Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )

“ LAYANAN KEFARMASIAN KOMUNITAS “

DI

Apotek Ainun Farma ( Ambon )

Hari senin /24 januari 2022

Disusun oleh :

Gelombang Dua :

1. Fani Kotala : 4820118085


2. Siti Hartina Rumodar : 4820118052

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MALUKU HUSADA

AMBON

2022
LEMBARAN PENGESAHAN

LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL )
LAYANAN KEFARMASIAN KOMUNITAS
DI
APOTEK AINUN FARMA
TANGGAL,24 -5 februari 2022

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Jamila F Kabakoran,s.farm.,Apt Nurjianti Ipaenim,s.farm.,Apt


NIDN : 1213109401 SIPA/SIPA
:16021991/8171/2019/2133

MENGETAHUI :
KETUA PROGRAM STUDI FARMASI

AULIA DEBBY PELU S. Farm, M. Si., Apt


NIDN : 1217089001
KATA PENGANTAR

Segalah puji syukur kehadirat AllAH SWT yang telah melimpahkan


rahmat, petunjuk, dan kekuatan sehingga kami dapat melakukan pekerjaan dan
menyelesaiakan Praktek Kerja Lapangan (PKL )kami dengan tepat.

Penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi


salah satu syarat guna memperoleh keterampilan dalam mengetahui macam-
macam golongan obat yang ada Apotek Ainun Farma dan dengan begitu
penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat berguna.

Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penilis laporan menyampaikan


rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua dosen dan para pembimbing
PKL yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan mengajarkan serta
membantu kami dalam kesulitan dan terimakasih lagi, terutama kepada Apoteker
serta stafnya yang dimana telah mengajari kami dengan tulus dan sabar akan
segala hal yang ada di apotek entah itu mengenai obat yang ada di apotek Ainun
Farma-semua yang ada di apotek ainun di ajarkan ke kami. sampai akhirnya kami
berada pada posisi sekarang dan telah menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Lapangan kami.

Ambon, Januari 2022

Mahasiswi PKL

Tina dan Fani


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Tujuan PKL..................................................................................
C. Manfaat PKL.......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................
A.Pengertian ( tempat PKL )……………………………………………….
B. Tugas dan Fungsi………………………………………………………..
C.Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-Undangan…………………
D.Tugas dan tanggung jawab apoteker…………………………………….
BAB III TINJAUAN UMUM PKL.........................................................
A. Sejarah..................................................................................
B.Visi dan Misi..........................................................................................
C. Lokasi, Sarana, dan Prasarana…………………………………………..
D. Stuktur organisasi……………………………………………………….
BAB IV KEGIATAN PKPA PEMBAHASAN.........................................................
A. Kegiatan Yang Dilakukan .........................................……………..
B. Tugas yang di kerjakan selama PKL........................................................
C. Pembahasan..............................................................................................
BAB V PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKL

Berbagai perkembangan yang terjadi di tingkat nasional maupun global di


antaranya meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang bermutu, arus
globalisasi yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyelenggaraan sarjana dan
mutu lulusan, serta perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi yang sangat
pesat menuntut program studi farmasi sekolah tinggi ilmu kesehatan Maluku
husada untuk melakukan perubahan yang sangat mendasar agar dapat menghadapi
berbagai tantangan yang ada.
Arus globalisasi yang memungkin mobilitas tenaga kesehatan antara
Negara dapat menjadi ancaman, namaun juga merupakan peluang bagi tenaga
kefarmasian untuk dapat berkiprah di luar negeri. Kondisi ini merupakan
tantangan yang tidak ringan bagi institusi sarjana farmasi dan pemangku
kepentingan lainnya untuk menghasilkan tenaga kefarmasian yang bermutu,
dalam jumlah yang cukup tersebar merata, serta relevan dengan kebutuhan
kesehatan masyarakat.
Pelayanan kefarmasian telah mengalami pergeseran fokus pelayanan, dari
pelayanan berorientasi produk ke pelayanan berorientasi pasien. Tradisi pelayanan
yang semula hanya melakukan pengelolaan obat sebagai komuditas, menjadi
pelayanan yang komprehensif dengan tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup
pasien.

