Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN GELOMBANG I

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


DI RUMAH SAKIT ERA MEDIKA
PERIODE (08 Januari 2024 - 03 Februari 2024)

Oleh
LUTFI AULIA RIZKI SAFANA
0064270486

SMK BRAWIJAYA TULUNGAGUNG


Jl. Yos Sudarso IV No. 100 Desa Sobontoro Kec. Boyolangu
Kabupaten Tulungagung Kode Pos 66232
Email : smkbrawijayatulungagung@gmail.com
Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 69968603
Website : smkbrawijaya-tulungagung.sch.id
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Lutfi Aulia Rizki Safana
Kompetensi keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas
Tempat : Rumah Sakit Era Medika
Pada tanggal : 03 Februari 2024

Menyetujui,

Guru Pembimbing Pembimbing Lahan


PKL

apt. Nur Adin Ekawati, S. Farm. apt. Lailul Dian


Mastuti, S.Farm.

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMK Brawijaya Tulungagung Kakomli Farmasi Klinis


dan Komunitas

Yoan Ratna Sari, S. E. apt. Ika Yuanasari,


S.Farm.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat mampu menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah
dilaksanakan di Rumah Sakit Era Medika pada tanggal 8 Januari – 3 Februari 2024
dengan sebaik-baiknya. Laporan ini dibuat sebagai bukti pelaksanaan PKL yang
sudah dikerjakan di Rumah Sakit Era Medika. PKL ini merupakan suatu hal yang
benar-benar dapat memberikan modal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
para siswa serta meningkatkan kemampuan dalam menerapkan profesinya kepada
masyarakat. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, dan pada kesempatan ini
diucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Yoan Ratna Sari, S.E., selaku Kepala Sekolah SMK Brawijaya Tulungagung
yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
2. Isro' Khoirun Ni’mah, S.Pd., selaku Ketua Pelaksana Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
3. apt. Ika Yuanasari, S.Farm., selaku Kepala Kompetensi Jurusan Farmasi Klinis
dan Komunitas di SMK Brawijaya Tulungagung.
4. apt. Nur Adin Ekawati, S.Farm., selaku guru pembimbing selama PKL.
5. dr. Edward Narzali selaku Direktur Rumah Sakit Era Medika.
6. apt. Lailul Dian Mastuti, S.Farm., selaku pembimbing sekaligus selaku kepala
Instalansi Farmasi Rumah Sakit Era Medika
7. Segenap para karyawan/asisten apoteker di Rumah Sakit Era Medika yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama PKL berlangsung.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu segala saran dan kritik demi kesempurnaan dari laporan ini sangat diharapkan.
Semoga laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini bisa bermanfaat bagi
pembacanya.

Tulungagung, 3 Februari 2024

Lutfi Aulia Rizki Safana

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang..............................................................................


1.1.2 Tujuan..........................................................................................
1.1.3 Manfaat........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit..................................................................
2.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit.......................................................
2.1.3 Tujuan Rumah Sakit........................................................................
2.1.4 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit......................................
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit................
2.1.6 Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit......................................
2.2 TINJAUAN LAHAN PKL
2.2.1 Profil Rumah Sakit Era Medika .....................................................
2.2.2 Alur Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit .......................................
2.2.3 Fasilitas dan Pelayanan Rumah Sakit Era Medika........................ 19
2.2.4 Penunjang Medis........................................................................... 19
2.2.5 Rawat Jalan ....................................................................................
2.2.6 Rawat Inap Pasien .........................................................................
2.2.7 Sistem Penyimpanan Obat di IFRS Era Medika........................... 20

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara fisik, jiwa, maupun
sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup
produktif. Dalam menunjang kesehatan perlu dilakukan upaya kesehatan yang
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif, preventif,
kuratif, rehabilitif, dan/atau paliatif oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
dan/atau masyarakat (Undang-Undang No 17, 2023).

Menurut Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kefarmasian di


Rumah Sakit, pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan adalah rumah sakit.

Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk


melakukan upaya kesehatan adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat (Undang-Undang No. 44, 2009). Rumah sakit mempunyai peranan yang
penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia rumah
sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk puskesmas terutama upaya
penyembuhan dan pemulihan. Mutu pelayanan di rumah sakit sangat dipengaruhi
oleh kualitas dan jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki Rumah sakit tersebut.
Pelayanan kefarmasian sebagai salah satu unsur dari pelayanan utama di rumah
sakit. Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan obat dan kesehatan. Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu
kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan bermutu. Hal
tersebut di perjelaskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, yang menyebutkan

1
bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk farmasi klinik, yang terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk penyelenggara


pendidikan keahlian yang mengadakan secara sistemik dan sinkronsif antara
program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian (Life Skill
Ability) yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja
untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Kegiatan PKL sangat diperlukan oleh
siswa untuk menerapkan materi yang diperoleh di sekolah, sehingga kegiatan ini
dilaksanakan dengan harapan siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan
melatih skill.

1.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk :
a. Menjadikan tenaga kefarmasian yang kompeten dan siap berkompetisi di
dunia kerja.
b. Mengetahui pelayanan dan alur perbekalan farmasi di Rumah Sakit.
c. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang
sesungguhnya.
d. Meningkatkan pengetahuan mengenai kefarmasian di Rumah Sakit.

1.3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)


a. Mengetahui alur pelayanan resep, peracikan obat, dan perbekalan farmasi di
Rumah Sakit.
b. Untuk melatih kedisiplinan siswa/i dalam dunia kerja.
c. Memiliki keterampilan dan wawasan saat melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan di Rumah Sakit.
d. Mengetahui secara langsung pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan lainnya di Rumah Sakit.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1. Definisi Rumah Sakit

Menurut Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kefarmasian di


Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan
kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi pendekatan
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


dinyatakan bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Persyaratan
kefarmasian harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu, bermanfaat, aman, dan terjangkau.

2.1.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang tugas dan fungsi


Rumah Sakit, Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugasnya Rumah Sakit
mempunyai fungsi :

a) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit
b) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perseorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis
c) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan
d) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3
2.1.3. Tujuan Rumah Sakit

Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan


kesehatan, memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit, dan sumber daya manusia di rumah sakit dan
meningkatkan mutu serta mempertahankan standar pelayanan rumah sakit. Juga
memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia
rumah sakit, dan rumah sakit (Undang-Undang No. 44, 2009).

2.1.4. Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan


seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Instalasi Farmasi Rumah
sakit (IFRS) adalah bagian dari fasilitas yang disediakan rumah sakit untuk
menyelenggarakan kegiatan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah
sakit itu sendiri. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dipimpin oleh seorang
apoteker sebagai penanggungjawab dan dibantu asisten apoteker yang memenuhi
persyaratan perundang-undangan yang berlaku serta kompeten dan profesional.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan
farmasi klinis. Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit dituntut Untuk
merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi produk
menjadi orientasi pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara
terus menerus agar perubahan paradigma tersebut dapat diimplementasikan.
Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan termasuk tuntutan hukum. Dengan demikian, para Apoteker Indonesia
dapat berkompetisi dan menjadi tuan rumah di negara sendiri.

Perkembangan diatas dapat menjadi peluang sekaligus merupakan


tantangan bagi Apoteker untuk maju meningkatkan kompetensinya sehingga dapat
memberikan Pelayanan Kefarmasian secara komprehensif dan simultan baik yang
bersifat manajerial maupun farmasi klinik. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor
51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan Standar Pelayanan Kefarmasian yang
diamanahkan Untuk diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Selanjutnya
dinyatakan bahwa pelayanan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit harus mengikuti
Standar Pelayanan Kefarmasian yang diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan.

4
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang
berorientasi kepada pasien diperlukan suatu standar yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam pelayanan kefarmasian yaitu Keputusan Menteri Kesehatan No. 72
Tahun 2016 tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit. Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
2. Pelayanan farmasi klinik

Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis


Habis Pakai meliputi:

1. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai kebutuhan. Pemilihannya
berdasarkan :
a) Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi
b) Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang telah ditetapkan
c) Pola penyakit
d) Efektifitas dan Keamanan
e) Pengobatan berbasis bukti
f) Mutu
g) Harga dan Ketersediaan di pasaran
2. Perencanaan kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan
jumlah dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-sadar
perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi,
kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia.
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan :
a) Anggaran yang tersedia
b) Penetapan prioritas
c) Sisa persediaan
d) Data pemakaian periode yang lalu

5
e) Waktu tunggu pemesanan dan rencana pengembangan
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus
menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar mutu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
antara lain :
a) Bahan baku obat harus disertai Sertifikat Analisa
b) Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MDS)
c) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
mempunyai Nomor Izin Edar
d) Masa kadaluarsa (expired date) minimal dua tahun kecuali untuk Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin,
reagensia, dan lain-lain) atau pada kondisi tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen terkait penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
5. Penyimpanan
Setelah barang diterima oleh Instalasi Farmasi perlu dilakukan
penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat
menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian (stabilitas,
keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai). Metode
penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan
jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan
disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out
(FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP yang penampilan
dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya
kesalahan pengambilan obat.

6
6. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap
menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
7. Pemusnahan dan penarikan
Penarikan sediaan Farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan
perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh
Menteri.
8. Pengendalian
Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama
dengan Komite/Tim Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit. Tujuan
pengendalian persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai adalah untuk :
a) Penggunaan obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit
b) Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluarsa dan kehilangan serta
pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
c) Penggunaan obat sesuai dengan diagnosis dan terapi
9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan
untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu.
Kegiatan administrasi terdiri dari :
a) Pencatatan dan Pelaporan
b) Administrasi keuangan
c) Administrasi Penghapusan

7
Pelayanan farmasi klinik sebagaimana yang dimaksud meliputi:

a. Pengkajian dan pelayanan Resep


Pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait
obat, bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada
dokter penulis resep.
b. Penelusuran riwayat penggunaan Obat
Penelusuran riwayat penggunaan obat dilakukan untuk mendapatkan
informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan
sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau
data rekam medik/pencatatan penggunaan obat pasien.
c. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan intruksi
pengobatan dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi obat
bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat seperti obat tidak
diberikan, kesalahan dosis, dan memastikan informasi yang akurat tentang
obat yang digunakan pasien.
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di
Rumah Sakit dan pihak lain diluar Rumah Sakit.
e. Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasehat atau saran
terkait terapi obat dari Apoteker kepada pasien dan/atau keluarganya.
Tujuannya untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan resiko reaksi
obat yang tidak dikehendaki (ROTD), meningkatkan keamanan penggunaan
obat bagi pasien, dan meningkatkan hubungan kepercayaan antara Apoteker
dan pasien.
f. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien, mengkaji masalah terkait obat dan
menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan
lainnya. Visite juga bisa dilakukan pada pasien yang sudah keluar dari
Rumah Sakit baik atas permintaan pasien atau program dari Rumah Sakit
yang biasa disebut Pelayanan Kefarmasian di rumah (Home Pharmacy
Care).

8
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang
mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan
rasional bagi pasien.
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat untuk menemukan
Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin, meminimalkan risiko kejadian
reaksi obat yang tidak dikehendaki, dan mencegah terulangnya kejadian
reaksi obat yang tidak dikehendaki.
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan
berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif. EPO bertujuan untuk
mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat,
membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu dan
memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat.
j. Dispensing Sediaan Steril
Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi dengan
teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan
melindungi petugas dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya
kesalahan pemberian obat.
k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
Merupakan interpretasi hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas
permintaan dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas
usulan Apoteker kepada dokter. Bertujuan untuk mengetahui kadar obat
dalam darah dan memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat.
Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit harus
didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian (sumber daya
manusia, sarana, dan peralatan), pengorganisasian yang berorientasi kepada
keselamatan pasien, dan standar prosedur operasional.

2.1.5. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Menurut Permenkes No. 72 Tahun 2016 Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS) memiliki beberapa tugas antara lain:
1) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal
2) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan
prosedur kefarmasian dan etik profesi

9
3) Melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
4) Memberi pelayanan yang bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan
5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi
6) Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi
7) Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium Rumah Sakit

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) juga memiliki fungsi, antara lain:
Pengelolaan perbekalan farmasi, Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan
obat dan alat kesehatan.

Pengelolaan perbekalan farmasi memiliki bagian-bagian fungsi, antara lain:


1) Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit
2) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
3) Mengadakan perbekalan farmasi yang berpedoman pada perencanaan yang
telah dibuat
4) Sesuai ketentuan yang berlaku
5) Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit
6) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku
7) Menyimpan perbekalan farmasi keunit-unit pelayanan di Rumah Sakit

Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan juga


memiliki bagian-bagian fungsi sendiri, meliputi:
1) Mengkaji instruksi pengobatan atau resep pasien
2) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat
kesehatan
3) Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan
4) Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
5) Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien atau keluarga
6) Memberi konseling kepada pasien atau keluarga
7) Melakukan pencampuran obat suntik
8) Melakukan penyiapan nutrisi parenteral
9) Melakukan penanganan obat kanker

10
10) Melakukan penentuan kadar obat dalam darah
11) Melakukan pencatatan dan pelaporan disetiap kegiatan

2.1.6. Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit


Berdasarkan keputusan Menteri RI No. 1197/MENKES/SK/X/2004,
struktur minimal organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) memiliki
kepala IFRS, bagian administrasi, bagian pengelolaan perbekalan, bagian
farmasi klinik dan bagian manajemen mutu. Struktur ini bersifat dinamis dan
harus disesuaikan dengan situasi serta kondisi rumah sakit. Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS) dipimpin oleh Apoteker. Pelayanan farmasi
diselenggarakan dan dikelola oleh Apoteker yang mempunyai pengalaman 2
tahun dibagian farmasi rumah sakit, Apoteker telah terdaftar di Depkes dan
mempunyai surat izin kerja. Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh
Tenaga Ahli Madya Farmasi (D3) dan Tenaga Penengah Farmasi (AA).
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi
klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana,
dan peralatan. Apoteker dalam melaksanakan kegiatan Pelayanan Kefarmasian
tersebut juga harus mempertimbangkan faktor risiko yang terjadi, yang disebut
dengan manajemen risiko.

11
2.2 Tinjauan Lahan PKL
2.2.1 Profil Rumah Sakit Era Medika

Gambar 2.2.1 Rumah Sakit Era Medika

Rumah Sakit Era Medika pada awalnya adalah Laboratorium Klinik yang
didirikan oleh dr. Aries Rudiyanto dan dr. Erawati pada tahun 1999, kemudian pada
tahun 2000 mendirikan Apotik Ngunut Farma dan pada tahun yang sama dibangun
sebuah Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin (BPRB) / BKIA dr. Erawati yang
merupakan cikal bakal Rumah Sakit Era Medika dan mulai dioperasikan pada 2
Februari 2001.

RS Era Medika merupakan salah satu rumah sakit swasta dari 13 rumah sakit
yang berada di wilayah Tulungagung. Rumah sakit Era Medika dikelola dibawah
nauangan PT Era Medika yang berada di Kec. Ngunut Kab Tulungagung, dan
merupakan rumah sakit yang berstatus rumah sakit umum yang telah terakreditasi
dengan lulus predikat Tingkat Paripurna. Rumah Sakit Era Medika juga merupakan
salah satu rumah sakit tipe C yang memberikan pelayanan di bidang kesehatan yang
didukung oleh layanan dokter spesialis serta ditunjang dengan fasilitas medis lainnya.

Profil Rumah Sakit Era Medika

Nama Instalasi Rumah Sakit Era Medika


Status Kepemilikan PT. Era Medika Tulungagung
Nama Direktur dr. Edward Nurzali

12
Alamat JL. Raya Pulosari No. 15 Ngunut Tulungagung 66292
Telepon (0355)398706/ (0355)396566
Email rseramedika@yahoo.co.id
Appointment 08113184601

A. Visi dan Misi Rumah Sakit Era Medika


1. Visi Rumah Sakit Era Medika: Menjadi Rumah Sakit Swasta Rujukan Utama
di Tulungagung.
2. Misi Rumah Sakit Era Medika
a) Mengutamakan pelayanan yang berfokus pada keselamatan pasien.
b) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan
dengan selalu melaksanakan evaluasi dsn monitoring kualitas SDM,
sarana, & prasarana RS dan sistem pelayanan berbasis IT.
c) Mengutamakan etika & profesionalisme di dalam lingkungan kerja yang
ramah bagi pasien.
d) Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi pasien
e) Membina hubungan yang baik dan ikut berkontribusi bersama
masyarakat.

