Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK KERJA PRODUKTIF

DI APOTEK CIPAGERAN

Digunakan sebagai persyaratan mengikuti

Ujian Akhir SMK PGRI2

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI

CIMAHI

DISUSUN OLEH :

LIN NGAZIZAH

NIS: 14.15.10.851

YENI INDRIANI

NIS: 14.15.10.868

SMK PGRI 2 CIMAHI

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI

2016/2017
LEMBAR PENGESAHAN 1

Laporan Praktek Kerja Produktif ini disahkan oleh tim pembimbing dan
siap untuk

dipertanggungjawabkan di hadapan

Tim Penguji Presentasi Laporan Praktek Kerja Produktif

SMK PGRI 2 CIMAHI

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI

Oleh:

LIN NGAZIZAH

( 14.15.10.851 )

YENI INDRIANI

( 14.15.10.868 )

Cimahi, Oktober 2016


LEMBAR PENGESAHAN 2

Laporan Praktek Kerja Produktif

Di Apotek Cipageran

Kota Cimahi

01 September 31 Oktober 2016

OLEH

LIN NGAZIZAH

( 14.15.10.851 )

YENI INDRIANI

( 14.15.10.868 )

Mengetahui

Kepala Sekolah Ketua Program Keahlian Farmasi


SMK PGRI 2 CIMAHI

Drs.Yoyo Waluyo Danis Hamara, A.Md.Farm.,S.E


Pembina Tk.l NUPTK. 1162 7426 4320 0023
NIP 19600120 1986 1 009
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Kegiatan Praktek Kerja Produktif ini. Pada dasarnya tujuan dibuatnya
laporan ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Ujian Akhir
Nasional dan Ujian Akhir Sekolah.

Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orangtua atas izin,


bekal dan doanya yang telah diberikan dalam rangka kegiatan pelaksanaan PKP.
Tentunya kami berterimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Rahmatina,Apt selaku pembimbing dari tempat PKP yang dengan
sukarela memberikan ilmu serta dukungan dalam proses pelaksanaan PKP
yang dilaksanakan pada tanggal 1 September 2016 sampai tanggal 31
Oktober 2016.
2. Bapak Drs. Yoyo Waluyo selaku kepala sekolah SMK PGRI 2 CIMHI
3. Bapak Danis Hamara,A.Md.Farm.,SE selaku ketua program keahlian
farmasi
4. Ibu Inda HW, AMd.AK.,S.Pd selaku pembimbing kami dari sekolah SMK
PGRI 2 CIMAHI

Kami berharap semoga dengan selesainya laporan ini dapat menjadi lebih
maju dan bersungguh-sungguh. Kami berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat.

Tentu saja kekurangan-kekurangan akan terdapat dalam laporan ini.


Karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi kami sangat
diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Cimahi,Oktober 2016
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan kompetensi keahlian Farmasi merupakan


salah satu sarana pendidikan di bidang kesehatan khususnya bidang farmasi,
dituntut untuk menyediakan tenaga tenaga kerja siap pakai yang terampil, terlatih
serta dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun sebagai tenaga
kesehatan yang profesiaonal berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang
kesehatan.

Untuk mencapai tujuan di atas, serta dalam rangka memperoleh peserta


didik yang memadai serta berkualitas sebagai contoh Asisten Apoteker yang
merupakan tenaga teknis kefarmasian tingkat menengah, dipandandang perlu
dibuat suatu kompetensi kegiatan pendidikan yang berorientasi kepada kebutuhan
yang sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat akan layanan kesehatan
yang menyeluruh dan paripurna.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan


pengalaman kerja secara langsung dan menyeluruh kepada peserta didik melalui
latihan kerja yang disebut Praktek Kerja Produktif ( PKP ) sesuai dengan
kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi.

Latihan keterampilan yang secara intensif diberikan di Laboratorium


Sekolah yang meliputi keterampilan meracik obat, mengenal bahan obat dan alat
kesehatan dalam jumlah terbatas hanyalah keterampilan dasar. Keterampilan lain
seperti pengendalian sediaan obat, penerapan sikap yang baik sebagai tenaga
kesehatan serta kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan
memecahkan masalah yang terjadi di lapangan tidaklah diberikan secara khusus di
sekolah
Praktek Kerja Produktif ( PKP ) merupakan sarana pengenalan lapangan kerja
bagi peserta didik. Dengan mengikuti PKP peserta didik dapat melihat,
mengatahui, menerima dan menyerap informasi yang telah disampaikan, juga
menerima teknologi kesehatan yang ada di masyarakat. Disisi lain PKP juga dapat
digunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan,
sehingga pendidikan kesehatan dapat mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu PKP merupakan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari proses belajar mengajar yang hanya dapat terlaksana secara baik
atas bantuan dan kerjasama dari instansi-instansi yang berwenang, perusahaan
kefarmasian dan masyarakat.

B.Tujuan PKP

1. Tujuan Umum
Melaksanakan salah satu peran,fungsi,dan kompetensi Ahli Madya
farmasi yaitu pelayanan di apotek meliputi pelayanan resep, pelayanan
non resep, pengelolaan sediaan farmasi, pengelolaan dokumen, K.I.E
( Komunikasi Informasi Edukasi)
Memberikan kesempatan kepada siswa- siswi untuk meningkat dan
memperluas pengetahuan untuk menunjang keterampilan yang telah
diperoleh selama mengikuti pendidikan di sekolah.
Meningkatkan dan memperluas keterampilan peserta didik sebagai
bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan
program kerja pendidikan yang ditetapkan.
Memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk menyesuaikan diri
pada suasana lingkungan kerja yang sebenarnya.
Memberikan kesempatan kepada para siswa- siswi untuk mencari dan
mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan khususnya di apotek.
Memberikan kesempatan kepada para siswa- siswi untuk penempatan
kerja sebagai bentuk praktek kerja produktif di Apotek Cipageran.

2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui cara mekanisme pengelolaan perbekalan farmasi
khususnya di apotek.
Untuk mengetahui peranan asisten apoteker di apotek
Agar para siswa- siswi mampu memahami dan mengembangkan
pelajaran yang diperoleh di sekolah dan diterapkan di tempat praktek
kerja produktif
Meningkatkan kemandirian dan kejujuran asisten apoteker.

C. Waktu dan tempat pelaksanaan PKP

Praktek Kerja produktif ( PKP ) tahun ajaran 2016/2017 dilaksanakan


pada tanggal 01 september 2016 sampai dengan 31 oktober 2016.

Peserta Praktek Kerja Produktif ( PKP ) dilaksanakan di instansi Farmasi,


Rumah sakit pemerintah maupun swasta, industri farmasi, Apotek, Pedagang
Besar Farmasi ( PBF ), dan instansi pemerintah seperti Puskesmas yang
merupakan lahan kerja bagi tenga Asisten Apoteker/Tenaga Menengah Farmasi.

D. Tujuan Pembuatan Laporan

Siswa dan siswi mampu memahami,menetapkan dan mengembangkan


pelajaran yang didapat di sekolah dan menerapkannya di tempat praktek
kerja produktif.
Siswa dan siswi mampu menyelesaikan masalah keseluruhan secara lebih
luas dan mendalam yang terungkap dari buku laporan yang dibuat.
Siswa dan siswi mampu memahami cara cara pembuatan laporan praktek
kerja produktif.
Siswa dan siswi mampu menuangkan dan mencurahkan pikiran dan
segenap kemempuannya kedalam tulisan.
Siswa dan siswi mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai
dengan ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Digunakan sebagi bukti nyata bahwa kami telah melaksanakan praktek
kerja produktif.

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Pelayanan Kefarmasian di Apotek Menurut Perundang Undangan Yang


Berlaku
1) Pengertian Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktik kefarmasian oleh Apoteker.
2) Tugas dan Fungsi Apotek
Menurut peraturan pemerintahan pp No 51 tahun 2009, tugas dan
fungsi apotek adalah:
Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker
Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian
Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi
sediaan farmasi antara lain yaitu: obat, obat tradisional dan
kosmetika.
Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penerimaan, dan pendistribusian
atau penyerahan obat,pengelolaan obat, pelayanan obat tanpa
resep dokter,pelayanan informasi obat, pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisioanal.
3) Persyaratan Apotek
Menurut keputusan Mentri kesehatan Republik Indonesia
No.1332/MENKES/SK/X/2002,disebutkan bahwa persyaratan
apotek adalah sebagai berikut:
Untuk mendapatkan izin apootek,apoteker atau yang
bekerja sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi
persyaratan harus siap dengan tempat, peerlengkapan
termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain
yang merupakan milik pihak lain.
Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama
dengan pelayanan komoditi yang lain diluar sediaan
farmasi.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatika dalam pendirian sebuah


apotek adalah:
a) Tempat/lokasi
Apotek dapat didirikan pada lokassi yang sama dengan kegiatan
pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi. Persyaratan jarak
minimum antar apotek dengan memmpertimbangkan segi pemerataan
dan pelayanan kesehatan,jumlah penduduk,jumlah praktek
dokter,sarana dan pelayanan kesehatan lainnya,sanitasi dan faktor lain.
b) Apotek harus mempunyai luas bangunan yang cukup dan memenuhi
persyaratan teknis. Luas bangunan untuk standar apotek adalah minimal
4x15m2(60m2) selebihnya dapat menjamin kelancaran pelaksanaan
tugas dan fungsinya.

4). Personalia Apotek

Berdassarkan keputusan Mentri Kesehatan RI No.


1332/MENKES/SK/X/2002, Personalia apotek dapat terdiri dari:

a. Apoteker Pengelola Apotek(APA),Yaitu Apoteker yang telah memiliki


surat izin Apotek(SIA)
b. Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek di samping
Apoteker pengelola apotek dan atau menggantikan pada jam jam tertentu
pada hari buka apotek
c. Apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan apoteker
pengelola apotek selama apoteker pengelola apotek tersebut tidak berada
di tempat lebih dari 3 (tiga bulan) secara terus menerus telah memiliki
surat izin kerja dan tidak bertindak sebagai apoteker pengelola apotek di
Apotek lain.

d. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang


undangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten
Apoteker.

5). Manajemen Apotek

Kepala Apotek
Apoteker

Asisten Apoteker Karyawan

B.Ruang Lingkup pelayanan Kefarmasian di Apotek

PELAYANAN DAN PENYERAHAN SIRUP KERING


1). Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis
dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
2). Penanggung Jawab
Apoteker pengelola apotek
3). Prosedur
Peracikan Sediaan Farmasi
a) Menyiapkan sirup kering sesuai dengan permintaan pada resep.
b) Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok.
c) Menawarkan kepada pasien apakah mau melakukan pengenceran sendiri
atau dibantu Apoteker.
d) Membuka botol obat apabila pengenceran dilakukan oleh apoteker
e) Mengencerkan sirup kering dengan air yang layak minum sesuai takarn.
f) Menyiapkan etiket warna putih dan label kocok dahulu.
g) Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.
Penyerahan Sediaan Farmasi (dilakukan oleh Apoteker )
a) Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan ( kesesuaian
antara penulisan etiket dengan resep )
b) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
c) Memeriksa identitas dan alamat pasien
d) Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
e) Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah disampaikan
f) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikannya
g) Mendokumentasikan semua tindakan Apoteker dalam PMR ( Patient
Medication Record )
h) Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping, dll.

PENYIAPAN DAN PENYERAHAN TABLET DAN KAPSUL


1). Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis
dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
2). Penanggung Jawab
Apoteker Pengelola Apotek
3). Prosedur
Peracikan Sediaan Farmasi
a) Menyiapkan tablet atau kapsul sesuai dengan permintaan pada resep.
b) Mencuci tangan dan keringkan dengan lap bersih.
c) Mengambil obat dengan menggunakan sarung tangan/alat/spatula/sendok.
d) Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke
tempat semula.
e) Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok.
f) Menyiapkan etiket warna putih.
g) Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.
Penyerahan Sediaan Farmasi ( dilakukan oleh apoteker )
a) Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan ( kesesuaian
antara penulisan etiket dengan resep ).
b) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien .
c) Memeriksa identitas dan alamat pasien.
d) Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
e) Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah disampaikan.
f) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh Apoteker.
g) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan.
h) Mendokumentasikan semua tindakan Apoteker dalam PMR ( Patient
Medication Record ).
i) Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping dll.

PELAYANAN RESEP NARKOTIKA


1). Tujuan
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis
dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
2). Penanggung Jawab
Apoteker Pengelola Apotek
3). Prosedur
Peracikan Sediaan Farmasi
a) Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep.
b) Untuk obat racikan Apoteker menyiapkan obat jadi yang mengandung
narkotika atau menimbang bahan-bahan baku narkotika.
c) Untuk bahan baku narkotika, setelah mengambil sebagian untuk ditimbang
segera menutup dan mengembalikan wadah pada tempatnya.
d) Mencatat pengeluaran obat pada kartu stock.
e) Menyiapkan etiket yang sesuai.
f) Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
permintaan pada resep serta petunjuk dan informasi lain.
g) Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian jenis dan
jumlah obat dengan permintaan dalam resep.
Penyerahan Sedian Farmasi ( dilakukan oleh Apoteker )
a) Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan ( kesesuaian
antara penulisan etiket dengan resep ).
b) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien .
c) Memeriksa identitas dan alamat pasien.
d) Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
e) Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah disampaikan.
f) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh Apoteker.
g) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan.
h) Mendokumentasikan semua tindakan Apoteker dalam PMR ( Patient
Medication Record ).
i) Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping dll.

PELAYANAN INFORMASI OBAT


1). Tujuan
Prosedur pelaksanaan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi dan konsultasi secara akurat. Tidak bias, faktual, terkini,
mudah dimengerti, etis dan bijaksana.
2). Penanggung Jawab
Apoteker pengelola apotek
3). Prosedur
a) Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau kartu
(medication record) atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun
tulisan.
b) Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan secara sistematis untuk
memberikan informasi.
c) Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak
bias, etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tulisan.
d) Informasi yeng perlu disampaikan kepada pasien:
Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi
bagaimana cara memakai obat, kapan harus mengkonsumsi, seberapa
banyak dosis, waktu sebelum/sesudah makan, frekuensi penggunaan
dikonsumsi sebelumnya, obat/rentang jam
Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatan
Peringatan atau efek samping obat
Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat
Tatacara penyimpanan obat
Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
e) Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet, dll).
f) Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat.
C.Obat

1. Pengertian Obat

Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua


makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan
menyembuhkan penyakit. Sedangkan, menurut undang-undang, pengertian obat
adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau
hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.

2.Penggolongan Obat

1. Penggolongan obat berdasarkan jenis

Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak
membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan; diberi
tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.

Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter, kemudian diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru dengan garis
tepi hitam serta diberi tanda peringatan (P No.1 sampai P No.6).

Obat keras (daftar G = geverlijk = berbahaya): Obat keras adalah semua


obat yang memiliki takaran dosis minimum (DM), diberi tanda khusus
lingkaran bulat merah garis tepi hitam dan huruf K menyentuh garis
Psikotropika: Psikotropika adalah obat yang mempengaruhi proses mental,
meransang atau menenangkan, contohnya golongan barbital/luminal,
diazepam, dan ekstasi.
Narkotik: Obat yang dapat menimbulkan ketergantungan dan
ketagihan/adiksi yang tanpa pembatasan dan pengawasan dokter;
contohnya kodein, metadon, petidin, morfin, dan opium.
2. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat dibagi menjadi 5 jenis
penggolongan antara lain :

obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat


bakteri atau mikroba, contoh antibiotik
obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh
vaksin, dan serum.
obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh
analgesik
obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang
kurang, contoh vitamin dan hormon.
pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat
aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya dalam
keadaan sakit. contoh aqua pro injeksi dan tablet placebo.

Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti obat


antihipertensi, kardiak, diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain lain.

3. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian


dibagi menjadi 2 golongan :
- obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet
antibiotik, parasetamol tablet
- obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar,
contoh sulfur, dll
4. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :

oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh
tablet, kapsul, serbuk, dll

perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada


pasien yang tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan
terhindar dari pengaruh pH lambung, FFE di hati, maupun enzim-enzim di
dalam tubuh

Sublingual : Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah


lidah., masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat
hipertensi : tablet hisap, hormon-hormon
Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara
intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial.

langsung ke organ, contoh intrakardial

melalui selaput perut, contoh intra peritoneal

5. Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan


dibagi menjadi 2 :
-Sistemik :obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.
-Lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian
tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll
6. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
dibagi menjadi 2 golongan :
- farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh
hormon dan vitamin
- kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi
parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.
7. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
dibagi menjadi 2 :

Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan
mineral)
tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll
hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll

Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi


kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan
metanol dan asam salisilat.

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

A.Sejarah Apotek Cipageran

Apotek Cipageran Didirikan oleh Dra.Rahmatina pada bulan Maret 1995


yang berjabatan sebagai apoteker di Apotek Cipageran.Apotek Cipageran bekerja
sama dengan Rumah khitan Cimahi dan Rumah Bersalin Citra Ananda. Apotek
Cipageran bekerja sama dengan dua instansi kesehatan ini karena Apotek
Cipageran bisa menunjang kebutuhan obat yang diperlukan oleh dua instasi
kesehatan tersebut.Apotek Cipageran memiliki sarana dan prasarana yang
baik,lengkap dan nyaman dan juga memiliki pelayanan yang baik dari para
karyawan.

Apotek Cipageran juga memiliki ruang tunggu yang nyaman untuk para
pasien yang sedang menunggu obat, dan memiliki tempat penyimpanan obat dan
alat-alat kesehatan yang lengkap yang disimpan secara rapih.
B.Tata Ruang Apotek

Ruang administrasi

Dan apoteker

Gudang WC
C.Struktur Organisasi

Apoteker

Dra.Rahmatina sebagai
kepala

Dra. Rahmatina

Sebagai pemilik apotek

Yusni .... Vika .....

Sebagai Asisten Apoteker Sebagai karyawan

D.Pengelolaaan Sediaan Farmasi,Alat Kesehatan&Bahan Medis Habis Pakai

Perencanaan adalah seluruh proses pemilihan dan penentuan secara


matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan
perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk menetapkan jenis dan
jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pengadaan adalah obat-obat yang persediaannya sudah mulai habis atau
menipis kemudian dituliskan dalam buku Defecta yang merupakan catatan
sediaan yang akan dipesan pada PBF
Penerimaan obat merupakan salah satu tanggung jawab Apoteker dan
Karyawan yang bertujuan untuk menghindari kesalahan pemesanan.
Penerimaan obat harus disesuaikan dengan Surat Pesanan (SP) dengan
menyamakan segala hal yang terdapat dalam obat yang telah dipesan.
Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi diatur berdasarkan :
a) Penggolongan Obat
Yaitu Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Tradisional, Kosmetik,
ALKES dan PKRT.
b) Bentuk Sediaan
a. - Liquida : Potio, Tetes Mata, Inhaler
b. - Semisolid : Salep, Krim, Gel, Ointment
c. - Solid : Tablet, Kaplet, Kapsul
c) Alphabetis
d) Kelas Terapi
e) Berdasarkan Suhu
f) Metode FIFO, FEFO, dan LIFO
a. First In First Out (FIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan
obat yang datang lebih dulu dan dikeluarkan lebih dulu.
b. First Expired First Out (FEFO) adalah penyimpanan obat
berdasarkan obat yang memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat
maka dikeluarkan lebih dulu.
c. Last In First Out (LIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan
obat yang terakhir masuk dikeluarkan terlebih dahulu.
g) Untuk obat Narkotik dan Psikotropik harus disimpan di lemari khusus
dua pintu dengan ukuran 4080100 cm dilengkapi kunci ganda.
Pemusnahan
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan
disaksikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
o Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang
memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan
dibuktikan dengan berita acara pemusnahan menggunakan formulir
1 sebagaimana terlampir.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
menggunakan formulir 2 sebagaimana terlampir dan selanjutnya
dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan. Melalui pengaturan sistem
pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan
untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan,
kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan.
Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan
cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama
obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan
sisa persediaan.
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat
pesanan, faktur). Penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk
penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhna menejemen apotek
meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Sedangkan pelaporan
eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban

E.Pelayanan Swamedikasi

1. Skrinng resep
Melakukan pemeriksaan kelengkapan Resep dan keabsaan resep yaitu
nama dokter, nomer ijin dokter,alamat,tanggal penulisan resep,
tandatangan atau paraf dokter serta nama,alamat,umur,jenis kelamin
pasien,dan berat badan pasien.
Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan,
dosis, frekuensi, kekuatan,stabilitas,inkopibilitas, cara dan lama pemberian
obat.
Mengkaji aspek klinis dengan cara melakukan patient assessment kepada
pasien yaitu adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian
( dosis,durasi,jumlah obat dan kondisi khusus lainnya), keluhan pasien dan
hall aim yang terkait dengan kajian aspek klinis.
Menetapkan ada tidaknya DRP dan membuat kesehatan profesi
(komunikasi dengan dokter, merujuk pasien ke sarana kesehatan terkait
tersebut)
Mengkomunikasikan ke dokter tentang maslah resep apabila diperlukan.

2.Penyiapan sediaan farmasi

Menyiapkan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan


permintaan resep.
Menghitung kesesesuaian dois dan tidak melebihi dosis maksimum.
Mengambil obat dan membawanya menggunakan sarung
tangan/alat/spatula/sendok.
Menutup kembali wadah obat setelah mengambilnya dan
mengembalikan ke tempat semula(untuk tablet dalam kaleng)
Mencatat pengeluaran obat pada kartu stock.
Bahan baku obat ditimbang pada timbangan yang sesuai
Untuk bahan obat yang jumlahnya lebih kecil daei 30mg maka harus
dibuat pengenceran dengan zat netral.
Jika memungkinkan selalu dibuat bobonya 0,5 gram
Dengan memperhatikan faktor inkopibilitas obat,lakukan penggerusan
dan campur hingga homogeny. Serbuk dibagi bagi menurut
penglihatan sebanyak- banyaknya 10 bungkus. Untuk serbuk yang
akan dibagi dengan jalan menimbang dalam sekian bagian sehingga
dai setiap bagian sebanyak banyaknya dapat dibuat 10 bungkus
serbuk. Penmbngan satu-satu diperlukam jika pasian memperoleh
dosis yang lebih dari 80% takaran maksimum untuk sekali dalam
24jam. Serbuk dikemas dengan kertas perkamen, kapsul atau kemasan
plastic lekat.
Menyipkan etiket warna putih untuk obat dalam atau warna biru untuk
obat luar.
Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai
permintaan resep serta petunjuk dan informasi lain.
3. Penyerahan sediaan farmasi
melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukanya
penyerahan( kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep)
memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
Memeriksa identitas dan alamat pasien
Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah
disampaikan
Membuat Salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
apoteker
Menyimpan resep pada pada tempatnya dan
mendokumentasiknnya
Mendokumentasikan semua tindakan apoteker dalam PMR (patient
medication record)
Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping,dll

F. Pelayanan Informasi Obat


Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep
atau kartu (medication record) atau kondisi kesehatan
pasien baik lisan maupun tertulis.
Melakukan penelusuran literature bila diperlukan secara
sistematis untuk memberikan informasi
Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas da mudah
dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan
maupun tertulis.
Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien:
- Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
- Bagaimana cara pemakain masing masing obat yang
meliputi bagimana cara memakai obat, kapan harus
mengonsumsi, seberapa banyak dosis, waktu
sebelum/sesudah makan, frekuuensi penggunaan
dikonsumsi sebelumnya, obat/ rentang jam
- Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatan
- Peringatan atau efek samping obat
- Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek
samping obat
- Tatacara penyimpanan obat
- Pentingnya kepatuhan penggunaan obat
Menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet, dll)
Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi
obat.

Anda mungkin juga menyukai