Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI KLINIK UTAMA PERINTIS MEDIKA


BANJAR
DENGAN TUGAS KHUSUS MENGANALISIS RESEP
03 FEBRUARI - 03 APRIL 2020

Disusun Oleh :
RIFKA AL FAREZ
NISN : 0031736867

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI


YAYASAN PENDIDIKAN DASAR MENENGAH PASUNDAN
SMK PASUNDAN PADAHERANG
PANGANDARAN
2020-2021
2
LEMBAR PENGESAHAN KEPALA SMK PASUNDAN PADAHERANG
BIDANG KEAHLIAN KESEHATAN
PROGRAM KEAHLIAN FARMASI
KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DI KLINIK UTAMA PERINTIS MEDIKA
BANJAR

MENGESAHKAN
KEPALA SEKOLAH SMK PASUNDAN PADAHERANG

M.ANISUL FUAD,S.Kom
NIP :
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
DAN KEPALA PROGRAM KEAHLIAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI KLINIK UTAMA PRTINYIS MEDIKA BANJAR
PERIODE
03 Febuari – 03 April

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

MISKA SISWANTI, S.Farm NURUL AIN FADILLAH, S.Pd

Kepala Program Keahlian Farmasi Pembimbing Klinik

MEIYANTI, S.Far.,Apt ANNIS Y.P, S.FARM., Apt


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : RIFKA AL FAREZ
NIS : 18-19-100-13
Tempat Tanggal Lahir : Ciamis ,25 Maret 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat :Dusun Adimulya, Rt 21, Rw 04, Desa Sukanagara
Kec. Lakbok

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


- SMK Pasundan Padaherang 2020 sekarang
- MTS N 8 Ciamis
- SD Negeri 1 Cintajaya
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT.Atas rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan penulisan laporan PRAKTEK KERJA
LAPANGAN (PKL). Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat uji
kompetensi keahlian dan Ujian Nasional.
Saya sadar dalam penyusunan laporan ini memerlukan bimbingan dari
berbagai pihak, karena selama melakukan PKL saya mendapatkan hambatan dan
banyak yang tidak dimengerti. Dengan bantuan dari berbagai pihak baik dari
sekolah maupun pihak klinik berupa bimbingan, arahan, dan masukan saya ingin
mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada :
1. Bapak M.Anisul Fuad,S.kom selaku kepala sekolah SMK Pasundan
Padaherang
2. Ibu Meiyanti,S.Far.,Apt selaku dari Kepala Program Keahlian Farmasi
3. Ibu Miska Siswanti, S.Farm selaku pembimbing ke satu
4. Ibu Nurul Ain Fadillah,S.pd, selaku pembimbing kedua
5. Bapak Dr. Eman Sulaeman, Sp.PD selaku pemilik klinik
6. Ibu Annis Y.p,S.Farm.,Apt selaku apoteker penanggung jawab di instalasi
farmasi Klinik Utama Perintis Medika Banjar, atas bimbingannya di lapangan
dan memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan PKL hingga
tersusunnya laporan ini
7. Bapak Deri Nugraha, A.Md.Farm selaku asisten apoteker
8. Seluruh karyawan klinik Utama Perintis Medika Banjar yang telah
memberikan bantuan kepada saya selama PKL.
Semoga Alloh SWT memberikan balasan yang berlimpah kepada
semuanya, saya sudah semaksimal mungkin menulis laporan ini semoga laporan
inindapat dikaji dan diperbaiki melalui koreksi dan masukan untuk membangun
laporan ini.

iii
Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri saya dan
umumnya bagi para pembaca yang memerlukan informasi dari laporan ini untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian.

Padaherang,04 April 2020

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...................................................................................1
2. Tujuan Praktek kerja lapangan...........................................................1
3. Waktu dan Tempat.............................................................................1
BAB II
URAIAN UMUM
1. Definisi Klinik....................................................................................2
2. Tugas dan Fungsi Klinik....................................................................2
3. Peraturan Perundang-undangan..........................................................3
4. Pengelolaan Klinik.............................................................................4
5. Persyaratan Klinik..............................................................................8
6. Macam-macam Obat..........................................................................9
A. Obat Bebas....................................................................................9
B. Obat Bebas terbatas......................................................................10
C. Obat keras.....................................................................................10
D. Narkotika......................................................................................11
E. Obat Tradisional...........................................................................13
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
1. Sejarah Klinik Utama Perintis Medika...............................................14
2. Stuktur Organisasi Klinik Utama Perintis Medika.............................17
3. Sistem pengelolaan Klinik..................................................................18
BAB IV
TUGAS KHUSUS ANALISIS RESEP
1. Skrining Resep...................................................................................20
A. Administratif .........................................................................20

i
B. Farmasetika ...........................................................................21
C. Dosis ......................................................................................21
D. Pertimbangan klinis ...............................................................21
2. Informasi Obat ...................................................................................21
A. Obat Bisoprolol .....................................................................21
B. Obat Spirda ............................................................................24
C. Obat Propesa sirup .................................................................25
D. Obatb Uresix ..........................................................................27
E. Obat Bicnat ............................................................................29
F. Obat Ketocid ..........................................................................30
G. Obat Lansoprazole .................................................................31
BAB V
PEMBAHASAN
1. Pengenalan Perbekalan Farmasi........................................................34
2. Kegiatan Selama PKL.......................................................................34
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan.........................................................................................35
2. Saran...................................................................................................35
3. Lampiran............................................................................................36

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL)merupakan praktek yang dilaksanakan di
dunia usaha/industri baik di Apotek maupaun Rumah Sakit.kegiatan pkl ini
sangat di perlukan bagi para siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan,selain
untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi juga
untuk meningkatkan kualitas siswa-siswi SMK Pasundan Padaherang
dengan program keahlian farmasi.
Kegiatan praktek kerja lapangan ini dapat dijadikan peluang bagi para
siswa-siswi untuk mengasah kemampuan dalam pelayanan kesehatan
sehingga diharapkan kualitas pelayanan kefarmasian akan menjadi lebih
baik dan dalam memberikan informasi obat dengan farmakologinya dan
ilmu kesehatan masyarakat.Harapan utama dari praktek kerja lapangan ini
adalah semoga para siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan dapat
termotivatsi agar semangat bekerja serta dapat memiliki kemampuan dalam
bekerja dan memiliki kualitas kerja yang baik.
2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
A. Menjadikan peserta didik agar mendapatkan pengalaman kerja selama di
industri
B. Menjadikan peserta didik agar mendapatkan keterampilan yang sesuai
dengan program keahliannya
C. Syarat bagi peserta didik untuk dapat mengikuti uji kompotensi dan Ujian
nasional
3. Waktu dan tempat praktek
Pelaksanaan PKL di Klinik Utama Perintis Medika selama dua bulan yaitu
Januari-Maret 2019 yang terbagi dalam 2 sift yaitu :
1. Sift pagi mulai pukul 07.00-14.00
2. Sift siang mulai pukul 14.00-21.00
2

