Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA DAN UPTD


PUSKESMAS KECAMATAN SINGAPARNA
2021

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Profesi Apoteker pada Program Studi Pendidikan
Profesi Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Disusun oleh :

Retno Armila, S.Farm


52120012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA DAN UPTD PUSKESMAS
KECAMATAN SINGAPARNA
2021

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker STIKes Bakti Tunas
Husada Tasikmalaya

Retno Armila, S.Farm


52120012

Disetujui Oleh:

Pembimbing PKPA Pembimbing PKPA


Dinas Kesehatan kabupaten UPTD Puskesmas Singaparna
Tasikmalaya Tasikmalaya

(Apt. Agus Achmad Hamdani,S.Si.MH) (Apt. Nur Khasanah, S.Farm)


NIP : 197201102006041006 503/1072/0113/SIP.APT/DPMTTSP/2018

Ketua Prodi Pendidikan Profesi Apoteker


Pembimbing PKPA
STIKes Bakti Tunas Husada
STIKes Bakti Tunas Husada
Tasikmalya
Tasikmalaya

(Apt. Tita Nofianti, M.Si) (Apt. Nur Rahayuningsih, M.Si)


NIY: 880098 NIY: 880057
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat Nya, penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dan UPTD kecamatan Singaparna,
dan menyelesaikan laporannya.
Laporan ini merupakan salah satu persyaratan dalam menempuh sidang
Program Pendidikan Profesi Apoteker Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih atas
segala bantuan dan bimbingan, kepada yang terhormat:
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dan UPTD Puskesmas Singaparna
sebagai instansi tempat PKPA telah dilaksanakan
2. Apt. Nur Rahayuningsih, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Profesi
Pendidikan Apoteker STIKes Bakti Tunas Husada
3. Apt. Tita Nofianti, M.Si selaku pembimbing PKPA dari Program Studi Profesi
Apoteker STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
4. Apt. Agus Achmad Hamdani, S.Si.MH Selaku pembimbing Praktek Kerja
Profesi Apoteker Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.
5. Apt. Nur Khasanah, S.Farm. Selaku pembimbing Praktek Kerja Profesi
Apoteker di UPTD Puskesmas Singaparna.
6. Orang tua yang tak henti-hentinya selalu memberikan semangat. Terima kasih
atas dukungan dan doanya selama ini.
7. Seluruh teman Profesi Apoteker angkatan III dan seluruh pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan secara lengkap satu persatu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas kebaikan
dan ketulusan semua pihak yang telah membantu, dalam penulisan laporan ini dari
awal sampai akhir
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis
terima demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Tasikmalaya, Juni 2021

Penulis
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya...............................................
2 Penyimpanan Obat di Gudang atas dan Gudang Bawah di Dinkes
Kabupaten Tasikmalaya............................................................................
3 UPTD Puskesmas Singaparna...................................................................
4 Tempat Penyerahan Obat..........................................................................
5 Meja Peracikan obat..................................................................................
6 Tempat Penyimpanan obat........................................................................
7 Gudang Obat di Puskesmas Singaparna...................................................
8 Penyimpanan obat Psikotropika, Narkotika dan Tempat Penyimpa
nan vaksin..................................................................................................
9 Etiket dan Klip Obat..................................................................................
10 Contoh Resep dan Copy Resep.................................................................
11 Pelayanan Informasi Obat (PTO) pada saat PKPA di Puskesmas Singa
parna..........................................................................................................
12 Kartu Stok dan LPLPO ............................................................................
13 Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)..........................................................
14 Ruang Konseling.......................................................................................
15 Dokumtasi kegiatan PKPA secara daring dan luring................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya................................................
2.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya...............
2.3 Struktur Organisasi Bidang Kefarmasian Dinas Kesehatan Kabupaten
Tasikmalaya.............................................................................................. 13
2.4 UPTD Puskesmas Singaparna.................................................................. 13
2.5 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Singaparna.................................. 13
2.6 Struktur Organisasi Ruang Farmasi UPTD Puskesmas Singaparna......... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.(Pemerintahan RI,2009)
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 Tentang
Puskesmas menjelaskan bahwa Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan
kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu
wilayah kerja tertentu. Puskesmas sebagai salah satu organisasi fungsional pusat
pengembangan masyarakat yang memberikan pelayanan promotif (peningkatan),
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitative (pemulihan
kesehatan). Proses mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas
tentunya perlu dipersiapkan oleh tenaga kesehatan yang memadai seperti kerja
sama antara apoteker, dokter, dan perawat.(Permenkes, 2019).
Permenkes Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas menjelaskan bahwa seorang Apoteker harus memiliki pengetahuan,
keterampilan, serta perilaku yang kompeten agar mampu menjalankan pelayanan
kefarmasian di puskesmas dalam melakukan manajemen pengelolaan sediaan
farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) maupun pelayanan farmasi klinik.
(Permenkes, 2016)

Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan pembangunan kesehatan


yaitu membentuk Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas sebagai
unit pelayanan kesehatan memiliki peran yaitu menyediakan data dan informasi
obat dan pengelolaan obat (kegiatan perencanaan, penerimaan, penyimpanan dan
distribusi, pencatatan dan pelaporan, dan evaluasi).Obat dan perbekalan kesehatan
hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya tepat jumlah,

1
tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan
tepat mutunya di tiap unit (Kemenkes, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, mahasiswa calon apoteker perlu mengetahui
perannya pada lingkup pusat pelayanan kesehatan masyarakat di pemerintahan
sebagai salah satu tempat untuk melaksanakan tugas profesinya kelak. Praktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan salah satu sarana bagi calon apoteker
untuk mendapatkan pengalaman kerja, pengetahuan, gambaran, dan pemahaman
yang lebih mendalam tentang peran apoteker di lingkup pelayanan kesehatan
masyarakat.

1.2 Kompetensi Farmasi di Pemerintahan


Standar Kompetensi Farmasi di Pemerintahan terdiri dari 9 standar
kompetensi. Kompetensi standar tersebut merupakan persyaratan untuk
memasuki dunia kerja dan menjalani praktik profesi Apoteker. Standar
kompetensinya yaitu :
a. Mengetahui Kebijakan dalam bidang obat dan kesehatan seperti dalam hal
pemilihan, pengadaan, dan distribusi obat untuk kebutuhan nasional.
b. Memahami tentang pengelolaan yang terdiri dari pengawasan, pengaturan
dan distribusi obat dan perbekalan farmasi lainnya.
c. Mengetahui pendidikan dan pelatihan bidang farmasi.
d. Mengetahui cara pendaftaran dan perizinan pembukaan Apotek dan PBF.
e. Mengetahui aspek pengujian
f. Mengetahui upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat.
g. Mengetahui aspek manajerial dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas
sesuai aturan yang berlaku.
h. Mengetahui akreditasi puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
i. Mengetahui sistem jaminan kesehatan nasional di puskesmas.

2
1.3 Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker
Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker di UPTD Puskesmas Singaparna
antara lain :
a. Meningkatkan pemahaman calon Apoteker tentang peran, fungsi dan
tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di bidang
pemerintahan.
b. Membekali calon Apoteker agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap
perilaku (profesionalime) serta wawasan dan pengalaman nyata untuk
melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di bidang
Pemerintahan.
c. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan (problem solving) praktek
dan pekerjaan kefarmasian di bidang pemerintahan.
d. Memberi Kesempatan kepada calon Apoteker untuk belajar berkomunikasi
dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di bidang
Pemerintahan.
e. Memberikan kesempatan kepada calon Apoteker untuk belajar pengalaman
praktik profesi apoteker dibidang pemerintahan dalam kaitan dengan peran,
tugas, dan fungsi Apoteker dalam bidang kesehatan masyarakat.

1.4 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Apoteker (PKPA)


Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di bidang pemerintahan ini
dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dan UPTD Puskesmas
Singaparna, secara daring dan luring, pada tanggal 1-13 Maret 2021.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya

Gambar 2.1 Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya

2.1.1 Sejarah
Dinas Kesehatan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Tasikmalaya Nomor 15 tahun 2008 tentang Dinas Daerah
Kabupaten Tasikmalaya memiliki kedudukan sebagai unsur pelaksana
Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan kesehatan ;Dinas Kesehatan dalam
hal ini dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas poko melaksanakan kewenangan
Pemerintah Daerah mengenai urusan kesehatan berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan. Adapun fungsi Dinas Kesehatan dalam menyelenggarakan
tugas pokok adalah sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan


b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan

4
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan
d. Penyelenggaraan urusan tata usaha Dinas
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberika oleh Bupati.

2.1.2 Visi dan Misi


Visi
Tercapainya Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya yang Mandiri untuk
Hidup Sehat.
Misi
1. Menurunkan kematian akibat penyakit dan kematian yang terkait
dengan proses kehamilan, persalinan dan nifas
2. Menurunkan angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular

2.1.3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya

Sususnan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari :


a) Kepala Dinas
b) Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

5
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
3. .Sub Bagian Keuangan dan Aset,
c) Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan :
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;
d) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahkan.
1. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
e) Bidang Pelayanan Kesehatan, Membawahkan :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
3. Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan.
f) Bidang Sumber Daya Kesehatan, membawahkan :
1. Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
2. Seksi Jaminan dan Pembiayaan Kesehatan;
3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
g) Kelompok Jabatan Fungsional;
h) Unit Pelaksana Tekhnis.

6
Adapun Struktur Organisasi Bidang Kefarmasian Dinas Kesehatan Kabupaten
Tasikmalaya sebagai berikut :

KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN
TASIKMALAYAAYA
Dr. H. Heru Suharto, M. MKes

KEPALA BIDANG SUMBER


DAYA
Dr. H. Bonbon

KEPALA SEKSI KEFARMASIAN


DAN ALAT KESEHATAN KEPALA UPT FARMASI
Apt. Agus Achmad Hamdani, Drs. Ayep Topik Arief, Apt
sSi. MH
STAF FARMASI

Hj. Rahmaasih SAG, S.kep.


Apt. Mira Miratul Jannah, M.
Ners Farm

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bidang Kefarmasian Dinas Kesehatan


Kabupaten Tasikmalaya

2.2 UPTD Puskesmas Singaparna

Gambar 2.4 UPTD Puskesmas Singaparna

7
2.2.1 Sejarah

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki satuan
penunjang diantaranya adalah Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Puskesmas
Keliling (Pusling). Puskesmas Pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih
kecil. Sedangkan Puskesmas Keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling
yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan dengan
tugas memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil (Profil Kesehatan UPT
Puskesmas Singaparna, 2018).

Puskesmas Singaparna didirikan pada tahun 1976, saat itu Puskesmas


Singaparna masyarakat setempat mengenal dan menggunakan sarana
pelayanan kesehatan masih berupa Klinik atau Balai Pengobatan Singaparna,
dimana Balai Pengobatan tersebut telah berdiri sejak tahun 1942 dan yang
saat itu dipimpin oleh seorang Dokter dari Belanda (Profil Kesehatan UPT
Puskesmas Singaparna, 2018).

2.1.1 Visi dan Misi


Visi
Masyarakan Singaprna Sehat yang mandiri dan berkeadilan

Misi
1. Meningkatkan pemeiharaan kesehatan masyarakat
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan pemberdayaan dalam bidang kesehatan

8
2.1.2 Tujuan
1. Meningkatkan derajat kesehatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya
2. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit
3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan dan rujukan tingkat pertama yang
bermutu terjangkau adil dan merata untuk semua masyarakat.
4. Meningkatkan pelayanan preventif, promotif, kuratif, rehabilitative.
5. Terselenggaranya managemen puskesmas yang propesional dengan di
dukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta sarana dan
prasaran yang sesuai standar
6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui
terbentuknya Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

2.1.3 Tata Nilai Puskesmas Singaparna (JUARA)


 J : Jujur adalah mencerminkan sikap dan mental spiritual karyawan
puskesmas Singaparna, menunjung tinggi nilai moral dalam melayani
masyarakat.
 U : Unggul adalah sikap karyawan Puskesma Singaparna dalam
melayani masyarakat berusaha untuk yang terbaik, baik sarana
maupun prasarana.
 A : Amanah adalah sikap karyawan Puskesmas Singaparna dalam
menjalankan tugas berusaha menjaga kepercayaan, nsungguh-
sungguh dan rasa ikhlas.
 R : Ramah adalah sikap karyawan Puskesmas Singaparna dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat mengutamakan kesopanan
dan kesantunan sesuai etika ketimurankepada setiap penghujung
dengan tidak membeda-bedakan dengan cirri khas 4 S(Senyum,
Salam, Sapa,Sentuh).
 A : Aspiratif adalah sikap karyawan Puskesmas Singaparna dalam
melayani masyarakat selalu berusaha memnuhi harapan semua pihak,
menerima setiap saran dan kritik ntuk mencapai pelayanan prima

9
2.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 2.5 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Singaparna

Adapun Struktur Organisasi Ruang Farmasi UPTD Puskesmas Singaparna


sebagai berikut :

Penanggung Jawab Pelayanan Farmasi


Apt. Nur Khasanah, S. Farm.

Pengelolaan Obat Pelaksana Teknis Administrasi


Melly Rosnaely, S. Kep. Ners. Apt. Nur Khasanah, S. Farm. Melly Rosnaely, S. Kep. Ners.
Tirta Purnama NR, AM. Kep. Tirta Purnama NR, AM. Kep

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Ruang Farmasi UPTD Puskesmas


Singaparna

10
2.1.5 Sistem Kerja Puskesmas Singaparna
Puskesmas Singaparna beroperasi selama 6 hari mulai dari hari senin
hingga hari sabtu. Untuk pelayanan Farmasi buka setiap hari kerja sesuai jam
pelayana yaitu dari jam 08.00 - 12.00.

11
BAB III
KEGIATAN DI DINAS KESEHATAN DAN PENGENDALIAN
PENDUDUK UPTD PUSKESMAS SINGAPARNA

3.1 Dinas Kesehatan


3.1.1 Seksi Kefarmasian dan Alkes
Menurut Peraturan Bupati Tasikmalaya No. 84 Tahun 2019 tentang Tugas
dan Fungsi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Pasal 21 mengenai Seksi
Kefarmasian mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan teknis, pembinaan, supervisi dan pelaporan bidang
kefarmasian dan alat kesehatan.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok Seksi Kefarmasian mempunyai


rincian tugas meliputi :

1. Melaksanakan penyusunan bahan perencanaan dan kebijakan teknis


lingkup kefarmasian dan alat kesehatan.
2. Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi, informasi dan
sinkronisasi serta advokasi lingkup kefarmasian dan alat kesehatan.
3. Melaksanakan perencanaan dan pemenuhan kebutuhan dan
ketersediaan obat, vaksin, obat program dan bahan habis pakai.
4. Melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan pelayanan kefarmasian
dan alat kesehatan.
5. Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis dalam layanan
penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat kesehatan dan optikal.
6. Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis dalam layanan
penerbitan izin usaha mikro obat tradisional.
7. Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis dalam layanan
penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu
dan perbekalan kesehatan rumah tangga kelas 1 (satu) tertentu
perusahaan rumah tangga.
8. Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis dalam layanan
penerbitan perizinan produksi makanan dan minuman pada industri

12
rumah tangga.
9. Melaksanakan penyiapan pembinaan dan supervisi post-market
produk makanan minuman industri rumah tangga.
10. Melaksanakan penyiapan supervisi makanan siap saji dengan
memberikan layanan penerbitan sertifikat laik sehat kepada sarana
pangan siap saji.

11. Melaksanakan penyiapan supervisi pengawasan post-market produk


pangan siap saji sebagai pelaksanaan tindak lanjut hasil pengujian
pangan siap saji.
12. Melaksanakan penyiapan bahan penerbitan sertifikat laik sehat
kepada sarana pangan siap saji.
13. Melaksanakan penyiapan bahan kebijakan teknis dalam layanan
penerbitan izin iklan di media luar ruang dan promosi produk
tembakau.
14. Melakukan penyiapan pembinaan teknis, supervisi, pengawasan dan
penegakan standar operasional prosedur pelaksanaan kefarmasian,
makanan dan minuman, kosmetika serta alat dan perbekalan
kesehatan, fasilitasi pelayanan kesehatan milik pemerintah dan
swasta.
15. Melaksanakan penyusunan bahan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan hasil pelaksanaan tugas lingkup seksi kefarmasian dan alat
kesehatan.
16. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Perizinan yang dikelola oleh Seksi Farmasi Dinas Kesehatan dan


Pengendalian Penduduk, yaitu Surat Izin Apotek. Perizinan sudah dilakukan
secara online untuk Apotek, sedangkan perizinan Toko Obat, Produksi Industri
Rumah Tangga (PIRT) dan lain-lain masih manual.

a. Cara Online

1) Pemohon melakukan pendaftaran secara online melalui situs Dinas


Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP),

13
lalu di cek.
2) Dari pihak DPMPTSP akan mengirimkan filenya ke Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk.
3) Seksi Farmasi menerima permohonan dan di cek.

4) Tim Dinas kesehatan dan Pengendalian Penduduk melakukan


peninjauan sarana Apotek (sesuai atau tidak) dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 tentang
Apotek.
5) Apabila telah memenuhi persyaratan dilakukan verifikasi,
kemudian memberikan rekomendasi surat izin Apotek diterbitkan.

b. Cara Manual

1) Pemohon datang ke DPMPTSP dengan membawa kertas yang


berisi surat permohonan.
2) Surat permohonan tersebut dibawa ke bagian Seksi Farmasi Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk.
3) Seksi Farmasi menerima surat Permohonan dari DPMPTSP.

4) Seksi Farmasi melakukan verifikasi/pemeriksaan.

5) Apabila sudah memenuhi syarat pihak Seksi Farmasi membuat


surat rekomendasi, lalu diantarkan kembali kebagian DPMPTSP.
Bagian farmasi dan alkes juga membawahi Pangan Industri Rumah
Tangga (PIRT). PIRT bukan untu puskesmas melainkan untuk masyarakat.
Pengajuan produk industri rumah tangga gratis dan biasanya setiap tahun
ada 50 kuota untuk masyarakat. Masyarakat yang terpilih wajib mengikuti
pelatihan mengenai cara pembuatan pangan yang baik (CPPB). Setelah
pelatihan, maka akan diberikan 2 sertifikat yaitu pelatihan dan produk.
Sertifikat pelatihan berlaku seumur hidup sedangkan sertifikat produk
berlaku selama 5 tahun.Jika masa kadaluwarsa telah tiba maka harus
diperpanjang kepada dinkes kabupaten Tasikmalaya

14
Setelah pelatihan juga akan dilakukan audit atau pemeriksaan ke lokasi
PIRT. Dal hal ini harus dibedakan antara tempat produksi dengan tempat
masak sehari-hari.

3.1.2 Seksi UPT Instalasi Farmasi


a. Perencanaan
Dalam perencanaan bekerjasama dengan Kemenkes. Dilakukan
dengan 2 metode yaitu :
1) Metode konsumsi
Berdasarkan pengalaman konsumsi pada priode sebelumnya
2) Metode morbidilitas
Berdasarkan pada penyakit yang ada
b. Pengadaan
Disuplai oleh Kemenkes. Jika Obat biasa pengadaan oleh Dinkes
dengaan biaya APBD. Diarahkan oleh LKPP ke katalog misalnya obat
Amoxcicilin biasanya menggunakan PT Merci karena dianggap harga
dan kualitasnya bagus. Untuk Pengadaan dengan E-Katalog metode
lelang/petunjukan langsung. Dalam siatuasi normal pake E-katalog.
Obat-obat yang dilelang program pengadaan oleh Permenkes ke Provinsi
dalam bentuk barang. Di Dinkes Tidak ada Formularium lokal tapi
menggunakan Formularium Nasional. Dokumen persyaratan pengadaan :
dengan kontrak perjanjian jual beli, perjanjian Antara Dinkes dengan
penyedia. Dokumen tersebut berupa perjanjian jual beli dan berita acara
serah terima barang.
c. Penyimpanan
Untuk penyimpanan dilakukan berdasarkan karakteristik dan sumber
anggaran. Di Gudang Frmasi terdapat beberapa suhu penyimpanan.
Terdapat gudang atas dan bawah. Untuk gudang atas suhunya sampai
28°C untuk tablet dan alkes. Ruang bawah untuk yang sensitive terhadap
suhu untuk cairan. Ruang yang pakai AC untuk sediaan Injeksi. Sediaan

15
obat yang harus disuhu ekstrim dingin disimpan di kulkas seperti vaksin.
tidak ada ruangan khusus.
d. Distribusi
Penyaluran secara umum dilakukan ke Puskesmas, tapi bisa
kemanapun atas saran Dinkes bisa juga ke intansi lain seperti ke RS
SMC, RS Respati. Untuk catatan dokumennya berupa berita acara serah
terima barang fisik dan dicatat di komputer. Pihak yang meminta
distribusi bisa mengajukan surat permintaan. Untuk puskesmas format
baku dalam laporan bulanan LPLPO. Untuk permintaan tidak dibatasi.
e. Pelaporan
Persediaan stok obat-obatan setiap tahun laporan stok ahir tahunan ke
Provinsi.
Setiap penerimaan dan pendistribusian dilakukan pencatatan dan dalam
proses ini selalu ada Audit. Audit rutin dilakukan setiap bulan Januari – April.
Adapun audit Intren (Inspektorat) dilakukan untuk meminimalisir kesalahan
yang dapat menyebabkan kerugian Negara. Dari rangkaian pekerjaan ada
kewajiban untuk membuat laporan. Laporan dibuat untuk mempertanggung
jawabkan dalam 1 periode, bagaimana kondisi barang yang keluar dan barang
yang masuk. Laporan keluar diserahkan ke Dinkes Provinsi, Kemenkes dan
Polda. Untuk Obat yang ED dikelurkan dari logstik, dibuat berita acara ke
Kepala Intalasi Farmasi dan Kepala Dinas untuk dilakukan penghapusan.
Kemudian barang dipisahkan diruangan khusus, dan menggundang pihak ke 3.

3.2 UPTD Puskesmas


Pelayanan kefarmasian di UPTD Puskesmas Singaparna berdasarkan PMK
No.74 tahun 2016, yang terdiri dari Pengelolaan Obat dan Pelayanan Farmasi
klinik.

16
3.2.1 Pengelolaan SediaanFarmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di UPTD


Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
74 Tahun 2016, meliputi:

1) Perencanaan
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di
Puskesmas. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. Metode Morbiditas (Berdasarkan Pola Penyakit)Metode
b. Konsumsi (Berdasarkan Sediaan Farmasi Periode Sebelumnya)
Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dalam 1 tahun
kedepan dilakukan dengan menggunakan Rencana Kebutuhan
Obat (RKO). RKO merupakan rencana kebutuhan obat dari
kebutuhan yang akan dilaksanakan untuk tahun depan (yang
belum terlaksana) yang mengacu pada Formularium
Puskesmas yang diberikan oleh Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk. Puskesmas menyediakan data
pemakaian obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO). LPLPO merupakan laporan
pemakaian dan Lembar Permintaan obat dalam jangka waktu
sebentar/ 1 bulan.
2) Permintaan

Permintaan obat di UPTD Puskesmas Singaparna dilakukan melalui dua


cara dengan dua sumber dana, yaitu:

a. Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN


b. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Badan
Penyelenggara Kesehatan Nasional
Keterangan: Obat DAK dan JKN dikelola oleh Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk.

17
3) Penerimaan
Penerimaan barang dilakukan dengan cara mengecek kesesuaian barang yang
datang sesuai dengan permintaan LPLPO (Nama Barang, Jumlah Sediaan,
Expire Date dan No. Batch), kemudian dicatat dalam Buku Pemasukan Obat
untuk JKN. Obat JKN tidak menerima faktur karena dikelolanya oleh Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk, sedangkan obat untuk DAK dan
Program dengan melampirkan Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk.
4) Penyimpanan
Penyimpanan obat di UPTD Puskesmas Singaparna berdasarkan:
a. First Expire First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO)
b. Lemari obat DAK dan JKN dibuat terpisah
c. Penyimpanan sesuai Alfabetis
d. Penyimpanan sesuai dengan bentuk sediaan
a) Bagian Atas (Sediaan salep, tetes mata, tetes telinga, injeksi
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).
b) Bagian Tengah (Sediaan Tablet, Kapsul).
c) Bagian Bawah (Sediaan Sirup).
e. Obat Psikotropika dan Obat-Obat Tertentu disimpan dilemari
terpisah.
f. Obat-obat yang mirip diberi tanda Look Alike Sound Alike (LASA)
dan obat dengan memiliki kewaspadaan tinggi diberi tanda High
Alert.
5) Pendistribusian
Pendistribusian dilakukan dengan menggunakan Surat Bukti Barang
Keluar (SBBK) dan Buku Pengeluaran Barang. SBBK di UPTD
Puskesmas Singaparna terdiri dari 2, yaitu:

a. SBBK (dari Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk ke


UPTD Puskesmas Singaparna).
b. SBBK (dari UPTD Puskesmas Singaparna ke Puskesmas
Pembantu (Pustu)).

18
Sedangkan Buku Pengeluaran Barang yaitu untuk sub unit seperti
(tiap poli, ruang tindakan dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos
Binaan Terpadu (Posbindu). Pendistribusian di UPTD Puskesmas
Singaparna meliputi:

1) Tiap Poli (Poli Umum, Poli Lanjut Usia (Lansia), Poli Anak, Poli
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)) dan Poli Gigi.
2) Ruang Tindakan
3) Puskesmas Pembantu (Pustu)
a. Pustu Cikunir
b. Pustu Cintaraja
4) Bidan Desa
a. Singaparna
b. Cintaraja
c. Cikunir
d. Sukamulya
e. Cikadongdong

Pendistribusian ke sub unit (tiap poli dan ruang tindakan) dilakukan


dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima, sedangkan
pendistribusian ke jaringan Puskesmas (Pustu, Posyandu dan Posbindu)
dilakukan dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan.

6) Pemusnahan dan Penarikan

Pemusnahan dan Penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis


Pakai di UPTD Puskesmas Singaparna yang tidak dapat digunakan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis


Pakai bila:

a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu


b. Telah kedaluwarsa
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan

19
d. Dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri
dari:
1) Obat disimpan terpisah
2) Dibuat daftar Sediaan Farmasi dan BMHP yang akan
dimusnahkan
3) Dibuat Berita Acara Pemusnahan
4) Pemusnahan dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak
ke 3.
7) Pengendalian
Pengendalian di UPTD Puskesmas Singaparna meliputi:
a. Pencatatan Harian Obat
b. Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)
c. Stok Opname
d. Kartu Stok
8) Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan
Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan di UPTD Puskesmas Singaparna,
terdiri dari:
Tabel 3.1 Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan
No Nama Keterangan
Kartu Stok, Buku Pengeluaran Obat (Tiap Poli),
Pencatatan Harian Obat, Buku Administrasi Pasien
1. Pencatatan (Resep Obat), dan Buku Pemasukan Obat untuk
JKN (tidak nerima faktur, karena obat JKN
dikelola oleh Dinkes).
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO), Surat Bukti Barang Keluar (SBBK),
2. Pelaporan Penggunaan Obat Rasional/POR (Infeksi Saluran
Pernafasan (ISPA) dan Diare), Ketersediaan Obat,
dan Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Surat Bukti Barang Keluar (SBBK), Laporan
3. Pengarsipan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO), dan Resep
9) Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan
a. Setiap 6 bulan sekali melakukan kesesuaian antara obat yang
tersedia dengan Formularium Puskesmas.

20
b. Kesesuaian peresepan dengan Formularium Puskesmas
3.2.2 Pelayanan Farmasi Klinis
1. Pengkajian dan pelayanan resep
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari :
1) Menerima Resep, di tulis di buku Administrasi meliputi (Nama
Pasien, Umur dan Alamat Pasien).
2) Menulis No Resep
3) Mengetahui Pengkajian dan Pelayanan Resep meliputi:
a) Persyaratan Administrasi
b) Persyaratan Farmasetik
c) Persyaratan Klinis
4) Mengetahui dan memahami proses dispensing obat, meliputi:
a) Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan Resep, meliputi:
b) Menulis Etiket (No Resep, Tanggal, Nama Pasien dan Signature)
c) Memasukkan obat kedalam klip
d) Dilakukan pengecekkan kembali sebelum obat diserahkan
kepada pasien mengenai penulisan nama pasien pada etiket,
cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara
penulisan etiket dengan Resep).
e) Memanggil Nama dan Alamat Pasien
f) Memeriksa ulang Identitas dan Alamat Pasien.
g) Menyerahkan obat disertai Pemberian Informasi Obat
didampingi oleh Apoteker Puskesmas Singaparna
h) Memberikan informasi cara penggunaan obat didampingi oleh
Apoteker Puskesmas Singaparna
i) Memastikan bahwa yang menerima obat adalah Pasien atau
Keluarganya.
j) Menyimpan Resep pada tempatnya.
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk

21
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
3. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan
dan rawat inap, serta keluarga pasien. Konseling di UPTD Puskesmas
Singaparna untuk sementara tidak dilakukan, karena kondisi pandemic
COVID-19.
4. Ronde/ Visite Pasien (Khusus Puskesmas Rawat Inap)
UPTD Puskesmas Singaparna tidak ada Ronde/ Visite, karena bukan
rawat inap, tetapi rawat jalan.
5. Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat
Ada, tetapi jarang terjadi.
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO),
UPTD Puskesmas Singaparna tidak ada PTO, karena PTO dilakukan untuk
Puskesmas Rawat Inap.
7. Evaluasi Penggunaan Obat
Setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik, harus dilaksanakan sesuai
standar prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional (SPO)
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat
yang mudah dilihat.Contoh standar prosedur operasional sebagaimana
terlampir
Adapun conoh dalam evaluasi penggunaan obat yaitu Kesalahan Pemberian Obat,
Contoh: (Obat tetes mata diberikan obat tetes telinga).

3.3 Tugas Khusus


A. Soal
1. Buatlah alur pelayanan resep di Puskesmas Singaparna
2. Buatlah alur pasien rawat jalan di Puskesmas Singaparna
3. Buatlah desain ruang farmasi meliputi : tempat pelayanan obat,
ruang racik dan gudang farmasi
4. Data penyakit terbanyak di Puskesmas Singaparna

22
B. Analisis Jawaban
1. Alur pelayanan resep Puskesmas Singaparna

23
2. Alur pasien rawat jalan PKM Singaparna

24
3. Denah ruang farmasi
Denah lokasi bagian gudang dan pelayanan farmasi serta ruang peracikan
tampak dari atas

25
Denah ruang Farmasi tampak depan

26
4. Data penyakit terbanyak di Puskesmas Singaparna

27
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang
dilaksanakan di Puskesmas Singaparna dapat disimpulkan bahwa:
a. Kegiatan praktek kerja profesi di puskesmas sangat bermanfaat bagi
mahasiswa apoteker untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman praktis dalam bidang pelayanan kefarmasian di puskesmas.
b. Peran seorang apoteker di puskesmas sangatlah penting khususnya dalam
bidang pelayanan kesehatan serta penanganan obat-obatan sehingga obat yang
diresepkan oleh dokter dapat memberikan efikasi sesuai dengan kebutuhan
pasien, memberikan kualitas yang baik dan aman dikonsumsi oleh pasien.
c. Tugas dan fungsi Apoteker di Puskesmas Singaparna meliputi Pengelolaan
obat dimulai dari perencanaan, pengadaan, melakukan penyimpanan,
pendistribusian, serta melakukan pencatatan dan pelaporan obat serta
Pelayanan farmasi yaitu melakukan kegiatan dari penerimaan obat sampai
dengan pelayanan informasi obat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 30 Tahun 2014.
d. Pengadaan obat di Puskesmas Singaparna sesuai dengan permintaan yang
tercantum dalam LPLPO.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang


dilaksanakan di Puskesmas Singaparna dapat disimpulkan bahwa beberapa hal
yang dapat menjadi saran yaitu Perlu penambahan Sumber Daya Manusia
(SDM) terutama bagian Tenaga Teknis Kefarmasian, karena Pengelolaan obat
dan Pelaksanaan Teknis masih dikerjakan/dilakukan oleh Perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Bupati Tasikmalaya. 2019. Peraturan Bupati Tasikmalaya No. 84 Tahun 2019


tentang Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk.
Tasikmalaya: Bupati Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.
Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk. 2018. Profil Kesehatan
Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya: Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmaya
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah RI. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Presiden RI

Permenkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43


tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Permenkes RI. 2016. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74


tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Jakarta;
Presiden RI

UPT Puskesmas Singaparna. 2018. Profil Kesehatan UPT Puskesmas


Singaparna. Tasikmalaya: UPT Puskesmas Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya.

29
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya


Lampiran 2. Penyimpanan Obat di Gudang atas dan Gudang Bawah di
Dinkes Kabupaten Tasikmalaya

31
Lampiran 3. UPTD Puskesmas Singaparna

32
Lampiran 4. Tempat Penyerahan Obat

33
Lampiran 5. Meja Peracikan Obat

Lampiran 6. Tempat Penyimpanan Obat

34
35
Lampiran 7. Gudang Obat di Puskesmas Singaparna

Lampiran 8. Penyimpanan Obat Psikotropika, Narkotika


36
Dan Tempat penyimpanan Vaksin

37
Lampiran 9. Etiket dan Klip Obat

38
Lampiran 10. Contoh Resep dan Copy Resep

39
40

Lampiran 11. Pelayanan Informasi Obat (PIO) pada saat PKPA di


Puskesmas Singaparna
41

Lampiran 12. Kartu Stock dan LPLPO


(Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat)

Lampiran 13. Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)


42

Lampiran 14. Ruang Konseling


43
44

Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker


(PKPA)
Secara Daring dan Luring
45
46
47

Anda mungkin juga menyukai