Anda di halaman 1dari 83

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) PUSKESMAS


PRODI FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN, UNIVERSITAS SARI MULIA

DI
UPTD PUSKESMAS GADANG HANYAR
(Tanggal 18 s.d 6 April 2019)

Disusun oleh :
Raudatul Jannah 11194761920029

Rizka Appriliani 11194761920030

Muhammad Rizky Rais 11194761920059

PRODI FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) PUSKESMAS
DI
UPTD PUSKESMAS GADANG HANYAR
(Tanggal 18 s.d 6 April 2019)

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian praktik


kerja lapangan (PKL) pada Prodi Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas
Sari Mulia
Banjarmasin

Disusun oleh :
Raudatul Jannah 11194761920029

Rizka Appriliani 11194761920030

Muhammad Rizky Rais 11194761920059

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Apoteker Penanggung Jawab PKL


Prodi Farmasi, Universitas Sari Puskesmas Gadang Hanyar
Mulia

Iwan Yuwindry, M.Farm.,Apt Ade Syarif Hakim, S.Si.,Apt


NIK. 1166102017106 NIP. 197703092011011002
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat melaksanakan tugas dan
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Tidak lupa pula kami
haturkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta sahabat dan keluarga beliau.
Penulisan laporan ini merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban
terhadap pelaksanaan PKL yang telah ditempuh selama 3 minggu mulai tanggal
18 Maret 2019 sampai dengan 6 April 2019 di Puskesmas Gadang Hanyar.
Penyelesaian laporan PKL ini tidak lepas dari bantuan dan doa dari keluarga dan
rekan-rekan yang telah mendukung. Pada kesempatan ini tidak lupa penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Noval, S.Farm, M.Farm., Apt Selaku Ketua Jurusan Farmasi, Fakultas
Kesehatan Universitas sari Mulia.
2. Bapak dr. Muhammad Sayukani selaku Kepala Puskesmas yang telah
memberikan izin PKL di Puskesmas Gadang Hanyar.
3. Bapak Ade Syarif Hakim, S.Si.,Apt selaku Apoteker Pengelola Apotek (APA)
di Puskesmas Gadang Hanyar.
4. Bapak Iwan Yuwindry, M.Farm.,Apt selaku dosen pembimbing yang telah
membantu mengarahkan dan membimbing dalam penyusunan laporan ini.
5. Seluruh karyawan dan karyawati Puskesmas Gadang Hanyar yang sudah
memberikan bimbingan dan arahan selama menjalankan PKL.
6. Seluruh dosen Jurusan Farmasi, fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia.
Penyusun berharap PKL ini dapat membuahkan hasil yang baik dan
bermanfaat sehingga dapat menjadi panduan dalam menghadapi persaingan dan
lingkungan kerja yang semakin penuh tantangan di masa yang akan datang.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih banyak
terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penyusun berharap
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata, penyusun mengucapkan mohon maaf apabila dalam
penyusunan laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga laporan ini
dapat berguna bagi para pembaca.

Banjarmasin, April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................
1.1. Latar Belakang.............................................................................
1.2. Tujuan PKL Puskesmas...............................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................
2.1. Dinas Kesehatan..........................................................................
2.2. Puskesmas Secara Umum............................................................
2.3. Puskesmas Gadang Hanyar.........................................................
BAB III. SOP DAN MANAJEMEN APOTEK...................................................
3.1. SOP dan Metode Perencanaan.....................................................
3.2. SOP dan Metode Permintaan.......................................................
3.3. SOP dan Metode Penerimaan......................................................
3.4. SOP dan Metode Penataan dan penyimpanan.............................
3.5. SOP dan Metode Pendistribusian................................................
3.6. SOP dan Metode Pengendalian...................................................
3.7. SOP dan Metode Pencatatan.......................................................
3.8. SOP dan Metode Pelaporan ........................................................
3.9. SOP dan Metode Pemusnahan.....................................................
3.10. Struktur Organisasi Puskesmas...................................................
BAB IV. ALUR PELAYANAN RESEP.............................................................
4.1. Alur Pelayanan Resep..................................................................
4.2. Proses Penyerahan Obat kepada Pasien......................................
4.3. Pelayanan Informasi Obat kepada Pasien....................................
BAB V. ANALISIS RESEP...............................................................................
5.1. Membaca dan Menulis ulang Resep............................................
5.2. Skrining Resep.............................................................................
5.3. Analisis Resep pada Penyakit Akut.............................................
5.4. Proses Monitoring Resep.............................................................
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan berperan penting dalam kehidupan setiap manusia, karena
kesehatan merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya
manusia. Kesehatan yang optimal dapat diperoleh dengan melakukan upaya
kesehatan, yaitu setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah.
Instalasi kesehatan yang didirikan oleh pemerintah guna untuk
membantu menjamin kesehatan masyarakat yang kurang mampu. Instalasi
kesehatan yang didirikan oleh pemerintah guna membantu masyarakat
kurang mampu seperti puskesmas sangatlah membantu menjaga kesehatan
masyarakat, tetapi sejalan dengan perubahan puskesmas harus mampu
mengelola alat kesehatan dan obat-obatan dengan baik. Puskesmas
memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan sebaik-
baiknya.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah kerja
Puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih
dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
Puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa/
kelurahan atau dusun/rukun warga (RW).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup 4 indikator utama,
yaitu lingkungan sehat,  perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan derajat kesehatan  penduduk serta mendukung tercapainya
pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
mandiri dalam hidup sehat. Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, Puskesmas
perlu ditunjang dengan pelayanan kefarmasian yang bermutu.
Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sumber daya (SDM,
sarana  prasarana, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta
administrasi) dan pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan
obat, penyerahan obat, informasi obat dan  pencatatan serta penyimpanan
resep) dengan memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, sarana dan metode
tatalaksana yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan.
Maka dari itu penting bagi seorang farmasis mengasah dan memperbarui
kemampuan atau sumber dayanya untuk menambah keilmuan tentang
farmasi.
Univesitas Sarimulia Banjarmasin sebagai salah satu institusi
pendidikan yang mengajarkan tentang ilmu kefarmasian memberikan
pelatihan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Ruang Farmasi Puskesmas
karena ilmu yang telah di pelajari akan berguna dan akan berkembang pada
saat melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Sehingga dengan adanya
Praktik kerja lapangan (PKL) ini, diharapkan peserta didik nantinya dapat
memahani dan mendapatkan gambaran nyata mengenai tugas dan tanggung
jawabnya sebagai ahli farmasi di puskesmas.

1.2 Tujuan PKL Puskesmas


1. Meningkatkan pemahaman calon sarjana farmasi tentang peran, fungsi,
posisi dan tanggung jawab sarjana farmasi dalam pelayanan
kefarmasian di puskesmas.
2. Membekali calon sarjana farmasi agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di puskesmas.
3. Memberikan kesempatan kepada calon sarjana farmasi untuk melihat
dan mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
dalam rangka peningkatan pelayanan praktik kefarmasian di puskesmas.
4. Mempersiapkan calon sarjana farmasi dalam memasuki dunia kerja
sebagai tenaga farmasi yang profesional.
5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasiaan
di puskesmas.
6. Memberikan kesempatan calon sarjana farmasi untuk berkomunikasi
dengan tenaga kesehatan lainnya yang ada di puskesmas dalam
peningkatan pelayanan kesehatan.

1.3 Manfaat PKL Puskesmas


1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab sarjana farmasi
dalam pengelolaan dan pelayanan di puskesmas.
2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di
puskesmas.
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di puskesmas.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi sarjana farmasi yang
professional.
5. Meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan tenaga
kesehatan lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dinas Kesehatan


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah satuan kerja pemerintahan
daerah kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang kesehatan di kabupaten/kota (Permenkes,
2014).
Dinas kesehatan dalam melaksanakan tugasnya menyelanggarakan
fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan
perbekalan kesehatan serta sumber daya kesehatan.
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan
perbekalan kesehatan serta sumber daya kesehatan.
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelayanan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit,pelayanan
kesehatan,kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta sumber daya
kesehatan.
4. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya.
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

2.2. Puskesmas Secara Umum


Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang disebut dengan Puskesmas
adalah unit pelaksana teknik dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu
wilayah kerja (Permenkes, 2016).
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua
penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur,
sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Ferry, 2009).
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes, 2014).
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005).