BAB II
URAIAN UMUM
A. Pengertian Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan
menyediakan pelayanan medis dasar atau spesialistik,diselenggarakan oleh
lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis
(Permenkes RI No.9,2014)
B. Tugas dan fungsi klinik
1. Tugas klinik
Menurut peraturan mentri kesehatan nomor 028/MENKES/PER/2011
tugas klinik adalah menyelenggarakan kesehatan yang bersifat promotif
,preventif, kuratif, dan rehabilitatif.pelayanan kesehatan tersebut dapat
dilakukan dalam bentuk rawat jalan (onedaycare) dan rawat inap
(homecare). Klinik juga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
24jam diamana klinik tersebut harus menyediakan dokter serta tenaga
kesehatan lain yang sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan yang setiap saat
berada di klinik.
2. Fungsi klinik
1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis,rencana,dan program penelitian
dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan
dan epidemiologi klinik
2) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang
teknologi terapan kesehatan dan epdemiologiklinik
3) Pelaksanaan pembinaan ,koordinasi,dan fasilitas teknis pelaksanaan
peneliti dan pengembangan kesehatan bidang teknologi terapan dan
epidiologi klinik
4) Pemantauan,evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan
pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi
5) Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga pusat
C. Perundang undangan
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844):
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 363 7);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 8737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5044);

3
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364 /Menkes/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/Per/X/2007 Tentang
Izin Praktik Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor269/Menkes/Per/III/2008 tentang
Rekam Medis;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657 /Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan
Muatan Informasinya;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/Menkes/Per/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

D. Pengelolaan klinik
1. Perencanaan
Dalam perencanaan obar,obat yang akan di pesan terlebih dahulu dicatat
dalam buku defekta,kemudian obat yang akan dipesan ditulis dalam surat
pesanan untuk kemudian diserahkan kepada salesman Pedagang Besar
Farmasi(PBF).Metode perencanaan meliputi 3 macam yaitu :
a. Metode konsumsi
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat berdasarkan pada
jumlah kebutuhan rill obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan koreksi
berdasarkan pada penggunaann obat tahun sebelumnya.
b. Metode Epidemologi
Metode Epidemologi adalah berdasarkan pada penyakit yang ada atau
yang paling seirng muncul di masyarakat.
c. Metode Kombinasi

4
Metode kombinasi adalah direncanakan berdasarkan barang yang banyak
dikeluarkan dan epidemologi penyakit pada periode penyakit saat
itu.gabungan antara metode konsumsi dan epidemologi.
A. Pengadaan
Pengadaan di klinik obat yaitu dengan memesan terlebih
dahulukepada pedagang besar farmasi (PBF)untuk memesan barang dilihat
dari kartu stock kemudian ditulis di buku defecta dan ditulis kembali
dalam surat pemesanan(SP)yang sudah di tanda tangani oleh apoteker
kemudian di serahkan ke sales PBF .
Surat pesanan terdiri dari :
1. SP Narkotika
2. SP Psikotropika
3. SP Prekusor
4. SP Obat tertentu
5. SP Obat bebas
6. SP Alat kesehatan
7. SP Bahan medis habis pakai
Setelah pesanan diterima maka lakukan pengecekan terlebih dahulu ,kemudian
cek faktur yang diterima dengan cara mengecek jumlah dan total harga,faktur
disalin ke dalam buku faktur untuk di arsipkan.
B. Penerimaan
Barang yang sudah diterima dalam faktuur harus di cek kembali dan
disesuaikan dengan surat pesanan(SP).Apabila ada barang di faktur tidak
sesuai dengan SP maka klinik berhak mengembalikan?/return kembali ke
PBF.setelah selesai di cek ,kemudian ditulis dalam bukun barang masuk ,dan
dimasukam ke kartu stok.setelah itu di simpan dalam gudang.
C. Penyimpanan
Penyimpanan obat dilakukan dengan menyusun secara:
A. FIFO (First In First Out)
FIFO Adalah metode penyimpanan barang atau obat dimana yang pertama
masuk maka yang lebih dahulu di keluarkan.

5
B. LIFO (Last In First Out)
LIFO Adalah metode penyimpanan barang atau obat yang terakhir masuk
maka yang lebih dahulu di keluarkan.
C. FEFO (First Expired First Out)
FEFO Adalah metode penyimpanan obat berdasarkan obat yang meiliki
tanggal kadaluwarsa lebih cepat maka di keluarkan lebih dahulu
D. Alfabetis
Penyusunan berdasarkan alfabetis adalah metode penyimpanan barang atau
obat yang sesuai dengan susunan huruf alphabet.
E. Golongan obat
Untuk golongan obat narkotika dan psikotropika penyimpanan nya dilakukan
di lemari terpisah.
F. Bentuk sediaan
Penyimpanan obat di sesuaikan berdasarkan bentuk sediaan seperti
sirup,suppositoria,injeksi ,dan sediaan lainya.
D.Pelayanan Resep
a. Pelayanan resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter,yang diberikan
izinberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker
(APA) untuk menyiapkan dan atau membuat,meracik serta menyerahkan obat
kepada pasien .contoh resep dan bagan alur penerimaan resep pada bagan 1-2.

6
Bagan 2
Pasien Daftar

Konsultasi

Resep Datang

Persetujuan Harga

Meracik obat

Administrasi

Pelayanan informasi
obat

5.Persyaratan klinik
A. Lokasi
1) Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang di
selenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan
pelayanan berdasarkan rasio jumlah penduduk
2) Lokasi klinik harus memenuhi ketentuan mengenai persyaratan
kesehatan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
a. Ketentuan mengenai persebaran klinik sebagaimana di maksud pada ayat
(2) tidak berlaku untuk klinik perusahaan atau klinik instanasi pemerintah
tertentu yang hanya melayani karyawan perusahaan warga bionaan ,atau
pegawai instanasi tersebut.

