PENDAHULUAN
Salah satu komplikasi hematologi yang sering muncul pada pasien tumor adalah
Pasien dengan tindakan bedah saraf memiliki resiko tinggi ke arah thrombosis dan
tromboemboli. Hal ini termasuk thrombosis vena superficial, dan vena dalam, emboli
paru, maupun thrombosis arteri. Tromboemboli didapat pada 15% pasien kanker yang
merupakan tantangan bagi oncologist dalam pencegahan dan terapi. Hal ini adalah salah
Data yang didapatkan di bagian kamar bedah Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS)
2.1.1.1 Klasifikasi1
Pada tahun 2007, World Health Organization (WHO) mengeluarkan suatu panduan untuk
mengklasifikasi jenis tumor pada sistem saraf pusat. Di bawah ini merupakan tabel pembagian
tumor dan pembagian secara umum dari tumor otak berdasarkan WHO adalah:
1 Tumor dari jaringan neuroepitelial
7 Metastase tumor
b Lesi yang memiliki kapsul (circumscribed) (lesi ini cenderung tidak berubah
menjadi astropsitoma anaplastik dan GBM)
i Astrositoma pilositik
ii Xantoastrositoma pelomorfik (PXA)
iii Astrositoma subepindimal sel raksasa yang berhubungan dengan
sklerosis tuberous
2 Oligodendrosit (Tumor oligodendrolial)
a Oligodendoglioma (WHO II)
b Oligodendroglioma anaplastik (WHO III)
3 Oligoastrositik tumor bercampur dengan glioma
a Oligoastrositoma (WHO II)
b Oligoastrositoma anaplastik (malignan) (WHO III)
4 Ependemosit (tumor ependimal)
a Ependyma (WHO II), variansi:
b Ependymoma anaplastik (malignan) (WHO III)
c Ependymoma myxopapiler: hanya filum terminal (WHO I)
d Subependymoma (WHO I)
5 Tumor pada choroid plexus
a Papilomma pleksus koroid
b Papiloma atipikal pleksus koroid
c Karsinoma koroid pleksus
6 Tumor neuropeitel lainnya:
a Astroblastoma
b Glioma kordoid dari ventirikel ke-3
c Glioma angiosentris
7 Tumor neuronal dan campuran glial neuronal
a Gangliositoma
b Ganglioglioma
c Tumor disembrioplastik neuroepitelial (DNT)
d Astrositoma/Ganglioglioma desmolastik infantil
e Gangliositoma displastik pada serebellum (Lhermitte-Duclos)
f Ganglioglioma anaplastik (maligna)
g Neurositoma sentral
h Neurositoma ekstraventrikel
i Liponeurositoma serebellar
j Tumor glioneural papiler
k Tumor glineural berbentuk bunga mawar (rosette) pada ventrikel ke-4
l Paraganglioma dari filum terminal
8 Pineasitosit (Tumor parenkim pineal)
a Pineasitoma
b Pineoblastoma
c Tumor parenkim pineal dari differensiasi tingkat membelah diri
d Tumor papiler pada regio pineal
9 Tumor Embrional
a Medulloblastoma
1 Medulloblastoma desmoplastik/noduler
2 Meduloblastoma anaplastik
3 Meduloblastoma sel besar
4 Medulloblastoma dengan noduler yang ekstensif
b Tumor primitif neuroektodermal (PNET), variansi
1 Neuroblastoma sistem saraf pusat
2 Gagnglioneuroblastoma
3 Medulloepithelioma
4 Ependimoblastoma
c Rhabdoid/teratoid tumor (AT/RTT)
B Tumor Spinal, Kranial dan Periferal
1 Schwannoma (neurilemma, neuronioma)
a Seluler
b Pleksiformis
c Melanotik
2 Neurofibroma
a Pleksiformis
3 Perineurioma
a Perineurioma, NOS
b Perineurima maligna
4 Tumor maligna selubung saraf perifer (MPNST)
a MPNST epithelioma
b MPNST dengan differesiansi mesenkimal