Farmasi Komunitas atau Farmasi Perapotekan sebagai salah satu model


sarana pelayanan kefarmasian di samping Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi
Farmasi Puskesmas dan Instalasi Farmasi Klinik, harus menyesuaikan terhadap
situasi dan kondisi pergeseran fokus pelayanan tersebut. Berbeda dengan tiga
model pelayanan kefarmasian lain yang dikelola secara institusional dan
merupakan bagian dari sarana kesehatan umum, Farmasi Komunitas dikelola oleh
seorang apoteker secara mandiri dengan berbagai perbedaan penampilan dan
pengelolaan yang diatur pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.

Sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian yang berlaku bagi masing-masing


sarana pelayanan kefarmasian, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi
Puskesmas dan Instalasi Farmasi Klinik hanya boleh melayani resep dari dokter
yang praktik di lingkungan Rumah Sakit, Puskesmas atau klinik dimana Instalasi
Farmasi itu berada. Instalasi farmasi juga tidak boleh melayani pasien untuk
keperluan swamedikasi. Berbeda dengan tiga Instalasi Farmasi di atas, Farmasi
Komunitas boleh melayani resep dari manapun sepanjang ditulis oleh dokter yang
berpraktik di daerah yang sama. Farmasi Komunitas juga boleh melayani pasien
untuk keperluan swamedikasi, dan justru pelayanan swamedikasi yang saat ini
lebih memberi kehidupan bagi apotek di era pelayanan kesehatan dicover oleh
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS).

Menyikapi situasi dan kondisi di atas, Mahasiswa Farmasi dituntut untuk


secara berkelanjutan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku guna
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan yakni interaksi langsung terhadap pasien.
Bentuk interaksi tersebut meliputi pelaksaan KIE dan/atau konseling, monitoring
penggunaan obat, Mahasiwa PKL Layanan Kefarmasian komunitas harus
memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan
(medication error), serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya masalah terkait
obat (drug related problems) baik aktual maupun potensial dalam proses
pengobatan. Di tengah munculnya peran baru sebagai konsekuensi perubahan
orientasi tersebut, Mahasiswa PKL harus tetap menjalankan peran tradisionalnya
sebagai pengelola produk, yang merupakan bagian dari penjaminan mutu
pelayanan kefarmasian.

B. Tujuan PKL
a. Tujuan Umum
Sebagai bentuk pengalaman tri dharma yaitu pendidikan dan
pengabdian masyarakat serta peningkatan kompetensi pada program studi
farmasi.
b. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin di capai dalam PKL Mahasiswa ini adalah :
1. Membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja di lapangan dan
langsung di berhadapkan dengan masalah-masalah yang terjadi di
tempat kerja.
2. Memberikan pengatahuan tambahan dan membuka cakrawala berfikir
dalam menghadapi bidang yang akan di tekuninya.
3. Menjadi penghubungan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja
atau pengguna lulusan.
4. Membekali mahasiswa dengan pengalaman berorganisasi serta belajar
secara langsung terhadap penerapan etika berorganisasi di tempat
kerja.

C. Manfaat PKL

1. Manfaat Bagi Instansi Tempat PKL


Sebgai bentuk kerja sama anatara lembaga dan bentuk pertukuran
pengalaman dan informasi antara dunia akademik dan dunia birokrasi
sera pengembanagan ilmu pengatahuan khususnya di bidang kefarmasian.
Guna pengembangan sumber daya manusia kesehatan.
2. Manfaat Bagi STIkes Maluku Husada
Sebagai bentuk kerja sama antara instansi birokrasi dengan institusi
pendidikan dalan hal pengembangan tri dharma pendidikan tinggi
terutama pada aspek pendidikan dan pengabdian masyarakat, serta
pengembangan SDM Kesehatan.