7
B. Bangunan
1) Bangunan klinik harus bersifat permanen dan tidak bergabung fisik
bangunanya dengan tempat tinggal perorangan
2) Ketentuan tempat tinggal perorangan sebagaimana di maksud pada ayat
(1) tidak termasuk apartemen, rumah, toko, rumah kantor, rumah susun,
dan bangunan yang sejenis
3) Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan,
dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan
keselamatan dan kesehatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak dan orang tua usia lanjut.
Bangunan klinik terdiri atas:
a. Ruang pendaftaran/ruang tunggu
b. Ruang konsultasi
c. Ruang Administrasi, ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik
yang melaksanakan pelayanan farmasi.
d. Ruang tindakan
e. Ruang/.pojok ASI
f. Kamar mandi/Wc,dan
g. Ruangan lainya sesuai kebutuhan pelayanan
Selain persyaratan sebagaimana di makasud pada ayat (1)klinik
rawat inap harus memiliki:
a. Ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan
b. Ruang farmasi
c. Ruang laboratorium,dan
d. Dapur
Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan (2) harus memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jumlah tempat tidur pasien pada klinik rawat inap paling sedikit 5(lima) buah
paling banyak 10 (sepuluh)buah .

8
C. Prasarana
Meliputi:
1. Instalasi sanitasi
2. Instalasi listrik
3. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
4. Ambulans,khusus untuk klinik yang menyelenggarakanrawat inap
5. Sistem gas medis
6. Sistem tata udara
7. Sistem pencahayaan
8. Prasarana lainya sesuai kebutuhan
Sarana dan prasarana klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus
dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
D. Ketenagaan
1. Penanggung jawab teknis klinik harus seorang tenaga medis.
2. Penanggung jawab teknis klinik sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
harus memiliki surat izin praktik(SIP)diklinik tersebut,dan dapat merangkap
sebagai pemberi pelayanan.
3. Tenaga medis hanya dapat menjadi penanggung jawab teknis pada
1(satu)klinik
4. Ketenagaan klinik rawat jalan terdiri atas tenaga medis,tenaga
keperawatan ,tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatanbsesuai
dengan kebutuhan
5. Ketenagaan klinik rawat inap terdiri aatasbtenaga medis,tenaga
kefarmasian , tenaga keperawatan tenaga gizi, tenaga analisis kesehatan
sebagaimana di maksudn pada ayat(1)dan ayat(2)
6. Tenaga medis pada klinik pratama yang mmemberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 orang dokter dan atau dokter gigi
sebagai pemberi pelayanan
7. Tenaga medis pada klinik utama yang memberikan pelayanan kedokteran
paling sedikit 1 orang dokter spesialis dan 1 orang dokter sebagai
pemberi pelayanan

7
8. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai surat
tanda registrasi (STR) dan surat izin praktik (SIP) sesuai peraturan
ketentuan perundang-undangan
9. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai
surat tanda registrasi (STR) dan surat izin kerja (SIK) atau surat izin
praktik (SIP)
10. Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan non medis yang
memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang di berikan
11. Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diujidan di kalibrasi
secara berkala oleh institusi pengujian fasilitas kesehatan yang
berwenang
12. Klinik rawat jalan tidak wajib melaksanakan pelayanan farmasi
Klinik rawat jalan yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian wajib
memiliki apoteker yang memiliki surat izin praktik apoteker (SIPA)
sebagai penanggung jawab/pendamping
Klinik rawat inap wajib memiliki instalasi farmasi yang diselenggarakan
apoteker
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rehabilitas medis pecandu
narkotika,psikotropika,dan zat adiktif lainya wajin memiliki instalasi farmasi
yang diselenggarakan oleh apoteker
Klinik rawat inap wajib menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan
laboratorium klinik
Klinik rawat jalan dapat menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan
laboratorium klinik
Perizin laboratorium klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dan(4)
Dalam hal kilinik menyelenggarakan laboratorium klinik yang meiliki
srana ,prasarana, ketenagaan dan kemampuan pelayanan melebihi kriteria dan
persyaratan, maka laboratorium klinik tersebut harus memiliki izin tersendiri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8
5. Macam-macam obat
Penggolongan obat ini tercantum dalam peraturan mentri kesehatan
no.917/Menkes/Per/1993 yang kini diubah mmenjadi permenkes
no.949/Menkes/per/2000.penggolongan obat itu terdiri dari:
A. Obat bebas
Obat bebas yaitu obat yang bisa dijual bebas di apotek,toko obat ,bahkan
di warung. obat bebas ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam.
contoh obat bebas,parasetamol, antasida, dan obat batuk hitam.Penandaan
obat bebas diatur berdasarkan surat keputusan(SK)mentri kesehatan Republik
Indonesia No.2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas
terbatas. logo obat bebas dapat dilihat pada gambar I.

Gambar 1. Logo Obat Bebas

B. Obat bebas terbatas


Obat bebas terbatas atau yang masuk dalam daftar “W”, menurut
bahasa belanda singkatan dari “waarschuwing” artinya peringatan
jadi,maksudnya obat yang pada penjualannya disertai dengan peringatan
tertentu yang ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam.contoh obat
bebas terbatas adalah paratusin,proris,dan CTM.logo obat bebas terbatas
dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2.Logo obat bebas terbatas

9
Obat yang termasuk ke dalam daftar”W” atau obat bebas terbatas adalah obat
keras yang dapat di serahkan kepada konsumen tanpa resep dokter, dalam
penyerahan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

C. Obat keras

Obat keras disebut juga obat daftar “G”dalam bahasa Belanda “G”singkatan
dari “Gevaarlijk” yang berarti berbahaya.maksudnya, obat keras adalah obat yang
hanya dapat diberikan dengan resep dokter.penandaanya adalah lingkaran
berwarna merah dengan garis tepi hitam dan terdapat hurug K yang menyentuh
garis tepi. Contoh obat keras adalah Dexametason, Amoxilin, dan Ambroxol.
logo obat keras dapat dilihat pada gambar no 4.