B. Pembagian Shift
Pembagian Shift Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini berlangsung selama 1 bulan
di mulai tanggal 8 Januari s.d 3 Februari 2024. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
memiliki jadwal yang berbeda beda, dengan pembagian shift sebagai berikut:
1. Shift Pagi : Pukul 07.00 – 14.00 WIB
2. Shift Sore : Pukul 14.00 – 21.00 WIB
3. Shift Malam : Pukul 21.00 – 07.00 WIB

2.2.2. Fasilitas dan Layanan Rumah Sakit Era Medika


1) Instalasi Gawat Darurat
2) Farmasi / Apotek
3) Instalasi Gizi
4) Ruang Bersalin
5) Ruang Operasi
6) Rehabilitasi Medik
7) Bidan dan Perawat

13
8) Dokter Umum

2.2.3. Penunjang Medis


1) Laboratorium
- Patologi Klinik
- Patologi Anatomi
2) Radiologi
- Rontgen
3) Ultrasonografi (USG)
4) Elektrokardiogram (EKG)
5) Fisioterapi

2.2.4. Rawat Jalan


Poliklinik umum dan poliklinik spesialis memberikan pelayanan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan daftar layanan poli yang ada
di rumah sakit Era Medika: :
1) Spesialis Penyakit Dalam
2) Spesialis Kebidanan dan Kandungan
3) Spesialis Anak
4) Spesialis Bedah
5) Spesialis THT
6) Spesialis Saraf
7) Klinik Gigi
8) Klinik TB

2.2.5. Rawat Inap Pasien

1. Perawatan Khusus dan Intensif


a) ICU / NICU / HCU
b) Ruang Isolasi
c) Ruang Perawatan Bayi
2. Perawatan Umum
a) Ruang Perawatan Kelas Super VIP
b) Ruang Perawatan Kelas VIP
c) Ruang Perawatan Kelas I
d) Ruang Perawatan Kelas II
e) Ruang Perawatan Kelas III

14
Data Tempat Tidur

NO KELAS JUMLAH
1. VVIP/Super VVIP 5
2. VIP 7
3. Kelas I 12
4. Kelas II 14
5. Kelas III 53
6. ICU 4
7. Isolasi 2
8. Isolasi Tanpa Tekanan Negatif 4

2.2.6. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi di RS Era Medika

Kepala Instalasi Farmasi : apt.


Lailul Dian Mastuti, S.Farm

Farmasi Rawat Jalan : apt. Lailul Farmasi Rawat Inap : apt.


Dian Mastuti, S.Farm Rizkan Dwi Cahyono, S.Farm

Gudang Farmasi : Nurul Gudang Farmasi : Octaviani Puji


Istikomah Astutik

Asisten Apoteker Penanggung Asisten Apoteker Penanggung


Jawab : Mila K, Amd.Farm Jawab : Febriana, Amd.Farm

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di RS Era Medika

3.1.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RS Era Medika

1) Menghafal tata letak obat


2) Menghafal 6 nama obat setiap hari
3) Menata obat sesuai tempatnya
4) Membuat laporan harian
5) Membantu menyiapkan resep mulai dari skrining resep, menyiapkan obat,
memberi etiket pada obat
6) Mengisi kartu stok (tanggal, jumlah masuk obat, jumlah keluar obat, sisa
obat)
7) Mengambil stok obat di gudang
8) Mengambil obat sesuai resep
9) Mengantar obat ke rawat inap bawah, rawat inap atas, igd, nicu, kamar
operasi
10) Menata obat berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, FIFO (First In First
Out)
11) Pelayanan resep
a) Mempersiapkan obat dan memberi etiket
Melakukan pengambilan obat sesuai resep dari dokter kemudian obat
diberi etiket yang bertujuan untuk mengetahui aturan pakai obat. Ada 2
macam etiket yaitu etiket putih dan etiket biru. Etiket putih untuk
pemakaian oral seperti sirup, puyer, tablet, dan kapsul sedangkan etiket
biru untuk pemakaian luar seperti bedak, salep, tetes mata dan tetes telinga.
b) Meracik obat
Peracikan obat dilakukan ketika mendapat resep racikan, bisa dari
tablet atau kapsul yang dibuat menjadi kapsul lagi atau puyer (serbuk).
Kegiataan ini membutuhkan waktu yang lebih lama karena memerlukan
ketelitian dalam pengambilan obat atau dalam peracikan obatnya.