c MPNST melanotik
d MPNST dengan differensiasi glanduler
C Tumor dari Meninges
1 Tumor sel meningothelial
A Meningioma. Variansi:
1 Meningothelial (WHO I)
2 Fibrosa (fibroblastik) (WHO I)
3 Transisional (campuran) (WHO I)
4 Psammomatosa (WHO I)
5 Angiomatosa (WHO I)
6 Mikrokistik (WHO I)
7 Sekretorik (WHO I)
8 Kaya akan limfosit (WHO I)
9 Metaplastik (WHO I)
Meningioma di bawah ini menunjukkan tanda-tanda malignansi yang tinggi:
10 Clear cell (intrakranial) (WHO II)
11 Chordoid (WHO II)
12 Meningioma atipikal (WHO II)
13 Meningioma papiler (WHO III)
14 Meningioma rhabdoid (WHO III)
15 Meningioma anaplastik (malignan) (WHO III)
2 Tumor mesenkima, non-meningothelial
A Lipoma (misalnya korpus kallosum)
B Angiolipoma
C Hiberneuroma
D Liposarkoma (intrakranial)
E Tumor fibrosa tunggal
F Fibrosarkoma
G Histiositoma fibrosa malignan
H Leiomyoma
I Leiomyosarkoma
J Rhabdomyoma
K Rhabdomyosarkoma
L Khondroma
M Khondrosarkoma
N Osteoma
O Osteosarkoma
P Osteokhondroma
Q Hemangioma
R Hemangioendothelioma epiteloid
S Hemangioperisitoma
T Hemangioperistoma anaplastik
U Angiosarkoma
V Sarkoma Kaposi
W Sarkoma Ewing
3 Lesi primer melanositik
A Melanositosis diffusa
B Melanositoma
C Melanoma malignan (sistem saraf pusat primer)
D Melanomatosis meningeal
4 Neoplasma lain yang terkiat dengan meninges
A Hemangioblastoma
D Limfoma dan Neoplasma Hematopoietik lainnya
1 Limfoma malignan (limfoma SSP primer)
2 Plasmasitoma
3 Sarkoma granulosit
E Tumor Germ Cell
1 Germinoma
2 Karsinoma embrional
3 Tumor sinus endodermal (EST) (Tumor yolk sac)
4 Koriokarsinoma
5 Teratoma (dari ketiga lapisan germ cell)
A Matur
B Immatur
C Teratoma dengan transformasi malignan
6 Tumor campuran germ cell
F Tumor pada Daerah Sellar
1 Kraniofaringioma. Variansi:
A Adamantinous
B Papiler
2 Sel adenohipofiseal (adenoma pituitari)
A Prolaktinoma
B Adenoma yang mensekresi ACTH
C Adenoma yang mensekresi hormon pertumbuhan
D Adenoma yang mensekresi Tirotropin (TSH)
E Adenoma yang mensekresi gonadotropin (LH dan/ FSH)
3 Neurohipofisis dan infundibulum
A Tumor sel granuler
B Sel neurohipofiseal
4 Karsinoma pituitari
5 Onkositoma spindel cell dari adenohipofisis
G Tumor Metastasis (mayoritas yang melibatkan metastase ke otak antara lain
1 Kanker paru-paru
2 Kanker payudara
3 Melanoma
4 Kanker sel ginjal
5 Limfoma
6 Kanker saluran gastrointestinal
H Ekstensi Lokal dari Tumor Regional
1 Paraganglioma (Khemodektoma)
A Tumor glomus jugulare
2 Notokord (Khordoma)
3 Karsinoma
I Kista dan Lesi mirip Tumor
1 Kista celah Rathkes
2 Sisa ektoderm
3 Kista dermoid
4 Kista koloida dari ventrikel ke -3
5 Kista neuroglial
6 Kista neuroenterik/enterogenous
7 Hamartoma hipotalamik neuronal
8 Heterotopia nasal glial
9 Granuloma sel plasma
J Tumor tidak terklasifikasi
2.1.1.2 Epidemiologi1
Tumor primer pada otak seperti tumor disembrioplastik neuroepitel umumnya sulit untuk
terdiagnosis sehingga insidensi kejadiannya nampak rendah, kisaran kejadian tumor ini berkisar
antara 0.8-5% dari keseluruhan angka kejadian tumor otak. Tumor ini umumnya menyerang anak