Gambar 4. Logo Obat Keras

D. Obat Narkotika

Definisi Narkotika menurut, PERMENKES No.7 Tahun 2018 ,merupakan


obat atau bahan yang bermanfaat bidang pengobatan atau pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmun pengetahuan, tetapi dapat pula
menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila

10
disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang
ketat dan seksama. Narkotika dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

1) Daftar Narkotika Golongan I


Hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan dilarang
untuk kepentingan lainya, mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan dengan pengawasan yang ketat dan menkes
Contoh: Tanaman Papaver somniferum, (semua bagian kecuali bijinya)
Erytroxyn coca,cannabiz, Zat senyawa Heroin.
2) Daftar Narkotika Golongan II Dapat digunakan sebagai pilihan terakhir
untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan,distribusinya diatur oleh pemerintah.
Contoh:Morphine dan garam-garamnya, petidin
3) Golongan III
Dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantunngan, distribusinya diatur oleh pemerintah.
Contoh:Codein, Asetildhirokodein
Penandaan Narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam ordonasu
obat bius yaitu “Palang medali merah”

Logo obat Narkotika


Contoh: Codein 10,15.20 mg

11
E. Obat Tradisional
Obat tradisional sejak zaman dahulu memainkan peran penting dalam
menjaga kesehatan, mempertahankan stamina dan mengobati penyakit oleh
karena itu obat tradisional masih berakar kuat dalam kehidupan masyarakat
hingga saat ini (Soedibyo, 1998).
Menurut Undang-Undang RI No. 23 (1992) obat tradisional didefinisikan
sebagai bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahanhewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut
yangsecara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM RI, 2005)
mengelompokkan obat tradisional menjadi 3 jenis, yaitu jamu, obat herbal
terstandar dan fitofarmaka. Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh
bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan dalam
bentuk serbuk, seduhan, pil atau cairan. Jamu harus memenuhi standar
keamanan dan standar mutu, tetapi tidak memerlukan pembuktian ilmiah
sampa di uji klinis, cukup dengan bukti empiris.
Contoh :
1.Temu lawak
Temulawak merupakan tanaman rempah asli Indonesia yang memiliki beragam
khasiat untuk kesehatan. Bagian yang sering dimanfaatkan adalah bagia akar atau sering
juga disebut dengan rimpang. Bagian inilah yang sering diolah untuk dijadikan sebagai
obat berbagai penyakit.
Khasiat dari tanaman temulawak adalah untuk mengatasi gangguan ginjal,
melancarkan pencernaan, menyehatkan jantung, dan menjaga kesehatan hati.
Sebenarnya masih banyak jenis penyakit lain yang bisa disembuhkan dengan tanaman
obat ini. Apalagi bila penggunaannya dikombinasikan dengan tanaman obat lain, tentu
khasiatnya akan semakin terasa.

Adapun logo jamu,obat herbal terstandar dan obat fitofarmaka

12
13
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
1. Sejarah klinik utama perintis medika
Pada tahun 2011 dr.Eman dengan dr.Rully mendirikan Apotek Perintis yang
didalamnya memiliki ruang praktek dokter untuk dokter spesialis dan dokter
gigi.
Karena semakin lama pasien semakin banyak,maka dibuatlah sebuah Klinik
Rawat Inap yang bisa menampung 15 pasien rawat inap.
Pada tanggal 25 Januari 2016, klinik Utama Perintis Medika dibuka secara
resmi dan langsung menerima pasien rawat inap. Sejak saat itu KU perintis
medika beroperasi berdampingan dengan apotek perintis di alamat yang
sama.Pada bulan Agustus 2017 Apotek Perintis pindah alamat ke klinik saqa.
B. VISI
Menjadikan klinik Utama kepercayaan masyarakat yang memberikan
pelayanan kesehatan terbaik , berkualitas, profesional, dan penuh kasih sayang
di wilayah Banjar dan sekitarnya.
C. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional , berkualitas, cepat,
tepat, ramah, dan informatif dengan biaya terjangkau.
2. Mendukung dan berpepran aktif dalam program pemerintah untuk
terwujudnyamasyarakat yang sehat.
3. Mengupayakan peningkatan sarana dan prasarana sesui kebutuhan
masyarakat.
D.NILAI
Menjadi Klinik yang mampu memberikan pelayanan secara tepat guna
inovatif dan efesien dengan di dukung sumber daya manusia yang profesional.
E.MOTO
“ Kepercayaan dan kepuasan pasien adalah amanah dan kepuasan kami “
F.PELAYANAN
1. Pelayanan gawat darurat
2. Rawat jalan
3. Rawat inap
4. Home care
5. Dokter gigi
6. Nebulasi
7. EKG
8. Perawatan Luka
9. Konsultasi gizi
10. Pelayanan kefarmasian
11. Pelayanan laboratorium sederhana
2.Pelayanan
Hanyak untuk pasien umum.

15
2. STUKTUR ORGANISASI

Penanggung Jawab Klinik

Dr.Eman Sulaeman .Sp.PD

Dokter gigi

Drg. Rully Novieta Iriana

Penanggung Jawab Farmasi

Annis Y P , S. Farm., Apt

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Administrasi


keperawatan gizi
Arin Rismayanti
Siti Nurul Riri Ferdiani

Laboratorium Rekam Medik Pelaksana


kefarmasian
Nida Syarikah Shilva
Neri Aprianingsih

16
.
3 SISTEM PENGELOLAAN KLINIK
A. Perencanaan
Dalam perencanaan obar,obat yang akan di pesan terlebih dahulu
dicatat dalam buku defekta,kemudian obat yang akan dipesan ditulis dalam surat
pesanan untuk kemudian diserahkan kepada salesman Pedagang Besar
Farmasi(PBF).Metode perencanaan meliputi 3 macam yaitu :
1) Metode konsumsi
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat berdasarkan pada
jumlah kebutuhan rill obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan koreksi
berdasarkan pada penggunaann obat tahun sebelumnya.
2) Metode Epidemologi
Metode Epidemologi adalah berdasarkan pada penyakit yang ada atau yang
paling seirng muncul di masyarakat.
4) Metode Kombinasi
Metode kombinasi adalah direncanakan berdasarkan barang yang banyak
dikeluarkan dan epidemologi penyakit pada periode penyakit saat
itu.gabungan antara metode konsumsi dan epidemologi.
B. Pengadaan
Pengadaan di klinik obat yaitu dengan memesan terlebih
dahulukepada pedagang besar farmasi (PBF)untuk memesan barang dilihat dari
kartu stock kemudian ditulis di buku defecta dan ditulis kembali dalam surat
pemesanan(SP)yang sudah di tanda tangani oleh apoteker kemudian di serahkan
ke sales PBF .
Surat pesanan terdiri dari :
1. SP Narkotika
2. SP Psikotropika
3. SP Prekusor
4. SP Obat tertentu
5. SP Obat bebas
6. SP Alat kesehatan

