhadap persediaan yang rusak, dan

kadaluarsa stok berlebih dan stok kosong. Jika ada obat rusak dan

expired, maka akan dibuatkan berita acara dan UPTD Puskesmas

Kecamatan Pontianak Selatan akan mengembalikan obat tersebut ke

Dinas Kesehatan Kota Pontianak dengan disertai berita acaranya.

2. Administrasi

a. Administrasi Pencatatan dan Pelayanan Resep

Resep yang masuk ke kamar obat/apotek dikumpulkan setiap

hari sampai satu bulan, disusun sesuai nomor resepnya kemudian

dibundel sesuai dengan bulannya dan dikumpulkan pada akhir bulan.

Untuk resep Narkotika dan Psikotropika dicatat pada buku tersendiri

dan diberi tanda/garis merah, disimpan di tempat terpisah dari resep

yang lain. Untuk menjamin keamanan dan kemudahan dalam

pelaporan, narkotika dan psikotropika ditulis dikartu stok barang

yang disimpan dilemari penyimpanan yang memuat tanggal, nomor

resep, nama dokter, nama, dan alamat pasien.

b. Adminitrasi Pencatatan dan Pelaporan


30

Pencatatan pemakaian obat dikamar obat/apotek UPTD

Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan dilakukan setiap hari dan

berkala. Untuk penjelasannya yaitu:

1. Pencatatan Perhari

Pencatatan pemakaian obat di kamar obat/apotek UPTD

Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan yang dilakukan setiap

hari. Pencatatan bertujuan untuk memperoleh atau mengetahui

pengeluaran obat sebenarnya sehingga mudah untuk dimonitor.

2. Pencatatan Berkala

Dilakukan menyangkut laporan penerimaan bulanan dan

rekapitulasi pemakaian harian obat pada buku penerimaan dan

pemakaian obat bulanan (Buku Rekapan Bulanan)Buku ini dapat

dimanfaatkan untuk membantu petugas unit pelayanan dalam

mengendalikan persendiaan obat, terutama jika persediaan telah

mencapai jumlah minimum, maka unit pelayanan dapat

mengajukkan permintaan obat tambahan.

Dari hasil pencatatan harian dan berkala tersebut selanjutnya

dibuat laporan pemakaian obat selama 1 bulan dengan

menggunakan LPLPO yang sekaligus merupakan lembar

permintaan obat yang ditunjukkan ke Dinas Kesehatan Kota

Pontianak melalui Gudang Farmasi Kota Pontianak. Laporan ini

juga digunakkan sebagai sarana pertanggung jawaban oleh

Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota melalui

Gudang farmasi.
31

Laporan tahunan LPLPO dibuat berdasarkan laporan

bulanan yakni merekap data yang ada pada setiap laporan bulanan

yang berupa LPLPO mulai dari awal tahun. Sedangkan untuk

Stock opname di lakukan setiap sebulan sekali yang nantinya

akan dimasukkan dalam pembuatan LPLPO. Pemakaian obat

psikotropika dan narkotika di kamar obat/apotek UPTD

Puskesmas Kecamatan Pontianak Selatan di catat menggunakan

buku khusus. Adapun pelaporan penggunaan Narkotika dan

Psikotropika dilakukan setiap 1 bulan sekali. Pelaporan

penggunaan Narkotika dan Psikotropika di laporkan kepada

Gudang Farmasi Kota Pontianak dengan tembusan kepala Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan arsip untuk

Puskesmas.

5.3 Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan farmasi klinik yang ada di UPTD Puskesmas Kecamatan

Pontianak Selatan meliputi :

1. Penerimaan Resep

Resep yang dilayani di Apotek di UPTD Puskesmas Kecamatan

Pontianak Selatan merupakan resep yang berasal dari pasien Umum

dan BPJS. Pasien umum terdiri dari pasien umum gratis dan pasien

umum bayar. Pasien umum gratis adalah pasien yang bertempat tinggal

di wilayah Pontianak. Sedangkan pasien umum bayar adalah pasien

yang bertempat tinggal diluar wilayah Pontianak. Pasien BPJS adalah

pasien yang terdaftar sebagai anggota BPJS.


32

2. Penyiapan atau Peracikan Obat

Penyiapan obat yang sudah jadi dilakukan dengan mengambil obat

sesuai dengan resep yang tertulis. Saat pengambilan obat perlu

diperhatikan nama obat, dosis, dan tanggal kadaluarsa obat tersebut.

Jika obat telah siap, kemudian dilakukan penulisan nama pasien dan

cara penggunaan obat pada etiket. Etiket putih untuk pemakaian dalam

(oral), sedangkan setiket biru untuk pemakaian luar (krim, salep,

suppositoria, dan lain sebagainya). Setelah itu dilakukan pemeriksaan

kembali jenis dan jumlah obat, kemudian dikemas dalam plastik klip

dan disertai etiket didalamnya. Obat dalam bentuk sediaan sirup kering

sebelum diserahkan kepada pasien terlebih dahulu diberi tanda

pembatas untuk penambahan air.

3. Penyerahan Obat

Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, Tenaga Teknis

Kefarmasian yang akan menyerahkan obat tersebut wajib memeriksa

kembali kesesuaian antara jenis, jumlah, cara penggunaan obat, dan

waktu pemberian obat sesuai permintaan resep, setelah memastikan

kesesuaian resep, barulah pasien dipanggil sesuai nama pasien diresep

agar tidak terjadi kesalahan nama yang sama, pasien diverifikasi

alamat, umur, maupun penyakitnya. Pemastian ini sangat penting

karena kesalahan dalan penyerahan obat sangan berakibatkan fatal.

Penyerahan obat kepada pasien disertai dengan pemberian informasi

obat dan asisten apoteker harus memastikan bahwa pasien telah

memahami cara penggunaan obat.


33

4. Informasi Penggunaan Obat

Informasi penggunaan obat kepada pasien sangat penting

disampaikan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan

penyerahan obat kepada pasien. Karena meskipun jika obat yang

diberikan sudah benar dan tepat, akan tetapi pasien kurang mengerti

bagaimana cara penggunaan obat yang benar, maka hal itu akan sia-sia.

Jadi disinilah peran Tenaga Teknis Kefarmasian sagat diperlukan guna

tercapainya terapi yang diharapkan untuk pasien.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa apotek pada Puskesmas

adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian

oleh Apoteker di Puskesmas. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur

yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam

menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah

suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang

berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti

untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Pelaksanaan PKL di Apotek Puskesmas Gang Sehat menjadi salah satu

wadah bagi mahasiswa untuk mendapatkan gambaran bagaimana teknis

pelaksanaan kefarmasian yang ada di Apotek Puskesmas. Hal ini membantu

mahasiswa untuk melangkah menyiapkan diri dalam dunia kerja.

6.2 Saran

Adapun saran yang kami sampaikan selama praktek kerja lapangan di

Apotek Puskesmas Gang Sehat adalah untuk Apotek Puskesmas Gang Sehat

agar dapat mempertahankan sistem teknis kefarmasian yang sudah berjalan

dengan baik dan lebih meningkatkan lagi dalam sistem pelayanannya sehingga

selalu menjadi Puskesmas yang diutamakan oleh masyarakat setempat.

34
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI, 2003. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan


Kesehatan di Puskesmas. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

DepKes RI, 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.


Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

DepKes RI, 2004. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Departemen


Kesehatan RI : Jakarta.

DepKes RI, 2007. Manajemen Puskesmas. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

DepKes RI, 2007. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Direktorat


Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan : Jakarta

35
LAMPIRAN

Lampiran 1. Etiket Biru

36
37

Lampiran 2. Etiket Putih


38

Lampiran 3. Contoh Resep


39

Lampiran 4. Tempat Penyimpanan Obat


40

Lampiran 5. Materi Penyuluhan berupa Leaflet


41

Lampiran 6. Dokumen Kegiatan Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai