Disusun Oleh :
Disetujui Oleh:
( apt. Agus Achmad Hamdani, S.Si., MH. ) ( apt. Nur Khasanah, S.Far )
NIP : 19720110 200604 1 006 503/1072/0113/SIP.APT/DPMPTSP/2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga dapat terselesaikannya
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Pemerintahan Daerah Kabupaten
Tasikmalaya Dinas Kesehatan dan Pengendalian penduduk dan UPTD Singaparna
berlangsung pada tanggal 1 Maret hingga 13 Maret 2021 dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar.
Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Apoteker di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya dan merupakan
penerapan atas berbagai ilmu pengetahuan yang telah didapat selama masa
perkuliahan. Keberhasilan penulis dalam melaksanakan pembuatan laporan
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) tentunya tidak lepas dari dukungan,
bantuan, dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Tati Dedah, M.Bsc.,M.Kes selaku ketua Yayasan Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya
2. Ibu Hj. Enok Nurliawati, S.Kp., M.Kep selaku ketua STIKes Bakti Tunas
Husada Tasikmalaya
3. Ibu apt. Hj. Nur Rahayuningsih, M.Si selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker STIKes BTH Tasikmalaya
4. Ibu apt. Keni Idacahyati, M.Farm selaku pembimbing Internal STIKes BTH
Tasikmalaya, yang telah memberikan arahan dan masukan nya selama
penyusunan laporan ini
5. Seluruh staf Pemerintahan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Dinas Kesehatan
dan Pengendalian Penduduk dan UPTD Puskesmas Singaparna, atas
bimbingan dan kerjasamanya selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA)
6. Seluruh dosen pengajar PSPA STIKes BTH Tasikmalaya yang telah
memberikan bekal ilmu yang bermanfaat demi kelancaran pelaksanaan PKPA
Industri.
7. Suami, orang Tua, saudara, dan seluruh keluarga atas doa, cinta, perhatian dan
dukungan baik moral maupun material yang selalu diberikan selama
menempuh pendidikan, pelaksanaan, dan terselesaikannya PKPA ini.
ii
8. Teman-teman seperjuangan Apoteker Angkatan III yang selalu ada saat suka
dan duka, selalu saling menyemangati serta mendukung baik moral maupun
material, serta teman dan pihak lain yang turut membantu demi kelancaran
PKPA ini.
Semoga laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Pemerintahan
Daerah Kabupaten Tasikmalaya Dinas Kesehatan dan Pengendalian penduduk dan
UPTD Singaparna dapat membantu dan memberikan sumbangan yang berarti bagi
banyak pihak dalam memperoleh pengetahuan dan informasi bagi generasi yang
akan datang dalam melakukan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
2.2.1. Sejarah ........................................................................................
8
2.2.2. Visi, Misi, dan Tujuan Puskesmas Singaparna...........................
9
2.2.3. Struktur Organisasi .....................................................................
10
BAB IIIKEGIATAN DI DINAS KESEHATAN DAN PUSKESMAS
SERTA PEMBAHASAN....................................................................
12
3.1. Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten
Tasikmalaya ................................................................................
12
3.2. Puskesmas Singaparna.................................................................
19
3.3. Tugas Khusus..............................................................................
27
BAB IV PENUTUP............................................................................................
33
4.1. Kesimpulan..................................................................................
33
4.2. Saran............................................................................................
33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
35
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bidang Kefarmasian Dinas Kesehatan
Kabupaten Tasikmalaya..............................................................
7
Gambar 2.4 UPTD Puskesmas Singaparna.....................................................
8
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Farmasi UPTD Puskesmas Singaparna.......
10
Gambar 2.6. Struktur Organisasi Farmasi UPTD Puskesmas Singaparna ......
11
Gambar 3.1 Data Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Singaparna..................
27
Gambar 3.2 Alur Pelayanan Resep Puskesmas Singaparna............................
28
Gambar 3.3 Alur Pasien Rawat Jalan Puskesmas Singaparna........................
29
Gambar 3.4 Denah Lokasi Ruang Farmasi di Puskesmas Singaparna
(Denah Lokasi Tampak Dari Atas)..............................................
30
Gambar 3.5 (Denah Lokasi Bagian Gudang Tampak Dari Atas)....................
30
Gambar 3.6 (Denah Lokasi Gudang, Ruang Racik, Penerimaan Resep
Tampak Dari Atas)......................................................................
31
Gambar 3.7 (Denah Lokasi Ruang Farmasi Tampak dari Depan)..................
31
Gambar 3.8 (Denah Lokasi Ruang Racik dan Penerimaan Resep Tampak
Dari Atas)....................................................................................
32
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Lampiran 14 Tempat Konseling.....................................................................
49
Lampiran 15 Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA)Secara Daring dan Luring............................................
50
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
merata, dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan
masyarakat. Pelayanan kesehatan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia yang ditentukan oleh tingkat atau derajat kesehatan dari setiap
manusia. Puskesmas memiliki tujuan yaitu mendukung tercapainya pembangunan
kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.
Pelayanan farmasi saat ini telah bergeser orientasinya dari obat kepada pasien
dengan berasaskan Pharmaceutical Care. Sebagai konsekuensinya apoteker
dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilakunya agar
dapat melakukan interaksi langsung dengan pasien. (PerMenkes no 43, 2019)
Mengingat pentingnya peran apoteker, maka dibutuhkan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) sebagai sarana belajar untuk mempersiapkan calon
apoteker yang dapat memahami dan menguasai seluruh kegiatan di puskesmas
serta mampu menyiapkan terobosan baru dalam pengembangan pelayanan
Puskesmas pada masa yang akan datang melalui program Praktek Kerja Profesi
Apoteker. Praktek Kerja Profesi Apoteker ini mengharapkan agar calon apoteker
tersebut selama praktek kerja profesi dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
dimilikinya selama perkuliahan baik praktek maupun teori sehingga pada saat
menjadi apoteker dapat terjun ke masyarakat dan menjadi apoteker yang dapat
menjalankan profesi dengan kemampuan kefarmasian yang baik, kemampuan
organisasi yang bagus dan memiliki jiwa kepemimpinan serta kemampuan
berkomunikasi dengan baik. Dalam Praktek Kerja Profesi Apoteker STIKes Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya bekerja sama dengan Puskesmas Singaparna
Kabupaten Tasikmalaya untuk mengadakan program PKPA di Puskesmas yang
nantinya dapat menjadikan bekal yang baik untuk siap mengabdi secara
profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
(Permenkes No 74, 2016)
1.2. Kompetensi Farmasi di Pemerintahan
3
4
5
2.1.2 Visi dan Misi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten
Tasikmalaya
1. Visi Dinas Kesehatan
Tercapainya masyarakat Kabupaten Tasikmalaya yang mandiri untuk
hidup sehat.
Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya Sehat Yang Mandiri adalah sikap
dan kondisi dimana masyarakat Kabupaten Tasikmalaya tahu, mau dan
mampu untuk mengenali mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan
yang dihadapi sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan akibat penyakit,
bencana, lingkungan dan perilaku buruk, serta mampu memenuhi
kebutuhannya untuk lebih meningkatkan kesehatannya dengan mengandalkan
kemampuan dan kekuatan sendiri.
2. Misi Dinas Kesehatan
Dalam mengantisipasi kondisi permasalahan yang ada serta
memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang
dimiliki, untuk mencapai Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya yang Mandiri
untuk Hidup Sehat maka rumusan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten
Tasikmalaya telah ditetapkan dalam dua Misi yaitu :
1) Menurunkan kematian akibat penyakit dan kematian yang terkait dengan
proses kehamilan, persalinan dan nifas
2) Menurunkan angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular (Profil
Kesehatan Kab. Tasik, 2018).
3. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan
Pelayanan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya ditunjang
dengan rincian Struktur Organisasi sebagai berikut :
Susunan organisasi dinas kesehatan, terdiri dari :
6
1) Kepala Dinas
2) Sekretariat, membawahkan
a) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan:
b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
c) Sub Bagian Keuangan dan Aset.
3) Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan :
a) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi.
b) Seksi promosi dan Pemberdayaan Masyarakat.
c) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga.
4) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, membawahkan:
a) Seksi Surveilans dan Imunisasi.
b) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
c) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
5) Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahkan :
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer.
b) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan.
c) Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan.
6) Bidang Sumber daya kesehatan, membawahkan:
7
KEPALA
BIDANG SUMBER
DAYA
Dr. H. Bonbon
STAF FARMASI
Hj. Rahmaasih SAG, S.kep. Ners Apt. Mira Miratul Jannah, M. Farm
12
13
3) Pembinaan
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
kabupaten di bidang kesehatan serta tugas lain yang diberikan oleh
Bupati, dinas kesehatan melakukan pembinaan teknis di bidang
kesehatan yang meliputi kegiatan promosi dan higiene sanitasi,
penanggulangan penyakit menular, pelayanan kesehatan dan
kefarmasian, serta kegiatan pembinaan kesehatan masyarakat.
b. UPTD Farmasi
1) Perencanaan
Perencanaan kebutuhan obat merupakan kegiatan dalam
pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai
dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat
dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan.
perencanaan kebutuhan obat di UPT Farmasi kabupaten tasikmalaya
menggunakan 2 metode, meliputi:
a) Metode konsumsi
b) Metode morbiditas (pola penyakit).
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
Formularium Nasional. Proses perencanaan kebutuhan Sediaan
Farmasi di dinas kesehatan Kabupaten Tasikmalaya mengacu pada
data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dari puskesmas.
2) Pengadaan
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai di Dinas Kesehatan sesuai dengan perencanaan kebutuhan
yang telah dibuat permintaan dan diajukan kepada Dinas Kesehatan
provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan pemerintah daerah setempat. Permintaan obat di dinas
kesehatan dan pengendalian penduduk Kabupaten Tasikmalaya dengan
menggunakan sistem E-katalog.
16
3) Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan
memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada
tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang
dapat merusak mutu obat.
Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk:
a) Memelihara mutu obat
b) Menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab
c) Menjaga kelangsungan persediaan
d) Memudahkan pencarian dan pengawasan
Penyimpanan obat di UPTD Farmasi menggunakan metode
FIFO ( First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) yaitu
obat yang masa kadaluarsa lebih awal atau yang diterima lebih awal
harus digunakan lebih awal sebab umumnya obat yang datang lebih
awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan umumnya relatif lebih
lama masa kadaluarsanya mungkin lebih awal, dan sesuai bentuk
sediaan.
4) Distribusi
Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
pengeluaran dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin
keabsahan serta tepat jenis dan jumlah dari instalasi farmasi secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan
kesehatan.
Tata Cara Pendistribusian Obat
a) IF di Kabupaten/ Kota melaksanakan distribusi obat ke Puskesmas
di wilayah kerjanya sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit
pelayanan kesehatan.
b) Puskesmas Induk mendistribusikan kebutuhan obat-obatan untuk
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Unit Pelayanan
Kesehatan lainnya yang ada di wilayah binaannya.
17
b. Permintaan
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.
Pengadaan sediaan farmasi dan BMHP Puskesmas Singaparna
terdiri dari :
1) Dana Alokasi Khusus (DAK) dari APBN
2) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Badan Penyelenggara
Kesehatan Nasional
Obat DAK dan JKN dikelola oleh Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk. Permintaan obat dengan menggunakan LPLPO.
LPLPO merupakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan obat
dalam jangka waktu sebentar/ 1 bulan.
c. Penerimaan
Kegiatan penerimaan obat yang datang ke Puskesmas Singaparna
dilakukan oleh Apoteker yang bertanggung jawab di unit farmasi
puskesmas. Ketika obat dan BMHP datang, tenaga kefarmasian akan
memeriksa sediaan farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas. Petugas yang
berwenang melakukan pemeriksaan yang meliputi nama obat, dosis obat,
bentuk sediaan, kesesuaian jumlah fisik obat, waktu kadaluwarsa obat dan
kondisi fisik obat. Kemudian dicatat dalam Pembukuan Penerimaan
Barang.
Ketika terdapat obat yang tidak sesuai seperti obat kadaluwarsa,
atau obat rusak maka pihak farmasi puskesmas mengkonfirmasi kembali
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten dengan melampirkan surat penolakan
penggantian obat kadaluwarsa atau rusak dapat dilakukan pada bulan
tersebut ketika stok obat atau BMHP masih tersedia di Dinas Kesehatan.
21
Gambar 3.1
Data Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Singaparna
28
Penerimaan Resep
Penomoran Resep
Pengkajian Resep
Entri Resep
Gambar 3.2
Alur Pelayanan Resep Puskesmas Singaparna
29
Pasien Datang
(Skrining)
Tidak Lolos
Lolos
Tidak Ada Gejala Atau Riwayat
Ruang IGD Covid
Pendaftaran
Pendaftaran Oleh Petugas
Penyiapan Resep
Penyerahan Obat Ke Petugas
Gambar 3.3
30
Gambar 3.4
Denah Lokasi Ruang Farmasi di Puskesmas Singaparna
(Denah Lokasi Tampak Dari Atas)
Gambar 3.5
(Denah Lokasi Bagian Gudang Tampak Dari Atas)
32
Gambar 3.6
(Denah Lokasi Gudang, Ruang Racik, Penerimaan Resep Tampak Dari Atas)
Gambar 3.7
(Denah Lokasi Ruang Farmasi Tampak dari Depan)
33
Gambar 3.8
(Denah Lokasi Ruang Racik dan Penerimaan Resep Tampak Dari Atas)
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker di Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya dan Puskesmas Singaparna,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan kegiatan yang menyangkut kefarmasian di Dinas Kesehatan
dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya terbagi menjadi
Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan UPTD Farmasi. Seksi
Kefamasian dan Alat Kesehatan meliputi rekomendasi izin, pembinaan
dan pengawasan. Sedangkan UPTD Farmasi meliputi perencanaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pencatatan dan pelaporan.
2. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di
UPTD Puskesmas Singaparna meliputi perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan, pencatatan dan pelaporan.
3. Pelayanan kefarmasian mencakup kegiatan pelayanan farmasi klinik di
UPTD Puskesmas Singaparna meliputi pengkajian resep dan pelayanan,
Pelayanan Informasi Obat (PIO), Monitoring Efek Samping Obat
(MESO), konseling.
4. Pemberdayaan masyarakat di UPTD Puskesmas Singaparna yang
dilakukan oleh Apoteker meliputi Gema Cermat (Gerakan Masyarakat
Cerdas Menggunakan Obat) dan penyuluhan penyalahgunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif).
4.2. Saran
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker di Pemerintahan pada
tanggal 01 Maret 2021-13 Maret 2021, beberapa hal yang dapat menjadi saran
antara lain:
34
35
Depkes RI, 2009, Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, Jakarta
36
LAMPIRAN 1
37
38
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
Penyimpanan Obat
43
LAMPIRAN 7
Gudang Obat
44
LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN 10
COPY RESEP
47
LAMPIRAN 11
LAMPIRAN 12
Pencatatan Kartu Stock dan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO)
49
LAMPIRAN 13
LAMPIRAN 14
Tempat Konseling
51
LAMPIRAN 15