Oleh
LUTFI AULIA RIZKI SAFANA
0064270486
Menyetujui,
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat mampu menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah
dilaksanakan di Rumah Sakit Era Medika pada tanggal 8 Januari – 3 Februari 2024
dengan sebaik-baiknya. Laporan ini dibuat sebagai bukti pelaksanaan PKL yang
sudah dikerjakan di Rumah Sakit Era Medika. PKL ini merupakan suatu hal yang
benar-benar dapat memberikan modal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
para siswa serta meningkatkan kemampuan dalam menerapkan profesinya kepada
masyarakat. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, dan pada kesempatan ini
diucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Yoan Ratna Sari, S.E., selaku Kepala Sekolah SMK Brawijaya Tulungagung
yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
2. Isro' Khoirun Ni’mah, S.Pd., selaku Ketua Pelaksana Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
3. apt. Ika Yuanasari, S.Farm., selaku Kepala Kompetensi Jurusan Farmasi Klinis
dan Komunitas di SMK Brawijaya Tulungagung.
4. apt. Nur Adin Ekawati, S.Farm., selaku guru pembimbing selama PKL.
5. dr. Edward Narzali selaku Direktur Rumah Sakit Era Medika.
6. apt. Lailul Dian Mastuti, S.Farm., selaku pembimbing sekaligus selaku kepala
Instalansi Farmasi Rumah Sakit Era Medika
7. Segenap para karyawan/asisten apoteker di Rumah Sakit Era Medika yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama PKL berlangsung.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu segala saran dan kritik demi kesempurnaan dari laporan ini sangat diharapkan.
Semoga laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini bisa bermanfaat bagi
pembacanya.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................
BAB I PENDAHULUAN
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk farmasi klinik, yang terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.3. Tujuan Rumah Sakit
4
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang
berorientasi kepada pasien diperlukan suatu standar yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam pelayanan kefarmasian yaitu Keputusan Menteri Kesehatan No. 72
Tahun 2016 tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit. Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
2. Pelayanan farmasi klinik
1. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai kebutuhan. Pemilihannya
berdasarkan :
a) Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi
b) Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang telah ditetapkan
c) Pola penyakit
d) Efektifitas dan Keamanan
e) Pengobatan berbasis bukti
f) Mutu
g) Harga dan Ketersediaan di pasaran
2. Perencanaan kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan
jumlah dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-sadar
perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi,
kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia.
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan :
a) Anggaran yang tersedia
b) Penetapan prioritas
c) Sisa persediaan
d) Data pemakaian periode yang lalu
5
e) Waktu tunggu pemesanan dan rencana pengembangan
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus
menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar mutu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
antara lain :
a) Bahan baku obat harus disertai Sertifikat Analisa
b) Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MDS)
c) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
mempunyai Nomor Izin Edar
d) Masa kadaluarsa (expired date) minimal dua tahun kecuali untuk Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin,
reagensia, dan lain-lain) atau pada kondisi tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
5. Penyimpanan
Setelah barang diterima oleh Instalasi Farmasi perlu dilakukan
penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat
menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian (stabilitas,
keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai). Metode
penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan
jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan
disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out
(FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP yang penampilan
dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya
kesalahan pengambilan obat.
6
6. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap
menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
7. Pemusnahan dan penarikan
Penarikan sediaan Farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan
perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh
Menteri.
8. Pengendalian
Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama
dengan Komite/Tim Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit. Tujuan
pengendalian persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai adalah untuk :
a) Penggunaan obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit
b) Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluarsa dan kehilangan serta
pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
c) Penggunaan obat sesuai dengan diagnosis dan terapi
9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan
untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu.
Kegiatan administrasi terdiri dari :
a) Pencatatan dan Pelaporan
b) Administrasi keuangan
c) Administrasi Penghapusan
7
Pelayanan farmasi klinik sebagaimana yang dimaksud meliputi:
8
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang
mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan
rasional bagi pasien.
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat untuk menemukan
Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin, meminimalkan risiko kejadian
reaksi obat yang tidak dikehendaki, dan mencegah terulangnya kejadian
reaksi obat yang tidak dikehendaki.
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan
berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif. EPO bertujuan untuk
mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat,
membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu dan
memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat.
j. Dispensing Sediaan Steril
Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi dengan
teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan
melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya
kesalahan pemberian obat.
k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
Merupakan interpretasi hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas
permintaan dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas
usulan Apoteker kepada dokter. Bertujuan untuk mengetahui kadar obat
dalam darah dan memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat.
Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus
didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian (sumber daya
manusia, sarana, dan peralatan), pengorganisasian yang berorientasi kepada
keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional.
9
3) Melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
4) Memberi pelayanan yang bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan
5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi
6) Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi
7) Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium Rumah Sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) juga memiliki fungsi, antara lain:
Pengelolaan perbekalan farmasi, Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan
obat dan alat kesehatan.
10
10) Melakukan penentuan kadar obat dalam darah
11) Melakukan pencatatan dan pelaporan disetiap kegiatan
11
2.2 Tinjauan Lahan PKL
2.2.1 Profil Rumah Sakit Era Medika
Rumah Sakit Era Medika pada awalnya adalah Laboratorium Klinik yang
didirikan oleh dr. Aries Rudiyanto dan dr. Erawati pada tahun 1999, kemudian pada
tahun 2000 mendirikan Apotik Ngunut Farma dan pada tahun yang sama dibangun
sebuah Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin (BPRB) / BKIA dr. Erawati yang
merupakan cikal bakal Rumah Sakit Era Medika dan mulai dioperasikan pada 2
Februari 2001.
RS Era Medika merupakan salah satu rumah sakit swasta dari 13 rumah sakit
yang berada di wilayah Tulungagung. Rumah sakit Era Medika dikelola dibawah
nauangan PT Era Medika yang berada di Kec. Ngunut Kab Tulungagung, dan
merupakan rumah sakit yang berstatus rumah sakit umum yang telah terakreditasi
dengan lulus predikat Tingkat Paripurna. Rumah Sakit Era Medika juga merupakan
salah satu rumah sakit tipe C yang memberikan pelayanan di bidang kesehatan yang
didukung oleh layanan dokter spesialis serta ditunjang dengan fasilitas medis lainnya.
12
Alamat JL. Raya Pulosari No. 15 Ngunut Tulungagung 66292
Telepon (0355)398706/ (0355)396566
Email rseramedika@yahoo.co.id
Appointment 08113184601
B. Pembagian Shift
Pembagian Shift Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini berlangsung selama 1 bulan
di mulai tanggal 8 Januari s.d 3 Februari 2024. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
memiliki jadwal yang berbeda beda, dengan pembagian shift sebagai berikut:
1. Shift Pagi : Pukul 07.00 – 14.00 WIB
2. Shift Sore : Pukul 14.00 – 21.00 WIB
3. Shift Malam : Pukul 21.00 – 07.00 WIB
13
8) Dokter Umum
14
Data Tempat Tidur
NO KELAS JUMLAH
1. VVIP/Super VVIP 5
2. VIP 7
3. Kelas I 12
4. Kelas II 14
5. Kelas III 53
6. ICU 4
7. Isolasi 2
8. Isolasi Tanpa Tekanan Negatif 4
15
BAB III
PEMBAHASAN
16
A. Standar Pelayanan Kefarmasian
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian. Tujuan dilakukannya pengelolaan sediaan farmasi
untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Standar Pelayanan
Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Era Medika adalah sebagai
berikut:
1. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai kebutuhan. Metode
pemilihan sediaan farmasi yang ada di Rumah Sakit Era Medika berdasarkan
Formularium. Biasanya untuk obat paten mengikuti permintaan dokter,
sedangkan untuk obat generik mengikuti formularium nasional.
2. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah
dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
Perencanaan di RS Era Medika dilakukan setiap 1 bulan sekali berdasarkan
metode Rencana Kebutuhan Obat (RKO).
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan ke distributor dilakukan setiap 2 hari
sekali, berfungsi untuk meminimalisir terjadinya over stock di gudang dan
obat expired.
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan
perbekalan farmasi di RS Era Medika dilakukan saat barang datang dari
distributor menuju ke gudang farmasi, kemudian mencocokkan antara
kesesuaian Faktur dengan SP, Faktur dengan barang yang meliputi : nama
PBF, nama Rumah Sakit, nama barang, kuantiti barang, expired date, no.
Batch, bentuk sediaan, kondisi fisik barang. Apabila barang yang datang tidak
sesuai, maka barang diretur.