3. Manfaat Bagi Mahasiswa


Mahasiswa memeliki wawasan, pengatahuan, keterampilan dan
pengalaman untuk melakukan pekerjaan kefarmasian sehingga siap
memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek


kefarmasian oleh apoteker (PP no. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13).
Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional
dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan Menkes RI
Nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004).
Menurut Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan
Permenkes No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara
pemberian izin apotek. Pasal 1 ayat (a) :“Apotek adalah suatu tempat
tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat”.Pasal 1 ayat
(i) :“Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia (obat
tradisional), bahan obat asli indonesia (bahan obat tradisional), alat kesehatan
dan kosmetika”.

B. Tugas Dan Fungsi Apotek

Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah:


1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi
sediaan farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat
tradisional, dan kosmetika.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu Sediaan
Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
5. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat
yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata

C. Ketentuan Umum Dan Peraturan Perundang-undangan

Ketentuan-ketentuan umum yang berlaku tentang perapotekan sesuai


Peraturan Pemerintahan nomor 51 Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian


mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional.
2. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika.
3. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan
Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian.
4. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
5. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
6. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
7. Fasilitas Kesehatan adalah sarana yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
8. Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk melakukan
Pekerjaan Kefarmasian.
9. Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi adalah sarana yang digunakan
untuk memproduksi obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
10. Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi adalah sarana
yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan
Farmasi, yaitu Pedagang Besar Farmasi dan Instalasi Sediaan
Farmasi.
11. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian, yaitu apotek, instalasi
farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek
bersama.
12. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum
yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
13. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker.
14. Toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-
obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran.
15. Standar Profesi adalah pedoman untuk menjalankan praktik profesi
kefarmasian secara baik.
16. Standar Prosedur Operasional adalah prosedur tertulis berupa
petunjuk operasional tentang Pekerjaan Kefarmasian.
17. Standar Kefarmasian adalah pedoman untuk melakukan Pekerjaan
Kefarmasian pada fasilitas produksi, distribusi atau penyaluran, dan
pelayanan kefarmasian.
18. Asosiasi adalah perhimpunan dari perguruan tinggi farmasi yang ada
di Indonesia.
19. Organisasi Profesi adalah organisasi tempat berhimpun para Apoteker
di Indonesia.
20. Surat Tanda Registrasi Apoteker selanjutnya disingkat STRA adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah
diregistrasi.
21. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian selanjutnya
disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri
kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah diregistrasi.
22. Surat Izin Praktik Apoteker selanjutnya disingkat SIPA adalah surat
izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan
Pekerjaan Kefarmasian pada Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah
Sakit.
23. Surat Izin Kerja selanjutnya disingkat SIK adalah surat izin yang
diberikan kepada Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian untuk
dapat melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian pada fasilitas produksi
dan fasilitas distribusi atau penyaluran.
24. Rahasia Kedokteran adalah sesuatu yang berkaitan dengan praktek
kedokteran yang tidak boleh diketahui oleh umum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
25. Rahasia Kefarmasian adalah Pekerjaan Kefarmasian yang
menyangkut proses produksi, proses penyaluran dan proses pelayanan
dari Sediaan Farmasi yang tidak boleh diketahui oleh umum sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
26. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
kesehatan.
Ketentuan-ketentuan umum yang berlaku tentang Ketentuan
dan Tata Cara pemberian Izin Apotek menurut pasal 7 Kepmenkes
No.1332/Menkes/SK/X/2002 adalah sebagai berikut :

1. Permohonan izin apotek ditujukan kepada kepala Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh formulir
model APT-1
2. Dengan menggunakan formulir APT-2,Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari kerja
setelah menerima permohonan,dapat meminta bantuan teknis
kepada Kepala Badan POM untuk melakukan pemeriksaan setempat
terhadap kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan
3. Selambat-lambatnya 6 hari setelah permintaan bantuan teknis
dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Tim Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Badan POM melaporkan
hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh formulir
APT-3
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan 3
tidak dilaksanakan, Apoteker. Pemohon dapat membuat
pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi menggunakan contoh formulir
APT-4.
5. Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan
hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat 3,atau
pernyataan yang dimaksud dalam ayat 4,Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin
Apotek dengan menggunakan contoh formulir APT-5.
6. Dalam hal pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
atau Kepala Badan POM dimaksud ayat 3 masih belum
memenuhi syarat,Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat dalam waktu 12 hari kerja akan mengeluarkan
Surat Penundaan dengan menggunakan contoh formulir APT-6
7. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6,
Apoteker diberi kesempatan untuk melengkap persyaratan yang
belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 bulan
sejak tanggal penundaan.

