Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI ASISTEN

APOTEKER

BIDANG FARMASI PUSKESMAS LIRIK

DI

WILAYAH LIRIK

KABUPATEN INDRAGIRI HULU

1 Maret – 27 Maret 2021

Disusun Oleh:

Diah Vella Putri Dwinka NIS: 19,020,007,069

Wulandari Febrianty Saputri NIS:19,089,029,069

JURUSAN FARMASI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN

HAR-KAUSYAR

JL.RAKIT KULIM,RENGAT BARAT,PEMATANG REBA

Telepon: (0769) 2341042


Halaman Pengesahan

Laporan Praktik Kerja Profesi Asisten Apoteker

Bidang Puskesmas

Di

Puskesmas Lirik

1 Maret-27 Maret 2021

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat praktek kerja lapangan
industri(Prakerind)Jurusan Farmasi SMK Kesehatan Har-Kausyar Rengat

Disetujui oleh:

PEMBIMBING PKPAA

Instansi PKPAA Jurusan Farmasi


SMK KESEHATAN HAR-KAUSYAR

Irmayana Hardi, S. Farm. Apt Renggi Mirta Perdana, S. Farm. Apt

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Puskesmas Lirik dengan baik dan lancar.

Praktek Kerja Lapangan ini diselenggarakan dalam rangka memberikan bekal


pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan obat di Puskesmas
kepada kami serta meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesi kepada
masyarakat.

Atas terselesainya Praktek Kerja Lapangan ini, kami mengucapkan banyak


terimakasih kepada orang tua kami atas segala dukungan dan moral serta materi
dan kepada teman – teman yang telah turut membantu kami baik dalam material
maupun dukungan yang diberikan.

iii
Disini kami juga berkesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada :

 Bapak Andrean Susilo, S.Sos., M.Si sebagai kepala sekolah SMK


Kesehatan Har-Kausyar
 Ibu Irmayana Hardi, S. Farm. Apt sebagai penanggung jawab di Apotek
PKM
 Ibu Erni Iswani, A,Md. Farm sebagai coordinator
 Ibu Airin Amelia SKM sebagai kepala UPTD Puskesmas Lirik
 Ibu Yulia Sari, Amd. Keb dan Ibu Nurul Maulidina, Amd. Keb.
 Bapak Renggi Mirta Perdana, S. Farm. Apt sebagai guru pembimbing
 Bapak/Ibu Guru SMK Kesehatan Har-Kausyar

Kami menyadari bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tidak luput dari
kekurangan. Oleh karena itu, kririk dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan yang kami susun ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya dan semua pihak yang membutuhkan dalam
peningkatan wawasan keterampilan dalam pengolahan apotek.

Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Lirik, 17 Maret 2021

Penyusun Penyusun

WulandariFebriantyS DiahVellaPutriD

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................... ......... ......................................... ....... ....i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR .................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

2.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

2.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan(PKL)............................................................. 2

2.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan(PKL)........................................................... 2

BAB II TINJAUAN UMUM INSTITUSI PASANGAN.................................... 4

2.1 Aspek Umum tentang Institusi Pasangan ......................................................... 4

2.2 Sejarah Institusi Pasangan................................................................................. 5

2.3 Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia ..................................... 6

2.4 Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya............ 9

1. Seleksi
2. Perencanaan
3. Pengadaan
4. Penyimpanan
5. Distribusi
6. Administrasi

v
2.5 pelayanan di institusi pasangan……………………………………….13

1. Pelayanan resep / pesanan


2. Promosi dan edukasi
3. Pelayanan residencial(Home Care)
4. Pelayanan obat tanpa resep
5. Pelayanan narkotika

BAB III Pembahasan…………………………………………………………17

3.1 Waktu,tempat dan teknis pelaksanaan………………………………………17

3.2 Tujuan pendirian institusi pasangan……………………………………..18

3.3 Pengelolaan………………………………………………………………….19

1) Sumber Daya Manusia(SDM)

2) Sarana dan Prasarana

3) Pengelolaan Sediaan Framasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya

a. Seleksi
b. Perencanaan
c. Pengadaan
d. Penyimpanan
e. Distribusi
f. Administrasi

3.4 Pelayanan……………………………………………………………………12

3.5 Evaluasi Mutu Pelayanan……………………………………………………13

Bab IV kesimpulan saran…………………………………………….……..14

vi
a) Daftar Pustaka…………………………………………………………..30
b) Lampiran Lampiran……………………………………..….…31

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan
ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia termasuk Puskesmas (Permenkes, 2016).

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memiliki peran yaitu Menyediakan


data dan informasi obat dan Pengelolaan obat (kegiatan perencanaan, penerimaan,
penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan, dan evaluasi). Obat dan
perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu
pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit (Kemenkes,
2010).

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat


terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kefarmasian
di Puskesmas harus mendukung tiga tiga fungsi puskesmas, yaitu sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat
dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Permenkes, 2016).