17
5. Penyimpanan
Setelah barang diterima oleh Instalasi Farmasi perlu dilakukan
penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Metode penyimpanan obat
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Era Medika adalah sebagai berikut:
a) Obat yang disimpan berdasarkan suhu (di lemari dingin bersuhu 2-8ºC
dan di suhu ruangan kurang lebih 30ºC).
b) Alphabetis adalah cara penyimpanan obat menurut nama obat sesuai
dengan alphabet.
c) Bentuk Sediaan adalah cara penyimpanan obat menurut bentuknya yaitu
tablet, kapsul, sirup, injeksi, tetes mata, dan tetes telinga. Biasanya
bentuk sedian injeksi, insulin, suppositoria di simpan di lemari pendingin.
d) FIFO ( First In First Out) adalah cara penyimpanan obat dimana obat
yang pertama masuk, maka harus pertama dikeluarkan.
e) Penyimpanan obat High Alert
a. High alert medication disimpan di laci atau lemari di area yang
terkunci dan terpisah dari produk lain.
b. Setiap high alert medication diberikan label “High-Alert” yang
berwarna merah pada sisi depan kemasan tanpa menutupi informasi
yang ada pada kemasan.
c. Setiap elektrolit konsentrat disimpan di farmasi, kecuali NaHCO3
8.4% di simpan juga di ICU, dan UGD. MgSO4 ≥ 20% disimpan di
farmasi, emergency kit di UGD dan ruang bersalin.
d. Obat anestesi disimpan di tempat yang hanya bisa diakses oleh dokter,
perawat dan staf farmasi
e. Obat sitostatika, Insulin dan heparin hanya disimpan di farmasi atau di
area yang terkunci di mana obat diresepkan.
f. Dextrose ≥ 20% hanya disimpan di Farmasi, UGD, ICU dan troli
emergensi.
g. Penyimpanan obat NORUM dipisahkan, tidak diletakkan
bersebelahan, dan harus diberikan label “LASA”.
f) Penyimpanan Obat LASA
a. Obat LASA disimpan sebagaimana obat lainnya yaitu berdasarkan
dosis obat, bentuk sediaan dan alfabetis namanya.
18
b. Obat LASA tidak boleh diletakkan berdekatan satu sama lain (diberi
jarak 2 kotak antar LASA setipe) dan harus diberi penandaan stiker
LASA
g) Obat Narkotika dan Psikotropika disimpan di lemari khusus yang terbuat
dari kayu, lemari tersebut memiliki dua kunci berbeda, yang satu dibawa
oleh apoteker dan yang satu dibawa oleh tenaga teknik kefarmasian yang
diberi wewenang oleh apoteker. Penyimpanan obat narkotika dan
psikotropika di sembunyikan.
6. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Alur distribusi sediaan
farmasi di Rumah Sakit Era Medika dilakukan dari gudang farmasi kemudian
di distribusikan ke unit farmasi dan unit-unit lain yang ada di RS Era Medika.
ODD / UDD ?
7. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan di RS Era Medika dilakukan setiap 1 tahun sekali setiap akhir
tahun. Dan untuk metode pemusnahan penarikan yang ada di Rumah Sakit
Era Medika adalah dengan pihak ke-3 (langsung dengan PT).
8. Pengendalian
Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama
dengan Komite/Tim Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit. Pengendalian
Perbekalan Farmasi di RS Era Medika dengan melakukan stock opname
setiap 1 bulan sekali disetiap akhir bulan. Berfungsi untuk mengendalikan
sisa stock dan meminimalisir expired Obat dan Alkes.
9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk
memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu. Administrasi
dilakukan setiap resep masuk nota, pembayaran di kasir, pembayaran di
distributor dilakukan oleh unit keuangan. Sedangkan untuk pelaporan
dilakukan setiap 1 bulan sekali, dilaporkan maksimal tanggal 10 dibulan
berikutnya. Khusus untuk Obat Narkotika dan Psikotropika dilaporkan
melalui aplikasi SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika).
19
B. Alur Pelayanan Obat Bagi Pasien di Instalasi Farmasi RS Era Medika
Alur pelayanan obat merupakan pelayanan obat ke pasien yang dilakukan di
Instalasi Farmasi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan
pemberian obat, dengan cara sebagai berikut :
1. Resep diterima petugas farmasi
a. Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi
b. Nama dokter
c. Nomor SIP dokter
d. Tanggal penulisan resep ditulis
e. Nama pasien, usia pasien dan alamat pasien
f. Paraf dan stempel dokter
2. Kelengkapan klinis
a. Nama obat
b. Dosis obat
c. Rute pemberian
d. Aturan pakai
3. Buat etiket obat yang memuat informasi antara lain
a. Nomor resep pasien
b. Nama pasien
c. Tanggal resep
d. Aturan pakai
e. Tanggal kadaluarsa obat
4. Lakukan double check dengan orang yang berbeda dan berganti ganti untuk
memaksimalkan fungsi pemeriksaan.
20
Berikut adalah prosedur dari Pelayanan farmasi rawat inap di RS Era
Medika :
a) Dokter menulis resep.
b) Resep pasien diantarkan oleh perawat yang bertugas ke Instalasi Farmasi.
c) Resep diterima oleh IFRS dan selanjutnya melakukan skrining resep
meliputi skrining administratif dan skrining farmasetik.
d) Kerjakan instruksi dokter yang tercantum pada resep, buat etiket, entry
kan obat ke komputer SIM Rumah Sakit.
e) Siapkan obat sesuai dengan resep dokter, tempelkan etiket obat yang
dibuat. Lakukan pencatatan dan prosedur administrasi lainnya sesuai
dengan keperluan.
f) Skrining obat yang sudah selesai dikerjakan sebelum diserahkan kepada
perawat.
g) Obat diserahkan kepada perawat yang bertugas. Lalu obat diserahkan ke
pasien
MENYERAHKAN
PENYIAPAN
CPO/RESEP ENTRY RESEP
OBAT
RAWAT INAP
PENYERAHAN
PENGECEKAN
OBAT KE
OBAT
PERAWAT
21
Persyaratan farmasetik meliputi:
a) Nama Obat, bentuk dan kekuatan sediaan
b) Dosis dan Jumlah Obat
c) Stabilitas dan Aturan dan cara penggunaan
Persyaratan klinis meliputi:
a) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat
b) Duplikasi pengobatan
c) Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
d) Kontraindikasi dan Interaksi Obat
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh
Obat/Sediaan Farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat
pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
medik/pencatatan penggunaan Obat pasien.
3. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan intruksi pengobatan
dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi obat di RS Era Medika
didapatkan dengan melihat kartu kontrol atau data rekam medis pasien,
sebelum pasien mendapat terapi baru.
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan pembicaraan satu arah yang
dilakukan olrh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat mengenai
penggunaan obat dengan baik kepada pasien. PIO dilakukan untuk pasien
rawat inap dan rawat jalan. Untuk pasien rawat jalan PIO diberikan saat
apoteker sedang KIE kepada pasien, sedangkan untuk pasien rawat inap PIO
dilakukan saat visite apoteker ke pasien.
5. Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas tanya jawab atau wawancara antara
apoteker dan pasien, juga pemberian nasehat atau saran terkait terapi obat dari
apoteker kepada pasien dan/atau keluarganya.
6. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien, mengkaji masalah terkait obat dan
menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan
lainnya.
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
22
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi
pasien.
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat untuk menemukan
Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin, meminimalkan risiko kejadian
reaksi obat yang tidak dikehendaki, dan mencegah terulangnya kejadian
reaksi obat yang tidak dikehendaki.
23
1) Menghafal 6 Nama Obat Setiap Harinya
1. Cefixime
24
Indikasi : Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, otitis media, faringitis dan
tonsilitis, bronkitis akut, demam tifoid, gonore tanpa komplikasi
Kontra indikasi : Hipersensitivitas
Efek samping : Hipersensitivitas, mual, muntah, kolitis, diare, sakit kepala,
perubahan nilai laboratorium
Dosis : Dewasa dan anak berat badan 30 kg keatas: 100-200 mg dua kali
sehari; anak: 3-6 mg/kgBB/kali, dua kali sehari. Demam tifoid anak: 10-15
mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis, selama 10 hari
Etiket : putih
2. Paracetamol
Indikasi : Analgesik & antipiretik
Konta indikasi : Jangan diberikan kepada penderita hipersensitif terhadap
paracetamol dan penderita gangguan fungsi hati berat
Efek samping : Dosis besar menyebabkan kerusakan hati
Dosis : Dewasa 1-2 tablet, diberikan sebanyak 3-4 kali per hari; anak usia 6-
12 tahun: ½-1 tablet, diberikan sebanyak 3-4 kali per hari
Etiket : putih
25
j. Setiap elektrolit konsentrat disimpan di farmasi, kecuali NaHCO3
8.4% di simpan juga di ICU, dan UGD. MgSO4 ≥ 20% disimpan di
farmasi, emergency kit di UGD dan ruang bersalin.
k. Obat anestesi disimpan di tempat yang hanya bisa diakses oleh dokter,
perawat dan staf farmasi
l. Obat sitostatika, Insulin dan heparin hanya disimpan di farmasi atau di
area yang terkunci di mana obat diresepkan.
m. Dextrose ≥ 20% hanya disimpan di Farmasi, UGD, ICU dan troli
emergensi.
n. Penyimpanan obat NORUM dipisahkan, tidak diletakkan
bersebelahan, dan harus diberikan label “LASA”.
2. Obat LASA
1) Pengertian Obat LASA (Look Alike Sound Alike)
Adalah obat-obatan yang memiliki nama, rupa, dan ucapan yang
mirip dan perlu diwaspadai agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan obat (Dispersing Error) oleh apoteker.
2) Penyimpanan Obat LASA
c. Obat LASA disimpan sebagaimana obat lainnya yaitu berdasarkan
dosis obat, bentuk sediaan dan alfabetis namanya.
26
d. Obat LASA tidak boleh diletakkan berdekatan satu sama lain (diberi
jarak 2 kotak antar LASA setipe) dan harus diberi penandaan stiker
LASA
27
Amlodipine 10 mg Amlodipine 5 mg
Glimepiride Glibenclamide
Cefadroxil Sirup 250 ml Cefadroxil Sirup 150 mg
INJEKSI
Cefotaxim Ceftriaxon
Ceftriaxon Ceftrizoxim
Omeprazol Pantoprazol
TETES
Tobrosone Tobro
Pantocain Pantoprazol
Cendo Xitrol Aletrol
3. Skrining Resep
Tercantum
Bagian Kelengkapan Tida
Keterangan
Resep Resep Ada k
Ada
28
dr. Agus Kurniawan,
Nama dokter
Sp.THT-KL
SIP :
SIP
400.7.2.2/7676/24/2023
- S 2 dd I
Signatura Aturan Pakai
- S 3 dd I
NAMA OBAT
1. TREMENZA TAB ( ISO Hal 415 )
Indikasi : Untuk meringankan gejala-gejala flu karena alergi pada saluran
pernapasan bagian atas yang memerlukan dekongestan nasal dan antihistamin.
Kontra indikasi : Jangan digunakan untuk penyakit saluran napas bagian bawah
termasuk asma, hipersensitivitas terhadap komponen obat ini, pada penderita
dengan gejala hipertensi, glaukoma, diabetes, penyakit arteri koroner dan pada
terapi dengan penghambat monoamin oksidase.
Efek samping : Mulut, hidung dan tenggorokan kering. Sedasi, pusing, gangguan
koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinitus. Antihistamin dapat
29
menyebabkan pusing, rasa kantuk, mulut kering, penglihatan kabur, rasa letih,
mual, sakit kepala atau gelisah bagi beberapa penderita.
Dosis : Dewasa: 1 tablet, 3-4 kali sehari. Anak-anak: 6-12 tahun: ½ tablet, 3-4
kali sehari.
2. SANMOL ( ISO Hal 359 )
Indikasi : Analgesik & antipiretik
Kontra Indikasi : Penderita gangguan fungsi hati yang berat, hipersensitivitas
terhadap paracetamol.
Efek Samping : Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan
kerusakan hati, reaksi hipersensitivitas.
Dosis : -
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Bagi Lahan PKL
RS Era Medika diharapkan tetap menjalin kerja sama yang baik dengan SMK
Brawijaya Tulungagung sehingga dapat membantu berlangsungnya kegiatan PKL
selanjutnya dan tetap mempertahankan serta meningkatkan pembelajaran
kefarmasian yang diberikan kepada siswa/i SMK Brawijaya Tulungagung yang
sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di RS Era Medika.
30
31