16
A. Standar Pelayanan Kefarmasian
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian. Tujuan dilakukannya pengelolaan sediaan farmasi
untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Standar Pelayanan
Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Era Medika adalah sebagai
berikut:
1. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai kebutuhan. Metode
pemilihan sediaan farmasi yang ada di Rumah Sakit Era Medika berdasarkan
Formularium. Biasanya untuk obat paten mengikuti permintaan dokter,
sedangkan untuk obat generik mengikuti formularium nasional.
2. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah
dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
Perencanaan di RS Era Medika dilakukan setiap 1 bulan sekali berdasarkan
metode Rencana Kebutuhan Obat (RKO).
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan ke distributor dilakukan setiap 2 hari
sekali, berfungsi untuk meminimalisir terjadinya over stock di gudang dan
obat expired.
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan
perbekalan farmasi di RS Era Medika dilakukan saat barang datang dari
distributor menuju ke gudang farmasi, kemudian mencocokkan antara
kesesuaian Faktur dengan SP, Faktur dengan barang yang meliputi : nama
PBF, nama Rumah Sakit, nama barang, kuantiti barang, expired date, no.
Batch, bentuk sediaan, kondisi fisik barang. Apabila barang yang datang tidak
sesuai, maka barang diretur.

17
5. Penyimpanan
Setelah barang diterima oleh Instalasi Farmasi perlu dilakukan
penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Metode penyimpanan obat
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Era Medika adalah sebagai berikut:
a) Obat yang disimpan berdasarkan suhu (di lemari dingin bersuhu 2-8ºC
dan di suhu ruangan kurang lebih 30ºC).
b) Alphabetis adalah cara penyimpanan obat menurut nama obat sesuai
dengan alphabet.
c) Bentuk Sediaan adalah cara penyimpanan obat menurut bentuknya yaitu
tablet, kapsul, sirup, injeksi, tetes mata, dan tetes telinga. Biasanya
bentuk sedian injeksi, insulin, suppositoria di simpan di lemari pendingin.
d) FIFO ( First In First Out) adalah cara penyimpanan obat dimana obat
yang pertama masuk, maka harus pertama dikeluarkan.
e) Penyimpanan obat High Alert
a. High alert medication disimpan di laci atau lemari di area yang
terkunci dan terpisah dari produk lain.
b. Setiap high alert medication diberikan label “High-Alert” yang
berwarna merah pada sisi depan kemasan tanpa menutupi informasi
yang ada pada kemasan.
c. Setiap elektrolit konsentrat disimpan di farmasi, kecuali NaHCO3
8.4% di simpan juga di ICU, dan UGD. MgSO4 ≥ 20% disimpan di
farmasi, emergency kit di UGD dan ruang bersalin.
d. Obat anestesi disimpan di tempat yang hanya bisa diakses oleh dokter,
perawat dan staf farmasi
e. Obat sitostatika, Insulin dan heparin hanya disimpan di farmasi atau di
area yang terkunci di mana obat diresepkan.
f. Dextrose ≥ 20% hanya disimpan di Farmasi, UGD, ICU dan troli
emergensi.
g. Penyimpanan obat NORUM dipisahkan, tidak diletakkan
bersebelahan, dan harus diberikan label “LASA”.
f) Penyimpanan Obat LASA
a. Obat LASA disimpan sebagaimana obat lainnya yaitu berdasarkan
dosis obat, bentuk sediaan dan alfabetis namanya.

18
b. Obat LASA tidak boleh diletakkan berdekatan satu sama lain (diberi
jarak 2 kotak antar LASA setipe) dan harus diberi penandaan stiker
LASA
g) Obat Narkotika dan Psikotropika disimpan di lemari khusus yang terbuat
dari kayu, lemari tersebut memiliki dua kunci berbeda, yang satu dibawa
oleh apoteker dan yang satu dibawa oleh tenaga teknik kefarmasian yang
diberi wewenang oleh apoteker. Penyimpanan obat narkotika dan
psikotropika di sembunyikan.
6. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Alur distribusi sediaan
farmasi di Rumah Sakit Era Medika dilakukan dari gudang farmasi kemudian
di distribusikan ke unit farmasi dan unit-unit lain yang ada di RS Era Medika.
ODD / UDD ?
7. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan di RS Era Medika dilakukan setiap 1 tahun sekali setiap akhir
tahun. Dan untuk metode pemusnahan penarikan yang ada di Rumah Sakit
Era Medika adalah dengan pihak ke-3 (langsung dengan PT).
8. Pengendalian
Pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama
dengan Komite/Tim Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit. Pengendalian
Perbekalan Farmasi di RS Era Medika dengan melakukan stock opname
setiap 1 bulan sekali disetiap akhir bulan. Berfungsi untuk mengendalikan
sisa stock dan meminimalisir expired Obat dan Alkes.
9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk
memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu. Administrasi
dilakukan setiap resep masuk nota, pembayaran di kasir, pembayaran di
distributor dilakukan oleh unit keuangan. Sedangkan untuk pelaporan
dilakukan setiap 1 bulan sekali, dilaporkan maksimal tanggal 10 dibulan
berikutnya. Khusus untuk Obat Narkotika dan Psikotropika dilaporkan
melalui aplikasi SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika).

19
B. Alur Pelayanan Obat Bagi Pasien di Instalasi Farmasi RS Era Medika
Alur pelayanan obat merupakan pelayanan obat ke pasien yang dilakukan di
Instalasi Farmasi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan
pemberian obat, dengan cara sebagai berikut :
1. Resep diterima petugas farmasi
a. Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi
b. Nama dokter
c. Nomor SIP dokter
d. Tanggal penulisan resep ditulis
e. Nama pasien, usia pasien dan alamat pasien
f. Paraf dan stempel dokter
2. Kelengkapan klinis
a. Nama obat
b. Dosis obat
c. Rute pemberian
d. Aturan pakai
3. Buat etiket obat yang memuat informasi antara lain
a. Nomor resep pasien
b. Nama pasien
c. Tanggal resep
d. Aturan pakai
e. Tanggal kadaluarsa obat
4. Lakukan double check dengan orang yang berbeda dan berganti ganti untuk
memaksimalkan fungsi pemeriksaan.

C. Ilustrasi Alur Pelayanan Obat Rawat Inap


Pelayanan farmasi untuk pasien rawat inap merupakan proses
pemberian Obat selama pasien dirawat di ruang rawat inap sampai dengan
pasien pulang. Pelayanan farmasi rawat inap di RS Era Medika menggunakan
sistem ODD (One Daily Dose) yaitu pendistribusian sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan Medis habis pakai berdasarkan resep perorangan yang
digunakan dalam 1 hari. Tujuan dari pelayanan farmasi rawat inap dilakukan
untuk melayani pasien selama menjalani proses pengobatan di Rumah Sakit.

20
Berikut adalah prosedur dari Pelayanan farmasi rawat inap di RS Era
Medika :
a) Dokter menulis resep.
b) Resep pasien diantarkan oleh perawat yang bertugas ke Instalasi Farmasi.
c) Resep diterima oleh IFRS dan selanjutnya melakukan skrining resep
meliputi skrining administratif dan skrining farmasetik.
d) Kerjakan instruksi dokter yang tercantum pada resep, buat etiket, entry
kan obat ke komputer SIM Rumah Sakit.
e) Siapkan obat sesuai dengan resep dokter, tempelkan etiket obat yang
dibuat. Lakukan pencatatan dan prosedur administrasi lainnya sesuai
dengan keperluan.
f) Skrining obat yang sudah selesai dikerjakan sebelum diserahkan kepada
perawat.
g) Obat diserahkan kepada perawat yang bertugas. Lalu obat diserahkan ke
pasien

MENYERAHKAN
PENYIAPAN
CPO/RESEP ENTRY RESEP
OBAT
RAWAT INAP

PENYERAHAN
PENGECEKAN
OBAT KE
OBAT
PERAWAT

D. Farmasi klinis di Rumah Sakit Era Medika


1. Pengkajian Resep
Pengkajian resep di RS Era Medika dilakukan sebelum resep dilayani.
Pengkajian resep harus sesuai persyaratan administrasi, farmasetik, dan klinis.
Persyaratan administrasi meliputi:
a) Nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien
b) Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter
c) Tanggal Resep dan ruangan/unit asal Resep

21
Persyaratan farmasetik meliputi:
a) Nama Obat, bentuk dan kekuatan sediaan
b) Dosis dan Jumlah Obat
c) Stabilitas dan Aturan dan cara penggunaan
Persyaratan klinis meliputi:
a) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat
b) Duplikasi pengobatan
c) Alergi dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
d) Kontraindikasi dan Interaksi Obat
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh
Obat/Sediaan Farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan, riwayat
pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
medik/pencatatan penggunaan Obat pasien.
3. Rekonsiliasi Obat
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan intruksi pengobatan
dengan obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi obat di RS Era Medika
didapatkan dengan melihat kartu kontrol atau data rekam medis pasien,
sebelum pasien mendapat terapi baru.
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan pembicaraan satu arah yang
dilakukan olrh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat mengenai
penggunaan obat dengan baik kepada pasien. PIO dilakukan untuk pasien
rawat inap dan rawat jalan. Untuk pasien rawat jalan PIO diberikan saat
apoteker sedang KIE kepada pasien, sedangkan untuk pasien rawat inap PIO
dilakukan saat visite apoteker ke pasien.
5. Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas tanya jawab atau wawancara antara
apoteker dan pasien, juga pemberian nasehat atau saran terkait terapi obat dari
apoteker kepada pasien dan/atau keluarganya.
6. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamati kondisi klinis pasien, mengkaji masalah terkait obat dan
menyajikan informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional kesehatan
lainnya.
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

22
Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi
pasien.
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat untuk menemukan
Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin, meminimalkan risiko kejadian
reaksi obat yang tidak dikehendaki, dan mencegah terulangnya kejadian
reaksi obat yang tidak dikehendaki.

3.2 Kegiatan Selama Praktik Kerja Lapangan di RS Era Medika


12) Menghafal Tata Letak Obat
13) Menghafal 6 Nama Obat Setiap Hari
14) Menata Obat Sesuai Tempatnya
15) Membuat Laopran Harian
16) Skrining Resep, 3 Resep Per Hari
17) Mengisi Kartu Stok
18) Membaca Resep
19) Mengambil Stok Obat Di Gudang
20) Mengambil Obat Sesuai Resep
21) Melakukan Telaah Resep
22) Mengantar Obat Ke Rawat Inap Bawah, Rawat Inap Atas, IGD, NICU,
Kamar Operasi
23) Pelayanan Resep
c) Mempersiapkan Obat Dan Memberi Etiket
Obat diberi etiket bertujuan untuk mengetahui aturan pakai obat. Ada
2 macam etiket yaitu etiket putih dan etiket biru. Etiket putih untuk
pemakaian dalam seperti sirup, puyer, tablet, dan kapsul sedangkan etiket
biru untuk pemakaian luar seperti bedak, salep, tetes mata dan tetes telinga.
d) Meracik obat
Peracikan obat dilakukan ketika mendapat resep racikan, bisa dari
tablet atau kapsul yang dibuat menjadi kapsul lagi atau puyer (serbuk).
Kegiataan ini membutuhkan waktu yang lebih lama karena memerlukan
ketelitian dalam pengambilan obat atau dalam peracikan obatnya.

3.3 Tugas Dari Pembimbing Lahan PKL

23
1) Menghafal 6 Nama Obat Setiap Harinya

No NAMA OBAT INDIKASI


1. Allopurinol 100 mg Mencegah pengendapan asam urat
2. Amlodipine 5 mg & 10 mg Anti hipertensi
3. Betahistine 6 mg Anti vertigo
Anti platelet (mencegah pembekuan
4. Clopidogrel 75 mg
darah)
5. Codikaf 10 mg & 20 mg Antitusif & analgesik
6. Valisanbe 2 mg & 5 mg Meredakan gangguan kecemasan
7. Euthyrox 50 mg & 100 mg Untuk mengatasi penyakit hipotiroidisme
8. Tremenza tab Meringankan gejala flu karena alergi
Meredakan kejang pada penderita
9. Gabapentine 150 mg & 300 mg
epilepsi & nyeri neuropatik
10. Lisinopril 5 mg & 10 mg Anti hipertensi
Untuk mual & muntah karena
11. Ondancetron 4 mg & 8 mg
kemoterapi, radioterapi, & operasi
12. Glucodex Untuk diabetes mellitus tipe 2

2) Srining Resep Sebanyak 3 Resep Per Hari

1. Cefixime

24
Indikasi : Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi, otitis media, faringitis dan
tonsilitis, bronkitis akut, demam tifoid, gonore tanpa komplikasi
Kontra indikasi : Hipersensitivitas
Efek samping : Hipersensitivitas, mual, muntah, kolitis, diare, sakit kepala,
perubahan nilai laboratorium
Dosis : Dewasa dan anak berat badan 30 kg keatas: 100-200 mg dua kali
sehari; anak: 3-6 mg/kgBB/kali, dua kali sehari. Demam tifoid anak: 10-15
mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis, selama 10 hari
Etiket : putih
2. Paracetamol
Indikasi : Analgesik & antipiretik
Konta indikasi : Jangan diberikan kepada penderita hipersensitif terhadap
paracetamol dan penderita gangguan fungsi hati berat
Efek samping : Dosis besar menyebabkan kerusakan hati
Dosis : Dewasa 1-2 tablet, diberikan sebanyak 3-4 kali per hari; anak usia 6-
12 tahun: ½-1 tablet, diberikan sebanyak 3-4 kali per hari
Etiket : putih

3.4 Tugas Dari Pembimbing Sekolah


1. Obat High Alert
1) Pengertian Obat High Alert
Obat High Alert adalah obat yang harus diwaspadai karena sering
menyebabkan terjadi kesalahan atau kesalahan serius (sentinel event) dan obat
yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan
(ROTD). Obat yang tergolong kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang
terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA), elektrolit konsentrasi
tinggi, obat-obat sitostatika serta obat yang digunakan di IGD dan ICU.
2) Penyimpanan Obat High Alert
h. High alert medication disimpan di laci atau lemari di area yang
terkunci dan terpisah dari produk lain.
i. Setiap high alert medication diberikan label “High-Alert” yang
berwarna merah pada sisi depan kemasan tanpa menutupi informasi
yang ada pada kemasan.

25
j. Setiap elektrolit konsentrat disimpan di farmasi, kecuali NaHCO3
8.4% di simpan juga di ICU, dan UGD. MgSO4 ≥ 20% disimpan di
farmasi, emergency kit di UGD dan ruang bersalin.
k. Obat anestesi disimpan di tempat yang hanya bisa diakses oleh dokter,
perawat dan staf farmasi
l. Obat sitostatika, Insulin dan heparin hanya disimpan di farmasi atau di
area yang terkunci di mana obat diresepkan.
m. Dextrose ≥ 20% hanya disimpan di Farmasi, UGD, ICU dan troli
emergensi.
n. Penyimpanan obat NORUM dipisahkan, tidak diletakkan
bersebelahan, dan harus diberikan label “LASA”.

3) Contoh Obat High Alert di Instalasi Farmasi RS Era Medika

NO NAM A OBAT NO NAMA OBAT


1. Acarbose 50 & 100 mg 11. Notisil
2. Cordaron 200 mg 12. Pioglitazone 15 mg
3. Clopidogrel 75 mg 13. Tiaryt
4. Diaformin XR 14. Atropin Sulfat
5. Gliaride 2 mg 15. Cordaron
6. Gluquidone 30 mg 16. Dopamin Inj
7. Glucodex 17. Lovenox 0,6
8. Glibenclamid 5 mg 18. Lidocain HCL
9. Glimepiride 3 mg & 4 mg 19. Norephineprin
10. Metformin 500 & 850 mg 20. Nicardipin

2. Obat LASA
1) Pengertian Obat LASA (Look Alike Sound Alike)
Adalah obat-obatan yang memiliki nama, rupa, dan ucapan yang
mirip dan perlu diwaspadai agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan obat (Dispersing Error) oleh apoteker.
2) Penyimpanan Obat LASA
c. Obat LASA disimpan sebagaimana obat lainnya yaitu berdasarkan
dosis obat, bentuk sediaan dan alfabetis namanya.