Praktek Kerja Lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap,


kemampuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dibangku sekolah menengah
kejuruan. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan diberbagai instansi akan sangat
berguna bagi siswa untuk dapat menimba ilmu pengetahuaan, keterampilan dan
pengalaman. Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Akademi di SMK Kesehatan Har-Kausyar,melalui
Praktek Kerja Lapangan ini siswa akan mendapat kesempatan untuk
mengembangkan cara berpikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat
menambah pengetahuaan siswa sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan
tanggung jawab mahasiswa terhadap apa yang ditugaskan

1
2.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan(PKL)

Tujuan diadakannya PKL di bidang Puskesmas yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah pelayanan di Puskesmas Lirik sudah sesuai.dengan


standar yang telah ditetapkan.

2. Untuk mengetahui apa saja peran Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dalam
pelayanan kefarmasian di Puskesmas Lirik.

3. Untuk mendukung profil lulusan SMK KESEHATAN HAR-KAUSYAR yaitu


sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang unggul, menjunjung tinggi nilai-
nila hukum dan sosial dilandasi dengan akhlak mulia, serta dapat menjalankan
peran atau fungsi sebagai sebagai TTK pelaksana dibidang pengelolaan dan
pelayanan farmasi di Puskesmas.

2.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

J Memberikan pengetahuan kepada Siswa mengenai kegiatan kefarmasian


khususnya di Puskesmas.
J Untuk melatih Siswa bersikap professional yang diperlukan mahasiswa
dalam memasuki lapangan kerja di bidang farmasi khususnya di
Puskesmas.
J Mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh selama kuliah pada unit-unit pelayanan farmasi pada masyarakat
sesuai dengan profesinya.
J Melatih dan mempersiapkan Siswa sebagai calon Tenaga Teknis
Kefaramasian (TTK) yang memiliki pengetahuan, keterampilan, inisiatif
dan memiliki etos kerja yang tinggi serta bertanggung jawab.
J Melatih dan mempersiapkan Siswa sebagai calon Tenaga Teknis
Kefaramasian (TTK) yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, inisiatif
dan memiliki etos kerja yang tinggi serta bertanggung jawab. Agar Siswa
memperoleh pengetahuan yang belum pernah didapatkan selama proses
perkuliahan.
J Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengan
tingkat pengetahuan ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja).
J Memperkokoh hubungan antara perguruan tinggi dengan instansi dan
dunia kerja.
J Meningkatkan sistem proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas dan profesional.

2
J Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
J Memberikan pemahaman mengenai tugas dan tanggungjawab seorang
tenaga teknis kefarmasian atau asisten apoteker.
J Melatih Siswa agar dapat berkomunikasi, bersosialisai dan mengembangkan
mental dengan baik dalam lingkungan kerja.
J Mengajarkan kepada Siswa tentang pentingnya kerjasama dalam dunia kerja.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM INSTITUSI PASANGAN

2.1 Aspek Umum tentang Institusi Pasangan

Puskesmas adalah kesatuan organisasi kesehatan fungsional pusat pengembangan


kesehatan masyarakat juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai
wewenang dan tangung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya (Satrianegara, 2014).

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang


menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan (Permenkes, 2016).

Standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Puskesmas suatu


kecamatan terdapat lebih dari satu, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi
antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu
desa/kelurahan atau dusun/rukun warga (RW). Puskesmas bertanggung jawab
langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota (Permenkes, 2016)

4
2.2 Sejarah Institusi Pasangan

Puskesmas Lirik merupakan Puskesmas yang terletak di desa Lambangsari


I,II,III,Kecamatan Lirik Kabupaten Indragiri Hulu.

Dengan batas wilayah:

Utara:Kabupaten Pelalawan

Timur:Kecamatan Rengat Barat

Selatan:Kecamatan Pasir Penyu

Barat:Kecamatan Lubuk Batu Jaya

Puskesmas Lirik dibangun pada tahun 1989,dengan luas wilayah 220.4km² yang
terdiri dari 17 desa yaitu Desa Redang Seko,Desa Banjar Balam,Desa Mekar
Sari,Desa Wonosari,Desa Seko Lubuk Tigo,Desa Sukajadi,Desa Sungai
Sagu,Desa Lambang Sari I II III,Desa Lambang Sari IV,Desa Lambang Sari
V,Desa Lirik Area,Desa Rejosari,Desa Gudang Batu,Desa Sidomulyo,Desa Pasir
Ringgit,Desa Japura,Desa Pasir Sialang Jaya,dengan jarak tempuh terjauh dari
Desa Ke Puskesmas 15km.

Tiap desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua atau roda empat.

5
2.3 Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia

6
TABEL 1.1 DAFTAR SUMBER DAYA MANUSIA DIPUSKESMAS LIRIK

No Jabatan Jumlah Jumlah


Keseluruhan:78
1 Kepala 1
Puskesmas

2 Ahli Teknologi 1
Laboratorim
Medik(Analisis
Kesehatan)

3 Apoteker 1

4 Bidan Desa 8

5 Bidan Klinis 30

6 Dr.Gigi 1

7 Dr.Umum 5

8 Kemasyarakatan 1

9 Keuangan 1

10 Ners 1

11 Nutrisionis 1

12 Pelaporan 1

13 Pengarsipan 1

14 Perawat Non 16
Ners

15 Program 1

16 Sanitasi 2
Lingkungan

17 Tenaga Umum 5
Lain

18 Ahli Madya 1
Farmasi

7
Suatu organisasi harus memiliki struktur organisasi untuk memperjelas ranah
kerja masing-masing departemen atau unit, serta sebagai alur kerja suatu
organisasi. Puskesmas Lirik memiliki seorang Kepala Puskesmas yang dibantu
oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas.Struktur organisasi Puskesmas
Lirik mengacu pada Permenkes No.75 tahun 2014 dan Peraturan Walikota
Yogyakarta No.46 tahun 2012 yaitu menggunakan struktur Badan Layanan
Umum Daerah 11

(BLUD) dan struktur puskesmas. Pada struktur puskesmas terdapat Kepala


Puskesmas yang membawahi bagaian fungsional seperti Balai Pengobatan Umum
(BPU), Balai Pengobatan Gigi (BPG) dan unit Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
sementara Kepala Sub Bagian Tata Usaha membawahi 5 bidang, yaitu
kepegawaian, umum, keuangan, data informasi serta perencanaan dan evaluasi.

Struktur organisasi yang diterapkan di Puskesmas Lirik sudah sesuai dengan


regulasi peraturan yaitu berlaku yaitu Permenkes No.73 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang minimal terdiri dari Kepala Puskesmas,
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat
dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (KIA, pelayanan gizi),
Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perseorangan, Kefarmasian dan
Laboratorium serta Penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan.

Pada struktur BLUD, Kepala Puskesmas sebagai pemimpin Puskesmas dapat


mengatur keuangan puskesmas secara mandiri dengan tetap mendapat bantuan
dari pemerintah. Pada struktur BLUD, terbagi menjadi beberapa uraian kerja
seperti pejabat keuangan mengawasi pengelolaan keuangan yang ada di BLUD
serta pejabat teknis yang bertugas untuk memantau kegiatan yang sudah
direncanakan.

8
2.4 Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya

i. Seleksi

Salah satu fungsi pengelolaan obat adalah seleksi terhadap obat yang benarbenar
diperlukan bagi sebagian besar populasi berdasarkan pola penyakit yang ada.
Proses seleksi merupakan awal yang sangat menentukan dalam perencanaan obat
karena melalui seleksi obat akan tercermin berapa banyak item obat yang akan
dikonsumsi dimasa datang (Quick, dkk, 2012). Pada proses pemilihan obat
seharusnya mengikuti pedoman seleksi obat yang disusun oleh WHO (1993)
antara lain: Memilih obat yang tepat dan terbukti efektif serta merupakan drug of
choice, Memilih seminimal mungkin obat untuk suatu jenis penyakit, mencegah
duplikasi,Melakukan monitoring kontra indikasi dan efek samping obat secara
cermat untuk mempertimbangkan penggunaannya,Biaya obat, yang secara klinik
sama harus dipilih yang termurah,Menggunakan obat dengan nama generik.

ii. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap awal dari pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP
yang merupakan proses seleksi untuk memutuskan jenis dan jumlah sedian
farmasi dan BMHP yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan puskesmas.
Sediaan farmasi yang dikelola di Puskesmas Lirik hanya mencakup obat jadi.
Sediaan farmasi dan BMHP yang termasuk dalam kegiatan perencanaan
merupakan obat yang termasuk Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN),
Formularium Nasional, dan Formularium Puskesmas Lirik. Perencanaan di
Puskesmas Lirik dilakukan setiap 1 tahun sekali dan dilakukan secara berjenjang
(bottom up) berdasarkan metode kombinasi yaitu dengan mempertimbangkan pola
penyakit dan pola konsumsi pada periode 1 tahun sebelumnya serta data mutasi
(keluar masuknya sediaan farmasi dan BMHP) yang tercatat pada data
penggunaan obat secara periodik perbulan maupun pertahun dan rencana
pengembangan. Perhitungan terhadap jumlah obat yang diperlukan selama satu
tahun dihitung berdasarkan pada pemakaian bulan lalu, Buffer stock (25% dari
jumlah pemakaian sebelumnya) dan sisa stok yang masih terdapat di gudang
farmasi puskesmas. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam perencanaan
di Puskesmas Lirik:

(Pemakaian Bulan Lalu x 12 Bulan x Buffer Stock) – Sisa Stok

9
Permintaan dengan sistem bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi
dan BMHP yang sebelumnya sudah dilakukan pada perencanaan tetapi masih
belum memenuhi kebutuhan. Belum tercukupinya kebutuhan tersebut dapat
dikarenakan beberapa faktor salah satunya yaitu muncul penyakit endemik atau
jumlah kunjungan kasus tertentu yang meningkat. Lirik juga melakukan
perencanaan dan permintaan BMHP menggunakan sistem e-purchasing untuk
kebutuhan perbekalan farmasi yang biasanya tidak dapat dipenuhi oleh Dinas
Kesehatan Inhu.

Berikut ini merupakan alur kegiatan perencanaan dan permintaan :

iii. Pengadaan

Pengadaan obat dipublik dan perbekalan kesehatan dilakukan oleh gudang farmasi
dinas kesehatan kabupaten INHU. Kegiatan pengadaan meliputi:

 Pengadaan rutin

 Pengadaan khusus

10
iv. Penyimpanan
Penyimpanan obat di gudang farmasi Puskesmas Lirik disusun berdasarkan
bentuk sediaan, stabilitas serta menggunakan kombinasi metode FIFO (first in
first out) dan FEFO (first expired first out) yang disusun secara alfabetis.
Kombinasi metode tersebut memudahkan dalam mencari serta meminimalkan
obat tersimpan sampai expired date, untuk meminimalkan hal tersebut petugas
kefarmasian memberikan kode dengan cara menempeli stiker kuning dan
diletakkan ditempat yang mudah terlihat untuk menandai obat yang hampir
expired. Sedangkan untuk peletakkan obat di display pelayanan farmasi (kamar
obat) menggunakan metode bentuk sediaan dan disusun secara alfabetis. Ruang
penyimpanan obat di gudang farmasi disesuaikan dengan sifat obat, untuk obat
yang perlu suhu khusus seperti suppositoria disimpan dalam lemari
pendingin/kulkas.

Penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas Lirik dilakukan di gudang


farmasi yang terletak dibagian belakang ruang pelayanan kefarmasian kecuali
vaksin. Vaksin disimpan di unit Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam lemari
pendingin dan untuk penyimpanannya dilakukan oleh bidan. Penyimpanan vaksin
disesuaikan dengan jenis vaksin yaitu vaksin dengan sifat sensitif panas atau
sensitif dingin. Selain itu, penyimpanan obat Psikotropika dan Obat-Obat Tertentu
(OOT) dipisahkan dari bahan lain dengan menggunakan lemari dengan dobel
kunci.

v. Distribusi
Sistem distribusi yang digunakan di Puskesmas Lirik adalah menggunakan sistem
sentralisasi. Sentralisasi adalah sistem dimana semua perbekalan farmasi yang
digunakan dan dibutuhkan pasien hanya tersedia dalam gudang farmasi saja. Unit
yang membutuhkan obat dan BMHP dari gudang farmasi melakukan pendataan
kebutuhan dan mencatat keperluan tersebut pada buku distribusi yang dimiliki oleh
masing-masing unit saat melakukan permintaan dengan menuliskan lembar
permintaan BMHP, setelah permintaan obat tersedia lengkap, maka obat dan BMHP
yang dibutuhkan akan didistribusikan ke unit-unit tersebut (atau diambil oleh
petuugas yang bersangkutan). Distribusi obat kepasien rawat jalan menggunakan
Individual Prescribing yaitu dengan menebus obat diloket pelayanan obat.

11
vi. Administrasi

Administrasi adalah rangkalan aktivltas pencatatan, pelaporan, pengarsipan dalam


rangka penatalaksanaan pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah
dimonitor dan dievaluasi. Administrasi untuk sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan meliputi semua tahap pengelolaan dan pelayanan kefarmasian
diPuskesmas Lirik, yaitu:

- Perorangan

- Permintaan obat ke instalasi farmasi kabupaten/ kota

- Penerimaan

– Penyimpanan mengunakan kartu stok atau computer

- Pendistribusian dan pelaporan menggunakan form LP-LPO.

Administrasi untuk resep meliputi pencatatan jumlah resep berdasarkan pasien


(umum, miskin, asuransi), penyimpanan bendel resep harian secara teratur selama
3 tahun dan pemusnahan resep yang dilengkapi dengan berita acara.
Pengadministrasian termasuk juga untuk:

- Kesalahan pengobatan (medication error)

- Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

- Medication Record

12
2.5 Pelayanan di Institusi Pasangan

1) Pelayanan Resep/Pesanan

Pelayanan resep dimulai dari penerimaan resep, skrining resep, peracikan,


penyerahan hingga pemberian informasi obat. Penerimaan resep dari pasien
berasal dari BPU, BPG dan KIA yang akan diterima oleh Apoteker di apotek
Puskesmas Lirik yang terdiri dari pasien BPJS (Askes, Jamkesmas), KTP, bayar
sendiri serta gratis. Setelah resep diterima dari pasien dilakukan skrining resep
yaitu antara lain :

a. Skrining Administratif

Skrining administratif yang dilakukan di Puskesmas Lirik meliputi nama dokter,


nomor izin praktek dokter, paraf dokter, tanggal penulisan resep, nama paisen,
jenis kelamin pasien, alamat pasien dan usia pasien.

b. Skrining Farmasetis

Skrining farmasetis yang dilakukan di Puskesmas Lirik dilakukan dengan melalui


check list pada kolom skrining farmasetis yang sesuai dalam PMK No.30 tahun
2014 yaitu bentuk dan kekuatan sediaan obat, dosis, jumlah obat, stabilitas,
ketersediaan obat, aturan dan cara penggunaan obat serta inkompatibiltas obat.
Dalam kolom check list juga terdapat tanda tangan yang meracik, yang
menyerahkan dan yang menerima resep tersebut. Apabila terjadi permasalahan
terkait farmasetis maka dapat mengkonfirmasi langsung kepada dokter yang
bersangkutan.