17
7. SP Bahan medis habis pakai
Setelah pesanan diterima maka lakukan pengecekan terlebih dahulu
,kemudian cek faktur yang diterima dengan cara mengecek jumlah dan total
harga,faktur disalin ke dalam buku faktur untuk di arsipkan.
C. Penerimaan
Barang yang sudah diterima dalam faktuur harus di cek kembali dan
disesuaikan dengan surat pesanan(SP).Apabila ada barang di faktur tidak sesuai
dengan SP maka klinik berhak mengembalikan?/return kembali ke PBF.setelah
selesai di cek ,kemudian ditulis dalam bukun barang masuk ,dan dimasukam ke
kartu stok.setelah itu di simpan dalam gudang.
D. Penyimpanan
Penyimpanan obat dilakukan dengan menyusun secara:
1. FIFO (First In First Out)
FIFO Adalah metode penyimpanan barang atau obat dimana yang
pertama masuk maka yang lebih dahulu di keluarkan.
2. LIFO (Last In First Out)
LIFO Adalah metode penyimpanan barang atau obat yang terakhir masuk
maka yang lebih dahulu di keluarkan.
3. FEFO (First Expired First Out)
FEFO Adalah metode penyimpanan obat berdasarkan obat yang meiliki
tanggal kadaluwarsa lebih cepat maka di keluarkan lebih dahulu
4. Alfabetis
Penyusunan berdasarkan alfabetis adalah metode penyimpanan barang
atau obat yang sesuai dengan susunan huruf alphabet.
5. Golongan obat
Untuk golongan obat narkotika dan psikotropika penyimpanan nya
dilakukan di lemari terpisah.
6. Bentuk sediaan
Penyimpanan obat di sesuaikan berdasarkan bentuk sediaan seperti sirup,
suppositoria, injeksi ,dan sediaan lainya.

18
BAB IV
TUGAS KHUSUS
MENGANALISIS RESEP

1. Skrining Resep

A. Administratif ( Kelengkapan Resep)

No Uraian Ada Tidak Ada


.
1. Nama Dokter 
2. SIP Dokter 
3. Alamat Dokter 
4. No. Telp Dokter 
5. Nomor Resep 
6. Tanggal Resep 
7. Recipe 
8. Nama Obat 
9. Jumlah Obat 
10. Aturan Pakai 
11. Nama Psien 
12. Umur Psien 
13. Alamat Pasien 
14. Paraf Dokter 

Kesimpulan :
- Resep tersebut tidak lengkap
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan SIP Dokter, No
Telp Dokter, No Resep , Dan Paraf Dokter.
- Cara pengatasan : Dapat ditanyakan langsung kepada Dokter dan
Paraf Dokter perlu diingatkan kembali.

B. Kesesuaian Farmasetis
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
.
1. Bentuk Sediaan - Sesuai
2. Stabilitas Obat - Sesuai
3. Inkompotibilitas - Sesuai
4. Cara Pemberian - Sesuai
5. Jumlah Dan Aturan Pakai - Sesuai

C. Dosis
No Nama Obat Dosis Resep
.
1. Bisoprolol Sehari : 1x1 Tablet
( Sediaan 5mg)
2. Spirola Sehari : 1x1 Tablet
( Sediaan 25mg)
3. Propepsa Sehari : 3x3 Sendok Obat
( Sendok takar 5ml )
4. Uresik Sehari : 1x1 Tablet
( Sediaan 40mg)
5. Bicnat Sehari : 3x1 Tablet

20
( Sediaan 500mg)
6. Ketocid Sehari : 3x1 Kaplet
( Sediaan 500mg)
7. Lunsoprazole Sehari : 2x1 Kapsul
( Sediaan 30mg)

D. Pertimbangan Klinis
1) Bisoprolol
a. Kandungan Obat
Tiap tablet Selaput mengandung 5 mg Bisoprolol Furmarate.
b. Dosis (Secara Umum)
Hipertensi : 1 tablet (5mg bisoprolol furmarate) aekali sehari
diminum pada pagi hari setelah atau sebelum makan. Pada kasus
yang lebih ringan,Cukup 1 tablet sehari. Pada bagian besar kasus
umumnys dapat ditangani dengan 2 tablet sehari,kecuali pada
khusus yang lebih berat memerlukan 4 tablet sehari . Untuk pasien
yang memiliki gagal ginjal tahap akhir atau disfungsi hati berat,
dosisi maksimum yang diperbolehkan adalah 2 tablet sehari.
c. Indikasi
Hipertensi bai sebagai kombinasi dengan obat antihipertensi yang
lain.
d. Kontra Indikasi
Bisoprolol di kontra indikasikan untuk pasien gagal jantung
kronis dengan :
- Gagal jantung akut atau selamaperiode serangan jantung yang
membutuhkan terapi inotropok , shock, Kardiogenik ,Block AV
Derajat ,Brikardia dengan denyut jantung kurang dari 60 menit.
Sebelum mulai terapi hipotensi (Tekanan darah sistolik kurang dari
100 mmHg)
- Slick sinusn syndrome , asma bronkial yang parah dan keruskan
paru - paru.
- Metabolik asidosis

