Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI APOTEK BABAKAN

Disusun Oleh :

Neovani Fitri Diana 192010020

Siti Juliyanti 192010026

Alifia Hazalika 192010001

Hildan Dwi Mulyana 192010010

Syamsul Ma’arif 192010028

SMK KHAIRA UMMAH PABUARAN

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI

Jl. Letjen S.Parman Desa Pabuaran Kidul Kec. Pabuaran Kab. Cirebon

Telp/Fax : (0231) 8665105

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Sekolah Menengah Kejuruan Khaira Ummah Pabuaran Kabupaten Cirebon

Program Keahlian Farmasi di Apotek Babakan.

disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Dwi Octaviani, S.Farm Iwan Kurniawan, S Far,Apt

Mengetahui :

Pembimbing Lapangan Kepala Apotek Babakan

Maksum Dr.Eka Priatna

Kepala

SMK Khaira Ummah Pabuaran

YAYAN SUPYANI, S.KM

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) di Apotek Babakan dengan baik dan lancar.

Praktek lapangan ini di selenggarakan dalam rangka memberikan bekal

pengetahuan,keterampilan,dan penggalaman dalam pengolahan Apotek

kepada siswa serta meningkatkan kemampuan dalam mengabdikan

profesinya kepada masyarakat.

Alhamdulilah praktek kerja lapangan ini dapat dilaksanakan dengan baik

dan lancar tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak

pada kesempatan ini penyusun banyak- banyak terimakasih Kepada :

1. Bapak Yayan Supyani,S.KM selaku kepala sekolah SMK KHAIRA

UMMAH PABUARAN

2. Bapak Dr.Eka Priatna selaku owner Apotek Babakan

3. Ibu Dr.endang Rahayu Fuji Lestary selaku owner Apotek Babakan

4. Bapak Iwan Kurniawan.,S.Far,Apt selaku Apoteker Apotek Babakan

5. Ibu Rikatuddiah Khaleda,AMd.Farm selaku asisten Apoteker

6. Ibu Nunung Nurhayati,S.Si,Apt selaku koordinator praktek kerja

lapangan

7. Ibu Dwi Octaviani ,S.Farm selaku pembimbing Apotek Babakan

8. Bapak Maksum selaku pembimbing lapangan Apotek Babakan

9. Ibu Tri Sabrina Puspawati,Amd.Keb pembimbing Apotek Babakan

iii
10. Ibu Ida feryanti selaku pembimbing Apotek Babakan

11. Ibu Siti Nurlaela selaku pembimbing Apotek Babakan

12. Para Staf Apotek Babakan

Para guru SMK KHAIRA UMMAH PABUARAN yang telah

mendukung kami dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ,Orang Tua

yang selalu mendoakan kami serta rekan-rekan yang telah terlibat dalam

penyusunan laporan ini .

Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan

Praktek Kerja Lapangan yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari

sempurna,oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari

bapak atau ibu pembimbing.

Semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami,

dan umumnya bagi siswa siswi maupun bagi siapa saja yang membaca.

Cirebon, Agustus 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

Kata pengantar............................................................................................... iii

Daftar Isi........................................................................................................ v

Daftar Gambar............................................................................................... vii

Daftar Lammpiran......................................................................................... viii

BAB I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan............................................................. 3

BAB II. TINJAU UMUM

2.1 Pengertian Apotek.................................................................................. 4

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek....................................................................... 5

2.3 Syarat-Syarat Apotek............................................................................. 6

2.4 Perizinan Apotek................................................................................... 8

2.5 Sumber Daya Manusia di Apotek.......................................................... 11

BAB III.DESKRIPSI HASIL OBSERVASI

3.1 Sejarah Singkat Apotek ....................................................................... 8

3.2 Visi dan Misi ....................................................................................... 8

v
3.3 Struktur Apotek Babakan .................................................................... 11

3.4 Pengelolaan Pembekalan Farmasi di Apotek………………………… 16

3.5 Alur Pelayanan Resep …………………………………………………

BAB IV . PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Kegiatan di Apotek ………………………………………………..

BAB V PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan …………………………………………..……………….. 23

5.2 Saran …………………………………………………………………. 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

vi
Daftar Gambar

3.1 Struktur Organisasi

3.2 Alur Pelayanan Obat di Apotek

3.3 Alur Distribusi Obat

vii
Daftar Lampiran

1 Biodata Praktikan

2 .Faktur

3 kartu Stok

4 SP(Surat Pesanan)Obat Bebas, Bebas terbatas, Prekursor Dan Narkotik,

5 Copy Resep

6 OTT(Obat-Obat Tertentu)

7 Etiket Dan Plastik Klip

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam UU no 36 tahun 2014 tentang kesehatan yang dimaksud tenaga

kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan

dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan

untuk melakukan upaya kesehatan.

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

kefarmasian oleh Apoteker, fasilitas untuk melalukan pekerjaan

kefarmasian.

Menurut peraturan pemerintah no 51 tahun 2009 Pekerjaan kefarmasian

adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu, sediaan farmasi,

pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusi atau penyaluran

obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.

Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga

kesehatan yang bermutu yang mampu mewujudkan perubahan,

pertumbuhan, pembanguanan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang

farmasi yang memenuhi kualitas tersebut maka salah satu upayanya adalah

1
dilakukan pemberian bekal pengalaman pada peserta didik SMK Farmasi

dengan mengikut sertakan dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dari sekolah menengah kejuruan di SMK

KHAIRA UMMAH PABUARAN CIREBON ini bertujuan agar siswa siswi

dapat memahami dunia kerja sehingga mendapatkan gambaran yang lebih

jelas mengenai dunia kerja kefarmasian. Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini

sangat berguna dan bermanfaat bagi semua calon Asisten Apoteker maupun

calon Apoteker karena dapat mengetahui tata cara kerja yang baik dan

sesungguhnya.

Dengan demikian Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan langkah

awal bagi semua siswa sebelum bekerja dimasyarakat yang diharapkan

peran apoteker dapat bermanfaat sesuai fungsinya terutama dalam hal obat –

obatan dan alat kesehatan lainnya.

Tenaga kerja kefarmasian tersebut terdiri dari Apoteker, Sarjana farmasi

yang telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker dan Asisten Apoteker.

2
Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan umum:

Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan

kompetensi yang telah diperoleh selamaa mengikuti pendidikan pada dunia

kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di tempat kerja.

Tujuan khusus :

a. Menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.

b. Memiliki tingkat kompetensi standar sesuai yang dipersyaratkan di dunia

kerja.

c. Memahami peran, fungsi dan tugas apoteker di apotek.

d. Menambah pengetahuan mengenai ilmu farmasi dan menumbuhkn sikap

mandiri, kreatif dan inovatif.

e. Membandingkan ilmu yang dipelajari dengan kenyataan yang dialami

dilapangan dunia kerja.

f. Meningkatkan,memperluas,dan memantapkan keterampilan yang

membentuk kemampuan sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja

yang sesui dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.

3
BAB ll

TUJUAN UMUM

2.1 Pengertian Apotek

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek

kefarmasian oleh apoteker. Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan

kesehatan perlu mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban

menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang

bermutu baik dan dapat diusahakan oleh lembaga atau instansi pemerintah

dengan tugas pelayanan kesehatan di pusat dan di daerah, perusahaan milik

negara yang ditunjuk oleh pemerintah dan apoteker yang telah

mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dari suku dinas kesehatan

setempat.

Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1027/MENKES/SK/IX/2004 yaitu sebagai suatu tempat dilakukannya pekerjaan

kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya

kepada masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia No. 9

4
Tahun 2017tentang Apotek Pasal 1. yang dimaksud dengan apotek adalah saranan

pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017

tujuan apotek adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di apotek.

b. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kefarmasian di apotek.

c. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan

pelayanan kefarmasian di apotek (Permenkes RI No.9/2017).

2.2 Tugas dan fungsi apotek

Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009,tugas dan fungsi apotek adalah:

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan apoteker.

b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

c. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan sediaan

farmasi, antara lain obat, bahn baku obat, obat tradisional dan kosmetik.

d. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan

farmasi,pengamanan,pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau

penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

5
pelayanan informasi obat, sertapengembangan obat bahan obat, dan obat

tradisional (Bogadenta A, 2013).

2.3 Syarat – Syarat Pendirian Apotek

1. Apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri dan atau modal

dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan.

2. Dalam hal apoteker yang mendirikan Apotek bekerjasama dengan pemilik

modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya oleh

Apoteker yang bersangkutan.

3. Rak Obat Lokasi, pemerintah daerah Kabupaten atau Kota dapat mengatur

persebaran Apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses

masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian.

4. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan

kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan

dan keselematan bagi semua orang termasuk penyandang cacat,

anak – anak, dan orang lanjut usia.

5. Sarana dan prasarana, dan peralatan .

Sarana ruang yang berfungsi:

a. Penerimaan Resep

b. Pelayanan Resep dan peracikan ( produksi sediaan secara terbatas )

c. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

6
d. Konseling

e. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dan

f. Arsip.

Prasarana apotek paling sedikit terdiri atas:

a. Instalasi air bersih

b. Instalasi listrik

c. Sistem tata udara

d. Sistem proteksi kebakaran

Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam

pelayanan kefarmasian meliputi:

a. Alat Peracikan

b. Bahan Pengemas Obat

c. Lemari Pendingim

d. Meja dan Kursi

e. Komputer

f. Catatan Pengobatan Pasien dan peralatan lain sesuai dengan

kebutuhan.

6. Ketenagaan

Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat di

bantu oleh Apoteker lain,Tenaga Teknis Kefarmasian dan atau

tenaga administrasi serta wajib memiliki surat izin praktik sesuai

7
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

2.4 Perizinan Apotek

1. Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri.

2. Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin kepada Pemerintah

Daerah Kabupaten atau Kota berupa SIA.

3. SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi

persyaratan.

Untuk memperoleh SIA,Apoteker harus mengajukan permohonan tertulis

kepada Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota. Permohonan harus

ditandatangani oleh Apoteker disertai dengan kelengkapan dokumen

administratif meliputi:

a. fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli;

b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);

c. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker;

d. fotokopi peta lokasi dan denah bangunan;dan

e. daftar prasarana, sarana, dan peralatan.

8
4. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima

permohonandan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen

administratif, Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota menugaskan tim

pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan

Apotek.

5. Tim pemeriksa harus melibatkan unsur dinas kesehatan kabupaten atau

kota yang terdiri atas:

a. tenaga kefarmasian; dan

b. tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana.

6. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa

ditugaskan,

tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan .

Setempat yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

kepada PemerintahDaerah Kabupaten atau Kota.

7. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah

Daerah Kabupaten atau Kota menerima laporan dan dinyatakan

memenuhi persyaratan,Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota

menerbitkan

SIA dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi,Kepala Balai POM, Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi .

9
8. Dalam hal hasil pemeriksaan dinyatakan masih belum memenuhi

persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota harus mengeluarkan

surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja.

Tehadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan,

pemohon dapat melengkapi persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu)

bulan sejak surat penundaan diterima.

Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan,

maka Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota mengeluarkan Surat

Penolakan..

9. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota dalam menerbitkan SIA

melebihi jangka waktu Apoteker pemohon dapat menyelenggarakan Apotek

dengan menggunakan BAP sebagai pengganti SIA.

10
2.5 Sumber Daya Manusia di Apotek

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, apotek harus dikelola oleh

seorang apoteker yang profesional, yang termasuk ke dalam sumber daya

manusia yang melakukan  pelayanan kefarmasian, dengan kompetensi

sebagai berikut:

1. Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik. Apoteker

sebagai pengelola apotek harus dapat memberikan pelayanan

kefarmasian yang profesional. Dalam memberikan pelayanan, apoteker

harus dapat mengintegrasikan pelayanannya dalam sistem pelayanan

kesehatan secara keseluruhan sehingga dihasilkan sistem pelayanan

kesehatan yang  berkesinambungan.

2. Mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan profesional.

Apoteker harus mampu mengambil keputusan yang tepat, yang

11
berdasarkan  pada efikasi, efektifitas, dan efisiensi penggunaan obat dan

alat kesehatan.

3. Mampu berkomunikasi dengan baik. Apoteker harus mempunyai

kemampuan berkomunikasi yang baik dengan  pasien dan profesi

kesehatan lainnya secara verbal dan nonverbal, serta menggunakan

bahasa yang sesuai dengan pendengarnya.

4. Menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner.

Apoteker harus mampu menjadi pemimpin, yaitu mampu mengambil

keputusan yang tepat dan efektif, mampu mengkomunikasikannya, dan

mampu mengelola hasil keputusan tersebut.

5. Mempunyai kemampuan dalam mengelola sumber daya

(manusia, fisik, anggaran) dan informasi secara efektif.

6. Harus dapat dipimpin dan memimpin orang lain dalam tim kesehatan.

7. Selalu belajar di sepanjang kariernya. Apoteker harus selalu belajar,

baik pada jalur formal maupun informal,di sepanjang kariernya,

sehingga ilmu dan keterampilan yang dipunyai selalu  baru (up todate).

8. Membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk

meningkatkan  pengetahuan. Apoteker mempunyai tanggung jawab

untuk mendidik dan melatih sumber daya yang ada, serta memberi

kesempatan untuk memperoleh pengalaman untuk meningkatkan

keterampilan.

12
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturaturan

menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 922/Menkes/Per/X/1993

tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, apoteker yang

telah diberi Surat Izin Apotek (SIA) disebut apoteker pengelola apotek.

Apabila Apoteker pengelola apotek  berhalangan melakukan tugasnya

pada jam buka apotek, apoteker pengelola apotek harus menunjuk apoteker

pendamping. Apabila apoteker pengelola apotek dan  apoteker

pendamping berhalangan melakukan tugasnya, apoteker pengelola apotek

menunjuk apoteker pengganti. Apoteker pendamping adalah apoteker yang

bekerja di apotek di samping apoteker pengelola apotek dan/atau

menggantikannya pada  jam-jam tertentu pada hari buka apotek,

sedangkan apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan

apoteker pengelola apotek selama apoteker pengelola apotek tersebut tidak

berada ditempat lebih dari 3 bulan secara terus-menerus, telah memiliki

Surat Ijin Kerja dan tidak bertindak sebagai apoteker pengelola apotek di

apotek lain. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

13
51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, apoteker juga dapat

dibantu oleh tenaga teknis kefaramasian dalam menjalankan pekerjaan

kefarmasian di apotek .Tenaga terknis kefarmasian terdiri dari sarjana

farmasi,ahli madya farmasi ,analis farmasi ,dan tenaga menengah farmasi

atau asisten apoteker . Sumber daya manusia di apotek juga dapat

mencakup tenaga non kefarmasian ,seperti tata usaha ,office boy,dan lain

lain .

14

Anda mungkin juga menyukai