13
c. Skrining Klinis

Skrining klinis yang dilakukan di Puskesmas Lirik dilakukan dengan melalui


check list pada kolom skrining klinis dengan berbagai aspek yaitu tepat indikasi,
tepat dosis, tepat waktu penggunaan obat, tepat rute, interaksi obat, efek samping
dan kontraindikasi. Dalam kolom check list juga terdapat tanda tangan yang
meracik, yang menyerahkan dan yang menerima resep tersebut. Apabila terjadi
permasalahan terkait klinis maka dapat mengkonfirmasi langsung kepada dokter
yang bersangkutan.

Setelah obat telah disiapkan beserta etiket yang sudah tertera pada resep, maka
dapat diserahkan kepada pasien sesuai nomor antrian dan dipanggil nama beserta
alamat. Apoteker menyerahkan obat disertai Pemberian Informasi Obat (PIO)
meliputi nama obat, indikasi, aturan pakai obat, efek samping, cara pemakaian dan
cara penyimpanan obat. Setelah pasien menerima obat selanjutnya pasien
menandatangani dan memberikan nama terang pada form check list pemberian
informasi obat.

2) Promosi dan Edukasi

Promosi kesehatan adalah suatu program yang di rancang untuk memberi


perubahan terhadap orang lain untuk mampu meningkatkan pengetahuan
kesadaran kesehatan seorang baik secara fisik, lingkungan dan sosial. Puskesmas
Lirik memiliki program Promosi kesehatan setiap satu bulan sekali ke Desa Desa
di Kecamatan Lirik sekaligus dengan kegiatan posyandu dan posbindu.Kegiatan
tersebut bertujuan untuk menambah wawasan pasien terkait tentang suatu
penyakit cara penggunaan obat–obat khusus dan lainnya.

3) Pelayanan Residensial(Home Care)

Masalah minat masyarakat Lirik untuk mengunjungi Puskesmas tergolong rendah


walaupun layanan tidak dikenakan biaya. Keengganan ini disebabkan oleh akses
yang sulit dan preferensi warga yang lebih percaya pada pengobatan alternatif.
Pasien akan dibawa ke Puskesmas setelah kondisi penyakitnya parah sehingga
tingkat kesembuhannya sangat kecil.

14
Deskripsi inovasi Puskesmas menerapkan inovasi Home Care sebagai layanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, di sam- ping layanan
Puskesmas. Home Care melakukan keperawatan langsung di rumah pasien secara
komprehensif dengan melibatkan keluarga pasien.

Strategi inovasi Home Care menggunakan tiga tahap strategi. Pertama, Pra Home
Care berupa perencanaan, penjadwalan perawatan, penentuan jenis dan gradasi
penyakit, jenis perawatan, penunjang diagnosa, dan tindak lanjut. Kedua,
pelaksanaan Home Care berupa kunjungan petugas ke rumah pasien secara
berkala, melaporkan hasilnya kepada dokter di rumah sakit, dan melakukan tindak
lanjut. Ketiga, pasca Home Care berupa evaluasi klinis, bimbingan teknis medis,
review kasus, penatalak- sanaan waktu, dan penetapan frekuensi kunjungan,
pemantauan dan evaluasi.

Sebelum dan sesudah inovasi, sebelum inovasi, pasien sulit dibantu karena enggan
datang ke Puskesmas. Sesudah inovasi, layanan diberikan di rumah sehingga
kualitas kesehatan lebih baik, holistik dan komprehensif.

4) Pelayanan Obat Tanpa Resep

Untuk pelayanan obat tanpa resep di Puskesmas Lirik tidak ditiadakan, jadi obat
yang diberikan kepada pasien haruslah sesuai dengan obat yang tertera diresep
yang langsung di tulis oleh Dokter atau Bidan dan diserahkan kepada pasien oleh
Apoteker atau AA.

5) Pelayanan Narkotika

TATA PELAKSANAAN DI PUSKESMAS LIRIK:

4.1 Pengadaan Narkotika untuk kebutuhan puskesmas diperoleh dari


permintaan melalui LPLPO kepada Dinas kesehatan.bukti pengadaan
ditelusuri melalui SBBK obat narkotika dan psikotropika

4.2 Penyimpanan dan pelaporan. Obat Narkotika dan psikotropika yang


berada di puskesmas guluk-guluk wajib disimpan secara khusus sesuai standar
fasilitasb.Apoteker penanggung jawab wajib membuat,menyampaikan dan
menyimpan laporan berkala mengenai pemasukan dan atau
pengeluaran obat narkotika dan psikotropika yang berada dalam
penguasaannya

15
4.3 Cara peresepan obat narkotika, ditulis oleh dokter/dokter gigi/paramedic
yang diberi kewenangan mencantumkan nama jelas dokteryang menulis resep.Di
tulis tersendiri ( terpisah )tidak boleh ada iterasie.Mencantumkan nama jelas dan
alamat lengkap pasien.Signa ( aturan pakai/dosis pemakaian ) ditulis dengan
jelas.di tandatangani oleh dokter yang menulis resep ( bukan paraf ). Aapabila
penulisan tidak sesuaidengan ketentuan tersebut maka obat tidak dapat dilayani

16
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Waktu,tempat dan teknis pelaksanaan

Waktu pelaksanaan PKL di lakukan dengan jangka waktu kurang lebih satu bulan,
dimulai dari tanggal 1 maret s/d 27 maret. Tempat pelaksanaan PKL terletak di
Puskesmas Lirik dengan teknis pelaksanaan diantaranya adalah sebagai berikut:

 Siswa wajib mengikuti pembekalan PKL di Puskemas yang sudah


dijadwalkan panitia sebelum PKL berlangsung.

Tata tertib

 Peserta PKL hadir di Puskesmas 15 menit sebelum jam kerja dimulai


 Seragam yang dipakai selama PKL adalah baju, celana dan sepatu warna
putih lengkap dengan atribut.
 Berperilaku baik saat praktek dan
 Mematuhi semua tata tertib yang berlaku baik di SMK Kesehatan Har-
Kausyar maupun di Puskesmas

17
3.2 Tujuan Pendirian Institusi Pasangan

Tujuan umum pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas Lirik


yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun
2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut yaitu :

a. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

b. Untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan


bermutu

c. Untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat

d. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal,


baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Adapun tujuan khusus didirikannya Puskesmas Lirik ialah:

Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada


masyarakat di wilayah kerjanya khususnya masyarakat di sekitaran Lirik.

18
3.3 Pengelolaan

 DEFINISI MANAJEMEN LOGISTIK


Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material/alat-alat (subagya : 1994)

 MANAJEMEN LOGISTIK OBAT

Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut


aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat
yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan
jumlah dan jenis perbekalan farmasi dan alat kesehatan

Menurut Indrawati (1999) ”Manajemen logistik obat adalah proses


pengelolaan yang strategis mengenai pengadaan, distribusi dan
penyimpanan obat dalam upaya mencapai kinerja yang optimal”

 TUJUAN

Tujuan Manajemen Logistik Obat di Puskesmas Lirik ialah terlaksananya


pelayanan obat kepada masyarakat secara rasional dan menyeluruh.

Tujuan pengelolaan obat adalah menjamin tersedianya obat dengan mutu


yang terjamin, aman, dan tersebar secara merata dan teratur, sehingga
mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat (Depkes, 2005).

 FUNGSI MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI PUSKESMAS LIRIK


a. Sistem pengelolaan obat mempunyai 4 fungsi dasar untuk
mencapai tujuan yaitu :
b. Perumusan kebutuhan atau perencanaan (selection)
c. Pengadaan (Procurement)
d. Distribusi (Distribution)
e. Penggunaan (Use)

19
 Keempat fungsi didukung oleh sistem penunjang pengelolaan
a. Organisasi (Organitation)
b. Pembiayaan dan kesinambungan (Financing and Sustainnability)
c. Pengelolaan informasi (Information Management)
d. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia (Human
Resorces Management)

 ALUR MANAJEMEN LOGISTIK OBAT


i. PERENCANAAN
ii. PENCATATAN & PELAPORAN
iii. PENGENDALIAN OBAT
iv. DISTRIBUSI
v. PENYIMPANAN
vi. PERMINTAAN

20
1. SUMBER DAYA MANUSIA(SDM)

No Jabatan Jumlah Jumlah


Keseluruhan:78
1 Kepala 1
Puskesmas

2 Ahli Teknologi 1
Laboratorim
Medik(Analisis
Kesehatan)

3 Apoteker 1

4 Bidan Desa 8

5 Bidan Klinis 30

6 Dr.Gigi 1

7 Dr.Umum 5

8 Kemasyarakatan 1

9 Keuangan 1

10 Ners 1

11 Nutrisionis 1

12 Pelaporan 1

13 Pengarsipan 1

14 Perawat Non 16
Ners

15 Program 1

16 Sanitasi 2
Lingkungan

17 Tenaga Umum 5
Lain

18 Ahli Madya 1
Farmasi

21
2. SARANA DAN PRASARANA

Sarana adalah fasilitas yang membantu secara langsung dalam pelayanan


kefarmasian sedangkan prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang
secara tidak langsung dalam pelayanan. Puskesmas Lirik terdiri dari gedung
utama berlantai satu. Lantai 1 terdiri dari ruang pendaftaran dan rekam medis,
ruang periksa poli umum, poli gigi, ruang kesehatan ibu dan anak (KIA), ruang
KB, ruang poli lansia, ruang farmasi, ruang UGD/tindakan, ruang tunggu,
laboratorium, dapur dan toilet, tersedia juga ruang tata usaha, ruang kepala
puskesmas, mushola, ruang perpustakaan, ruang sekretariat akreditasi, toilet dan
gudang. Puskesmas Lirik juga menyediakan pelayanan ambulance.

3. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN PERBEKALAN


KESEHATAN LAINNYA

Perbekalan farmasi terdiri dari obat, alat kesehatan dan Bahan Medis habis Pakai
(BMHP) yang disuplai dari Dinas Kesehatan Kab.Inhu. Obat adalah bahan atau
panduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia (Permenkes, 2016).

Alat kesehatan adalah instrumen, aparatis, mesin/implant yang tidak mengandung


obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan,
memulihkan orang sakit. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang
ditunjukkan untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya
diatur dalam undang-undang (Permenkes, 2014).

22
a) Seleksi

Salah satu fungsi pengelolaan obat adalah seleksi terhadap obat yang benarbenar
diperlukan bagi sebagian besar populasi berdasarkan pola penyakit yang ada.
Proses seleksi merupakan awal yang sangat menentukan dalam perencanaan obat
karena melalui seleksi obat akan tercermin berapa banyak item obat yang akan
dikonsumsi dimasa datang (Quick, dkk, 2012). Pada proses pemilihan obat
seharusnya mengikuti pedoman seleksi obat yang disusun oleh WHO (1993)
antara lain:

1) Memilih obat yang tepat dan terbukti efektif serta merupakan drug of choice

2) Memilih seminimal mungkin obat untuk suatu jenis penyakit, mencegah


duplikasi

3) Melakukan monitoring kontra indikasi dan efek samping obat secara cermat
untuk mempertimbangkan penggunaannya

4) Biaya obat, yang secara klinik sama harus dipilih yang termurah

5) Menggunakan obat dengan nama generik.

b) Perencanaan

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan Puskesmas.

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:

1. Perkiraan jenis dan jumlah Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang
mendekati kebutuhan;

2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan

3. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.

23
Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap
periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas. Proses seleksi Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit,
pola konsumsi Obat periode sebelumnya, data mutasi Obat, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus
mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium
Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola
program yang berkaitan dengan pengobatan.

Proses perencanaan kebutuhan Obat per tahun dilakukan secara berjenjang


(bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan
menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan
analisa terhadap kebutuhan Obat Puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan
pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan
Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih

c) Pengadaan

Tujuan permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas Lirik, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Indragiri Huliu, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.

d) Penyimpanan

Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap Obat yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.

Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

24
Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:

1) Bentuk dan jenis sediaan;


2) Stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
3) Mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
4) Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

e) Distribusi

Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan


pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata
dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan
jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Obat sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.

Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:

1. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas

2. Puskesmas Pembantu

3. Puskesmas Keliling

4. Posyandu

Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan
dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian
Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan
pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan Obat
sesuai dengan kebutuhan (floor stock).

25
f) Administrasi

Administrasi adalah rangkalan aktivltas pencatatan, pelaporan, pengarsipan dalam


rangka penatalaksanaan pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah
dimonitor dan dievaluasi. Administrasi untuk sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan meliputi semua tahap pengelolaan dan pelayanan kefarmasian
diPuskesmas Lirik, yaitu:

- Perorangan

- Permintaan obat ke instalasi farmasi kabupaten/ kota

- Penerimaan

– Penyimpanan mengunakan kartu stok atau computer

- Pendistribusian dan pelaporan menggunakan form LP-LPO.

3.4 Pelayanan

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang


langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.

Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:

1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di


Puskesmas Lirik

2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,


keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.

3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan


pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.

4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan


penggunaan Obat secara rasional.

26
3.5 Evaluasi Mutu Pelayanan

Puskesmas merupakan garda terdepan dalam mewujudkan sumber daya manusia


Indonesia yang sehat. Hal tersebut karena Puskesmas merupakan fasilitas
kesehatan yang terdekat ke masyarakat untuk menyelesaikan masalah
kesehatannya.

Untuk Mutu Pelayanan di Puskesmas Lirik dapat digolongkan pelayanan prima


(service excellence) karna mampu memberikan pelayanan secara konsisten
memenuhi kebutuhan (needs) pasien atau masyarakat dan bahkan dapat
melampaui keinginan dan kebutuhan atau ekspektasi (wants and demands)
masyarakat sebagai pengguna.

Dengan pemahaman tersebut maka Puskesmas Lirik memberikan pelayanan prima


dengan ciri kinerja yang baik, ditunjukkan antara lain dengan tercapainya target
indikator program/pelayanan, dan tidak ada keluhan (zero complaint).

Pelayanan prima dalam pelayanan kesehatan merupakan kombinasi dari


pemberian pelayanan yang luar biasa dalam segi klinis (layanan profesional) dan
pendekatan personal. Peningkatan pelayanan klinis dapat dicapai dengan
penguatan kompetensi fasilitas kesehatan dari segi fisik fasilitas maupun
pengetahuan dan keterampilan teknis tenaga kesehatan. Sedangkan peningkatan
pelayanan personal tidak hanya membutuhkan pengetahuan tentang komunikasi
interpersonal dan intrapersonal namun perlu kesungguhan dalam mengasahnya
agar memberikan pengalaman yang baik bagi masyarakat ketika mendapatkan
pelayanan kesehatan.

27
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

1. Standar Pelayanan di Puskesmas Lirik sudah sesuai dan memenuhi Standar


Pelayanan di Puskesmas dengan menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan prefentif, untuk mencapai derajad kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya di wilayah kerja Puskesmas Lirik.

2. Peran TTK di Puskesmas Lirik berada di Apotek Puskesmas atau Ruang obat
meliputi penyiapan obat sesuai dengan resep dokter yang masuk, peracikan dan
lain-lain.

3. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan memberikan pengalaman kepada Siswa


untuk dapat memahami tugas dan tanggung jawab seorang calon TTK di
Puskesmas. Kegiatan yang telah dilakukan meliputi penyiapan obat, meracik obat,
penyerahan obat kepada pasien disertai dengan informasi yang tepat dan benar,
penyediaan obat, penerimaan obat dan menulis kartu stok dan lain-lain.

28
Saran:

1. Untuk meningkatkan pelayanan perlu adanya penataan kembali untuk


keberadaan obat fast moving pada lemari atau rak obat tanpa harus mengganggu
loket penerimaan resep yang ada.

2. Pengadaan lemari pendingin khusus untuk penyimpanan obat bersifat


termolabil sehingga tidak perlu menitipkan obat kebagian lain selama proses
pemeliharaan berlangsung.

3. Perlu untuk dilanjukan kembali untuk kegiatan Praktek kerja Lapangan


berikutnya supaya dapat mengetahui pengelolaan perbekalan farmasi di
Puskesmas.

4)Penyimpanan obat sediaan suppositoria di apotek sebaiknya disimpan di lemari


pendingin agar stabilitasnya tetap terjaga.

5)Penempelan etiket ”kocok dahulu”, agar tercapainya ketepatan dosis dan dalam
penyediaan obat perlu diperhatikan lagi higienitasnya.

6)Kurangnya tenaga farmasi, sehingga perlu ada penambahan tenaga farmasi

7)Pengadaan nomor antrian pasien saat mengambil obat, agar tercipta


ketertibansaat pengambilan obat.

29
DAFTAR PUSTAKA
Fitriana. 2009. Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas. Jakarta:
Fakultas Farmasi UI.

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di


Puskesmas, Jakarta: Menkes RI.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pelayanan


Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.

Satrianegara M.F., 2012. Organisasi dan Fungsi Manajemen layanan Kesehatan.


Makassar: Alauddin University Press.

Trihono, 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV


Sagung Seto.

30
LAMPIRAN 3

FORMULIR PENILAIAN KETERAMPILAN PRAKTIK


KERJA LAPANGAN SMK KESEHATAN HAR-KAUSYAR

Nama Siswa/i:Wulandari Febrianty S, Diah Vella Putri D

NIS: 19,089,029,069 & 19,020,007,069

Tempat PKL:Puskesmas Lirik

Nama CI: Irmayana H, S. Farm. Apt


No Indikator Sikap Nilai ( 50 -100) Keterangan
1 Disiplin

2 Kerjasama

3 Inisiatif

4 Tanggung Jawab

5 Kebersihan

Rata-rata Nilai

Keterangan:

90-100 =Sangat Baik 27, Maret, 2021

80-89 =Baik CI/Pembimbing PKL

70-79 =Cukup

<70 =Kurang (Irmayana H, S. Farm. Apt)

31
LAMPIRAN 3

FORMULIR PENILAIAN KETERAMPILAN PRAKTIK


KERJA LAPANGAN SMK KESEHATAN HAR-KAUSYAR
Nama Siswa: Wulandari Febrianty S, Diah Vella Putri D

NIS: 19,089,029,069 & 19,020,007,069

Tempat PKL:Puskesmas Lirik

Nama CI: Irmayana H, S. Farm. Apt

NO Komponen Penilaian Range Nilai(50-100)


KETERAMPILAN
1. Melaksanakan prosedur penerimaan & pengkajian resep
2. Melaksanakan proses peracikan sediaan farmasi
3. Melaksanakan proses nonracikan sediaan farmasi
4. Menulis etiket dan menempelkan pada kemasan
5. Melakukan KIE(Komunikasi, Interaksi dan Edukasi)
6. Mampu melakukan pembuatan salinan resep
7. Melaksanakan pencatatan kartu stok
8. Melakukan penerimaan
9. Melakukan penyimpanan obat dan perbekalan farmasi
10. Melakukan distribusi obat dan perbekalan farmasi
11. Melakukan pengendalian obat dan perbekalan farmasi
12. Melakukan dokumentasi dan administrasi obat dan perbekalan
farmasi
13. Menghitung/kalkulasi biaya obat dan perbekalan farmasi
PEMAHAMAN
14. Memahami pengelolaan obat dan perbekalan farmasi
 Pemilihan & Perencanaan
 Pengadaan
 Penerimaan
 Pendistribusian
 Pengendalian
 Penarikan dan pemusnahan
 Administrasi dan dokumentasi
15 Memahami pelayanan kefarmasian
16. Seminar/Presentasi Akhir
17. Laporan Akhir
Rata-rata penilaian

32
Lampiran 1:Denah Lokasi Institusi Pasangan

33
Lampiran 2:Denah Bangunan (Lay Out) Institusi Pasangan

34
Lampiran 3:Contoh Etiket yang digunakan di Institusi Pasangan

35
Lampiran 4:Contoh Surat Pesanan Obat

36
Lampiran 5:Contoh Surat Pesanan Psikotropika

37
Lampiran 6:Contoh Surat Pesanan Narkotika

38
Lampiran 7:Contoh Salinan Resep(Apograph)

39
Lampiran 8:Contoh Kwitansi

40
Lampiran 9:Contoh Surat Pengantar Laporan Narkotika dan Psikotropika

41
Lampiran 10:Contoh Laporan Penggunaan Narkotika

42
Lampiran 11:Contoh Laporan Penggunaan Psikotropika

43

Anda mungkin juga menyukai