2.3. Puskesmas Gadang Hanyar


2.3.1 Geografi dan Batas Wilayah
Puskesmas Gadang Hanyar awalnya terletak di wilayah kecamatan
Banjarmasin Timur kota Banjarmasin yang sebelumnya merupakan
puskesmas pembantu (pustu) dari puskesmas sungai mesa. Meningkatnya
tuntutan pelayanan kesehatan maka pada tanggal 29 Februari 1991oleh
walikota H. Sodjoko diresmikan menjadi puskesmas Gadang Hanyar yang
membawahi satu keseluruhan yaitu kelurahan gadang. Puskesmas induk
terletak di jalan Ais Nasation RT 20 No 20 Banjarmasin dengan luas tanah
493 m2.
Pada tahun 1997 puskesmas Gadang Hanyar wilayah kerjanya
diperluas menjadi 2 kelurahan, yaitu kelurahan Gadang Hanyar dan
kelurahan Sungai Baru. Pada tahun 2004 seiring dengan perkembangan
pemerintahan daerah terjadi pemekaran kota Banjarmasin menjadi 5
kecamatan maka sekarang puskesmas Gadang Hanyar berada di wilayah
kecamatan Banjarmasin Tengah dan mendapat 1 wilayah kerja lagi yaitu
pekapuran laut.
Pada akhir tahun 2008 puskesmas Gadang Hanyar mendapatkan
tempat baru yang diperoleh dari pemberian pemerintahan kota Banjarmasin
dengan luas tanah 432 m2 di kelurahan pekapuran laut kecamatan
Banjarmasin tengah. Puskesmas induk Gadang Hanyar menempati lokasi
baru pada tanggal 1 Februari 2009 sampai sekarang, sedangkan tempat yang
lama menjadi pustu gadang.
Wilayah kerja puskesmas Gadang Hanyar adalah sebagai berikut:
No Kelurahan Luas Wilayah

1. Pekapuran laut ± 0,64 km2

2. Sungai baru ±0,94 km2

3. Gadang ± 0,64 km2

Jumlah ± 2,22 km2

Tabel 1. Wilayah kerja puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin

Berdasarkan letak geografis batas-batas wilayah kerja puskesma Gadang


Hanyar yaitu:
1. Sebelah utara : Kelurahan seberang mesjid
2. Sebelah selatan : Kelurahan kelayan laut
3. Sebelah timur : Kelurahan antasan besar
4. Sebelah barat : Kelurahan melayu
Data kependudukan dari puskesmas Gadang Hanyar tahun 2018
yaitu:
Jumlah penduduk (jiwa)
No Kelurahan RT
Total

1. Sungai baru 18 6.904 Laki-laki : 3.482


Perempuan : 3.422

2. Pekapuran laut 20 5.816 Laki-laki : 2.898


Perempuan : 2.918

3. Gadang 16 7.548 Laki-laki : 3.838


Perempuan : 3.710

Jumlah 54 20.268

Tabel 2. Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Gadang


Hanyar tahun 2018

2.3.2 Tugas dan Fungsi Puskesmas Gadang Hanyar


a. Falsafah
Puskesmas adalah unit pelayanan teknik dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas Gadang
Hanyar memiliki 3 wilayah kerja yaitu kelurahan pekapuran laut,
kelurahan sungai baru dan kelurahan gadang.
b. Visi
Visi dari puskesmas Gadang Hanyar yaitu mewujudkan pelayanan
kesehatan berkualitas menuju masyarakat Banjarmasin sehat,
mandiri dan berkeadilan.
c. Misi
Misi dari puskesmas Gadang Hanyar yaitu sebagai berikut:
1. Mendorong kemandirian perilaku sehat bagi masyarakat di
wilayah kerja puskesmas Gadang Hanyar.
2. Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau
dan berkeadilan.
3. Menggerakan peran aktif masyarakat dalam mewujudkan
lingkungan yang sehat.
4. Membangun profesionalisme dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal baik individu, keluarga dan masyarakat.
d. Motto
Motto dari puskesmas Gadang Hanyar adalah “kita adalah tim”
artinya bahwa dalam setiap kegiatan semua staf wajib bekerja sama
untuk mencapai hasil dari tujuan tersebut, bila ada satu kesalahan
maka yang akan disebut orang adalah puskesmas Gadang Hanyar
bukan induvidunya.
BAB III
SOP DAN MANAJEMEN PUSKESMAS

3.1. SOP dan Metode Perencanaan


Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan
Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang mendekati kebutuhan;
2. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
3. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di
Puskesmas. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi
Sediaan Farmasi periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan
rencana pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan,
dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan
secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data
pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi
Puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia
dan memperhitungkan waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta
menghindari stok berlebih (Permenkes, 2016).
Perencanaan perbekalan farmasi pada Puskesmas Gadang Hanyar
terbagi menjadi dua yaitu perencanaan tahunan dan perencanaan bulanan.
1. Perencanaan Tahunan
a. Menggunakan Dana APBD
Penggunaan dana APBD dengan membuat RKO (Rencana
Kebutuhan Obat) selama 1 tahun menggunakan metode konsumsi
dan didiskusikan jumlah dan item obat kepada dokter atau dokter
gigi (sebagai penulis resep dan juga pemegang program. Obat yang
direncanakan berdasarkan data yang ada pada LPLPO, selain itu
dapat pula dengan mengajukan obat lain diluar dari daftar LPLPO.
RKO dibuat menggunakan format yang sudah dibuat oleh kepala
instalasi farmasi (gudang). Pemesanan obat dilakukan oleh Dinas
Kesehatan. Perencanaan dilakukan untuk 18 bulan (6 bulan sebagai
buffer stock).
b. Menggunakan Dana JKN
Penggunaan dana JKN dengan membuat RKO selama 1 tahun
berdasarkan metode konsumsi. Selain itu juga melihat dari
kebutuhan obat tahun lalu dan melihat ketersediaan obat di gudang
dinas yang sering kosong. Obat yang direncanakan berdasarkan
daftar obat yang ada di e-katalog. Obat dipesan menggunakan
aplikasi LPSE yang dilakukan oleh apoteker yang di tunjuk oleh
kepala puskesmas.
2. Perencanaan Bulanan
Perencanaan bulanan menggunakan metode konsumsi dan epidemiologi
yang bertujuan untuk memenuhi ketersediaan obat selama satu bulan
untuk pelayanan. Obat yang direncanakan di tulis pada kolom
permintaan pada LPLPO.
Perencanaan di Puskesmas Gadang Hanyar melalui beberapa tahapan
yang dapat dilihat pada bagan berikut :
Petugas farmasi menyusun RKO satu tahun kedepan

Mengajukan RKO kepada kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas menyetujui RKO, diajukan ke GFK Banjarmasin

Petugas farmasi menyediakan obat mengacu formularium obat


Puskesmas Gadang Hanyar

Petugas farmasi membuat LPLPO setiap bulan untuk memperoleh


obat yang bersumber dari GFK Banjarmasin

Gambar 3.1 Alur Perencanaan Di Puskesmas Gadang Hanyar

Perencanaan obat dan perbekalan farmasi di Puskesmas Gadang Hanyar


sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang direncanakan untuk
pemakaian perbulan dan pertahun. Perencanaan dilakukan dengan
menggunakan metode konsumsi dan epidemiologi yang kemudian dibuat
LPLPO dan diserahkan ke GFK untuk dilaporkan.

3.2. SOP dan Metode Permintaan


Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah proses kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di Puskesmas
dan Sub Unit Layanan. Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan
yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan kebijakan pemerintah daerah setempat. (Permenkes, 2016)
Permintaan perbekalan farmasi yang dilakukan pada Puskesmas
Gadang Hanyar dengan menggunakan LPLPO dimana Ruang Farmasi
Puskesmas Gadang Hanyar akan tutup buku setiap tanggal 25 dan pada
tanggal 1 bulan berikutnya LPLPO paling lambat diserahkan ke Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin. LPLPO yang diserahkan ke gudang farmasi
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin akan dijadikan dasar untuk permintaan
obat Puskesmas. Selanjutnya, obat akan di distribusikan ke puskesmas
sesuai jadwal. Obat JKN dipesan langsung melalui aplikasi LPSE yang akan
dikirim ke Puskesmas selama 3-6 bulan.
Permintaan di Puskesamas Gadang Hanyar melalui beberapa tahapan
yang dapat dilihat pada bagan berikut :
a. Dana APBD

Petugas farmasi membuat LPLPO

Mengirim LPLPO ke GFK

GFK memproses permintaan obat dan BMHP

Gambar 3.2.1 Alur Permintaan Di Puskesmas Gadang Hanyar


dengan Dana APBD

b. Dana JKN
Puskesmas membuat daftar RKO sesuai dana JKN dan daftar obat di
ekatalog

Input pesanan melalui sistem LPSE

Cek jadwal dari penyedia, apakah dilayani atau tidak

Pesanan dilayani Pesanan di tolak

Permintaan diproses Pesanan dibatalkan

Menunggu barang datang

Gambar 3.2.2 Alur Permintaan Di Puskesmas Gadang Hanyar


dengan Dana JKN

Permintaan obat dan perbekalan farmasi di Puskesmas Gadang Hanyar


sesuai dengan peraturan yang berlaku menurut Peraturan Menteri Kesehatan
yaitu Apoteker yang ada di puskesmas melakukan permintaan obat dengan
menggunakan LPLPO yang diajukan ke GFK Banjarmasin.

3.3. SOP dan Metoe Penerimaan


Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan
Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu. Tenaga Kefarmasian
wajib melakukan pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan
jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan isi
dokumen LPLPO, ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian, dan diketahui
oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga
Kefarmasian dapat mengajukan keberatan. Masa kedaluwarsa minimal dari
Sediaan Farmasi yang diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di
Puskesmas ditambah satu bulan. (Permenkes, 2016)
Obat-obatan dan perbekalan farmasi yang telah diminta akan diantarkan
oleh pihak gudang farmasi ke Puskesmas Gadang Hanyar, kemudian akan
diterima oleh petugas apotek dan dicek kesesuaian obat yang datang
mencakup jumlah kemasan, jenis dan jumlah obat, expired date, kemasan
rusak atau tidak. Selanjtnya petugas penerima akan menandatangani surat
bukti tanda terima sebagai bukti bahwa telah menerima barang yang telah
dipesan. Jika ada yang tidak memenuhi syarat maka petugas penerima dapat
mengajukan keberatan dan jika terdapat kekurangan penerima barang wajib
menulis jenis obat yang kurang di LPLPO, kemudian petugas gudang
akanmengantarkan sisa obat yang kurang pada hari berikutnya. Obat dan
sediaan farmasi yang telah diterima akan dicatat pada kartu stok dan
disimpan di gudang puskesmas.

Penerimaan barang di Puskesmas Gadang Hanyar melalui beberapa


tahapan yang dapat dilihat pada bagan berikut :
a. Dana APBD
Barang datang

Cek LPLPO, apakah sesuai dengan permintaan

Cek nama obat, nomor batch, jumlah obat, tanggal kadaluwarsa,


kondisi fisik obat

Petugas farmasi menandatangani LPLPO di bagian penerimaan


barang

Buat laporan barang datang

LPLPO diarsipkan

Gambar 3.3.1 Alur penerimaan Barang di Puskesmas Gadang


Hanyar dengan Dana APBD

b. Dana JKN
Barang datang
Cek faktur, apakah sesuai dengan permintaan

Cek nama obat, nomor batch, jumlah obat, tanggal kadaluwarsa,


kondisi fisik obat

Petugas farmasi menandatangani faktur disertai stempel

Buat laporan barang datang

Faktur diarsipkan

Membuat surat pesanan dan surat perjanjian melaksanakan


pengadaan obat dengan penyedia (PBF)
Gambar 3.3.2 Alur penerimaan Barang di Puskesmas Gadang
Hanyar dengan Dana JKN

Penerimaan obat dan perbekalan farmasi di Puskesmas Gadang Hanyar


sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan yaitu ketika barang datang dari
GFK Banjarmasin dilakukan pengecekan terhadap kesesuaian barang datang
dengan isi dokumen LPLPO meliputi nomor batch, jumlah obat, tanggal
kadaluwarsa, kondisi fisik obat. Kemudian faktur ditandatangani oleh
Apoteker dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.

3.4. SOP dan Metode Penataan dan Penyimpanan


Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di
puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan
Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
4. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
5. tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
(Permenkes, 2016)
Penyimpanan obat di Puskesmas Gadang Hanyar sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan yaitu disimpan menurut bentuk sediaan,
alphabet dan menurut sistem FEFO dan FIFO. Pengeluaran obat di
Puskesmas Gadang Hanyar menggunakan sistem FEFO dan FIFO. Obat-
obatan narkotik dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus dan
terkunci yang memiliki dua pintu sesuai dengan persyaratan penyimpanan
obat narkotik dan psikotropik. Obat yang harus disimpan pada suhu khusus
disimpan di dalam lemari pendingin.

Penyimpanan obat di Puskesmas Gadang Hanyar melalui beberapa


tahapan yang dapat dilihat pada bagan berikut :
Penyimpanan obat dalam almari/rak obat atau diatas pallet sesuai
jenis dan bentuk sediaan dengan kartu stok disamping masing-masing
obat

penyimpanan obat pada suhu ruang yaitu 25-30˚C dan untuk obat
khusus (cold chain product) pada suhu 2-8˚C

Petugas farmasi melakukan pemantauan suhu ruang penyimpanan


saat masuk dan pulang kerja

Penyimpanan obat high alert di rak khusus terpisah dengan obat lain

Penyusunan obat LASA secara terpisah dan diberi tanda stiker LASA

Obat yang disimpan dalam kardus besar ditulis nama obat, jumlah isi
dan tanggal kadaluarsanya

Obat narkotika dan psikotropika dilemari khusus

Rotasi stok obat dengan sistem FEFO dan FIFO

Gambar 3.4 Alur Penatan dan Penyimpanan di Puskesmas Gadang


Hanyar

3.5. SOP dan Metode Pendistribusian


Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis,
mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:
1. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;
2. Puskesmas Pembantu;
3. Puskesmas Keliling;
4. Posyandu; dan
5. Polindes.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor
stock), pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau
kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan
dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock)
(Permenkes, 2016).
Distribusi obat dan perbekalan farmasi di Puskesmas Gadang Hanyar
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan yaitu dilakukan ke sub unit
pelayanan kesehatan di lingkungan puskesmas, meliputi kamar obat, pustu
(puskesmas pembantu), pusling (puskesmas keliling), posyandu lansia dan
balita, posbindu, UKK (Upaya Kesehatan Kerja), laboratorium, ruang
tindakan, KIA dan poli gigi.

Pendistribusian obat ke pasien menggunakan resep, yaitu pasien


langsung mendapat resep dari dokter yang kemudian ditebus di bagian
Ruang Farmasi puskesmas. Jumlah obat yang diberikan biasanya untuk
jangka waktu 3-5 hari, disesuaikan dengan persediaan obat yang ada di
gudang obat puskesmas.
Pendistribusian obat di Puskesmas Gadang Hanyar melalui beberapa
tahapan yang dapat dilihat pada bagan berikut :

Permintaan perbekalan farmasi dari sub unit (pustu, kamar obat,


dan ruang tindakan)

Permintaan diberikan ke gudang obat puskesmas

Sub unit mencatat permintaan di buku distribusi

Petugas gudang memproses permintaan dari sub unit

Pendistribusian ke sub unit

Gambar 3.5 Alur Pendistribusian Obat di Puskesmas Gadang


Hanyar

3.6. SOP dan Metode Pengendalian


Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di
unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:
1. Pengendalian persediaan;
2. Pengendalian penggunaan; dan
3. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa
(Permenkes, 2016).

Pengendalian obat dan perbekalan farmasi di Puskesmas Gadang


Hanyar sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan yaitu dilakukan dengan
cara melihat ketersediaan obat yang ada di gudang farmasi puskesmas.
Pengendalian persediaan dilakukan dengan menghitung stok yang tersedia.
Perhitungan stok dilakukan agar tidak terjadi kekurangan/kekosongan
persediaan. Pengendalian obat bertujuan agar obat tidak menumpuk/berlebih
di gudang farmasi dan menghindari obat kadaluarsa. Jika ada obat yang
memiliki expired date dekat, maka akan di informasikan ke dokter sebagai
penulis resep agar obat dapat diresepkan sesuai dengan keluhan pasien.
Pengendalian obat di Puskesmas Gadang Hanyar melalui beberapa
tahapan yang dapat dilihat pada bagan berikut :
Membuat permintaan rutin setiap bulan menggunakan formulir
LPLPO dengan jenis dan jumlah sesuai kebutuhan

Menerima obat dari GFK, dicatat dalam buku penerimaan barang

Menginventarisir obat dengan cara ditulis di kartu stok obat sebagai


pengendali stok dan melakukan stock op name setiap bulan

Menginformasikan kepada Menginformasikan kepada


petugas medis apabila ada obat petugas medis obat yang stoknya
yang stoknya berlebih untuk kosong agar dapat digantikan
menghindari terjadinya dengan obat lain dengan indikasi
kadaluarsa yang sama

Gambar 3.6 Alur Pengendalian Obat di Puskesmas Gadang Hanyar

3.7. SOP dan Metode Pencatatan


Pencatatan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
penatalaksanaan. Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
(Permenkes, 2014)
Pencatatan obat dan perbekalan farmasi di Puskesmas Gadang Hanyar
yaitu :
1. Gudang Obat
Setiap obat yang diterima maupun yang dikeluarkan akan dicatat oleh
petugas apotek ke dalam buku penerimaan dan pengeluaran obat, kartu
stok dan aplikasi pada komputer.
2. Kamar Obat
Semua jumlah obat yang dikeluarkan dari kamar obat kepada pasien
melalui resep, dicatat dalam register harian. Pelayanan posyandu dan
pusling, obat-obatan yang digunakan berasal dari kamar obat.
Selanjutnya pengeluaran obat akan diakumulasikan setiap bulannya
dalam register bulanan untuk membuat LPLPO kamar obat.
3. Pustu
Pengeluaran harian obat akan dicatat oleh petugas pustu pada register
harian yang kemudian diakumulasikan dalam register bulanan apotek
untuk mempermudah pembuatan LPLPO pustu.

Pencatanan di Puskesmas Gadang Hanyar melalui beberapa tahapan


yang dapat dilihat pada bagan berikut :
a. Pencatatan Obat
Pencatatan kesesuaian antara faktur, LPLPO dan barang yang datang
Mencatat pada kartu stok yang tersedia di rak obat setiap barang
masuk dan keluar

Mencatat suhu ruangan dan suhu lemari pendingin pada saat masuk
dan pulang kerja

Gambar 3.7.1 Alur Pencatatan Obat di Puskesmas Gadang Hanyar

b. Pencatatan Suhu
Petugas farmasi mencatat suhu gudang dan suhu kulkas pada pagi
dan siang hari

Mencatat suhu pada masing-masing form suhu

Gambar 3.7.2 Alur Pencatatan Suhu di Puskesmas Gadang Hanyar

Pencatatan di Puskesmas Gadang Hanyar sesuai dengan Peraturan


Menteri Kesehatan yaitu setiap obat dan perbekalan farmasi yang
didistribuikan ke unit pelayanan puskesmas, seperti kamar obat, ruang
tindakan, laboratorium, pustu dilakukan pencatatan penggunaan obat dari
gudang farmasi puskesmas. Pencatatan dilakukan untuk mempermudah
pelaporan.