dan dewasa muda. Sementara untuk tumor primer tipe pleiomorfik xantoastrositoma biasanya
terjadi 1% dari seluruh kejadian astrositoma yang ditemukan. Umumnya menyerang anak-anak
dan dewasa muda, biasanya pada anak < 18 tahun. Pada astrositoma tipe pilositik insidensi
tersering muncul pada dekade kedua kehidupan (usia 10-20 tahun) dan 75% terjadi dibawah usia
20 tahun. Oligodendroglioma ditemukan pada 2-4% dari keseluruhan tipe tumor otak dan 4-8%
dari glioma otak yang ditemukan, tumor ini juga merupakan kasus yang jarang terdiagnosis dan
umumnya menyerang pasien di usia 40 tahun. Untuk meningioma, sebanyak 3% pasien yang
diautopsi pada usia > 60 tahun menunjukkan adanya kasus ini. Meningioma bertanggungjawab
atas 14.3-19% neoplasma intrakranial primer. Tumor pada pituitari memiliki sekitar 10% porsi
dari seluruh kasus tumor intrakranial, umumnya terjadi pada dekade ketiga atau keempat
Manifestasi klinis paling umum dari tumor otak adalah defisit neurologis yang bersifat
progresif, terutama kekuatan motorik yang semakin lama semakin berkurang (45%). Nyeri
kepala juga merupakan salah satu gejala yang menandakan adanya tumor otak pada 54% kasus.
1 Tumor Supratentorial
Gejala dan tanda dari tumor pada lokasi ini antara lain:
A Gejala dan tanda yang muncul akibat kenaikan tekanan intrakranial (TTIK).
B Defisit neurologis, antara lain kelemahan tubuh, disfasia (terjadi pada 37-58% pasien
dengan tumor otak sisi kiri). Hal ini dapat terjadi karena:
perdarahan.
D Kejang, namun bukan merupakan tanda pertama yang ditemukan pada pasien dengan
tumor otak. Tumor umumnya bersifat sangat invasif jika langsung menimbulkan
F Gejala yang menandakan adanya transient ischemic attack (TIA) atau stroke, kondisi
G Pada beberapa kasus tumor pituitari dapat muncul gejala dan tanda ini:
ii Apopleksi pituitari
2 Tumor Infratentorial
A Kebanyakan tumor pada fossa posterior akan menimbulkan TTIK karena adanya
i Nyeri kepala
saraf terkait.
B S/S mengindikasi kan adanya efek massa pada berbagai lokasi di dalam fossa
posterior:
A Lesi pada hemisfere serebelum dapat menyebabkan ataksia dari alat gerak,
B Lesi pada vermis serebelum dapat menyebabkan pergerakan badan yang tidak
saraf kranial sekaligus serta pada jaras panjang. Nystagmus vertikal atau memutar
Gejala defisit neurologis fokal yang muncul biasanya terkait dengan lokasi lobus yang
terkena:
b Lobus temporal: halusinasi olfaktori atau auditori, deja vu, gangguan memori,
pandang.
c Lobus parietal: adanya gangguan motorik atau sensorik kontralateral, hemianopsia
d Lobus oksipital: defisit lapang pandang kontralateral, aleksia (terlebih jika terjadi
Nyeri kepala dapat muncul dengan atau tanpa adanya TTIK. Gejala ini timbul pada
pasien dengan tumor otak primer atau hasil metastase (kurang lebih masing-masing
50%). Nyeri kepala dikatakan lebih berat di malam hari (kemungkinan besar karena
adanya hipoventilasi selama tidur di malam hari) dan diperberat dengan batuk, bersin,
mengejan dan membungkukkan badan ke depan. Nyeri kepala pada 77% pasien dengan
tumor otak mirip dengan nyeri kepala tension yang seperti diikat kuat.
2.1.1.5 Patologi
1 Astrositoma
i Perubahan makroskopis
menginvasi secara luas pada otak, tidak memiliki kapsul dan tidak ada batas yang
jelas. Relatif avaskular dengan konsistensi fibrosa keras atau kenyal seperti karet.
Terdapat sedikit deposit kalsium, sekitar 15%, pada tumor ini. 2, 3 Kadang-kadang
tumor ini menjadi glioblastoma multiforme ketika sudah menginvasi otak sangat
luas yang dikarakteristikan dengan batas tumor yang sangat tervaskularisasi dan
ii Perubahan mikroskopis
endotel dan adventitia. Pada astrositoma derajat tinggi sangat sedikit astrosit yang
ekstensif dan banyak sekali gambaran mitotik dengan nekrosis ekstensif (gambar
2).2
dengan nuklear pleomorfik dengan mitosis yang tidak ada pada astrositoma.2, 3
serebral hemisfer dan setengahnya di lobus frontal. Tumor ini bisa menginvasi
ventrikel ketiga atau lateral. Secara spektrum histologis, sama dengan astrositoma,
bervariasi antara tumor jinak yang tumbuh lambat sampai tumor ganas yang
tumbuh sangat cepat dan banyak ditemukan gambaran mitotik, proliferasi endotel,
dan fokus nekrosis. Deposit kalsium ditemukan pada pemeriksaan histologi pada
paling sering ditemui dari tipe ini adalah astrositoma derajat rendah c)
Tipe III: Sel tumor dengan infiltrasi tanpada adanya jaringan padat tumor
iii Terapi: Reseksi komplit dari tumor sebaiknya dilakukan dan cukup untuk
menangani tumor dengan kondisi ini. Jika reseksi tidak dilakukan bisa
memberikan gejala kejang yang sulit dihentikan dan dalam bentuk kejang
adanya edema peritumor dan tidak ada efek massa yang menggeser garis
tengah otak. Pada pindai CT akan nampak lesi hipodense dengan marjin
yang jelas, dapat terdapat kelainan pada kalvaria. Pada pindai PET akan
methionine yang rendah. Pada MRI akan nampak T1W1 yang hipointense.
Secara patologi anatomi, akan nampak dua bentuk yang berbeda pada
kondisi tumor ini yang juga memiliki dua prognosa yang berbeda a)
yang negatif. Neuron yang nampak normal akan mengapung pada matriks
rendah yang berasal dari astrosit subpial, hal ini menjelaskan mengapa
fokal atau TTIK. Kista akan nampak pada pindai CT atau MRI. Pada
pindai CT tumor akan nampak padat dengan batas yang tidak jelas dan
sama warna nya dengan grey matter. Pada MRI T1WI akan menunjukkan
komponen kista yang hipointense dengan batas yang tidak jelas dan
sel tumor superifisial yang padat dengan pelomorfisme seluler yang jelas
(astrosit sel raksasa dan fibriler, lipid laden). Serabut retikulin akan
mengelilingi dua tipe sel: a) sel spindle (sel berbentuk fusiformis engan
heterokormik, dengan nuklei pleomorfik yang dapat bersel satu atau lebih
dari satu. Diisi oleh lemak intrasel yang banyak. Tatalaksana yang
reseksi luas atau resekesi inkomplit (jika tumor nampak menyebar dengan
lambat dan dapat dilakukan eksisi berulang). Atau dapat dilakukan terapi
ini jika diterapi menggunakan reseksi total atau subtotal dengan atau tanpa
radiasi dan kemoterapi untuk 5 tahun adalah 80% dan untuk 10 tahun
adalah 71%.
