Anda di halaman 1dari 2

Manajemen hipertiroid melibatkan 3 aspek yang saling berkaitan:

1.inhibisi sintesis dan sekresi hormone tiroid (ATDs)

Ada 2 kelas ATDs yang tersedia:

 thiouracil (propylthiouracil (PTU)) dan

PTU disarankan sebagai pilihan obat dalam beberapa kondisi: saat kehamilan trimester pertama, krisis
tiroid, dan pada pasien yang memiliki riwayat alergi atau intoleransi terhadap obat anti tiroid dan pasien
yang menolak menjalani terapi radioaktif iodine atau terapi bedah

Dosis awal PTU mulai dari 100-200 mg 3x1, tergantung derajat keparahan. Jika penemuan klinis dan tes
fungsi tiroid kembali normal dosis ptu diturunkan menjadi 50 mg 2-3x1, bahkan bisa 1x1

 imidazoles (methimazole (MMI), carbimazole and thiamazole).

Dosis awal 10–20 mg 1x1 untuk maintenance 5–10 mg 1x1). MMI memiliki keunggulan berupa
penggunaannya hanya satu kali sehari dan lebih sedikit efek samping dibanding PTU.

2. Reduksi massa jaringan tiroid (terapi iodin radioaktif atau bedah)

terapi iodin radioaktif

 Pasien grave disease yang beresiko tinggi mengalami komplikasi karena keparahan hipertiroid
(pasien yang sangat symptomatic atau memiliki perkiraan T4 bebas 2–3 kalilebih tinggi dari nilai
normal) harus diberikan beta-adrenergic blockade dan/atau ATDs sebelum terapi iodin
radioaktif.
 Jika MMI diberikan sebagai terapi pendahuluan maka harus dihentikan 3–5 hari sebelum
pemberian radioaktif iodindimulai kembali 3–7 hari kemudian, dan biasanya di tapering off 4–6
seiring normalisasi tiroid.
 Tes kehamilan didapatkan dalam 48 jam sebelum terapi pada semua wanita produktif yang akan
diberikan terapi radioaktif iodin.
 Tidak diperbolehkan makan makanan yang mengandung iodin tinggi seperti makanan laut 2
minggu setelah dan sebelum terapi radioactive iodine
 3 hari setelah terapi radioactive iodine dinasehati agar tidak berada dekat dengan anak kurang
dari 13 tahun dan wanita hamil (jarak kurang dari 5 meter).
 Pasien dilarang hamil dalam 6 bulan setelah terapi radioactive dianjurkan menggunakan
kontrasepsi
 Follow-up dalam 1–3 bulan pertama setelah terapi radioactive iodine untuk grave disease
meliputi penilaian T4 bebas dan T3 total.
 Jika setelah 3 bulan follow-up, pasien tetap thyrotoxic, pertimbangkan dosis kedua terapi
radioactive iodine.
 Kadang dapat terjadi hipotiroid dalam 6 bulan pasca terapi iodin dan tidak butuh hormone tiroid
tambahan
 Semua pasien yang menjalani terapi radioactive iodine harus dijelaskan mengenai kejadian
hipotiroidism pasca terapi dan informasi tambahan lain mengenai terapi radioactive iodine.

bedah
Jika memungkinkan Pasien grave disease yang akan dilakukan tiroidektomi harus memiliki kadar tiroid
normal (euthyroid) kecuali dalam beberapa keadaan yang tidak memungkinkan, butuh tiroidektomi
segera, atau jika alergi obat anti tiroid, pasien tersebut harus diberikan beta-blockade dan potassium
iodide segera sebelum operasi.

3. Minimalisasi efek hormone tiroid pada jaringan perifer (terapi beta-blocker)

Pembuatan keputusan dalam memilih terapi yang sesuai bergantung pada beberapa faktor seperti,
keparahan hipertiroidisme, umur, ukuran struma, dan adanya komorbid. (Indonesian Clinical Practice
Guidelines for Hyperthyroidism-jafes, 2012)

Anda mungkin juga menyukai