3.8. SOP dan Metode Pelaporan


Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka penatalaksanaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara
tertib, baik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah sebagai bukti
bahwa pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai telah dilakukan,
sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan sumber
data untuk pembuatan laporan. (Permenkes, 2014)
Setiap akhir bulan tanggal 25 LPLPO yang dibuat setiap bulannya akan
tutup buku dan pelaporannya paling lambat diterima oleh Gudang Farmasi
Kota Banjarmasin setiap tanggal satu pada bulan berikutnya. LPLPO
tersebut berisi jumlah stok awal penerimaan, pemakaian, stok akhir, dan
permintaan obat yang telah dihitung berdasarkan kebutuhan yang ada.
Pelaporan narkotika dan psikotropika dilakukan setiap satu bulan sekali
yang ditujukan ke Gudang Farmasi, selanjutnya Gudang Farmasi yang akan
membuat laporan ke Kemenkes secara online menggunakan situs SIPNAP
(sistem pelaporan narkotik dan psikotropik) dengan tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, BPOM Banjarmasin,
dan sebagai arsip.
Pelaporan di Puskesmas Gadang Hanyar melalui beberapa tahapan
yang dapat dilihat pada bagan berikut :
Melaukan stock opname

Membuat LPLPO
Membuat laporan narkotik dan
(menggabungkan semua
psikotropik
pengeluaran dari sub unit)

Mengirim laporan ke GFK

Gambar 3.8 Alur Pelaporan di Puskesmas Gadang Hanyar

3.9. SOP dan Metode Pemusnahan


Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai bila:
1. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
2. telah kadaluwarsa;
3. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
4. dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
terdiri dari:
1. membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
akan dimusnahkan;
2. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
Pemusnahan di Puskesmas Gadang Hanyar terbagi menjadi dua, yaitu
pemusnahan obat dan pemusnahan resep. Pemusnahan obat atau Bahan
Medis Habis Pakai dari Puskesmas Gadang Hanyar di kembalikan ke GFK
Banjarmasin dan dibuar surat Berita Acara pengembalian obat untuk
dimusnahkan. Sedangkan pemusnahan resep dilakukan setiap 5 tahun sekali,
sebelum dimusnahkan resep ditimbang jumlahnya dan dimusnahkan dengan
disaksikan oleh Asisten Apoteker dan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.
Pemusnahan obat dan resep di Puskesmas Gadang Hanyar melalui
beberapa tahapan yang dapat dilihatpada bagan berikut:

a. Pemusnahan Resep

Resep ysng berumur minimsl 5 tshun


Menimbang beratnya untuk resep umum dan dihitung jumlah
lembarnya untuk resep narkotia dan psikotropika

Pemusnahan dilakukan di puskesmas dan membuat berita acara


pemusnahan

Disaksikan minimal oleh 1 orang tenaga teknis kefarmasian, Dinas


Kesehatan dan Apoteker

Gambar 3.9.1 Alur Pemusnahan Resep di Puskesmas Gadang


Hanyar

b. Pemusnahan Obat

Obat yang kadaluarsa atau rusak

Diserahkan ke GFK

Pemusnahan dilaukan secara terpusat oleh GFK

Gambar 3.9 Alur Pemusnahan Obat di Puskesmas Gadang


Hanyar

3.10. Struktur Organisasi Puskesmas Gadang Hanyar


Gambar 3.10 Struktur Organisasi Di Ruang Farmasi Puskesmas Gadang
Hanyar
BAB IV
ALUR PELAYANAN RESEP

4.1. Alur Pelayanan Resep


Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan resep merupakan suatu proses pelayanan terhadap permintaan
tertulis dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan yang diberikan kepada
apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku Pelayanan farmasi klinik bertujuan
untuk:
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan kefarmasian di
puskesmas.
2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,
keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan
pasien yang terkait dalam pelayanan kefarmasian.
4. Melaksanakan kebijakan obat di puskesmas dalam rangka
meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

Pelayanan farmasi klinik di puskesmas meliputi:


1. Pengkajian dan Pelayanan resep
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan
administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk
pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
b. Nama, dan paraf dokter.
c. Tanggal resep.
d. Ruangan/unit asal resep.
Persyaratan farmasetik meliputi:
a. Bentuk dan kekuatan sediaan.
b. Dosis dan jumlah Obat.
c. Stabilitas dan ketersediaan.
d. Aturan dan cara penggunaan.
e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).

Persyaratan klinis meliputi:


a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
b. Duplikasi pengobatan.
c. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.
d. Kontra indikasi.
e. Efek adiktif.

Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat


merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
menyiapkan/meracik Obat, memberikan label/etiket, menyerahan
sediaan farmasi dengan informasi yang memadai disertai
pendokumentasian. Hal bertujuan untuk pasien memperoleh obat
sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan serta memahami
tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan.

2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan
yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara
akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien. Hal ini bertujuan sebagai berikut:
a. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan
lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh
jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat
penyimpanan yang memadai).
c. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.
3. Konseling
Konseling merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan
penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat
pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan
dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar
mengenai obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan obat, efek
samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan
obat.
Kriteria pasien atau keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan
atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).
b. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya:
TB, DM, AIDS, epilepsi).
c. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus
(penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/off).
d. Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit
(digoksin, fenitoin, teofilin).
e. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa obat untuk
indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk
pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat
disembuhkan dengan satu jenis obat.
f. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan
mendapat risiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas, lanjut
usia, lingkungan sosial, karateristik obat, kompleksitas pengobatan,
kompleksitas penggunaan obat, kebingungan atau kurangnya
pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan obat
dan alat kesehatan perlu dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah
(Home Pharmacy Care) yang bertujuan tercapainya keberhasilan terapi
obat.

4. Visite Pasien
Visite pasien merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap
yang dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan
lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain. Hal ini
bertujuan untuk:
a. Memeriksa obat pasien.
b. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan obat
dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
c. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan
penggunaan obat.
d. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan
dalam terapi pasien.
Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan
terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan
Obat. Untuk itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah
(Home Pharmacy Care) agar terwujud komitmen, keterlibatan, dan
kemandirian pasien dalam penggunaan Obat sehingga tercapai
keberhasilan terapi Obat.

5. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Monitoring efek samping obat merupakan kegiatan pemantauan
setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang
terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Hal ini bertujuan untuk menemukan efek samping obat sedini mungkin
terutama yang berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang seta untuk
menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan terapi obat merupakan proses yang memastikan bahwa
seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. Hal ini
bertujuan untuk mendeteksi masalah yang terkait dengan obat dan
memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan
obat.
7. Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi penggunaan obat merupakan kegiatan untuk mengevaluasi
penggunaan obat secara terstruktur dan berkesinambungan untuk
menjamin obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan
terjangkau (rasional). Hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
pola penggunaan obat pada kasus tertentu dan melakukan evaluasi
secara berkala untuk penggunaan obat tertentu.

Setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik, harus dilaksanakan sesuai


standar prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional (SPO)
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang
mudah dilihat. Contoh standar prosedur operasional sebagaimana terlampir
(Permenkes, 2016).

4.1.1 Alur Pelayanan Resep di Puskesmas Gadang Hanyar


Pasien datang ke ruang farmasi dengan membawa resep dari dokter
puskesmas kemudian meletakkan resep ke tempat yang telah disediakan
lalu pasien mengambil nomor antrian. Resep yang telah diletakkan oleh
pasien diberi nomor urut sesuai dengan nomor yang diambil oleh pasien
tersebut. Pemberian nomor urut ini bertujuan untuk menghindari
tertukarnya resep dengan resep yang lain. Resep diambil oleh pertugas
farmasi kemudian dilakukan skrining resep meliputi aspek administratif
(nama pasien, umur pasien, alamat pasien, tanggal lahir pasien, nama
dokter), aspek farmasetik (nama obat, bentuk sediaan, kekuatan obat)
dan aspek klinis (ketepatan indikasi dan dosis). Obat disiapkan dan
dilakukan pemberian etiket. Penulisan etiket meliputi nama pasien,
tanggal penulisan resep, nama obat, aturan pakai obat, cara pemakaian
obat dan indikasi obat. Setelah dilakukan penulisan etiket dilakukan
pengecekan ulang terkait kesesuaian resep dengan obat yang telah
disiapkan. Selanjutnya pasien dipanggil sesuai dengan nomor urut dan
petugas harus menanyakan nama pasien untuk mengidentifikasi nama
pasien agar menghindari terjadinya kesalahan penyerahan resep. Obat
diserahkan disertai dengan pemberian penjelasan mengenai aturan pakai
obat, cara pemakaian obat, indikasi obat, cara penyimpanan obat serta
efek samping obat yang memungkinkan terjadi. Pasien diminta
menandatangani di kolom bagian belakang resep sebagai bukti bahwa
obat telah diserahkan dan diberikan informasi tentang obat tersebut.
Pelayanan resep di Puskesmas Gadang Hanyar sudah sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan, tetapi di Puskesmas Gadang Hanyar
belum menerapkan pemberian konseling pada pasien, hal ini disebabkan
karena belum adanya sarana atau tempat untuk melakukan kegiatan
konseling dan kurangnya sumber daya manusia (SDM).
Alur pelayanan resep di Puskesams Gadang Hanyar yaitu sebagai
berikut :

Ruang Farmasi

Gambar 4.1.1 Alur Pelayanan Resep Di Puskesmas Gadang Hanyar

4.2. Proses Penyerahan Obat kepada Pasien


Untuk menjaga keamanan penggunaan obat oleh masyarakat, maka
pemerintah menggolongkan obat menjadi beberapa bagian, yaitu: (Depkes,
2007)
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh :
Parasetamol.

Gambar 4.2. Logo Obat Bebas


2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan
disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan
etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi
berwarna hitam. Contoh : CTM.

Gambar 4.2 Logo Obat Bebas Terbatas


Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas
terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran
panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat
pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :
Gambar 4.2. Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas
3. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam
lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam
Mefenamat.

Gambar 4.2. Logo Obat Keras


4. Obat Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital.
Penggolongan psikotropika sebagai berikut: (Permenkes 2018)
a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh: LSD, metilendioksi
metilamfetamin (MDMA), dan sebagainya.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Amineptina,
Metilfenidat, Sekobarbital, dan sebagainya.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: amobarbital,
pentabarbital, pentazosina, dan sebagainya.
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: diazepam,
estazolam, alprazolam, dan sebagainya.
5. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin
Obat narkotika ditandai dengan simbol palang medali atau palang
swastika.

Gambar 4.2. Logo Obat Narkotika

Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu (Permenkes, 2018):


a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Tanaman Papaver
Somniferum L dan semua bagian-bagiannya termasuk buah dan
jeraminya, kecuali bijinya, Opium mentah, yaitu getah yang
membeku sendiri, diperoleh dari buah tanaman Papaver
Somniferum L dengan atau tanpa mengalami pengolahan
sekedarnya untuk pembungkus dan pengangkutan tanpa
memperhatikan kadar morfinnya, Kokain mentah, semua hasil-hasil
yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara langsung
untuk mendapatkan kokaina, dan sebagainya.
b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: fentanil, metadon, morfin, tebakon, dan
sebagainya.
c. Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: etilmorfina kodein,
norkodeina, dan sebagainya.

Menurut WHO, pengobatan rasional adalah suatu keadaan dimana pasien


manerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dengan dosis,
cara pemberian dan durasi yang tepat, dengan cara sedemikian rupa sehingga
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap proses pengobatan dan dengan biaya
yang paling terjangkau bagi mereka dan masyarakat pada umumnya.
“Meningkatkan Kepatuhan” itu dengan arti lain, pemberian harus disertai
dengan informasi memadai. Karena informasi obat dan pengobatan merupakan
bagian tak terpisahkan dari proses terapi rasional.
Proses penyerahan obat kepada pasien, selalu disertai dengan pemberian
informasi obat. Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan
mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini. Informasi
obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, jangka
waktu pengobatan, cara penyimpanan obat, aktivitas serta makanan dan
minuman yang harus dihindari selama terapi. Jika diperlukan apoteker juga
dapat memberikan konseling kepada pasien. Konseling harus diberikan untuk
pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri), pasien dengan penyakit
kronis (TB, DM), pasien yang menggunakan obat dengan intruksi khusus
(penggunakan kortikosteroid), pasien yang menggunakan obat dengan
indeks terapi sempit ( digoksin), pasien dengan polifarmasi dan pasien yang
memiliki kepatuhan rendah terhadap penggunaan obat. Apoteker harus
memberikan konseling secara berkelanjutan.
Puskesmas Gadang Hanyar pada saat melakukan proses penyerahan obat
kepada pasien selalu memberikan informasi terkait obat tersebut berupa cara
penggunaan obat, waktu pemakain obat, efek samping yang biasa ditimbulkan
(disertai dengan pemberian solusi) dan melakukan monitoring ke pada pasien.
Puskesmas Gadang Hanyar, khususnya ruang farmasi jarang sekali
memberikan konseling kepada pasien, hal ini disebabkan karena belum adanya
sarana atau tempat untuk melakukan kegiatan konseling dan kurangnya sumber
daya manusia (SDM).

4.3. Pelayanan Informasi Obat kepada Pasien


Pelayanan kefarmasian dilakukan agar pasien mendapatkan obat sesuai
dengan rsesep dokter dan mendapatkan informasi tentang aturan pakai dan
cara penggunaan obat. Kegiatan pelayanan kefarmasian di Puskesmas
Gadang Hanyar meliputi penerimaan resep dokter sampai penyerahan obat
ke pasien. Sesuai dengan konsep Pharmaceutical care dalam penyerahan
obat ke pasien perlu diberikan informasi terkait obat yang diterima oleh
pasien, hal ini agar terapi yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.
Di Puskesmas Gadang Hanyar pemberian infomasi obat untuk pasien sudah
baik meskipun terkadang masih ada pasien yang tidak mendapatkan
infomasi terkai obat, hal ini dikarenakan pasien yang sudah mengetahui
tentang aturan dan cara pakai obat karena pasien termasuk pasien rutin
berobat di puskesma dengan penyakit yang sama, misalnya pasien
hipertensi, diabetes, dan lain-lain.
BAB V
ANALISIS RESEP

5.1. Menulis Ulang dan Analisis Resep


1. Resep No.1

PUSKESMAS GADANG Kelengkapan


No Ket
HANYAR Administratif
JL. PEKAPURAN LAUT RT.16
1 Nama dokter -
NO.11 TELP. 3271112
BANJARMASIN 2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 26/3/19
3 Paraf dokter Ada
Diagnosa/
Kode penyakit 4 Tanggal penulisan resep Ada
R/ Amoxicillin 500 mg No. X
5 Nama pasien Ada
S3dd1
R/ Nadic 25 mg No. X 6 Umur pasien Ada
S2dd1
7 Alamat Ada
R/ Metil prednison 4 mg No. X
S2dd1 8 Nama dan jumlah obat Ada
R/ Noza No. IV
Kelengkapan
S 2 d d 1 prn No -
farmasetik
R/ Betametason cream No. I
Sue Bentuk & kekuatan
1 Ada
Nama : Asniati sediaan
Umur : 60 th
2 Stabilitas -
Alamat : A. Yani km 2
3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

1 Aturan dan cara Ada


pemakaian

2 Ketepatan dosis obat Ada

3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -

Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Asniati/60 th
NAMA/UMUR : Asniati/60 th
No. TGL.
No. TGL.
26/03/2019
26/03/2019
3 X Sehari 1 Tablet
2 X Sehari 1Tablet
Sesudah Makan
Sesudah makan
Informasi Obat : Amoxicillin
Informasi Obat : Nadic
(antibiotik)
(NSAID,nyeri)

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Asniati/60 th
NAMA/UMUR : Asniati/60 th
No. TGL.
No. TGL.
26/03/2019
26/03/2019
2 X Sehari 1 Tablet
2 X Sehari 1 Tablet
Sesudah Makan
Sesudah makan (bila perlu)
Informasi Obat : Metil prednison
Informasi Obat : Noza (demam,
(radang)
pilek)

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Asniati/60 th
No. TGL.
26/03/2019
2 X Sehari
Oleskan Tipis
Informasi Obat : Betametason (gatal)

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit


Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

- -

Aspek Klinis

1. Natrium diklofenak (NSAID) 1. Untuk meminimalisir ESO


dan metil prednison maka kedua obat tersebut
(kortikosteroid) memiliki diminum sesudah makan.
indikasi yang sama yaitu untuk 1. Natrium diklofenak (NSAID)
nyeri dan peradangan, dan digunakan untuk nyeri,
memiliki efek samping yang sedangkan metil prednisone
sama yaitu dapat menyebabkan (kortikosteroid) digunakan
iritasi pada lambung. untuk peradangan.
2. Aturan penggunaan obat yang 2. Memberi keterangan pada etiket
kurang lengkap yaitu tidak pada semua obat yaitu “sesudah
mencantumkan makan”.
“sesudah/sebelum/saat makan”.
2. Resep No.2

PUSKESMAS GADANG Kelengkapan


No Ket
HANYAR Administratif
JL. PEKAPURAN LAUT RT.16
1 Nama dokter -
NO.11 TELP. 3271112
BANJARMASIN 2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 26/3/19
3 Paraf dokter Ada
Diagnosa/
Kode penyakit 4 Tanggal penulisan resep Ada
R/ Amlodipine 5 mg No. X
5 Nama pasien Ada
S1dd1
R/ Candesartan 8 mg No. X 6 Umur pasien Ada
S 0-0-1
7 Alamat Ada
R/ Meloxicam 7,5 mg No. V
S2dd½ 8 Nama dan jumlah obat Ada
R/ Neuredex No. V
Kelengkapan
S 1dd1 No -
farmasetik
R/ Lansoprazole No. X
S1dd1 Bentuk & kekuatan
1 Ada
Nama : Siti misbah sediaan
Umur : 88 th
2 Stabilitas -
Alamat : Kap.tenden
3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

Aturan dan cara


1 Ada
pemakaian

2 Ketepatan dosis obat Ada

3 Duplikasi/polifarmasi -
4 Efek samping -
Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : St misbah/88 th
NAMA/UMUR : St misbah/88 th
No. TGL.
No. TGL.
26/03/2019
26/03/2019
1X Sehari 1 Tablet
1 X Sehari 1 Tablet
Sesudah Makan (pagi)
Sesudah makan (malam)
Informasi Obat : Amlodipine
Informasi Obat : Candesartan
(tekanan darah tinggi)
(tekanan darah tinggi)

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : St misbah/88 th NAMA/UMUR : St misbah/88 th


No. TGL. No. TGL.
26/03/2019 26/03/2019
2 X Sehari ½ Tablet 1 X Sehari 1 Tablet
Sesudah Makan Sesudah makan (pagi)
Informasi Obat : Meloxicam (nyeri) Informasi Obat : Neuredex
(vitamin)

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : St misbah/88 th
No. TGL.
26/03/2019
1 X Sehari 1 Tablet
30 menit sebelum makan
Informasi Obat : Lansoprazole (nyeri
lambung)

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit


Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

- -

Aspek Klinis

1. Duplikasi antara obat 1. Amlodipine dan candesartan


amlodipine dan candesartan termasuk obat kombinasi
yang digunakan untuk penurun antihipertensi, sehingga obat
tekanan darah. tersebut dapat diberikan tetapi
2. Aturan penggunaan obat yang diberi jeda waktu peminuman
kurang lengkap yaitu tidak yaitu amlodipine (pagi) dan
mencantumkan candesartan (malam).
“sesudah/sebelum/saat makan”. 2. Memberi keterangan pada etiket
pada semua obat yaitu “sesudah
makan”.
3. Resep No.3

PUSKESMAS GADANG Kelengkapan


No Ket
HANYAR Administratif
JL. PEKAPURAN LAUT RT.16
1 Nama dokter -
NO.11 TELP. 3271112
BANJARMASIN 2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 27/3/19
3 Paraf dokter Ada
Diagnosa/
Kode penyakit 4 Tanggal penulisan resep Ada

5 Nama pasien Ada

R/ Paracetamol syr No. I 6 Umur pasien Ada


S3dd1
7 Alamat Ada

8 Nama dan jumlah obat Ada

Kelengkapan
No -
farmasetik

1 Bentuk & kekuatan Ada

Nama : Adelia sediaan


2 Stabilitas -

3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

Aturan dan cara


1 Ada
pemakaian

Umur : 4 bln 2 Ketepatan dosis obat Ada


Alamat : Pekapuran
3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -

Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Adelia/4 bln


No.
TGL.27/03/2019
3 X Sehari 1 sendok teh
Sesudah makan
Informasi Obat : Paracetamol
(demam, nyeri, pusing)

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit


Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik
- -

Aspek Klinis

1. Ketepatan pemberian bentuk 1. Berikan obat paracetamol


sediaan obat paracetamol sirup dengan bentuk sediaan drops
untuk anak 4 bulan kurang tepat. dengan aturan pakai 3 x sehari
2. Aturan penggunaan obat yang 0,8 ml, sesudah makan.
belum lengkap yaitu tidak 2. Memberikan keterangan pada
mencantumkan tulisan “bila etiket tulisan “bila demam”.
perlu”.
4. Resep No.4

PUSKESMAS GADANG Kelengkapan


No Ket
HANYAR Administratif
JL. PEKAPURAN LAUT RT.16
1 Nama dokter -
NO.11 TELP. 3271112
BANJARMASIN 2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 1/4/19
3 Paraf dokter Ada
Diagnosa/
Kode penyakit 4 Tanggal penulisan resep Ada
R/ Cefadroxil No. X
5 Nama pasien Ada
S2dd1
R/ Nadic No. X 6 Umur pasien Ada
S2dd1
7 Alamat Ada
R/ Metil prednison No. X
S2dd1 8 Nama dan jumlah obat Ada

Kelengkapan
No -
farmasetik

Nama : Novi
Bentuk & kekuatan
Umur : 20 th 1 -
sediaan
Alamat : Pekapuran
2 Stabilitas -

3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

Aturan dan cara


1 Ada
pemakaian

2 Ketepatan dosis obat Ada


3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -

Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Novi/20 th
NAMA/UMUR : Novi/ 20 th
No. TGL.
No. TGL.
1/04/2019
1/04/2019
2 X Sehari 1 Tablet
2 X Sehari 1 Tablet
Sesudah Makan. Dihasbiskan!
Sesudah makan
Informasi Obat : Cefadroxil
Informasi Obat : Metil prednison
(antibiotik)
(radang)

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Novi/20 th
No. TGL.
1/04/2019
2 X Sehari 1 Tablet
Sesudah makan
Informasi Obat : Nadic (nyeri

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit


Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

1. Kekuatan/dosis semua obat tidak 1. Menanyakan kepada dokter


dicantumkan. terkait pemilihan kekuatan/dosis
obat yang akan diberikan atau
memberikan dosis terendah untuk
masing-masing obat.

Aspek Klinis

1. Natrium diklofenak (NSAID) 1. Untuk meminimalisir ESO


dan metil prednison maka kedua obat tersebut
(kortikosteroid) memiliki diminum sesudah makan.
indikasi yang sama yaitu untuk 1. Natrium diklofenak (NSAID)
nyeri dan peradangan, dan digunakan untuk nyeri,
memiliki efek samping yang sedangkan metil prednison
sama yaitu dapat menyebabkan (kortikosteroid) digunakan
iritasi pada lambung. untuk peradangan.
2. Aturan penggunaan obat yang 2. Memberi keterangan pada etiket
kurang lengkap yaitu tidak pada semua obat yaitu “sesudah
mencantumkan makan”, “bila nyeri”pada obat
“sesudah/sebelum/saat makan” nadic dan “bila radang” pada
dan “bila perlu” pada obat obat metil prednison.
nadic, metil prednison.

5. Resep No.5

PUSKESMAS GADANG No Kelengkapan Ket


HANYAR Administratif
JL. PEKAPURAN LAUT RT.16 1 Nama dokter -
NO.11 TELP. 3271112
2 Alamat dan SIP dokter -
BANJARMASIN
Tgl. 2/4/19 3 Paraf dokter Ada
Diagnosa/
4 Tanggal penulisan resep Ada
Kode penyakit
R/ Amoxicillin No. X 5 Nama pasien Ada
S3dd1
6 Umur pasien Ada
R/ Nadic 50 mg No. X
S3dd1 7 Alamat Ada

8 Nama dan jumlah obat Ada

Kelengkapan
No -
farmasetik

Bentuk & kekuatan


1 Ada
sediaan
Nama : Sapna
2 Stabilitas -
Umur : 19 th
Alamat : Pekapuran 3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

Aturan dan cara


1 Ada
pemakaian

2 Ketepatan dosis obat Ada

3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -

5 Kontraindikasi dan -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Sapna/19 th
No. TGL. NAMA/UMUR : Sapna/19 th
2/04/2019 No. TGL.
3 X Sehari 1 Tablet 2/04/2019
Sesudah Makan. Dihabiskan! 3 X Sehari 1 Tablet
Informasi Obat : Amoxicillin Sesudah makan
(antibiotik) Informasi Obat : Nadic (nyeri)

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit


Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

1. Kekuatan/dosis obat amoxicillin 1. Menanyakan kepada dokter


tidak dicantumkan. terkait pemilihan kekuatan/dosis
obat yang akan diberikan atau
memberikan dosis terendah untuk
masing-masing obat.

Aspek Klinis

1. Aturan penggunaan obat yang 1. Memberikan keterangan pada


belum lengkap yaitu tidak etiket tulisan “bila nyeri”.
mencantumkan tulisan “bila
perlu” pada obat nadic.
6. Resep No.6

PUSKESMAS GADANG Kelengkapan


No Ket
HANYAR Administratif
JL. PEKAPURAN LAUT RT.16
1 Nama dokter -
NO.11 TELP. 3271112
BANJARMASIN 2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 2/4/19
3 Paraf dokter Ada
Diagnosa/
Kode penyakit 4 Tanggal penulisan resep Ada
R/ Ibu profen syr No. I
5 Nama pasien Ada
S3dd1C
6 Umur pasien Ada

7 Alamat Ada

8 Nama dan jumlah obat Ada

Nama : Zahra Kelengkapan


No -
Umur : 7 th farmasetik
Alamat : Sungai baru
Bentuk & kekuatan
1 Ada
sediaan

2 Stabilitas -

3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

Aturan dan cara


1 Ada
pemakaian

2 Ketepatan dosis obat Ada


3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -

Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Zahra/ 7 th
No. TGL.
2/04/2019
3 X Sehari 1 sendok makan
Sesudah makan
Informasi Obat : Ibu profen
(NSAID, demam)

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit


Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

- -

Aspek Klinis

1. Aturan penggunaan obat yang 1. Memberikan keterangan pada


belum lengkap yaitu tidak etiket tulisan “bila perlu”.
mencantumkan tulisan “bila
perlu”.

