Disusun oleh:
M. Rian Al Nafis Karami 111951192410017
Nabilla Alfizah 111951192410018
Disusun oleh :
M. Rian Al Nafis Karami 11195192410017
Nabilla Alfizah 11195192410018
Disetujui oleh :
Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
NIK. 11661022018119
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Program Kemitraan Puskesmas Alalak
Selatan (PKPA) dengan baik. Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan
apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta serta
mendukung terlaksananya program ini.
Tak lupa pula, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Penanggung
Jawab Ruang Farmasi Bapak apt. Arirahman Baskara, S.Far Alalak Selatan dan
seluruh tim yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan yang tak
terhingga selama pelaksanaan program ini.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
II.1 Puskesmas.........................................................................................................
4
III.4 Sistem Penyimpanan Sediaan Farmasi dan BMHP.....................................
VI.3 Konseling.....................................................................................................
VI.4 Visite...........................................................................................................
VI.1 Kesimpulan..................................................................................................
VI.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................................
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Manajemen..............................................................................................41
Lampiran 2 Kegiatan ..................................................................................................55
8
BAB I
PENDAHULUAN
9
10
kepada upaya preventif dan promotif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitative. (Fristiohady et al., 2020).
II.1 Puskesmas
3
4
KEPALA
PUSKESMAS
drg. Siti Khadijah
KORDINATOR UKP
dr. Hj. Soraya Kausalliah
PENANGGUNG
JAWAB RUANG
FARMASI
apt. Arirahman Baskara, S.far
PELAPORAN,
SARANA
ARSIP KRITIK, DAN
PRASARANA
SARAN
Hairun Fitmi, A. Md Farm Siti Bulkis, A.Md Farm Mussalaliah, A.Md Far
Pasien Datang E R/
membawa kertas Skrining Resep
pendaftaran Klik
Pemanggilan dan
Cek Lagi Obatnya Ambil Obat
Identifikasi Pasien
6
7
8
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di
puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan
Sediaan Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan
kelembaban
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar
4. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
5. tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan
untuk penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan
kontaminasi.
Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi dan
BMHP yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
SOP penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP yang dilakukan di
puskesmas alalak Selatan adalah sebagai berikut:
1. Sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang di terima
kemudian di simpan pada lemari obat yang tersedia dan
disusun sesuai dengan bentuk sediaan berdasarkan alfabetis dan
menggunakan prinsip FIFO (first in first out) dan FEFO (first
expired first out), Serta diberi tanda atau label LASA (look alike,
sound alike) dengan warna hijau pada obat yang mirip bentuk atau
namanya dan diberi label high alert dengan warna merah pada
11
16
17
Kelengkapan Farmasetika
Petugas 1 mengklik pemeriksaan farmasetika meliputi :
a. Nama Obat,
b. Bentuk Sediaan Obat
c. Kekuatan Obat,
d. Jumlah Obat
e. Signa/Aturan Pakai
Pemeriksaan Farmasi Klinik
Petugas 1 mengklik pemeriksaan farmasi klinik meliputi :
a. tepat obat,
b. tepat dosis,
c. tepat rute,
d. tepat waktu
e. duplikat obat,
f. Alergi Obat
g. kontra indikasi obat
3. Petugas 1 menuliskan ulang E-resep pada kitiran untuk
diserahkan ke petugas 2
4. Petugas 2 melakukan pengecekan kembali dan memberikan paraf
pada kitiran.
5. Petugas 2 menyiapkan obat
Pengkajian Obat Sebelum diserahkan
VI.3 Konseling
19
V.1Kasus Manajemen
1. Kasus (1)
23
24
Menerapkan penginputan
pengeluaran BMHP dan vaksin
di system e-Puskesmas
5. Mitigasi Resiko
Pada kasus kali ini BMHP dan vaksin di puskesmas Alalak Selatan
melakukan penginputan langsung apabila pengeluaran BMHP dan
vaksin ke system e-puskesmas.
6. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan
melakukan rutin penginputan pengeluaran BMHP dan vaksin
menghindari terjadinya kesalahan pada system.