D. Tugas Dan Tanggung Jawab Apoker

Adapun beberapa tugas dan tanggung jawab menjadi seorang Apoteker adalah
sebagai berikut:

1. Mendesain, memproduksi dan mendistribusikan obat


2. Meracik obat untuk penyembuhan suatu penyakit
3. Mengawasi obat yang telah diresepkan oleh dokter untuk
mendukung penggunaan obat yang rasional
4. Melakukan konsultasi dengan pasien yang mau memesan obat
5. Menjelaskan efek samping obat yang akan dikonsumsi oleh pasien
6. Menjelaskan makanan atau minuman apa yang harus dihindari
selama mengkonsumsi obat.
7. Menjelaskan dosis obat kepada pasien.
8. Mengkaji resep secara administrasi dan kesesuaian farmasetik
dengan pertimbangan klinis.
9. Memusnahkan obat yang telah kadaluarsa atau rusak
10. Memusnahkan resep yang telah disimpan selama lebih dari lima
tahun
11. Memastikan obat yang diberikan ke pasien sudah mendapatkan izin
edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
12. Memastikan pasien sudah mendapatkan obat yang sesuai dengan
keluhan atau penyakit yang sedang mereka derita.
13. Menjelaskan kepada pasien cara mengkonsumsi obat.
14. Menjawab pertanyaan dari pasien terkait dengan obat yang telah
diresepkan.
15. Memberikan masukan kepada dokter atau tenaga medis tentang
obat yang aman digunakan serta tersedia di apotek.

BAB III
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
A. Sejarah
Apotek ainun farma adalah apotek yang di bentuk pemilik tempat praktek
itu sendiri. Apotek ainun farma Berdiri sejak tahun 2015 dan beroperasional
sampai sekarang ini, apotek ainun di kelola oleh seorang apoteker muda Cantik
dan tiga karyawan pria , Apotek ini terlihat Sederhana namun memiliki ruangan
khusus untuk meracik obat serta memiliki sebuah gudang penyimpanan obat dan
apotek ainun juga memiliki tempat praktek yang di sertai ruangan praktek untuk
masing-masing dokter prekteknya.
Dokter- dokter yang bekerja sama dengan Apotek Ainun Farma
diantaranya :
1. Dokter Andi Tasrif Aziz
Yaitu beliau sebagai dokter umum dengan jadwal prakteknya setiap
hari Senin-Sabtu
2. Dokter Zulaiha Maricar S, Sp.Og,M.Kes
Yaitu beliau dokter spesialis kebidanan dan kandungan
Pada saat ini apoteker yang bertanggung jawab atas apotek ainun
farma adalah Nurjianti Ipaenim,S.Farm.,Apt.

B. Visi dan Misi Apotek Ainu Farma

1. Visi
Menjadi tempat pelayanan farmasi yang baik di kota ambon sesuai
dengan SOP ( Standar Prosedur Operasional ) dari Apotek ini Sendiri.
2. Misi
a. Memberikan layanan primer atas ritel farmasi dan jasa terkait serta
memberikan solusi jasa layanan kefarmasian bagi pelanggang.
b. Mengembangkan kopetensi dan komitmen SDM yang lebih
profesional untuk meningkatkan nilai dari Tempat ( apotek ) dan
kesejahteraan SDM.
C. Lokasi, Sarana Dan Prasarana
Berlokasi di Jl. Apituley Sk 3132A RT/RW 002/001 kel. Waihaong Kec.
Nusaniwe, Ambon. Bertepatan di depan SMP 2 dan belakang RST, untuk sarana
dan prasaranannya menuju ke lokasi jika dari Tempat tinggal Di kebun cengkeh
naik mobil IAIN, kemudian turun di pasar setelah itu lanjut dengan mobil LIN III,
kemudian Turun di depan Rst atau di lorong SMP 2 dan apoteknya bisa di lihat
dari depan jalan raya setelah itu nyebrang dan jalan kaki langsung ke apoteknya
saja dan selanjutnya tempat tinggal di asrama parigi 5 kemudian jalan kaki
menuju apotek ainun farma yang bertepatan di depan SMP 2 dan belakang RST.

D. Struktur organisasi

APOTEKER PENGOLAH
APOTIK
Apt. Nurjianti Ipaenim,S.farm

ASISTEN
APOTEKER

KARYAWAN

AWALUDIN ANGKOTASAN
SUDIRMAN KAITOBU
TAHER

BAB IV
KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN

A. Kegiatan yang di lakukan Saat PKL Berlangsung yaitu :

Hari pertama (senin,24 januari 2022)


 Pengenalan obat generic, obat paten dan obat psikotropika
 Melayani pendaftaran pasien umu dan pasien kandungan
 Melayani pembelian obat
 Penerimaan resep obat

Hari kedua ( selasa,25 januari 2022)


 Penerimaan pendaftaran pasien dari dr umum dan dr kandungan
 Melayani pembelian obat
 Pengenalan obat psikotropika
 Pengisian kartu/buku stok untuk obat psikotropika

Hari ketiga (rabu 26 januari 2022


 Penerimaan pendaftaran pasien dari dr umum dan dr kandungan
 Melayani pembelian obat
 Pengisian kartu/buku stok untuk obat psikotropika
 Melayani penerimaan resep obat

Hari keempat (kamis 27 januari 2022)


 Penerimaan pendaftaran pasien dari dr umum dan dr kandungan
 Melayani pembelian obat
 Pengisian kartu/buku stok untuk obat psikotropika
 Melayani penerimaan resep obat
 Menghitung serta memberikan harga obat sesuai perhitungan pada buku
faktur
Hari kelima (jum’at 28 januari 2022)
 Penerimaan pendaftaran pasien dari dr umum dan dr kandungan
 Melayani pembelian obat
 Melayani penerimaan resep obat

Hari keenam (sabtu 29 januari 2022)


 Penerimaan pendaftaran pasien dari dr umum dan dr kandungan
 Melayani pembelian obat
 Melayani penerimaan resep obat

Hari ketujuh ( senin 31 januari 2022 )


 Penerimaan pendaftaran pasien dari dr umum
 Melayani pembelian obat
 Melayani penerimaan resep obat
 Melayani penyerahan obat kepada pasien disertai pio

Hari kedelapan ( selasa 01 februari 2022 )


 Libur

Hari kesembilan ( rabu 02 februari 2022 )


 Penerimaan pendaftaran dari dr kandungan
 Melayani pembelian obat
 Mengisi kartu/ buku stok untuk obat psikotropika
 Mengecek obat-obat yang sudah kadaluwarsa

Hari kesepuluh ( kamis 03 februari 2022 )


 Penerimaan pendaftaran pasien dari dr umum dan dr kandungan
 Melayani pemberian obat
 Mengecek kembali obat-obat yang sudah kadaluwarsa
 Melayani penerimaan resep obat
 Melayani penyerahan obat kepada pasien disertai pio

Hari kesebelas ( jumat 04 februari 2022 )


 Penerimaan pendaftaran pasien dari dr umum dan dr kandungan
 Melayani pembelian obat
 Meracik / membuat kapsul

Hari keduabelas / terakhir ( sabtu 05 februari 2022 )


 Penerimaan pendaftaran pasien dari dr umum
 Melayani pembelian obat
 Melayani resep dokter
 Penyerahan obat beserta PIO
 Pengsian obat psikotropika
 Penerimaan barang masuk

B. Tugas yang dikerjakan selama PKL


1. Bahan-bahan yang termasuk golongan rekursor dan obat tertentu
Golongan I
1. Acetic anhydride
2. N-acetylanthranilic acid
3. Ephedrine
4. Ergometrine
5. Ergotamine
6. Isosafrol
7. Lysergic acid
8. 3,4-methylenedioxyphenyl-2-propanone
9. Nerophedrine
10. 10.1-phenyl-2-propanone
11. Piperonal
12. Potassium
13. Permagant
14. Pseudophedrine
15. Safrole

Gelombang II
1. Aceton
2. Antranilic acid
3. Ethil ether
4. Hydrochloric acid
5. Methyl ethyl keton
6. Phenylacetic acid
7. Piperidine
8. Sulphuric acid
9. Toluene

Obat-obat yang sering di gunakan


1. Tramadol
2. Triheksifenidil
3. Klopromaizne
4. Amiptriptilin
5. Haloperidol
6. Dextrometorfan
C. Pembahasan

Apotek Ainun Farma adalah apotek yang berada di jalan Apituley


Waihaong kota ambon. Di tinjau dari lokasi apotek Ainun Farma ini berada di
jalur lalu lintas yang ramai sehingga sangat baik untuk pelayanan kesehatan.
Selain terletak di kawasan yang lalu lintasnya ramai, Ainun Farma juga terletak
diantara salah satu rumah sakit terkenal di kota ambon yaitu Rumah Sakit Tentara,
selain itu juga terdapat ruang praktek dokter yang sangat menunjang dalam
pelayanan kesehatan.
Hal yang berhubungan secara fisik telah memenuhi syarat yang ada karena
Apotek Ainun Farma memiliki sarana yang cukup lengkap untuk sebuah apotek.
Apotek Ainun Farma juga memiliki dua dokter praktek dalam menunjang
pelayanannya, yaitu dokter umum, dan dokter spesialis kandungan.
Pengelolaan di apotek Ainun Farma meliputi perencanaan,
permintaan,pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pelayanan,
penyerahan,pencatatan,dan pelaporan.
BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang Mulai Dari


Tanggal 24 Januari sampai 5 februari Kami Menerima Banyak Pelajaran Yang
Berharga Diantarannya :
1. Mendapatkan Pengalaman Kerja Langsung Di Dunia Kerja.
2. Dapat Membandingkan Dan Menerapkan Pengetahuan Pada Dunia
Kerja Yang Akan Dihadapi Secara Jelas Dan Konsisten Dengan
Komitmen Yang Tinggi.
3. Lebih Cepat Memahami Konsep-Konsep Non Akademis Dan Non
Teknis Di Dunia Kerja.
4. Dapat Memperluas Ilmu Dan Menambah Pengalaman Dengan
Langsung Praktek Di Bidang Farmasi.
5. Apotek Ainun Farma Telah Melakukan Penyelenggaraan Kegiatan
Kefarmasian Dengan Benar Sesuai Aturan Yang Berlaku.
6. Yang Terakhir Apoteker Dan Tenaga Kesehatan Di Apotek Sangat
Menjadi Teladan Untuk Kami.

B.Saran

a. Untuk kampus
Untuk program Kerja Lapangan di apotek waktunya bisa di perpanjang
dengan Waktu yang cukup lama sehingga memungkinkan para Mahasiswa-
Mahasiswi bisa mendapatkan pengalaman pembelajaran lebih banyak dan
bervariasi di setiap tempat kerjannya/ prakteknya
( apotek ).
b. Untuk apotek
Meningkatan ketersediaan sediaan farmasi
DAFTAR PUSTAKA

Anief Moh, 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM Press.

Anonim, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,


No.679/MENKES/SK/X/2003, tentang Izin Kerja Asisten Apoteker.
Jakarta :Menkes RI.

Anonim, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia,No.1332/MENKES/SK/X/2002,tentang. Ketentuan dan Tata Cara
PemberianIzin Apotek. Jakarta : Menkes RI

ISFI, 2003, Standar Kompetensi Farmasi Indonesia : Jakarta

Hadiwidjojo Suryadi, 1992. Pengelolaan Apotek. Bandung : IkatanSarjana


Farmasi.

Soekanto,S ,1990. Aspek Hukum Apotek dan Apoteker. Bandung :Mandar Maju.

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Penerbit


BukuKedokteran EGC : Jakaf Moh, 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM
Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai