DISUSUN OLEH:
NISN: 0043233542
PEKANBARU
2020-2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DIBUAT
Sebagai salah satu syarat untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada SMK Kesehatan Pro-Skill
Indonesia dibawah naungan Yayasan Putra Riau Membangun.
Disahkan oleh :
Mengetahui
Kepala sekolah
Erliana,S.Pd
NIY.2012251089008
2
LEMBAR PENGUJI
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Laporan ini telah disetujui dan diperiksa tim penguji laporan praktik kerja lapangan SMK
Kesehatan Pro-Skill Indonesia.
Pekanbaru,januari 2021
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Erliana,S.Pd
NIY. 2012251089008
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di instalasi Farmasi Klinik Keluarga Sehat
Doktor Bastian yang di laksanakan mulai tanggal 18 Januari 2021 s/d 18 Juni 2021 dengan baik
dan lancar. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini diselenggarakan dalam rangka memberika bekal
pengetahuan,keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan apotek kepada siswa serta
meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan profesinya kepada masyarakat.
Selanjutnya atas keberhasilan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Erliana,S.Pd selaku kepala SMK Kesehatan Pro-Skill Indonesia.
2. Bapak apt., Harry Hermawan, S.Farm selaku Apoteker Pengelola Apotek Klinik Keluarga
Sehat Doktor Bastian.
3. Ibu apt., Nilam Eka Putri,S.Farm selaku Guru Pembimbing Sekolah selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
4. Karyawan Apotek maupun Klinik Keluarga Sehat Dokotor Bastian yang telah
membimbing kami selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
5. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan moril maupun material.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan,oleh karena itu saya
sangat mengharapkan sumbangan pikiran,kritik,dan saran yang dapat membangun demi
menyempurnakan laporan ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
3.8 Resep Injeksi .............................................................................................................25
3.9 Resep Larutan Infus .................................................................................................25
4.0 Resep Sirup, Sirup Kering, dan Suspensi ....................................................................26
BAB IV ....................................................................................................................................28
PEMBAHASAN ......................................................................................................................28
4.4 Waktu Pelaksanaan PKL..........................................................................................28
4.5 Sejarah Tempat Praktik ...........................................................................................28
4.3 Tujuan Pendirian Tempat Praktik ...........................................................................30
4.4 Pengelolaan Tempat Parkir ......................................................................................31
4.5 Pelayanan Keafarmasian ..........................................................................................32
4.6 Pengelolaan Sediaan Farmasi ...................................................................................33
BAB V ......................................................................................................................................37
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................37
5.1 Kesimpulan................................................................................................................37
5.2 Saran..........................................................................................................................37
DAFTAR PUSAKA .................................................................................................................38
LAMPIRAN ........................................................................................................................39
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan program khusus yang harus dilaksanakan oleh
sekolah menengah kejuruan SMK sesuai dengan kurikulum SMK. Program ini dilaksanakan
diluar sekolah dalam bentuk praktek kerja di dunia usaha atau industri dengan
mempertimbangkan struktur program kurikulum, kalender pendidikan, dan kesediaan dunia
usaha atau industri untuk dapat menerima PKL ini. Praktek kerja lapangan (PKL) adalah
salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di
sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara
langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Praktek kerja lapangan juga dimaksudkan untuk mendekatkan siswa kepada tuntutan kerja
atau industri yang sekaligus diharapkan mampu memberikan umpan balik kepada pihak
dunia usaha atau industri, maupun sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan formal
sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang standar kualifikasi lulusan SMK yang
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja di dunia usaha atau industri serta masukan-masukan
yang berarti bagi pengembangan mutu pendidikan khususnya di SMK Pro-Skill Indonesia.
Klinik adalah suatu fasilitas kesehatan publik kecil yang didirikan untuk memberikan
perawatan kepada pasien luar. Biasanya klinik hanya mengobati penyakit-penyakit ringan
seperti demam dan sebagainya, sedangkan kasus-kasus yang lebih parah diajukan ke rumah
sakit. KLINIK KELUARGA SEHAT DOKTOR BASTIAN adalah sebuah bentuk usaha unit
pelayanan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Pelayanan medis yang diberikan dengan
standar bertaraf internasional dengan peralatan diagnostic terbaru dan tercanggih membuat
klinik ini dapat memberikan pelayanan kesehatan setara dengan rumah sakit yang ada di
wilayah pekanbaru. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Pelayanan kefarmasian adalah
salah satu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi umtuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
8
1.2 Tujuan Praktek
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja
2. Untuk mempraktikkan hal-hal yang telah di pelajari disekolah kedalam dunia kerja
3. Untuk merasakan bagaimana keadaan di dalam dunia kerja
4. Untuk mempersiapkan diri, baik mental maupun fisik, untuk terjun langsung di dalam
dunia kerja
5. Tumbuhnya rasa mandiri bagi para alumni sehingga mampu berwiraswasta yang dapat
menyediakan lapangan kerja bagi dirinya dan masyarakat yang ada di sekelilingnya
9
BAB II
Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah klinik. Klinik adalah fasilitas pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan spesialistik. Klinik dapat
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga
medis (Permenkes RI No. 9,2014).
10
2.1.3. Fasilitas Klinik
Adapun bangunan yang terdapat pada klinik paling sedikit harus terdiri atas ruang
pendaftaran/ruang tunggu, ruang konsultasi dokter, ruang administrasi, ruang tindakan, ruang
farmasi/apotek, dan kamar mandi/wc. Prasarana yang harus dimiliki klinik yaitu instalasi air,
instalasi listrik, instalasi sirkulasi udara, sarana pengelolaan limbah, pencegahan dan
penanggulangan kebakaran, dan ambulance.
Pengelolaan perbekalan farmasi adalah suatu siklus kegiatan yang dimulai dari pemilihan,
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
pemusnahan, pencatatan, dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
11
2.3. Tugas dan Fungsi Klinik
Menurut permenkes No. 9 Tahun 2014, tugas dan fungsi klinik yaitu:
1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan yang diberikan
2. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan kepentingan
finansial
3. Memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
4. Menyelenggarakan rekam medis
5. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi
6. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien
12
2.4.1. Pencabutan Izin Klinik
Masa berlaku izin klinik adalah 5 tahun dan dapat diperpanjang dengan mengajukan
permohonan perpanjangan minimal 6 bulan sebelum masa berlaku habis.
Izin klinik dapat dicabut apabila:
1. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan sebagai Apoteker pengelola apotek
2. SIK APA dicabut
3. PSA terbukti terlibat dalam pelanggaran per UU dibidang obat
4. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan yang ditetapkan
5. Pelaksanaan pencabutan izin klinik dapat dilaksanakan setelah dikeluarkannya:
a. Peringatan tertulis kepada Apoteker pengelola apotek sebanyak 3 kali berturut-
turut dengan tenggang waktu masing-masing 2 bulan
b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 bulan sejak
dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan di apotek
c. Pembekuan izin apotek dapat dicairkan kembali apabila apotek telah
membuktikan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan. Hal ini dilakukan setelah kepala balai POM setempat
melakukan pemeriksaan. Keputusan pencabutan surat izin apotek dilakukan oleh
kepala dinas kesehatan atau kota disampaikan langsung kepada apoteker
pengelola apotek dengan menggunakan contoh formulir model APT- 15 tembusan
kepada kepala badan pemeriksaaan obat dan makanan setempat.
6. Apabila surat izin apotek dicabut, apoteker pengelola apotek atau apoteker pengganti
wajib mengamankan pembekalan farmasinya pengamanan tersebut dilakukan dengan
tata cara sebagai berikut:
a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras tertentu
dan obat lainnya dan seluruh resep yang tersisa diapotek
b. Narkotika, psikotropika dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang tertutup
dan terkunci
7. Apoteker pengelola apotek wajib melaporkan kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten atau kota yang bertugas dan diberi wewenang
13
2.5 Pengelolaan Sumber Industri
2.5.1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Bersadarkan Permenkes RI No. 9, tahun 2014 sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek
harus dikelola oleh seorang apoteker yang professional. Apoteker penanggung jawab senantiasa
harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil
keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan
dalam situasi multidisipliner, kemapuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang
karier Dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan
pengetahuan. Seluruh tenaga kesehatan yang terlibat dalam operasional klinik wajib memiliki
surat izin praktek yang masih berlaku
2.5.2. Pengelolaan Sediaan Faramasi dan Perbekalan Kesehatan
2.5.2.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah awal sebelum dilakukan pengadaan. Perbekalan farmasi
dilakukan berdasarkan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
2.5.2.2 Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi harus dilakukan PBF yang memiliki izin resmi. Hal ini dilakukan
untuk menjamin kualitas sediaan farmasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
2.5.2.3 Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu,
waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima. Penerimaan dilakukan dengan menentukan atau kondisi barang yang diterima, SP, dan
faktur pengiriman barang
14
2.5.2.4 penyimpanan
Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik dalam hal pengecualiaan atau
darurat dimana isi dipindahakan dalam wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi
dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang kurang memuat nama
obat, nomor batch dan tanggal kaduluarsa. Semua obat atau bahan obat harus disimpan pada
kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya. System penyimpanan obat
diklinik dapat dibagi menjadi :
1. Bentuk sediaan dan kelas terapi obat
2. Disusun secara alfabetis
3. Memakai system FEFO ( First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out )
4. Stabilitas suhu
2.5.2.5 Pemusnahan dan Penarikan
1. obat kadaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan.
Pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak yang mengandung narkotika dan psikotropika dilakukan
oleh apoteker dan disaksikan oleh dinas kesehatan kabupaten atau kota
2. resep yang telah disimpan melebihi jangkau waktu 5 tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker disaksikan oleh sekurang kurangnya petugas lain
diapotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan resep menggunakan 2 formulir sebagai mana terlampir dan selanjutnya dilaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota
3.Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
4. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan perundang-
undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar dengan tetap memberikan laporan kepada
kepala BPOM
5. Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan terhadap produk yang
izin edarnya dicabut oleh menteri
15
2.5.2.6. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan, dan
pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan.
Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual
atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama obat,tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran, dan sisa persediaan. Selain itu pengendalian dapat dilakukan
melalui kegiatan stock opname
2.5.2.7. Pendistribusian
Distribusi adalah kegiatan dari salah satu aspek dari pemasaran. Sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen. Tujuan distribusi adalah untuk memastikan keberlangsungan
kegiatan produksi dan memastikan produk diterima oleh konsumen dengan baik.
2.5.2.8. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen apotek, meliputi keuangan, barang, dan
laporannya lainnya. Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi laporan narkotika,
psikotropika, dan lainnya. Petunjuk teknis mengenai pencatatan dan pelaporan akan diatur lebih
lanjut oleh Direktur Jenderal.
16
2.6 Pelayanan Kefarmasian
2.6.1. Pelayanan Resep
Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, penyiapan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai termasuk peracikan obat, pemeriksaan,
penyerahan disertai pemberian informasi. Setiap tahap alur pelayanan resep dilakukan upaya
pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat dengan cara double check.
2.6.2. Konseling dan Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker dengan pasien/keluarga untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan
perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam
pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan
bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau
masyarakat.
Informasi mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal. Informasi meliputi
dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metode pemberian, dan keamanan penggunaan
pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika
atau kimia dari obat dan lainnya.
17
2.7. Golongan Obat.
2.7.1. Golongan Narkotika
Berikut golongan narkotika yang diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang
narkotika:
Narkotika Golongan I
Golongan narkotika ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh: Heroin, Kokain, Daun Kokain, Opium, Ganja, Katinon, MDMDA/Ekstasi, dan lebih dari
65 macam jenis lainnya.
Narkotika Golongan II
Golongan narkotika ini berkhasiat untuk pengobatan, namun digunakan sebagai pilihan terakhir.
Selain itu, dapat digunakan untuk terapi dan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan.
Mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon.
18
2.7.2. Golongan Keras/Psikotropika
Obat Keras adalah obat yang hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter. Tempat
penjualan di Apotek.
Berikut golongongan psikotropika yaitu, sebagai berikut:
Obat psikotropika golongan 1
Psikotropika golongan satu merupakan obat-obatan dengan daya adiktif, yang memiliki potensi
tinggi menyebabkan kecanduan. Selain itu, obat-obatan psikotropika golongan ini masuk dalam
obat terlarang yang penyalah gunaannya bisa dikenakan sanksi hukum. Psikotropika golongan satu
contohnya adalah ekstasi, STP, dan LSD.
19
2.7.3. Golongan Obat Bebas
Obat Bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter dan dijual bebas di pasaran.
Tempat penjualan di Apotek dan toko obat berijin. Contoh obat bebas: paracetamol, neurodex, dan
lain sebagainya.
20
BAB III
RESEP
a. Dokter
b. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi dan mulut
c. Dokter hewan, terbatas pada pengobatan hewan
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
b. Tanggal penulisan resep
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat
d. Aturan pemakaian obat yang tertulis dalam resep
e. Tanda tangan atau paraf dokter penulisan resep sesuai dengan UU yang berlaku
Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang mengandung narkotika atau obat yang
lain yang di tentukan oleh Menteri Kesehatan melalui Kepala BPOM.
21
3.4 Resep Racikan (Serbuk dan Salep)
3.4.1 Resep Serbuk
BPJS 1.Mexon
Dokter : Dr.Anggo
-Komposisi : Dexamethasone
Sip :-
-Indikasi :meredakan gejala alergi
Pekanbaru, 07 April 2021
peradangan pada tenggorokan
R/ Mexon No IV
Vit C No VI 2.Vit C
Resep ini digunakan untuk meredakan peradangan pada tenggorokan. Resep ini dibuat
22
3.5 Resep Obat Tetes mata, Tetes telinga
3.5.1 Obat Tetes Mata
1. Erlamycetin chloramphenicol
BPJS
-Komposisi :Chloramphenicol
Dokter :Dr.Anggo
Dexamethasone sodium
Sip :-
23edic23ist
Pekanbaru,07 April 2021
-Indikasi :antibiotik untuk mengobati
R/ Erlamycetin chloramphenicol No I
peradangan pada mata akibat
S3 dd gtt 1 OS bakteri
Pro : Riswan -Dosis : Chloramphenicol base(5 mg)
Umur : - Dexamethasone sodium
phosphate(1 mg)
BPJS 1.Vital
-Komposisi :Thymol, menthol, camphor,
Dokter : Dr.Hendro
Paraffin liquid ad
Sip :-
-Indikasi : infeksi pada telinga dan untuk
Pekanbaru,10 Februari 2021
melunakkan kotoran telinga
R/ Vital No.1
-Dosis : Thymol(10 mg), menthol(20 mg),
S3 dd 2 gtt AS camphor(600 mg),
Pro :M.zakie Paraffin liquid ad(10 ml)
Umur : 27 tahun
Resep ini digunakan untuk mengatasi masalah telinga seperti melunakkan kotoran
telinga dan mencegah infeksi pada telinga. Resep ini digunakan 3 x sehari 2 tetes
23
3.6 Resep Alkes
Umum 1.Spuit
sakit kepala.
24
3.8 Resep Injeksi
Umum 1.Ranitidin
Umum 1 RL
-Komposisi : Lactac Ringer
Dokter :dr. Razie
-Indikasi : kekurangan cairan
Sip :-
-Dosis : 500ml
Pekanbaru, 15 Desember 2019
R/ RL No.
Pro : Farras
Umur : 21 tahun
25
4.0 Resep Sirup, Sirup Kering, dan Suspensi
4.1 Resep Sirup
26
4.3 Resep Sirup Suspensi
27
BAB IV
PEMBAHASAN
4.4 Waktu Pelaksanaan PKL
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan pada tanggal 18 Januari dan selesai tanggal
11 Jni 2021 di Klinik Keluarga Sehat Doktor Bastian I yang terletak di Jalan Garuda
Sakti KM 2, Kota Pekanbaru.
Adapun waktu pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut:
Shift pagi dimulai dari pukul 07.30 – 13.30 WIB
Shift siang dimulai dari pukul 13.30 – 20.00 WIB
Shift malam dimulai dari pukul 20.00 – 07.00 WIB
4.5 Sejarah Tempat Praktik
Klinik Keluarga Sehat Doktor Bastian merupakan klinik rawat jalan dan rawat inap yang
terintegrasi dengan Medical Spa & Holistic Theraphy Meridian, berdiri pada 09 November 2012
oleh Dr,Adolf Bastian M,Pd yang berlokasi di Jl. Garuda Sakti Km 2 Panam Pekanbaru Riau-
Indonesia, dengan apoteker apt. Harry Hermawan S.Farm. Motto Klinik Doktor Bastian dalam
menyediakan seluruh bidang pelayanannya adalah Friendly, Caring and Educating yaitu
menyembuhkan dengan ramah, peduli dan mendidik, mendidik dalam meningkatkan pengetahuan
pendidikan kesehatan dalam rangka pencegahan penyakit. Tindakan diagnosa yang dilakukan
dengan cermat dan tepat serta empati dalam menanggapi keluhan pasien dengan memberikan
jawaban yang solutif untuk mendorong klien menemukan kesejahteraan diri menuju
kesembuhannya. Karena kesehatan dan kesembuhan pasien menjadi prioritas utama dari tujuan
pelayanan kesehatan terbaik untuk pasien menjadi kebanggaan bagi Klinik Doktor Bastian.
Tindakan diagnosa yang dilakukan dengan cermat dan tepat dalam menanggapi keluhan pasien
dengan memberikan jawaban yang solutif untuk mendorong pasien menuju kesembuhannya.
Karena kesehatan dan kesembuhan pasien menjadi prioritas utama dari tujuan pelayanan
kamimemberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk pasien menjadi kebanggan bagi Klinik
Doktor Bastian.
28
Struktur organisasi Klinik Doktor Bastian dapat dilihat pada gambar 1.1
Gambar 1.1
29
4.3 Tujuan Pendirian Tempat Praktik
Klinik Keluarga Sehat Doktor Bastian didirikan bertujuan untuk membantu program
pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, terutama
dalam bidang kesehatan dan membuka lowongan pekerjaan untuk tenaga kerja produktif
yang belum bekerja dan dalam bidang-bidang lainnya selama tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Visi
Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan prima dengan pemanfaatan teknologi informasi dan
teknologi medis canggih.
2. Mengutamakan kepecayaan dan kepuasan pengunjung (pasien) dengan memberikan
pelayanan kesehatan prima.
3. Melaksanakan pekerjaan dalam tim yang professional, dinamis, inovatif, berdedikasi tinggi
dan terpercaya.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana pelayanan dari semua bidang secara
terus menerus dan berkesinambungan.
5. Meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
6. Menjadikan masyarakat Indonesia untuk berpola hidup sehat jasmani & rohani
30
4.4 Pengelolaan Tempat Parkir
A. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
1. Layanan Kesehatan 24 Jam
2. Farmasi
3. Laboratorium
4. Musholla
5. Ruang Dokter
6. Ruang Rawat Inap
7. Kamar Mandi
31
4.5 Pelayanan Keafarmasian
a. Resep yang telah diterima, dibaca terlebih dahulu agar tidak salah dalam
memberikan obat, aturan pakai, maupun nama
b. Mengambil obat
c. Membuat etiket obat
d. Memeriksa kembali obat yang telah disesuaikan dengan resep
e. Membuat kwitansi pembayaran
f. Menerangkan obat kepada pasien serta memberikan penjelasan dari masing-masing
obat, dengan ramah
g. Menyerahkan kwitansi dan melakukan transaksi kepada pasien
h. Membersihkan alat kesehatan yang telah dipakai
32
4.6 Pengelolaan Sediaan Farmasi
4.6.1 Perencanaan
Perencanaan adalah prediksi kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan. Penerapan pelaksanaan perencanaan di apotek memakai cara
konsumsi dengan melihat obat yang sering keluar dalam resep dokter dan
dengan mempertimbangkan penyakit yang sering terjadi.
4.6.2 Pengadaan
Pengadaan adalah obat yang persediaannya sudah mulai habis atau menipis
kemudian dituliskan dalam buku defecta yang merupakan catatan sediaan
yang akan dipesan pada PBF.
4.6.3 Penerimaan
Penerimaan obat merupakan salah satu tanggung jawab apoteker dan
karyawan yang bertujuan untuk menghindari kesalahan pemesanan.
4.6.4 Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi di atur berdasarkan:
1. Penggolongan obat
2. Bentuk sediaan
3. Alphabetis
4. Berdasarkan suhu
5. Metode FIFO dan FEFO
6. Obat narkotika dan psikotropika
4.6.5 Pendistribusian
Pendistribusian obat di apotek bisa dialurkan dari pabrik sebagai produksi
kemudian PBF sebagai penyalur lalu apotek sebagai pelayanan dan pasien
sebagai konsumen.
33
KASUS :
Pada resep tersebut pasien Ny Salimah mendapatkan obat simvastatin dan natrium diclofenac.
Simvastatin adalah obat untuk menurunkan kadar gula kolesterol dalam darah. Dengan aturan
pakai satu kali sehari satu tablet diminum sesudah makan. Natrium diclofenac dengan aturan
pakai dua kali sehari satu tablet diminum sesudah makan ketika nyeri. Tujuan utama dalam
pengobatan kolesterol ini adalah untuk menghambat enzim pembentuk kolesterol jahat, sehingga
kadar kolesterol dalam darah berkurang. Keefektifan obat ini dapat bekerja dengan cepat jika
disertai dengan gaya hidup yang sehat seperti makan makanan yang sehat, hindari makanan yang
berlemak, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup, dan lain sebagainya. sedangkan
penggunaan natrium diclofenac ini untuk mengurangi rasa nyeri. Cara kerja obat natrium
diclofenac ini adalah menghambat kerja enzim siklooksigenase, enzim tersebut berfungsi
membantu pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit.
34
Berdasarkan kasus resep tersebut dapat ditarik kesimpulan pengobatan terapi yang didapat oleh
Ny Salimah sudah rasional dimana sudah memenuhi tujuh tepat pasien, tepat obat, tepat dosis,
tepat waktu pemberian, tepat cara/rute pemberian, tepat expire obat dan tepat informasi obat.
Adapun jabarannya sebagai berikut:
35
PIO (Pelayanan Informasi Obat)
Maharani: “baik bu, perkenalkan saya maharani ingin menjelaskan beberapa informasi obat yang
telah disiapkan oleh dokter bu, obatnya ada 2 macam bu”
Maharani: “yang pertama ini obatnya (simvastatin) diminum satu kali sehari satu tablet setelah
makan ya bu, obat ini berfungsi untuk menurunkan kadar gula kolesterol dalam darah bu”
(menyerahkan obat kepada pasien)
Maharani: “Dan yang kedua ini obatnya (Na diclofenac) diminum dua kali sehari satu tablet
setelah makan, fungsi obat ini untuk meredakan nyeri ya bu” (menyerahkan obat kepada pasien)
36
BAB V
5.2 Saran
Saran untuk Klinik Keluarga Sehat Doktor Bastian I:
1. Agar tetap menjaga hubungan baik antara Klinik Keluarga Sehat Doktor Bastian I dan
Apotek Klinik Keluarga Sehat Doktor Bastian II dengan SMK Kesehatan Pro-Skill
Indonesia
2. Meningkatkan pelayanan terhadap pemberian informasi obat dan konseling kepada
pasien
3. Meningkatkan ketersediaan perbekalan farmasi
37
DAFTAR PUSAKA
38
LAMPIRAN I
INSTALASI FARMASI
39
LAMPIRAN 2
RAK OBAT PATEN
40
LAMPIRAN 3
RAK OBAT GENERIK
41
LAMPIRAN 4
RAK OBAT SALEP, TETES, DAN SIRUP GENERIK
42
LAMPIRAN 5
RAK OBAT SIRUP, SIRUP KERING, dan SUSPENSI
43
LAMPIRAN 6
RAK CAIRAN INFUS
44
LAMPIRAN 7
ALAT KESEHATAN
45
LAMPIRAN 8
LEMARI OBAT INJEKSI
46
LAMPIRAN 9
OBAT SUPPOSSITORIA
47
LAMPIRAN 10
LEMARI OBAT NARKOTIKA dan PSIKOTROPIKA
48
LAMPIRAN 11
KARTU STOK
49
LAMPIRAN 12
ETIKET OBAT TABLET, KAPSUL, dan SERBUK
50
LAMPIRAN 13
ETIKET PEMAKAIAN DALAM
51
LAMPIRAN 14
ETIKET PEMAKAIAN LUAR
52
LAMPIRAN 15
SURAT PESANAN OBAT BIASA
53
LAMPIRAN 16
BLANGKO RESEP UMUM
54
LAMPIRAN 17
BLANGKO RESEP BPJS
55
LAMPIRAN 18
SURAT PESANAN PREKURSOR dan OOT
56
LAMPIRAN 19
SALINAN RESEP
57