25
1. Kasus (2)
Obat-obatan jiwa yang tersisa tidak keluar atau obat tersebut death stok
5. Mitigasi Resiko
Pada kasus kali ini obat-obatan jiwa di reolakasikan ke puskesmas yang
memiliki poli jiwa atau lakukan retur ke gudang farmasi
6. Kesimpulan
26
Dari hasil analisis yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan
melakukan rutin pencatatan kartu stok dan system e-puskesmas
langsung keluar masuk obat bisa menghindari adanya selisih
dengan system e-puskesmas dan kartu stok.
1. Kasus (3)
Posyandu lansia pemberian obat di input belakangan di sistem
ePuskesmas
5. Mitigasi Resiko
Pada kasus kali ini langsung lakukan penginputan di system e-
puskesmas saat melakukan posyandu lansia.
6. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan
melakukan rutin penginputan pengeluaran obat menghindari terjadinya
kesalahan pada system
1. Kasus (4)
SS Kartu stok yang berselisih dengan system e-puskesmas
yang mempunyai
akses ke gudang,
dengan hal ini kartu
stok dan system e-
puskesmas
mengurangi
selisihnya antara
kartu stok dan e-
puskesma. Selalu
melakukan
pengecekan,
perhitungan fisik
persediaan setiap
hari pada obat masuk
dan keluar pada
kartu stok dan di
system e-puskesmas.
5. Mitigasi Resiko
Pada kasus kali ini dalam pencatatan kartu stok yang selisih dengan
system e-puskesmas dapat dilakukan dengan selalu mencatat keluar
masuk obat dan langsung melakukan penginputan ke system e-resep,
dengan melakukan pembatasan pada gudang obat selain petugas
bagian obat dan selalu rutin melakukan pengecekan dan perhitungan
fisik sediaan obat setiap hari.
6. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan melakukan rutin pencatatan kartu stok dan system e-puskesmas
langsung keluar masuk obat bisa menghindari adanya selisih dengan
system e-puskesmas dan kartu stok.
1. Kasus (5)
Ruang Poned dan ruang laboraturium dipuskesmas Alalak Selatan
yang terlambat dalam menginput pendataan ke system e-puskesmas
karena banyaknya pasien yang dilayani
Memberikan pelatihan
penginputan system e-
puskesmas kepada calon tenaga
kesehatan
5. Mitigasi Risiko
Pada kasus kali ini ruang poned dan ruang laboraturium puskesmas
Alalak Selatan menambahkan tenaga kesehatan yang khusus untuk
memegang penginputan pada system e-puskesmas.
6. Kesimpulan
Dari hasi analisis yang kami lakukan, dapat disimpulkan dengan
menambahkan tenaga kesehatan dan memberikan pelatihan tentang
penginputan system e-puskesmas akan menghindari terjadinya
keterlambatan pendataan pada system e-puskesmas.
31
V.2Kasus Klinis
1. Skrining resep
a. Aspek Administrasi
No. URAIAN PADA
RESEP
ADA TIDAK Pengatasan
Inscription
1 Identitas dokter:
2 Nama dokter √
3 SIP dokter √
4 Alamat dokter √
5 Nomor telepon √
6 Tempat dan tanggal √
penulisan resep
Invocatio
7 Tanggal resep diawal √
penulisan resep (R/)
Prescriptio/ Ordonatio
8 Nama Obat √
9 Kekuatan obat √
10 Jumlah obat √
11 Signatura √
12 Nama pasien √
13 Jenis Kelamin √
14 Umur pasien √
15 Berat badan √
16 Alamat pasien √
17 Aturan pakai obat √
18 Iter/ tanda lain √
Subscriptio
19 Tanda tangan/ paraf √
dokter
b. Aspek Farmasetik
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
1 Bentuk sediaan Ada
2 Stabilitas obat Ada
3 Kompatibiltas Ada
32
c. Aspek Klinis
A. SUBJECTIVE
Keluhan Utama:
Minta resep PRB
Sakit kaki
B. OBJECTIVE
Sistole : 123 mm
Diastole : 72 Hg
Tinggi : 157 cm
Cara ukur : BERDIRI
Berat : 60 kg
Lingkar Perut : 97 cm
IMT : 24,34
Hasil IMT : IDEAL
Detak Nadi : 70 /menit
Nafas : 20 menit
Suhu : 36 C
Riwayat penyakit : DM + Hipertensi
Meloxicam 15 mg 1x sehari 1 tablet
C. ASSESMENT
PROBLEM SUBJECTIV OBJECTIVE TERAPI DRP
MEDIK E
Nyer Keluhan Sistole : 123 mm Meloxica C3.2 dosis
i Utama: Diastole : 72 Hg m 15 mg obat terlalu
Pasien datang Tinggi : 157 cm tinggi.
kaki sakit Cara ukur : berdiri Dikarenakan
Berat : 60 kg dosis untuk
Lingkar Perut : 97 lansia
cm maksimal 7, 5
IMT : 24,34 mg / hari
Hasil IMT : ideal (Basic
Detak Nadi : Pharmacolog
70 /menit y and Drug
Nafas : 20 menit Notes 2023)
Suhu : 36 C
Meloxica
m 15 mg
1x sehari 1
33
tablet
D. PLAN
a. Terapi Farmakologi
- Meloxicam 7,5 mg 10 tab 1x sehari 1 tablet sesudah makan, pagi
untuk mengatasi nyeri
b. Terapi Non-Farmakologi
- Istirahat yang cukup
- Perbanyak minum air putih
- Konsumsi makanan yang bergizi
Monitoring:
a. Efek Terapi
- sakit kaki
b. Efek Samping
● Meloxicam : dispesia mual, muntah, nyeri di perut, konstipasi,
kembung, diare, anemia, pruritus, ruam kulit, sakit kepala, edema,
peningkatan transaminase atau bilirubin serum
c. Monitoring
Apabila selama satu minggu tidak ada perubahan bisa segera periksa ke dokter
KONSELING
1. Meloxicam 7,5 mg
- Aturan pakai : 1x sehari 1 tablet, sesudah makan, pagi
- Indikasi : nyeri
- Aturan penyimpnanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat yang
lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : dispesia mual, muntah, nyeri di perut, konstipasi, kembung, diare,
anemia, pruritus, ruam kulit, sakit kepala, edema, peningkatan transaminase
atau bilirubin serum
34
1. Skrining resep
A. Aspek Administrasi
B. Aspek Farmasetik
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
1 Bentuk sediaan Ada
2 Stabilitas obat Ada
3 Kompatibiltas Ada
4 Cara pemberian Ada
5 Jumlah dan aturan pakai Ada
35
C. Aspek Klinis
A. Subjective
Keluhan Utama:
Minta obat gula, membawa hasil lab panasea+luka di kaki kiri bekas
terkena seng kemarin, minta obat gula
B. OBJECTIVE
Sistole : 122 mm
Diastole : 72 Hg
Tinggi : 160 cm
Cara ukur : BERDIRI
Berat : 60 kg
Lingkar Perut : 75 cm
IMT : 23,44
Hasil IMT : IDEAL
Detak Nadi : 71 /menit
Nafas : 20 /menit
Glibenklamid tab 5 mg, 10 Tablet, 1x1
Metformin tab 500 mg, 10 Tablet, 1x1
Simvastatin 10 mg, 10 Tablet, 1x1
Paracetamol 500 mg, 10 Tablet, 3x1
C. ASSESMENT
PROBLE SUBJECTIV OBJECTIVE TERAPI DRP
M MEDIK E
Diabetes Keluhan Sistole : 122 mm Glibenklami P2.1
Melitus Utama: Diastole : 72 Hg d tab 5 mg Kejadian
Minta obat Tinggi : 160 cm Obat Yang
Luka pada gula, Cara ukur : Berdiri Metformin Merugikan
bagian membawa Berat : 60 kg tab 500 mg (Mungkin)
kaki hasil lab Lingkar Perut : 75 Terjadi
panasea+luka cm Simvastatin terjadina
di kaki kiri IMT : 23,44 10 mg peningkata
Kolesterol bekas terkena Hasil IMT : ideal n toksisitas
seng kemarin, Detak Nadi : 71 Paracetamol simvastatin
minta obat /menit 500 mg (madscape)
gula Nafas : 20 /menit
Glibenklami
d tab 5 mg,
10 Tablet,
1x1
Metformin
tab 500 mg,
10 Tablet,
36
1x1
Simvastatin
10 mg, 10
Tablet, 1x1
Paracetamol
500 mg, 10
Tablet, 3x1
D. PLAN
b. Terapi Farmakologi
- Glibenklamid tab 5 mg 10 tab, 1x sehari 1 tab,sebelum makan pagi,
untuk mengatasi gula darah
- Metformin 500 mg, 10 tab, 2x sehari 1 tab, saat makan, siang dan
malam untuk mengatasi gula darah
- simvastatin 10 mg,10 tab, 1x sehari 1 tab, sesudah makan, malam,
untuk kolesterol
- paracetamol 500 mg, 10 tab 3x sehari 1 tab, sesudah makan, pagi,
siang dan, malam
b. Terapi Non-Farmakologi
- Istirahat yang cukup
- lakukan aktivitas fisik 15 menit – 30 menit
- Perbanyak minum air putih
- Konsumsi makanan yang bergizi
- Hindari makanan yang mengandung gula/manis
Monitoring:
a. Efek Terapi
• Keluhan pasien: luka di kaki kiri bekas terkena seng
b. Efek Samping
● Glibenklamid : hipoglekemia
b. Aspek Farmasetik
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
1 Bentuk sediaan Ada
2 Stabilitas obat Ada
3 Kompatibiltas Ada
4 Cara pemberian Ada
5 Jumlah dan aturan pakai Ada
39
c. Aspek klinis
1. Subjective
Keluhan Utama : Batuk, pilek, demam, nyeri ulu hati, susah tidur, sering BAK,
susah BAB
Riwayat Penyakit : Diabetes Mellitus dan hipertensi
2. Objective
Umur : 54 tahun
Tinggi badan : 147 cm
Berat badan : 74 cm
Tekanan darah : 146/79mmHg
Nafas : 20/menit
Detak nadi : 96/menit
IMT : 20,82
Lingkar perut : 74cm
Suhu : 36OC
d. Assement
PROBLEM SUBJECTIVE OBJECTIVE TERAPI DRP
MEDIK
Batuk sulit Keluhan : Tinggi GG Tab P1.2 : Efek
mengeluarkan Batuk badan : 147 gliseril pengobatan
dahak Demam cm guayakolat tidak optimal,
Nyeri ulu hati Berat badan : 100 mg karena obat
Sering BAK 74 cm GG tab adalah
Susah BAB Tekanan Paracetamol golongan obat
darah : tab 500 mg ekspektoran
Riwayat 146/79 (batuk
penyakit : mmHg Antasida berdahak)
Diabetes Nafas : doen tablet sedangkan
mellitus 20/menit pasien sulit
hipertensi Detak nadi : Glibenklamid untuk
96/menit 5 mg mengeluarkan
IMT : 20,82 dahak
Lingkar perut Metformin
: 74 cm 500 mg C1.3 : Tidak
Suhu : 36OC ada indikasi
Amlodipine obat, karena
5 mg pasien sudah
tidak demam
lagi
40
C3.4 Regimen
dosis terlalu
sering untuk
obat
metformin
dikarenakan
pasien sudah
meminum
glibenklamide
P2.1 Kejadian
obat mungkin
terjadi, karena
obat
amlodipine
bisa
mengakibatkan
hipoglikemikia
pada
metformin
(Abdulkadir et
al., 2023)
e. Plan
c. Terapi Farmakologi
- GG Tab gliseril guayakolat 100 mg diganti dengan obat ambroxol
(mukolitik/pengencer dahak) dikarenakan pasien sulit untuk
mengeluarkan dahak sedangkan GG tab obat untuk pasien yang
sudah mengalami batuk berdahak (ekspektoran). Ambroxol tab 30
mg 3x sehari 1 tablet sesudah makan pagi, siang dan malam
- Glibenklamid tab 5 mg 10 tab : 1x sehari 1 tab 30 menit sebelum
makan pagi, untuk mengatasi gula darah
- Metformin 500 mg dari 3xsehari diganti dengan 2xsehari diminum
pada saat makan siang dan malam.
- Antasida doen tablet kombinasi : 3x sehari 1 tablet, 30 menit atau 1
jam sebelum makan pagi, siang dan malam (harus keadaan perut
kosong) dikunyah
- Amlodipin 5 mg digunakan pada malam hari agar pasien tidak
terganggu dengan seringnya BAK
- Paracetamol 500 mg tetap diberikan tetapi digunakan saat
merasakan demam saja.
41
b. Terapi Non-Farmakologi
- Istirahat yang cukup
- lakukan aktivitas fisik 15 menit – 30 menit
- Perbanyak minum air putih
- Konsumsi makanan sayur dan buah-buahan
- Hindari makanan yang mengandung gula/manis
Monitoring
a. TTV : Gula darah terkontrol, hipertensi turun, suhu tubuh tetap normal, batuk
dan maag tidak ada lagi
b. Efek Samping
● Glibenklamid : hipoglekemia
● Captopril : hipotensi
2. Metformin 500 mg
- Aturan pakai : 2x sehari 1, Saat Makan, siang dan malam
- Indikasi : untuk mengatasi gula darah
- Aturan penyimpnanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat yang
lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : mual, muntah, diare
6. Amlodipine 5 mg
- Aturan pakai : 1x sehari sesudah makan pagi hari
- Indikasi : hipertensi
- Aturan penyimpnanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat yang
lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : edema, sakit kepala
Monitoring : apabila tidak ada penyembuhan lebih dari 1 mingu segera kunjungi
dokter kembali
a. Aspek Administrasi (Mastiyah)
No. URAIAN PADA
RESEP
ADA TIDAK Pengatasan
Inscription
1 Identitas dokter:
2 Nama dokter √
3 SIP dokter √
4 Alamat dokter √
5 Nomor telepon √
6 Tempat dan tanggal √
penulisan resep
Invocatio
7 Tanggal resep diawal √
penulisan resep (R/)
Prescriptio/ Ordonatio
8 Nama Obat √
9 Kekuatan obat √
10 Jumlah obat √
11 Signatura √
12 Nama pasien √
13 Jenis Kelamin √
14 Umur pasien √
15 Berat badan √
16 Alamat pasien √
17 Aturan pakai obat √
18 Iter/ tanda lain
Subscriptio
19 Tanda tangan/ paraf √
dokter
d. Aspek Farmasetik
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
1 Bentuk sediaan Ada
2 Stabilitas obat Ada
3 Kompatibiltas Ada
4 Cara pemberian Ada
5 Jumlah dan aturan pakai Ada
e. Aspek klinis
42
1. Subjective
Keluhan : sakit kepala, meriang, badan gatal dan kesemutan
Riwayat penyakit : diabetes mellitus dan hipertensi
2. Objective
Umur : 68 tahun
Tinggi badan : 148 cm
Berat badan : 51 kg
Tekanan darah : 150/80mmHg
Nafas : 18/menit
Detak nadi : 88/menit
IMT : 23,28
Lingkar perut : 80 cm
Suhu : 36OC
f. Assement
PROBLEM SUBJECTIVE OBJECTIVE TERAPI DRP
MEDIK
Sakit kepala Keluhan : Tinggi badan : Meloxicam C1.3 : Tidak
sakit kepala, 148cm 15 mg ada indikasi
meriang, Berat badan : 51 obat, karena
badan gatal cm pasien tidak
dan kesemutan Tekanan darah : ada radang
150/80 mmHg
Riwayat Nafas : 18/menit P1.3 :
penyakit : Detak nadi : Indikasi yang
hipertensi dan 88/menit tidak diobati,
diabetes IMT : 23,28 pasien
mellitus Lingkar perut : 80 mempunyai
cm diabetes
Suhu : 36OC mellitus,
badan gatal
dan
kesemutan
tetapi tidak
diberikan
obat
P2.1
Kejadian
obat mungkin
terjadi,
karena obat
amlodipine
menyebabkan
43
hipoglikemia
pada obat
metformin
(Abdulkadir
et al., 2023)
g. Plan
a. Terapi Farmakologi
- Meloxicam tidak diberikan karena pasien tidak mengalami
peradangan
- Diberikan obat paracetamol 500 mg untuk sakit kepala, demam,
meriang
- Vitamin b komplek untuk kesemutan
- Amlodipine untuk menurunkan tekanan darah tinggi
- Metformin untuk mengontrol gula darah
- CTM untuk badan gatal
b. Terapi Non-Farmakologi
- Istirahat yang cukup
- lakukan aktivitas fisik 15 menit – 30 menit
- Perbanyak minum air putih
- Konsumsi makanan sayur dan buah-buahan
- Hindari makanan yang mengandung gula/manis
Monitoring
a. TTV : Gula darah terkontrol, hipertensi turun, suhu tubuh tetap normal,
b. Efek Samping
● Metformin : mual, muntah, diare
● CTM : ngantuk
h. Konseling
1. Metformin 500 mg
- Aturan pakai : 2x sehari 1 tab, saat makan siang dan malam hari
- Indikasi : untuk mengatasi gula darah
- Aturan penyimpnanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
44
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : mual, muntah, diare
2. Paracetamol 500 mg
- Aturan pakai : 3x sehari 1 tab sesudah makan pagi, siang dan malam
- Indikasi : untuk sakit kepala, demam, meriang
- Aturan penyimpanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : ruam kulit, kerusakan hati
3. Vitamin b komplek
- Aturan pakai : 1x sehari 1 tab, sesudah makan pagi
- Indikasi : kesemutan
- Aturan penyimpanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : ruam
4. Amlodipine 5 mg
- Aturan pakai : 1x sehari 1 tab, sebelum tidur
- Indikasi : menurunkan tekanan darah
- Aturan penyimpanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : edema, sakit kepala
5. CTM
- Aturan pakai : 1x sehari 1 tab, sebelum tidur
- Indikasi : badan gatal
- Aturan penyimpanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : ngantuk, sakit kepala
MONITORING : apabila tidak ada penyembuhan lebih dari 1 mingu segera
kunjungi dokter kembali
45
a. Aspek administrasi ( Hj. Norhayati)
No. URAIAN PADA
RESEP
ADA TIDAK Pengatasan
Inscription
1 Identitas dokter:
2 Nama dokter √
3 SIP dokter √
4 Alamat dokter √
5 Nomor telepon √
6 Tempat dan tanggal √
penulisan resep
Invocatio
7 Tanggal resep diawal √
penulisan resep (R/)
Prescriptio/ Ordonatio
8 Nama Obat √
9 Kekuatan obat √
10 Jumlah obat √
11 Signatura √
12 Nama pasien √
13 Jenis Kelamin √
14 Umur pasien √
15 Berat badan √
16 Alamat pasien √
17 Aturan pakai obat √
18 Iter/ tanda lain
Subscriptio
19 Tanda tangan/ paraf √
dokter
b. Aspek farmasetis
No Kriteria Permasalahan Pengatasan
1 Bentuk sediaan Ada
2 Stabilitas obat Ada
3 Kompatibiltas Ada
4 Cara pemberian Ada
5 Jumlah dan aturan pakai Ada
46
c. Aspek klinis
1. Subjective
Keluhan : lutut dan pnggang sakit, badan sakit, kepala goyang, kaki bengkak,
dada sakit,
Riwayat penyakit : hipertensi, diabetes mellitus, jantung
2. Objective
Umur : 70 tahun
Tinggi badan : 146 cm
Berat badan : 65 kg
Tekanan darah :135/77 mmHg
Nafas : 18/menit
Detak nadi : 87/menit
IMT : 30,49
Lingkar perut : 91 cm
d. Assement
PROBLEM SUBJECTIVE OBJECTIVE TERAPI DRP
MEDIK
Sakit kepala Keluhan : lutut Umur : 70 Metformin C3.3 :
dan pinggang tahun 500 mg Regimen
sakit, badan Tinggi badan : dosis tidak
sakit, kepala 146 cm Simvastatin cukup sering,
goyang, kaki Berat badan : 10 mg tab pemakaian
bengkak, dada 65 cm metformin
sakit, Tekanan darah : Furosemid digunakan 2-
135/77 mmHg 40 mg tab 3x sehari 1
Riwayat Nafas : tab (basic
penyakit : 18/menit pharmacology
Diabetes Detak nadi : & drugs
mellitus 87/menit notes)
Hipertensi IMT : 30,49
jantung Lingkar perut : P2.1 Kejadian
91 cm obat mungkin
Gula darah terjadi, obat
darah : 209 furosemide
dapat
meningkatkan
kadar
metformin
(Medscape)
47
e. Plan
a. Terapi Farmakologi
- Metformin 1x sehari diganti menjadi 2x sehari 1 tablet
- Paracetamol 500 mg 3x sehari untuk badan, lutut dan pinggang yang
sakit
- Furosemide 40 mg 1x sehari 1/2 tablet jantung
- Amlodipine 5 mg 1x sehari untuk hipertensi
- Simvastatin 10 mg tab 1x sehari 1 tab untuk kolesterol
b. Terapi Non-Farmakologi
- Istirahat yang cukup
- lakukan aktivitas fisik 15 menit – 30 menit
- Perbanyak minum air putih
- Konsumsi makanan sayur dan buah-buahan
- Hindari makanan yang mengandung gula/manis
Monitoring
a. TTV : Gula darah terkontrol, hipertensi turun, suhu tubuh tetap normal
b. Efek Samping
● Metformin : mual, muntah, diare
● Simvastatin :
● Furosemide : hipersensitivitas
f. Konseling
1. Metformin 500 mg
- Aturan pakai : 2x sehari 1 tab, saat makan siang dan malam hari
- Indikasi : untuk mengatasi gula darah
- Aturan penyimpnanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : mual, muntah, diare
2. Paracetamol 500 mg
- Aturan pakai : 3x sehari 1 tab sesudah makan pagi, siang dan malam
- Indikasi : untuk sakit kepala, demam, meriang
48
- Aturan penyimpanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : ruam kulit, kerusakan hati
3. Simvastatin 10 mg
- Aturan pakai : 1x sehari 1 tab, sebelum tidur
- Indikasi : kolesterol
- Aturan penyimpanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : sakit kepala, sakit perut
4. Amlodipine 5 mg
- Aturan pakai : 1x sehari 1 tab, sebelum tidur
- Indikasi : menurunkan tekanan darah
- Aturan penyimpanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : edema, sakit kepala
5. Forusemide
- Aturan pakai : 1x sehari 1 tab pagi
- Indikasi : obat jantung
- Aturan penyimpanan : simpan di suhu ruang, jauhkan dari tempat
yang lembab dan basah, dan jauhkan dari jangkauan anak anak
- ESO : hipersensitivitas
MONITORING : apabila tidak ada penyembuhan lebih dari 1 minggu segera
kunjungi dokter kembali
49
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
50
mahasiswa/i calon Apoteker disarankan untuk lebih aktif mencari
informasi mengenai praktek kefarmasian dibidang pemerintahan, terutama
Puskesmas sesuai dengan perkembangannya.
51
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, C. S. de, Miccoli, L. S., Andhini, N. F., Aranha, S., Oliveira, L. C. de,
Artigo, C. E., Em, A. A. R., Em, A. A. R., Bachman, L., Chick, K., Curtis,
D., Peirce, B. N., Askey, D., Rubin, J., Egnatoff, D. W. J., Uhl Chamot, A.,
El‐Dinary, P. B., Scott, J.; Marshall, G., Prensky, M., … Santa, U. F. De.
(2016). No PERMENKES 74 2016. Revista Brasileira de Linguística
Aplicada, 5(1), 1689–1699.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://
hipatiapress.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://
www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://
mckinseyonsociety.com/downloads/reports/Educa
52
LAMPIRAN
Lampiran 1 Manajemen
53
Gambar 3 Rak Penyimpanan Sirup
54
Gambar 5 Lemari Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
55
Gambar 7 Kartu Stock
Gambar 8 Etiket
56
Lampiran 2 Kegiatan
Gambar 9 Posyandu
57
Gambar 11 Penyuluhan Obat Tambah Darah
58
Gambar 13 Pemeriksaan ke Panti dan Penyerahan obat
59
Gambar 14 Pengembalian Obat ke Gudang Farmasi
60