21
- Pasien yang hipersensitif terhadap bisoprolol.
e. Mekanisme Kerja Obat
Selektif B1 Adrenoreseptor dengan stimulator intrinsik yang
rendah, serta memiliki aktivitas stabilisator membran yang relevan.
Bisoprolol hanya menunjukan afinitas yang rendah terhadap
reseptor B2 jaringan otot halus bronki dan pembuluh darah ,dimana
reseptor B2 lebih mengatur regulasi metabolisme. Oleh karena itu,
bisoprolol pada umumnya tidak menyebabkan kontraksi saluran
pernapsan. Bisoprolol digunakan sebagai sediaan untuk menangani
hipertensi dan angina ( Serangan jantung).
f. Efek Samping
Efek samping yang diketahui berasal dari shudi pasca pemasaran
dengan bisoprolol yang digunakan dalam penanganan hipertensi
dan penyakit jantung koroner :
- Umum : Rasa dingin atau beku pada jari – jari tangan dan kaki,
kelelahan , mual, muntah , diare, konstipasi.
- Tidak Umum : Lemah dan kejang otot , bradikardia gangguan
stimulasi AV, gagal jantung yang semakin parah.
- Jarang : Mimpi buruk, halusinasi, reaksi hipersensitifitas (kulit
gatal, merah, ruam pada kulit) mata menjadi kering apabila
pasien menggunakan kaca mata atau lensa kontak.
- Kasus tunggal : Konjungtivis, B-bloker dapar memperparah atau
memperburuk psoriasis atau menyebabkan gatal- gatal seperti
psiriadis.
g. Interaksi obat
- Kombinasi yang tidak direkomendasikan : Kalsium antagonis,
Clonidin, MAO-Inhibitor.
- Kombinasi yang dapat digunakan dengan perhatian : Obat- obatan
anti aritma kelas 1 (disopiramid quinidin) kelas III Amiodaron ,
Obat-obatan Parasimpatomimeti, antihipertensi rifampicin.
h. Peringatan

22
Umum: Bisoprolol harus digunakan dengan secara hati-hati pada:
- Bronchospam (asma bronkial, gangguan pernafasan )
- Pengobatan bersama dengan anasetik inhalasi.
- Diabetes militus
- Strict fasting
- AV- block derajat pertama.
i. Kategori kehamilan
Bisoprolol memiliki efek farmakologi yang dapat membahayakan
kehamilan / janin / bayi baru lahir. Bisoprolol disarankan untuk
tidak digunakan kecuali jika memang benar benar dibutuhkan.
Kategori kehamilan :C ( Mungkin beresiko)
2) Spirola
a. Kandungan obat
Setiap tablet mengandung:
Spironolactone 25mg
b. Dosis secara umum
Dosis awal yang disarankan adalah 100mg diberikan baik dalam
dosis tunggal atau terbagi, tetapi kisaran dosis yang disarankan
adalah antara 25 samapi 200mg sehari.
Untuk dewasa dosis awal spirola yang disarankan adalah 50
sampai 100mg sehari.
Hipertensi esensial :Untuk dewasa yang disarankan adalah 50
sampai 100mg.
Hipokalemia : Pada dosis 25 sampai 100mg sehari berguna untuk
mengobati hipokalemia yang di induksi diueretik.
c. Indikasi
Diindikasikan dalam katalaksana dari hiperal dosterinisme primer,
kondisi edematosa pada pasien dengan gagal jantung
kongestif,sirosis hati yang disertai dengan edema atau asites.
d. Kontra indikasi

23
Di kontraindikasikan pada pasien anuria minsufiensim ginjal akut,
gangguan fungsi ginjal, atau hiperkalemia.
e. Mekanisme kerja obat
Yang spesifik bekerja terutama melalui ikatan kompetitif pada
reseptor tempat pertukaran natrium - kalium distal ginjal.
Spironolactone menyebabkan peningkatan jumlah natrium dan air
yang di ekresikan sambil menahan kalium. Obat ini dapat diberikan
secara tunggal atau bersama jenis diuretika lainya, yang bekerja
pada lokasi yang lebih proksimal pada bubulus ginjal.
f. Efek Samping
Saluran cerna : Pendarahan saluran cerna, diare akut, kram, mual,
muntah.
Endokrin : Ginekomastia ,gangguan ereksi, menstruasi tidak
teratur.
Hipersensitivitas : Demam, urtikaria, erupsi kulit.
Sistem saraf : Gangguan mental, ataksia , sakit kepala, mengantuk,
lemah lesu.
g. Interaksi obat
Penghambat Angiotensin – Converting – enzyne berkaitan dengan
hipokalemia berat .Alkohol, barbiturate, atau narkotik
Digoxin : meningkatkan waktu paruh digoxin.
h. Peringatan
- Hindari spironolactone jika memiliki alergi terhadap obat
ini
- Hindari jika memiliki penyakit yang memnyebabkan kadar
kalium dalam darah menjadi tinggi.
- Hindari minuman beralkohol
- Jangan berkendara, atau mengoprasikan mesin atau
melakukan aktifitas yang membutuhkan konsentrasi penuh.
i. Kategori Kehamilan

24
Canrenone suatu metabolit utama dan aktif dari spironolactone
muncul didalam ASI.
Kategori kehamilam : C ( Mungkin beresiko )
3) Propepsa Sirup
a. Kandungan Obat
Setiap sendok takar 5ml suspensi mengandung :
Sucralfate 500mg
b. Dosis
Umumnya bagi orang dewasa adalah :
2 sendok takar (10m) 4 kali sehari sewaktu lambung kosong 9
(1jam sebelum makan dan menjelang tidur)
c. Indikasi
Pengobatan jangka pendek ( sampai 8 minggu) pada duadenal
ulces.
d. Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap sucralfat dan komponen lain dalam obat ini.
e. Mekanisme kerja obat
Suatu kompleks yang dibentuk dari sukrosa oktasulfat dan polia
luminium hidroksida. Aktifitas sucralfate sebagai anti ulkus
merupakan hasil dari pembentukan kompleks sucralfate dengan
protein yang membentuk lapisan pelindung menutup ulkus serta
melindungi dari serangan asam lambung, pepsin, dan garam
empedu.
Percobaan laboratorium dan klinik bahwa sucralfate
menyembuhkan tukak dengan 3 cara yaitu :
- Membentuk kompleks kimiawi yang terikat pada pusat
ulkus sehingga merupakan lapisan pelindung.
- Menghambat asam lambung , pepsin, dan garam empedu.
- Menghambat difusi asam lambung menembus lapisan film
sucraflate albumin.