26
d. Obat LASA tidak boleh diletakkan berdekatan satu sama lain (diberi
jarak 2 kotak antar LASA setipe) dan harus diberi penandaan stiker
LASA

3) Contoh Obat LASA di Instalasi Farmasi RS Era Medika

NAMA OBAT NAMA OBAT LOOK ALIKE


TABLET
Amlodipine 5 mg Amlodipine 10 mg
Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg
Captopril 12,5 mg Captopril 25 mg
Clindamicin 150 mg Clindamicin 300 mg
Glimepiride 2 mg Glimepiride 3 mg & 4 mg
Lisinopril 5 mg Lisinopril 10 mg
Meloxicam 7,5 mg Meloxicam 15 mg
Methylprednison 4 mg Methylprednisolon 8 mg & 16 mg
Valsartan 80 mg Valsartan 160 mg
Flunarizine 5 mg Flunarizine 10 mg
INJEKSI
Cefotaxim Ceftriaxon
Citicolin Ondancentron 4 mg
Metocloperamide Lidocain

NAMA OBAT NAMA OBAT SOUND ALIKE


TABLET
Metformin Metronidazole
Dexketoprofen Dexametasone
Asam Mefenamat Asam Tranexamat
Clopidogrel Clopidine
Cefixime 100 Cefixime 200
Atorvastatin Simvastatin
Candesartan Valsartan
Omeprazol Lansoprazol

27
Amlodipine 10 mg Amlodipine 5 mg
Glimepiride Glibenclamide
Cefadroxil Sirup 250 ml Cefadroxil Sirup 150 mg
INJEKSI
Cefotaxim Ceftriaxon
Ceftriaxon Ceftrizoxim
Omeprazol Pantoprazol
TETES
Tobrosone Tobro
Pantocain Pantoprazol
Cendo Xitrol Aletrol

3. Skrining Resep

Tercantum
Bagian Kelengkapan Tida
Keterangan
Resep Resep Ada k
Ada

28
dr. Agus Kurniawan,
Nama dokter 
Sp.THT-KL
SIP :
SIP 
400.7.2.2/7676/24/2023

No. Telp  Tercantum


Incriptio
Jl. Raya Pulosari No. 15
Alamat  Ngunut, Tulungagung, Jawa
Timur
Tanggal penulisan
 20 Januari 2024
resep
Invocatio R/  Tercantum
Nama Obat, Bentuk
Praescripti - R/ Tremenza No. X
Sediaan dan Jumlah 
o - R/ Sanmol No. XV
Obat

- S 2 dd I
Signatura Aturan Pakai 
- S 3 dd I

Nama Pasien  Nike Anggraini


Patient
Umur Pasien  28 tahun
Informatio
Berat Badan Pasien  Tidak dicantumkan
n
Jenis Kelamin Pasien  Perempuan
Subscripti Paraf atau Tanda
 Tidak dicantumkan
o Tangan Dokter

NAMA OBAT
1. TREMENZA TAB ( ISO Hal 415 )
Indikasi : Untuk meringankan gejala-gejala flu karena alergi pada saluran
pernapasan bagian atas yang memerlukan dekongestan nasal dan antihistamin.
Kontra indikasi : Jangan digunakan untuk penyakit saluran napas bagian bawah
termasuk asma, hipersensitivitas terhadap komponen obat ini, pada penderita
dengan gejala hipertensi, glaukoma, diabetes, penyakit arteri koroner dan pada
terapi dengan penghambat monoamin oksidase.
Efek samping : Mulut, hidung dan tenggorokan kering. Sedasi, pusing, gangguan
koordinasi, tremor, insomnia, halusinasi, tinitus. Antihistamin dapat

29
menyebabkan pusing, rasa kantuk, mulut kering, penglihatan kabur, rasa letih,
mual, sakit kepala atau gelisah bagi beberapa penderita.
Dosis : Dewasa: 1 tablet, 3-4 kali sehari. Anak-anak: 6-12 tahun: ½ tablet, 3-4
kali sehari.
2. SANMOL ( ISO Hal 359 )
Indikasi : Analgesik & antipiretik
Kontra Indikasi : Penderita gangguan fungsi hati yang berat, hipersensitivitas
terhadap paracetamol.
Efek Samping : Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan
kerusakan hati, reaksi hipersensitivitas.
Dosis : -

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di RS Era Medika pada tanggal


08 Januari sampai dengan tanggal 03 Februari 2024, di Instalasi Farmasi RS Era
Medika sudah melakukan alur pengelolaan perbekalan farmasi sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016. Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Era Medika dapat memberikan pelayanan bagi pasien rawat
inap maupun pasien rawat jalan yang meliputi (Pasien BPJS dan Umum). Dapat
memperoleh pengetahuan tentang jenis-jenis obat, pelaksanaan farmasi klinis, dan
bagamaina cara penyimpanan obat di Instalasi Farmasi RS Era Medika berdasarkan
bentuk sediaan, alfabetis, dan FIFO (First In First Out).

4.2 SARAN
Bagi Lahan PKL
RS Era Medika diharapkan tetap menjalin kerja sama yang baik dengan SMK
Brawijaya Tulungagung sehingga dapat membantu berlangsungnya kegiatan PKL
selanjutnya dan tetap mempertahankan serta meningkatkan pembelajaran
kefarmasian yang diberikan kepada siswa/i SMK Brawijaya Tulungagung yang
sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di RS Era Medika.

Bagi Pihak Sekolah


SMK Brawijaya Tulungagung diharapakan tetap menjalin hubungan dan kerja
sama yang baik dengan RS Era Medika. Sebaiknya pembekalan mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kegiatan PKL lebih diperbanyak dan ditingkatkan sehingga
siswa siswi dapat lebih siap secara mental maupun fisik dalam melaksanakan PKL.

30
31

Anda mungkin juga menyukai