Gangliositoma Displastik dari Serebellum (Penyakit Lhermite-
Duclos):
B Astrositoma
i Pembedahan
posisi tumor dan gejala pasien. Secara umum, tumor dieksisi seradikal
melibatkan pemukaan kortikal, insisi kecil dibuat di gyrus atau sulkus dan
glioma derajat tinggi memiliki massa 100 g saat diagnosis dan terdiri atas
1011 sel. Eksisi radikal dari tumor mampu mengangkat tumor makroskopis
tetapi tidak bisa mengangkat sel tumor yang sudah menginfiltrasi sangat
dalam area normal otak yang seringkali vital. Oleh karena itu selanjutnya
tanpa eksisi makroskopis apabila: tumor kecil dan dalam atau tumor difus
memungkinan atau tumor melibatkan area yang sangat vital (contoh: area
serebral. Kepala pasien dielevasi 20o untuk meningkatkan aliran balik vena
dan mengurangi tekanan vena intrakranial. Pengobatan dengan steroid
meningkatkan daya hidup dua kali lipat sampai 37 minggu pada kasus
regio dosis tinggi pada area otak yang normal. Ukuran radiasi dalam satu
hari biasanya 1.8 2 gray dan dosis ini berhubungan dengan insidensi dari
suatu komplikasi. Dosis total radiasi bervariasi tergantung tipe dari tumor,
gray.
iv Prognosis
Sampai saat ini, belum ada terapi yang memuaskan untuk glioma serebral
glioma derajat tinggi memberikan hasil yang tidak baik. Semua terapi
kasus
berkembang menjadi derajat tinggi. Tumor derajat rendah mungkin akan tetap
selama beberapa tahun tetapi kemudian akan berkembang perlahan menjadi tumor
dibandingkan pada pasien yang dilakukan eksisi subtotal. Terapi radiasi tidak
C Oligodendroglioma
Terapi standar untuk oligodendroglioma adalah reseksi agresif dari tumor yang
Daya tahan hidup pasien bergantung pada derajat keganasan histologis dari tumor
ini. Angka survival 5 tahun berkisar antara 30 50% dengan jumlah kecil pasien
mampu bertahan hidup untuk beberapa tahun (5% selama 20 tahun). Akan tetapi,
komponen sel astrositoma anaplastik dan tumor tersebut lebih dominan bertindak
D Glioma Campuran
Subjek penelitian adalah pasien dengan diagnosis tumor otak (berdasarkan apa? Patologi
Anatomi atau Manifestasi Klinis?) dan memiliki hasil laboratorium yang sudah terkonfirmasi
terjadi koagulopati (berdasarkan apa? Nilai PT? APTT? INR?) serta memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi.
Kriteria Inklusi:
1 Pasien yang didiagnosis tumor otak yang telah dilakukan pemeriksaan CT dan BT
Kriteria Eksklusi:
Kriteria Pengeluaran:
Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional potong lintang (cross sectional).
3.2.2 Identifikasi Variabel
Variabel bebas adalah tipe tumor otak yang didiagnosis pada pasien berdasarkan gejala dan
Variabel terikat adalah kejadian koagulopati yang terjadi seiring dengan diagnosis
Tumor Otak adalah sekelompok tumor yang timbul dalam sistem saraf pusat dan dapat dijumpai
beberapa derajat diferensiasi glia. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri,
disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain, disebut tumor otak metastase.
Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Peneliti akan
memasukkan pasien sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah dibuat, kemudian
akan dilakukan informed consent pada pasien yang masuk ke dalam kriteri inklusi. Jumlah pasien
disesuaikan dengan kebutuhan dari rumus pengambilan sampel sesuai dengan kebutuhan.
Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara statistik menggunakan program
Penelitian akan dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Jl. Pasteur No 38 Bandung.
Pengumpulan data menggunakan (Data primer? Data sekunder?) secara keseluruhan akan
Informed consent
Randomisasi
Gambar 3.1 Alur Penelitian