1/3
RSUD
CAMPURDARAT
TULUNGAGUNG
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Campurdarat Tulungagung
PANDUAN
PRAKTEK
KLINIK
dr. RIO ARDONA, MMRS
Penata Tk. I
NIP. 19850623 201410 1 001
PENGERTIAN Adalah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam
sirkulasi. Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang
diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif.
Penyakit Graves adalah penyakit autoimun yang dikarakteristikkan
dengan adanya antibodi terhadap reseptor tirotropin (TRAb). TSH
Receptors Antybody (Trab) berikatan dengan reseptor tirotropin aktif
sehingga menyebabkan kelenjar tiroid berkembang dan terjadi
peningkatan sintesis hormon tiroid oleh folikel tiroid.
ICD X E05.9
ANAMNESIS Hiperaktivitas, iritabilitas, disforia, intoleransi panas, mudah
berkeringat, palpitasi, lemah dan lesu, berat badan turun dengan
peningkatan nafsu makan, diare, poliuria, oligomenorrea, hilangnya
libido
PEMERIKSAAN Takikardia, atrial fibrilasi, tremor, goiter, kulit hangat dan lembab,
FISIK kelemahan otot, miopati proksimal, lid lag retraction dan lid retraction,
ginekomastia
KRITERIA Ditemukan gejala dan tanda seperti disebutkan diatas
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS Hipertiroidisme primer : penyakit Graves, struma multinodosa toksik,
BANDING adenoma toksik, metastasis karsinoma tiroid fungsional, struma ovarii,
mutasi reseptor TSH, obat: kelebihan iodium (fenomena Jod Basedow)
Tirotoksitas tanpa hipertiroidisme : tiroiditis subakut, tiroiditis silent,
destruksi tiroid (karena amiodarone, radiasi, infark adenoma), asupan
hormon tiroid berlebihan (tirotoksikosis factiticia)
Hipertiroidisme sekunder : adenoma hipofisis yang mensekresi TSH,
sindrom resistensi hormon tiroid, tumor yang mensekresi HCG,
tirotoksikosis gestasional.
PEMERIKSAAN Darah lengkap
PENUNJANG TSH FT4 T3
TERAPI 1. Farmakologik
PTU dosis awal 300-600 mg/hari dosis maksimal 2000 mg/hari
Tiamazol tablet
Penyekat adrenergik beta, pada awal terapi diberikan, sementara
menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu
pemberian antitiroid
2. Pasien kontrol 4-6 minggu, setelah eutiroid pemantauan setiap 3-6
bulan sekali, memantau klinis dan fT4, TSHs. Setelah tercapai
eutiroid, obat antitiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis
TIROTOKSIKOSIS
2/3
RSUD
CAMPURDARAT
TULUNGAGUNG
terkecil yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24
bulan. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid
dihentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid. Bedah, indikasi
- Pasien usia muda dengan struma besar dan tidak respon
dengan antitiroid
- Wanita hamil trimester kedua yang memerlukan obat dosis tinggi
- Alergi terhadap obat antitiroid dan tidak dapat menerima terapi
iodium raioaktif
- Adenoma toksik, struma multinodosa toksik
Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Tatalaksana
Farmakologis
1. Obat antitiroid
Propiltiourasil (PTU) dosis awal 300-600mg/hari, dosis
maksimal 2000 mg/hari
Metimazol dosis awal 20-40 mg/hari
Indikasi : - mendapatkan remisi yang menetap atau
memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma
ringan-sedang dan tritoksikosis.
- Untuk mengendalikan toritoksikosis pada fase sebelum
pengobatan atau sesudah pengobatan iodium radioaktif
- Persiapan tiroidektomi
- Pasien hamil, lanjut usia
- Krisis tiroid
2. Penyekat adrenergik beta
Pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien
menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian antitiroid.
Propanolol dosis 40-200 mg dalam 2-3 dosis. Pada awal
pengobatan, pasien kontrol setelah 4-6 minggu. Setelah
eutiroid, pemantauan setiap 3-6 bulan bulan sekali :
memantau gejala dan tanda klinis, serta lab. FT 4 dan TSHs.
Setelah tercapai eutiroid, obat antitiroid dikurangi dosisnya
dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan
keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
pengobatan dihentikan, dan dinilai apakah terjadi remisi.
Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid
dihentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemudian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi relaps.
Bedah
Indikasi :
Pasien usia muda dengan struma besar dan tidak respons
dengan antitiroid
Wanita hamil trimester kedua yang memerlukan obat dosis
tinggi.
Alergi terhadap obat antitiroid, dan tidak dapat menerima terapi
iodium radioaktif
Adenoma toksik, struma multinodosa toksik
Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
TIROTOKSIKOSIS
3/3
RSUD
CAMPURDARAT
TULUNGAGUNG
TERAPI Radioiodine
Indikasi
Pasien berusia >35 tahun
Hipertiroidisme yang kambuh setelah dioperasi
Gagal mencapai remisi setelah pemberian obat antitiroid
Tidak mampu atau tidak mau terapi obat antitiroid
Adenoma toksik, struma multinodosa toksik
PENYULIT Penyakit graves : penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati graves,
dermopati graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan
dengan obat antitiroid
EDUKASI - Diagnosis
- Penataksanaan
- Penyulit yang mungkintimbul
- Prognosis
- Prediksi lama perawatan
PROGNOSIS Ad bonam
Cenderung tidak mengalami remisi pada laki-laki usia <40 tahun
dengan ukuran gondok yang besar dan tirotoksikosis yang klinis lebih
berat (didapatkan titer antibodi reseptor TSH yang tinggi)
INFORMED Secara tertulis harus dimintakan pada saat akan melakukan tindakan
CONSENT sesuai indikasi.
HASIL Perbaikan
PENGOBATAN
TINGKAT
REKOMENDASI
PENELAAH
KRITIS
HASIL
PENGOBATAN
INDIKATOR
MEDIS
KEPUSTAKAAN Panduan Praktik Klinis Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia, Interna publishing 2015