25
Penelitian menunjukan bahwa sucralfate dapat berada
dalam jangka lama dalam saluran pencernaan.
f. Efek smping
Terjadinya efek samping sangat jarang, yang relatif sering dilaporkan
hanya konstipasi dan mulut terasa kering.
g. Interaksi obat
Pemberian sucralfate dapat mengurangi absorpsi atau
biovaliabilitas obat-obatan seperti : Cimetidine, ciprovloxacin,
digoxin,ketoconazole, dan theophilin. Obat tersebut harus
diberikan 2jam sebelum pemberian sucralfate.
h. Peringatan
- Harus diberikan secara hati-hati pada pasien gagal ginjal
kronis dam pasien dialisis
- Penggunaan obat ini selama kehamilan hanya jika bens-
bensr diperlukan.
i. Kategori kehamilan
Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya
resiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil.
Kategori kehamilan : B (Tidak beresiko pada beberapa penelitian)
4) Uresix
a. Kandungan Obat
Tiap tablet mengandung :
Furosemide 40mg
b. Dosis
- Untuk udema : Dewasa dosis awal 20-80mg sebagai dosis
tunggal
- Anak-anak dosis awal 1-2mg/kg BB sebagai dosis tunggal
- Dewasa 40mg, 2 kalin sehari, disesuaikan dengan dosis
keadaan penderita.
c. Indikasi

26
- Udema yang disebabkan oleh payah jantung, sirosis hati,
penyakit ginjal termasuk sindrom nefrotik.
- Hipertensi ringan sampai sedang dalam bentuk tunggal atau
kombinasi.
d. Kontra indikasi
- Anuria
- Hipersensitif terhadap furosemide atau sulfonsmide.
e. Mekanisme Kerja
Memperlihatkan efek diuresis (natrium) tergantung dari besarnya
dosisi yang diberikan. Efek diuretik dari furosemide mulai bekerja
½ jam- 1jam setelah pemberian secara oral. Efek diuresis disekitar
4-6jam.
f. Efek samping
- Gangguan pada saluran pencernaan
- Reaksi hipersensitif
- Reaksi saluran saraf pusat
- Reaksi hematologi
- Reaksi dermatologic
- Reaksi kardiovaskular
g. Interaksi obat
- Furosemide meningkatkan ototsik antibiotika
aminoglikosida terutama pada keadaan gangguan ginjal.
- Dengan probonesid akan menghambat sekresi tubuli
furosemid
- Meningkkatkan resiko toksisitas salisilat dan lithium
h. Peringatan
- Hati-hati pemberian pada penderita defisensi elektrolit
- Pemberian pada wanita hamil
- Pada overdosis dapat terjadi dehidrasi
i. Kategori kehamilan

27
Obat hanya digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan
melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Kategori kehamilan: C (mungkin beresiko)
5) Bicnat
a. Kandungan obat
Tiap tablet mengandung:
Sodium bicarbonate 500mg
b. Dosis
Dewasa : 1-4 kali sehari 1 tablet
Diminum 1-2 jam setelah makan
c. Indikasi
Untuk mengatasi asidosis metabolik dan alkalinasi urine.
d. Kontra indikasi
Hipertensi, diet rendah, sodium alkulosis metabolik.
e. Efek samping
Hubungi dokter jjika mengalami gejala, mudah haus, keram perut,
mula, muntah sakit kepala berat .
f. Interaksi obat
Alkalinasi urine dengan sodium bicarbonate dapat menyebabkan
tercapainya kadar serum toksis dan kinin.
g. Peringatan
Hati-hati penggunaan pada penderita yang mendapatkanterapi obat
terutama antacid .

h. Kategori kehamilan
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi risiko terhadap janin.
Kategori kehamilan : C (mungkin beresiko).
6) Ketocid
a. Kandungan obat

28
Tiap Kaplet salut selaput mengandung :
Calcium 3 methyl 2 oxo valerate 67mg
Calcium 4 methyl 2 oxo valerate 101mg
Calcium 2 oxo 3 phenylpropionate 68mg
Calcium 3 methyl 2 oxo butyrate 86mg
Calcium DL 2 hidroxy 4 (methyltio)
Butyrate 59mg
L – Lysine acetate 105mg
L – Threonine 53mg
L – Tryptophan 23mg
L – Histidine 38mg
L – Tyrosien 3omg
Calcium / kaplet 1,25mmol = 0,05g
b. Dosis
3 kali sehari 4 kaplet, harus diminum bersama makan
c. Indikasi
Membantu memenuhi kebutuhan asam amino dan memelihara
kesehatan
d. Konta indikasi
Hiperklasemia, gangguan metabolisme asam aminu.,
e. Menaknisme kerja
Bekerja sebagai terapi gangguan fungsi ginjal kroink bersama diet
asupan tinggi kalori- rendah protein untuk mnegeluarkan urine
(relensi) yangterkompensasi dan tidak dekompensasi.
f. Efek samping
Mungkin dapat terjadi hiperkalsemia
g. Interaksi obat
Jangan digunakan bersama tetrasiklin
h. Peringatan

29
- Pemberian kalori pada penderita harus cukup.hati-hati pada
pemberian bersamaan dengan obat yang mengandung
kalsium karena bisa terjadi hiperkalsemia.
- Tidak dianjurkan pemberian bersama obat-obatan yang
sukar larut dalam kalsium.
i. Kategori kehamilan
Kategori kehamilam C : Penelitian pada hewan percobaan
menunjukan efek buruk terhadap janin dan tidak ditemuknan studi
yang memadai pada manusia.
7) Lansoprazole
a. Kandungan obat
Tiap kapsul lepas tunda mengandung :
Lansoprazole pallet setara dengan lansoprazole 30mg
b. Dosis
Ulkus duedenum: 30mg sekali sehari selama 4 minggu
Benign ulkus gaster : 3omg sekali sehari selama 8 minggu
Reflux esofagitis: 30mg sekali sehari selama 4 minggu
c. Indikasi
- Ulkus seosenum
- Benign ulkus gaster
- Reflux esofagitis
d. Kontra indikasi
Pasien dengan hipersensitif terhadap lansoprazole
e. Mekanisme kerja obat
Lansoprazole adalah inhibitorsekresi asam lambung yang efektif
,lansoprazole secara efektif menghambat Atpase (pompa proton)
dari sel parietal mukosa lambung.
f. Efek samping
- Selama penelitian klinis kadang-kadang dapat terjadi efek
samp[ing seperti: sakit kepala, diare, nyeri abdomen,
dispepso, nau sea, vomitus, mulut kering dan lain lain.

30
- Terjadinya kenaikan nilai-nilai tes fungsi hati yang bersifat
sementara dan akan normal kembali
- Kadang-kadang dapat terjadi : arthralgia , edema perifer
dan depresi.

g. Interaksi obat
- Lansoprazole dimetabolisme dihati dan merupakan
penginduksi yang lemah dari cytochrome p-450.
- Harus hati-hati bila diberikan bersama-sama dengan obat
kontrasepsi oral.
- Tidak menimbulkan efek klinis
h. Peringatan
Seperti umumnya pada pengobatan dengan antiulkus ,
kemungkinan keganasan harus disingkirkan bila di curigai ulkus
gaster, karena pemberian obat akan meredakan gejala-gejala dan
memperlambat diagnosa
i. Kategori kehamilan
Belum ada data cukup tentang penggunaan lansoprazole pada
wanita hamil dan wanita yang diduga hamil sebaiknya dihindari.
Kategori kehamilam: B (tidal beresiko pada beberapa penelitian)
E. Informasi obat yang harus di berikan kepada pasien
1) Obat bisoprolol
Untuk mengobati hipertensi diminum sehari 1x1 tablet (malam) sesudah
makan
2) Obat spirola 25
Untuk mengobati hipertensi, diminum 1x1 tablet (pagi) sesudah makan

3) Propepsa sirup
Untuk mengobati lambung, diminum sehari 3x3 sendok obat 5ml 1jam
sebelum makan
4) Obat uresix

31
Untuk mengobati bengkak, diminum sehari 1x1 tablet (pagi) sesudah
makan
5) Obat bicnat
Untuk mengobati ginjal diminum seharin 3x1 tablet sesudah makan
6) Obat ketocid
untuk mengobati ginjal, diminum sehari 3x1 tablet saat makan
7) Obat lansoprazole
Untuk mengobati lambung, diminum sehari 2x1 kapsul ½ jam sebelum
makan.
F. Kesimpulan
Diagnosa pasien berdasarkan obat yang di resepkan dapat dilihat dari
khasiat obat dan efek samping obat yang ditulis dokter di resep tersebut .
Diketahui :
- Bisoprolol dan Spirola 25 digunakan untuk mengobati Hipertensi
atau tekanan darah tinggi.
- Uresik digunakan untuk mengatasi edema di area abdoman guna
mengeluarkan cairan dalam tubuh melalui urine akibat penyakit
ginjal, dan bisa jadi edema timbul karena efek samping
penggunaan obat tekanan darah tinggi jangka panjang.
- Bicnat dan Ketocid digunakan untuk mengobati ginjal yang timbul
akibat hipertensi , jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke
seluruh tubuh. Sering waktu , tekaban darah tinggi yang tidak
terkontrol menyebabkan arteri di sekitar ginjal menyempit,
melemah dan mengeras. Arteri yang rusak tidak mampu
memberikan cukup darah ke jaringan ginjal, bahkan sudah masuk
ke tahap gagal ginjal.
- Propepsa Syr dan Lansoprazole yang digunakan untuk mengobati,
melindungi mukosa lambung, melindungi lapisan usus dan sistem
pencernaan, akibat efek samping obat hipertensi.
Jadi diagnosa pasien menurut khasiat dan efek samping obat yang
di resepkan yaitu :

32
Pasien tersebut mengalami penyakit ginjal yang timbul akibat
hipertensi / tekanan darah tinggi . Ginjal tidak menerima cukup
darah akibat arteri rusak pasien yang mengalami penyakit ginjal
akibat hipertensi, sering tidak merasakan gejala.

BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengenalan Perbekalan farmasi
Yang dimaksud perbekalan farmasi menurut Undang-Undang Kesehatan
(UU 36 Tahun 2009) adalah perbekalan farmasi yang meliputi:

33
a. Obat
Obat adalah suatu bahan/campuran bahan yang dipergunakan oleh semua
mahluk hidup untuk bagian dalam dan luar tubuh guna
mendiagnosis,mencegah,meringankan dan menyembuhkan penyakit.
b. Kosmetik
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,rambut,kuku,bibir,dan lain-
lain)atau gigi yang membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan,mewangikan,mengubah penampilan atau memperbaiki bau
badan,melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik.
B. Kegiatan selama PKL
1. Melayani resep
2. Melayani pembeli
3. Membaca resep dokter
4. Mengerjakan dan membantu dalam pelayanan resep
5. Meracik obat
6. Menerima obat dari PBF
7. Mengecek obat kembali dari PBF
8. Menyimpan obat sesuai golongan obat,sediaan
9. Menulis dan menempelkan etiket
10. Pelayanan informasi obat(PIO)

34
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Kesimpulan praktek
Dari hasil melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di klinik Utama Perintis
Medika Banjar ,klinik ini sudah memenuhi persyaratan yang sudah di tetapkan
oleh pemerintah sebagai sarana pelayanan kesehatan ,hasil dari praktek ini
disimpulkan sebagai berikut :
1) Sistem penerimaan di laksanakan dengan cara mengecek faktur barang
yang telah di pesan
2) Pembelian dilakukan dengan cara memesan obat dengan cara melihat
buku persediaan obat yang ada dan tersisa di klinik
3) Pendistribusian di laksanakan di bagian dispensing dengan
menggunakan resep dokter
4) Evaluasi pelayanan sudah cukup baik ,dari segi penyampaian informasi
dan pengadaan obat-obatan yang ada di klinik
2. Saran
a. Saran untuk sekolah
Dalam alam semesta ini semua tidak ada yang sempurna pasti ada
kekurangan dan kelebihanya,maka dari itu saya menyampaikan beberapa saran
diantaranya:
1. Bimbingan dari pihak sekolah sebaiknya lebih di perbanyak lagi,agar
siswa dan pembimbingnya lebih terjalin baik
2. Ruangan laboratorium dipergunakan khusus unuk praktek saja tidak
digunakan untuk kegiatan yang lainya.
b. Saran untuk klinik
Segala sesuatu mempunyai kelebihan dan kekurangan,dari ini saya
ingin menyampaikan saran,mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua untuk memperbaiki dari sisi kekurangan dan kelebihan .

35
LAMPIRAN

Lampiran 1

36
Resep

Lampiran 2

37
Etiket Obat Luar
LAMPIRAN 3

38
Etiket Obat Dalam

LAMPIRAN 4

39
Kartu Stok

Lampiran 5

40
Faktur Pembelian

Lampiran 6

41
Surat Pesanan Psikotropika

LAMPIRAN 7

42
Kartu Obat Pasien

LAMPIRAN 8

43
Surat Pesana Obat Mengandung Prekusor Framasi

Lampiran 9

44
Surat Pesenan Obat

Lampiran 10

45
Kartu Obat Psien

Lampiran 11

46
Surat Pesanan Narkotika

Foto Kenang-Kenangan Selama PKL

47
48
49

Anda mungkin juga menyukai