7. Resep No.7
PUSKESMAS GADANG HANYAR No Kelengkapan Administratif Ket
JL. PEKAPURAN LAUT RT.16 NO.11
TELP. 3271112
1 Nama dokter -

BANJARMASIN
2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 4/4/19
Diagnosa/ 3 Paraf dokter Ada

Kode penyakit
4 Tanggal penulisan resep Ada
R/ Amlodipine 5 mg No. X
S1dd1 5 Nama pasien Ada
R/ GG No. X
6 Umur pasien Ada
S3dd1
R/ Vit C No. X 7 Alamat Ada
S1dd1
8 Nama dan jumlah obat Ada

Nama : M. Ansyah No Kelengkapan farmasetik -


Umur : 59 th
Alamat : Pekapuran laut 1 Bentuk & kekuatan sediaan Ada

2 Stabilitas -

3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

1 Aturan dan cara pemakaian Ada

2 Ketepatan dosis obat Ada

3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -

Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp. (0511) Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp.
3271112 (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah
NAMA/UMUR : M.Ansyah/59 th NAMA/UMUR : M.Ansyah/59 th
No. TGL.4 /04/2019 No. TGL. 4
1 X Sehari 1 Tablet /04/2019
Sesudah Makan (pagi) 3 X Sehari 1 Tablet
Informasi Obat : Tekanan darah tinggi Sesudah makan
(amlodipine) Informasi Obat : Batuk (GG)

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp. (0511)
3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : M.Ansyah/59 th
No. TGL. 4/04/2019
1 X Sehari 1 Tablet
Sesudah makan (pagi)
Informasi Obat : Vitamin (Vitamin C)

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

- -

Aspek Klinis

1. Aturan penggunaan obat GG 1. Memberikan keterangan pada


yang belum lengkap yaitu tidak etiket tulisan “bila perlu”.
mencantumkan tulisan “bila
perlu”.

8. Resep No.8

PUSKESMAS GADANG HANYAR No Kelengkapan Administratif Ket


JL. PEKAPURAN LAUT RT.16 NO.11
TELP. 3271112
1 Nama dokter -
BANJARMASIN
Tgl. 4/4/19
2 Alamat dan SIP dokter -
Diagnosa/
Kode penyakit 3 Paraf dokter Ada
R/ Cefixime No. X
S2dd1 4 Tanggal penulisan resep Ada

R/ PCT No. X
5 Nama pasien Ada
S3dd1
R/ GG No. X 6 Umur pasien Ada

S3dd1
7 Alamat Ada

Nama : Amelia 8 Nama dan jumlah obat Ada


Umur : 17 th
No Kelengkapan farmasetik -
Alamat : Pekapuran laut
1 Bentuk & kekuatan sediaan Ada

2 Stabilitas -

3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

1 Aturan dan cara pemakaian Ada

2 Ketepatan dosis obat Ada

3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -

Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp. (0511) Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp.
3271112 (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Amelia/17 th NAMA/UMUR : Amelia/17 th


No. TGL. 4
No. TGL. 4/04/2019 /04/2019
2 X Sehari 1 Tablet 3 X Sehari 1 Tablet
Sesudah Makan (Dihabiskan) Sesudah makan
Informasi Obat : Antibiotik (Cefixime) Informasi Obat : Demam, nyeri,
pusing (PCT)

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp. (0511)
3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Amelia/17 th
No. TGL. 4/04/2019
3X Sehari 1 Tablet
Sesudah makan
Informasi Obat : Batuk (GG)

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

- -

Aspek Klinis

1. Aturan penggunaan obat PCT 1. Memberikan keterangan pada


dan GG yang belum lengkap etiket tulisan “bila perlu”.
yaitu tidak mencantumkan
tulisan “bila perlu”.

9. Resep No.9

PUSKESMAS GADANG HANYAR No Kelengkapan Administratif Ket


JL. PEKAPURAN LAUT RT.16 NO.11
TELP. 3271112
1 Nama dokter -
BANJARMASIN 2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 4/4/19
3 Paraf dokter Ada
Diagnosa/
Kode penyakit 4 Tanggal penulisan resep Ada
R/ Amoxicillin No. X
S3dd1 5 Nama pasien Ada

R/ Noza No. VI
6 Umur pasien Ada
S2dd1
R/ Ambroxol No. X 7 Alamat Ada

S3dd1
8 Nama dan jumlah obat Ada
R/ Vit B.comp No. X
S 2dd1 No Kelengkapan farmasetik -

1 Bentuk & kekuatan sediaan Ada


Nama : Dewi
Umur : 22 th 2 Stabilitas -
Alamat : Kelayan dalam
3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

1 Aturan dan cara pemakaian Ada

2 Ketepatan dosis obat Ada

3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -

Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp. (0511) Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp.
3271112 (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : NAMA/UMUR :
No. TGL. /03/2019 No. TGL.
X Sehari Tablet /03/2019
Sesudah Makan X Sehari Tablet
Informasi Obat : Sesudah makan
Informasi Obat :

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp. (0511) Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp.
3271112 (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR :
No. TGL. /03/2019 NAMA/UMUR :
X Sehari 1 Tablet No. TGL. /03/2019
Sesudah Makan X Sehari 1 Tablet
Informasi Obat : Sesudah makan (bila perlu)
Informasi Obat :

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp. (0511)
3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR :
No. TGL. /03/2019
X Sehari
Oleskan Tipis
Informasi Obat :

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

- -

Aspek Klinis

1. Aturan penggunaan obat Noza 1. Memberikan keterangan pada


dan Amboroxol yang belum
lengkap yaitu tidak etiket tulisan “bila perlu”.
mencantumkan tulisan “bila
perlu”.

10. Resep No.10

PUSKESMAS GADANG HANYAR No Kelengkapan Administratif Ket


JL. PEKAPURAN LAUT RT.16 NO.11
TELP. 3271112
1 Nama dokter -

BANJARMASIN
2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 5/4/19
Diagnosa/ 3 Paraf dokter Ada
Kode penyakit
4 Tanggal penulisan resep Ada
R/ Amoxicillin No. X
S 3 d d 1 tab 5 Nama pasien Ada
R/ Nadic No. X
6 Umur pasien Ada
S 2 d d 1 tab
Nama : Hafizh 7 Alamat Ada
Umur : 17 th
Alamat : Pekapuran laut 8 Nama dan jumlah obat Ada

No Kelengkapan farmasetik -

1 Bentuk & kekuatan sediaan Ada

2 Stabilitas -

3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

1 Aturan dan cara pemakaian Ada

2 Ketepatan dosis obat Ada

3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -
Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp. (0511) Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Telp.
3271112 (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Hafizh/17 th NAMA/UMUR : Hafizh/17 th


No. TGL. /03/2019 No. TGL.
3 X Sehari 1 Tablet /03/2019
Sesudah Makan (Dihabiskan) 2 X Sehari 1 Tablet
Informasi Obat : Antibiotik Sesudah makan
(Amoxicillin) Informasi Obat : Nyeri (Nadic)

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

1. Kekuatan/dosis obat amoxicillin 1. Menanyakan kepada dokter


dan nadic tidak dicantumkan. terkait pemilihan kekuatan/dosis
obat yang akan diberikan atau
memberikan dosis terendah untuk
masing-masing obat.

Aspek Klinis

1. Aturan penggunaan obat Nadic 1. Memberikan keterangan pada


yang belum lengkap yaitu tidak etiket tulisan “bila perlu”.
mencantumkan tulisan “bila
perlu”.

11. Resep No.11


PUSKESMAS GADANG Kelengkapan
No Ket
HANYAR Administratif
JL. PEKAPURAN LAUT RT.16
1 Nama dokter -
NO.11 TELP. 3271112
BANJARMASIN 2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 19/3/19
3 Paraf dokter Ada
Diagnosa/
Kode penyakit 4 Tanggal penulisan resep Ada
R/ Amlodiphine 10 mg No. X
5 Nama pasien Ada
S1dd1
R/ Gentamicin tts mata I 6 Umur pasien Ada
S 2 d d 1 gtt
7 Alamat -
R/ Lansoprazole No. X
S1dd1 8 Nama dan jumlah obat Ada
R/ Sukralfat syr I
Kelengkapan
S 3dd1C No -
farmasetik
R/ Neurodex No. X
S1dd1 Bentuk & kekuatan
1 Ada
Nama : Arbayah sediaan
Umur : 63 th
2 Stabilitas -
Alamat :
3 Kompatibilitas -

No Pertimbangan klinis -

Aturan dan cara


1 Ada
pemakaian

2 Ketepatan dosis obat Ada

3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -
Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Ar/63 th
NAMA/UMUR : Ar/63 th
No. TGL.
No. TGL.
19/03/2019
19/03/2019
1 X Sehari 1 Tablet
2 X Sehari 1 tetes
Sesudah Makan (pagi)
Informasi Obat : Amlodipine / darah
Informasi Obat : Gentamisin
tinggi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Ar/63 th NAMA/UMUR : Ar/63 th


No. TGL. No. TGL.
19/03/2019 19/03/2019
1 X Sehari 1 Tablet 3 X Sehari 1 Sendok Makan (15
Sesudah Makan (malam) ml)
Informasi Obat : Lansoprazole / 30 menit sebelum makan
nyeri lambung Informasi Obat : Sukralfat / nyeri
lambung

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Ar/63 th
No. TGL.
19/03/2019
1 X Sehari 1 Tablet
Sesudah Makan (pagi)
Informasi Obat : Neurodex /
vitamnin

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit


Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

1. Nama dokter, alamat dan SIP 1. Menanyakan kepada dokter


dokter tidak ada
2. Alamat pasien tidak ada 2. Menanyakan kepada pasien
Aspek Klinis

1. Obat Lansoprazole dan 1. Sukralfat sirup diminum 30


Sukralfat memiliki indikasi menit sebelum makan yang
yang sama yaitu untuk nyeri difungsikan untuk menetralkan
lambung asam lambung, sedangkan
Lansoprazole diberikan 2 jam
setelah makan atau sebelum
tidur malam untuk mengurangi
asam lambung.

12. Resep No.8

PEMERINTAH KOTA Kelengkapan


No Ket
BANJARMASIN Administratif
DINAS KESEHATAN
1 Nama dokter Ada
Jl. Pramuka Komp. Tirta Dharma
(PDAM) Banjarmasin 70249 2 Alamat dan SIP dokter -
Tel/Fax : 0511 4261346 3 Paraf dokter Ada
PUSKESMAS : Gadang Hanyar
4 Tanggal penulisan resep Ada
POLI :
TANGGAL : 28/03/2019 5 Nama pasien Ada
DIAGNOSA :
6 Umur pasien Ada
R/ Zink syr I
S 1 d d 1 cth 7 Alamat Ada
R/ Cetirizine syr I
8 Nama dan jumlah obat Ada
S 1 d d ½ cth
R/ PCT syr I No Kelengkapan farmasetik
S 3 d d 1 cth
Bentuk & kekuatan
R/ Oralit V 1 Ada
sediaan
Sue
Nama : M. RA 2 Stabilitas -
Tgl Lahir : 18/04/2018
3 Kompatibilitas -
Alamat : S. Baru RT 17
Petugas, No Pertimbangan klinis
Dr. dewi
Aturan dan cara
1 Ada
pemakaian

2 Ketepatan dosis obat Ada

3 Duplikasi/polifarmasi -

4 Efek samping -

Kontraindikasi dan
5 -
interaksi

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah
NAMA/UMUR : M. RA NAMA/UMUR : M. RA
No. TGL. No. TGL.
28/03/2019 28/03/2019
1 X Sehari 1 Tablet 1 X Sehari 2.5 ml (malam)
Sesudah Makan (selama 10 hari) Sesudah makan
Informasi Obat : Zink / pencernaan Informasi Obat : Cetirizine syr /
alergi, pilek, gatal

PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : M. RA
No. TGL.
28/03/2019
3 X Sehari 1 sendok teh (5ml)
Sesudah Makan
Informasi Obat : Paracetamol / bila
demam, nyeri

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit


Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

1. Alamat dan SIP dokter tidak ada 1. Menanyakan kepada dokter

Aspek Klinis

1. Bentuk sediaan Zink sirup tidak 1. Konfirmasi kepada dokter


ada,hanya ada sediaan tablet tentang bentuk sediaan. Jika
(Zink tablet) dokter menyetujui, obat diganti
dengan tablet dan
diinformasikan cara penggunaan
obatnya kepada pasien dengan
melarutkan 1 tablet dengan air
putih, kemudian minum 1 kali
sehari selama 10 hari
2. Pada obat Paracetamol sirup
2. Informasikan kepada pasien
tidak ada tanda Prn (jika perlu)
untuk obat Paracetamol sirup
diminum jika deman/nyeri saja
3 kali sehari 1 sendok the.

13. Resep No.9

PUSKESMAS GADANG Kelengkapan


No Ket
HANYAR Administratif
JL. PEKAPURAN LAUT RT.16
1 Nama dokter Ada
NO.11 TELP. 3271112
BANJARMASIN 2 Alamat dan SIP dokter -
Tgl. 28/3/19
3 Paraf dokter Ada
Diagnosa/
4 Tanggal penulisan resep Ada
Kode penyakit
5 Nama pasien Ada

6 Umur pasien Ada

7 Alamat Ada

8 Nama dan jumlah obat Ada

Kelengkapan
No -
farmasetik

Bentuk & kekuatan


1 Ada
sediaan

2 Stabilitas -

R/ Baby Cought No. I 3 Kompatibilitas -


S 3 d d 1 cth
No Pertimbangan klinis -
R/ Pct syr I
S 3 d d 1 cth Aturan dan cara
1 Ada
4jam setelah minum Baby pemakaian
Cought bila masih demam
2 Ketepatan dosis obat Ada
R/ Amox syr I
S 3 d d 1 cth 3 Duplikasi/polifarmasi -
R/ Aciclovir slp I
4 Efek samping -
Sue
Nama : Noor Tania Hidayat Kontraindikasi dan
5 -
Umur : 10/08/2017 interaksi
Alamat : p. laut Rt 11
PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR
Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Noor Tania NAMA/UMUR : Noor Tania


No. TGL. No. TGL.
28/03/2019 28/03/2019
3 X Sehari 1 sendok teh 3 X Sehari 1 sendok teh
Sesudah Makan Sesudah makan
Informasi Obat : Baby Cought / Informasi Obat : Paracetamol /
demam, batuk demam, nyeri

PUSKESMAS G. HANYAR PUSKESMAS G. HANYAR


Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16 Jl. Pekapuran Laut No 11 RT. 16
Telp. (0511) 3271112 Telp. (0511) 3271112
Banjarmasin Tengah Banjarmasin Tengah

NAMA/UMUR : Noor Tania


No. TGL.
NAMA/UMUR : Noot Tania
28/03/2019
No. TGL.
3 X Sehari 1 sendok teh
28/03/2019
Sesudah Makan
Oleskan tipis
Informasi Obat : Amoxicilin /
Informasi Obat : Asiklovir salep
antibiotic dihabiskan

Analisis Resep Aspek Farmasetik dan Klinis pada Penyakit-Penyakit


Akut

Problem Action

Aspek Farmasetik

Stabilitas obat Amoxicilin sirup Informasikan kepada pasien bahwa


penggunaan obat Amoxicilin sirup
(antibiotic) hanya untuk 7 hari. Jika
setelah 7 hari obat masih ada, maka
tidak perlu dikonsumsi lagi
Aspek Klinis

Pemberian obat Baby Cought sirup Berkan pasien Baby Cought terlibih
dan Paracetamol sirup memiliki dahulu 3 kali sehari 1 sendok teh.
indikasi yang sama yaitu untuk Jika pasien masih demam tinggi
demam setelah 4 jam berikan Paracetamol
sirup 3 kali sehari 1 sendok teh.

14. Resep No.10


15. Resep No.11
16. Resep No.12
17. Resep No.13
18. Resep No.14
19. Resep No.15
20. Resep No.16
21. Resep No.17
22. Resep No.18
23. Resep No.19
24. Resep No.20
25. Resep No.21
26. Resep No.22
27. Resep No.23
28. Resep No.24
29. Resep No.25
30. Resep No.26
31. Resep No.27
32. Resep No.28
33. Resep No.29
34. Resep No.30
5.2. Skrining Resep
5.3. Analisis Resep pada Penyakit Akut
5.4. Proses Monitoring Resep
BAB VI
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Gadang
Hanyar Banjarmasin serta mengamati dan melakukan berbagai kegiatan,
maka kami ingin memberikan beberapa saran diantaranya :
1. Melakukan program pembekalan pra praktik kerja lapangan di
Puskesmas Gadang Hanyar agar dapat lebih memahami terkait proses
dan kerja di puskesmas.
2. Mempertahankan kondisi pelayanan yang ramah, cepat, dan tepat
sehingga kepercayaan masyarakat terhadap Puskesmas Gadang
Hanyar tetap terjaga dan minat para pasien untuk datang dapat terus
meningkat.
3. Program pemberian konseling serta monitoring kepada pasien perlu
dilakukan di Puskesmas Gadang Hanyar sehingga pelayanan
kefarmasian kepada pasien dapat dioptimalkan, dan kesalahan
pemakaian obat dapat dikurangi.
4. Memberdayakan kotak saran dengan cara mensosialisasikannya
kepada konsumen, sehingga Puskesmas Gadang Hanyar khususnya
ruang farmasi dapat memperbaiki kinerjanya secara terus menerus,
dan dapat lebih memahami keinginan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Ferry E, Makhfudli, 2009. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik


dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Permenkes RI, 2014. Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Permenkes RI, 2016. Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74


tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

Permenkes RI, 2018. Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 49


tentang Penetapan dan Perubahan Penggolongan Psikotropika.

Permenkes RI, 2018. Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 50


tentang Penetapan dan Perubahan Penggolongan Narkotika.

Trihono. Arrimes, 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat.


Jakarta: Sagung Seto.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai