Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

GERMINOMA

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian

Mediastinal germ cell tumors merupakan tumor yang secara biologik


bersifat heterogenous. Secara umum, germ cell tumors berasal dari jaringan gonad dan
mediastinum merupakan tempat yang terbanyak berkembangnya germ cell tumor
extragonad. Mediastinal germ cell tumors terbagi menjadi dua yaitu benign dan
malignant. Pada benign tumor termasuk teratoma matur dan malignant tumor terbagi
menjadi dua yaitu seminomatous (germinoma atau disgerminoma) dan
nonseminomatous (choriocarcinoma, embryonal carcinoma, mixed tumor,
teratocarcinoma dan yolk sac tumor).

Mediastinal germ cell tumors merupakan 2 – 5% dari seluruh tumor germinal


dan 50 - 70% dari semua tumor germinal ekstragonad. Keberadaan tumor ini diketahui
pertama sekali pada tahun 1940 oleh Heuer. Tumor germinal ekstragonad dapat
berkembang pada sepanjang garis tengah tubuh dimulai dari pineal sampai ke presakral
dan 90% pada tumor ganas germinal menyerang pria sedangkan untuk tumor jinak
tidak dijumpai predileksi jenis kelamin.

Germinoma (seminoma) pada mediastinum merupakan germ cell tumor yang


dijumpai pada mediastinum anterior. Tumor dapat berkembang bersama-sama dengan
timus tetapi mayoritas tumor berkembang secara tunggal dari germ cell. Gambaran
morfologik tumor sangat identik dengan tumor yang berkembang pada testikular atau
ovarium. Pada beberapa tumor dapat dijumpai derajat atipikal sel dan mitosis yang
bervariasi sehingga dikategorikan sebagai seminoma atipik.

Germinoma merupakan tumor yang berasal dari sel-sel totipoten. Tumor ini
jarang dijumpai dan bersifat ganas. Kurang dari 5 – 7% tumor berkembang secara
ekstragonad dan mediastinum merupakan lokasi yang terbanyak terjadinya germinoma.
Tumor dapat berkembang pada sepanjang garis tengah tubuh dimulai dari pineal,
mediastinum, kavitas intraabdominal, retroperitoneal sampai ke presakral. Massa tumor
dapat mengakibatkan penekanan pada organ yang berbatasan dan dapat bermetastasis
secara hematogen. Organ yang paling sering mengalami metastasis adalah paru, hati
dan tulang. Mekanisme terjadinya tumor belum diketahui secara pasti. Teori pertama
mengatakan bahwa tumor berkembang dari primitive germ cell pada endodermal yolk
sac yang berasal dari urogenital ridge. Pada masa perkembangan, normalnya sel-sel ini
bergerak ke skrotum, tetapi akibat kegagalan pada migrasi sel, sel berkembang pada
salah satu tempat mulai dari pineal sampai presakral. Teori yang lain mengatakan
bahwa sel-sel totipoten ini berpisah pada masa embriogenesis sehingga dapat
membentuk massa primitif dan pada suatu saat berkembang menjadi germ cell
tumors.3

2. Epidemiologi

Germinoma merupakan tumor yang jarang terjadi. Insiden 2 – 5% pada


mediastinum orang dewasa. Di Jepang hanya 1,6% dari tumor yang ditemukan pada
mediastinum. Germinoma merupakan tumor urutan kedua yang ditemukan pada
mediastinum setelah teratoma. Hampir 90% tumor ditemukan pada laki-laki dengan
usia 13 – 79 tahun dan dua pertiga diantaranya ditemukan pada dekade ketiga dan
keempat.10

3. Etiologi

Secara pasti belum diketahui, tetapi diduga adanya migrasi sel-sel totipoten pada
masa embriogenesis yang terjadi di sepanjang garis tubuh pada urogenital ridge.
Berdasarkan hasil penelitian, adanya germinoma pada mediastinum tidak simultan
dengan adanya seminoma pada gonadal. Pada laki-laki dengan sindroma Klinefelter
insiden terjadinya germinoma meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dan mendapat
peluang sepuluh tahun lebih awal untuk menderita germinoma bila dibandingkan
dengan orang normal. Hampir 90 % ditemukan anomali struktur kromomosom
khususnya isokromosom pada lengan 12p [i(12p)], hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan “copy” dari kromosom x. Keadaan ini terjadi pada post-pubertal malignant
germ cell tumors yang terjadi ekstragonad. Pada penderita juga dijumpai kadar
testosteron yang normal atau lebih rendah dan peningkatan kadar luteinizing hormone
dan estradiol.

4. Klasifikasi

Berikut ini adalah klasifikasi germ cell tumors berdasarkan gambaran histologi tanpa
mempertimbangkan lokasi pada tubuh.

Germinoma ditemukan 90% pada mediastinum anterior dan hanya sedikit terjadi
pada mediastinum posterior. Tumor biasanya tumbuh pada sepanjang atau percabangan
antara vena innominata dan vena cava superior. Jika tumor bertambah besar kadang-
kadang sulit dibedakan dengan jaringan timus dan perikardium. Gambaran klinik tidak
spesifik, biasanya berhubungan dengan adanya massa pada mediastinum seperti nyeri
dada, dispnoe, batuk, stridor dan sindroma vena kava superior. Pada penderita yang
asimptomatik, adanya massa terdeteksi pada pemeriksaan rutin foto torak atau pada saat
dilakukan torakotomi.

5. Patofiologi
Gambaran sitologi germinoma identik dengan seminoma gonadal. Sel-sel bersifat
fragil sehingga memberikan latar belakang ‘tigroid’ pada pewarnaan Romanowsky,
sitoplasma tampak berbusa karena mengandung glikogen. Pada pewarnaan MGG,
sitoplasma tampak bervakuol dan berbentuk bulan sabit yang berisi gikogen. Inti
vesikuler, membran inti dan nukleoli prominent. Selain itu juga dapat dijumpai
inlfiltrasi limfosit dan gambaran granulomatous.

Secara morfologi tidak ada perbedaan antara germinoma mediastinum dengan


seminoma yang terjadi pada gonadal. Secara makroskopis, tumor berbatas tegas dan
berkapsul, lunak dan homogen, dapat multilobular dan pada pemotongan lamelar
tampak berwarna pucat keabu-abuan. Pada bagian lain tampak fokus-fokus perdarahan
dan fokus nekrosis yang berwarna kekuningan. Ukuran tumor bervariasi antara 1 –
20cm, rata-rata 4,6cm.3,10 Secara mikroskopis, tumor terdiri dari sel-sel dengan bentuk
bervariasi bulat-oval dan poligonal, inti bulat oval monoton terletak di tengah, non-
overlapping dan dapat dijumpai satu atau lebih nukleoli. Sitoplasma banyak
mengandung glikogen sehingga memberikan gambaran jernih dan batas antar sel jelas.
Sel-sel tersusun di dalam kelompokan-kelompokan yang terdiri dari jaringan ikat dan
memberikan gambaran septa-septa yang irreguler dengan infiltasi limfosit, sel plasma
kadang-kadang eosinofil.Reaksi granulomatous dapat terjadi dengan adanya
kelompokan sel-sel epitelioid, histiosit dan sel datia Langhans. Kadang-kadang dapat
dijumpai germinal center limfosit. Pada beberapa kasus dijumpai sel-sel
sinsitiotrofoblast dengan pembentukan kapiler dan fokal mikrohemoragik. Keadaan ini
tidak disertai dengan adanya sitotrofoblast. Pada beberapa kasus dapat dijumpai sisa
dari jaringan timus dan pada 10% kasus, sisa timus dapat membentuk perubahan kistik
multilokular. Kadang-kadang sisa timus dapat memberikan gambaran hiperplasia
sehingga dapat menyebabkan misdiagnosis sebagai epithelial thymic tumor.
Germinoma dapat disertai dengan mixed tumor.10,12,13

6. Tanda dan Gejala

1. Sakit kepala

Sakit kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada seseorang
yang menderita tumor otak. Rasa sakit yang terjadi biasanya bersifat dalam dan terus
menerus, tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri kepala ini biasanya muncul
paling hebat pada pagi hari dan menjadi lebih hebat jika melakukan aktivitas yang
biasanya dapat meningkatkan TIK seperti membungkuk, batuk, mengejan ketika BAB.
Nyeri kepala biasanya sedikit berkurang jika diberi obat aspirin atau diberikan kompres
dingin pada tempat yang sakit.

2. Muntah-muntah (nausea)

Mual-mual hingga muntah-muntah biasanya terjadi sebagai akibat dari


rangsangan pusat muntah yang ada pada bagian medulla oblongata otak. Gejala
muntah ini paling sering terjadi pada pasien anak-anak yang berhubungan dengan
peningkatan TIK yang disertai dengan pergeseran batang otak. Muntah biasanya
dapat terjadi tanpa didahului rasa mual.

3. Papil edema

Papilledema pada umumnya disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan


pembengkakan papilla nervioptist. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi akan
mengingatkan pada kenaikan TIK. Seringkali sulit untuk menggunakan tanda ini
sebagai diagnosis tumor otak, karena pada beberapa individu fundus tidak
memperlihatkan edema meskipun TIK tidak amat tinggi. Dalam hubungannya
dengan papiledema mungkin terjadi beberapa gangguan penglihatan. Ini termasuk
pembesaran bintik buta dan amaurusis fugun (perasaan berkurangnya penglihatan).

4. Gejala fokal

Tanda dan gejala tumor otak yang spesefik lainnya yang terjadi pada bagian-
bagian tertentu dari otak dan menyebabkan gangguan pada organ yang dipersarafi
adalah sebagai berikut .

7. Pemeriksaan Laboratorium

1.Kadar alpha-phetoprotein (AFP) dan human chorionic gonadotrophin (hCG) tidak


selalu meningkat pada penderita germinoma murni, peningkatan ditemui pada 10%
kasus. Kadar AFP dan hCG atau keduanya meningkat pada keadaan mixed tumor..
Kadar serum low-density lipoprotein (LDL) biasanya meningkat.3,4,15,16

2. Imunohistokimia

80 – 90% germinoma memberikan hasil positif pada pemeriksaan dengan PLAP


(Placental Alkaline Phosphatase) dan 70% positif terhadap vimentin. CD 117 biasanya
memberikan gambaran positif pada membran atau paranuklear Golgi. Pada 70% kasus
pemeriksaan pankeratin juga memberikan hasil positif.. Imunostaining terhadap beta-
hCG memberikan sedikit warna pada sel-sel sinsitiotrofoblast bila ada. Pemeriksaan
dengan CEA, EMA dan AFP memberikan hasil negatif.10,14,15

3.Selain dari pemeriksaan di atas juga dapat dilakukan pemeriksaan Tumor Rejection
Antigen I (TRA-1-60) sebagai tumor marker untuk mendeteksi karsinoma embrional.
Tumor marker ini bermanfaat untuk mengetahui apakah penderita dengan germinoma
juga disertai dengan karsinoma embrional. Pemeriksaan CD30 juga bermanfaat untuk
memonitor apakah penderita juga disertai dengan karsinoma embrional. Pemeriksaan
genetik bermanfaat untuk melihat apakah pada penderita juga disertai dengan
abnormalitas kromosom (isokromosom 12p).4,14 Pada germinoma juga ditemukan
adanya c-kit mutation yaitu tyrosine kinase yang juga berhubungan dengan terjadinya
chronic myelogenous leukemia (CML) dan gastrointestinal stromal tumor (GIST).11

4. EEG
Pemeriksaan EEG atau elektro ensefalografi dapat mendekati gelombang otak
abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk
mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.

Diagnosis germ cell tumor dengan antigen spesifik

AFP HCG CEA

Germinoma (-) (+) (-)

Khorioepitelioma (-) (++) (-)

Tumor kantung yolk (++) (+) (-)

Karsinoma embrional (+) (+) (-)

Teratoma matur (-) (-) (+)

MRI

Pemeriksaan MRI biasanya digunakan untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil dan juga
membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.

7. Penatalaksanaan

1. Needle biopsy, secara umum pemeriksaan jaringan perlu dilakukan walaupun secara
radiologi telah menunjukkan gambaran dan adanya peningkatan kadar tumor marker.
Tindakan aspirasi biopsi merupakan langkah awal yang dapat dilakukan. Jika massa
tumor berbatasan dengan trakea atau bronkus maka biopsi transtrakeal dapat
dilakukan.

2. CT-guided needle biopsy, dilakukan jika diagnosis tidak dapat dikonfirmasikan


secara aspirasi biopsi atau biopsi transbronkial. Diagnosis sitologi tidak selalu
sensitif, tindakan biopsi jaringan lebih dianjurkan karena tumor mediastinum sering
didiagnosis sebagai limfoma yang memberikan manifest yang sama sebagai massa
yang terletak pada mediastinum anterior dengan usia penderita yang relatif sama .

3. Open biopsy, dilakukan jika dengan tindakan aspirasi biopsi tidak memberikan hasil
yang adekuat atau jaringan sukar untuk diambil. Open biopsy dilakukan dengan
torakotomi anterior dan sebelumnya dilakukan anestesi. Biopsi juga dapat dilakukan
dengan torakoskopi.

4. Pembedahan
Tindakan bedah memegang peranan utama dalam penanggulangan kasus tumor
mediastinum

5. Kemoterapi

Kemoterapi telah menunjukkan kemampuannya dalam mengobati beberapa jenis


tumor.

6. Terapi radiasi

Terapi radiasi dapat dilakukan antara lain dengan terapi sebagai berikut:

Radioterapi, untuk mengatasi daerak eksisi dimana lesi metastatic tumor telah
diangkat.

Kemoterapi, untuk mengatasi malignasi tumor otak.

7. Obat-obatan

Terapi obat-obatan yang dapat digunakan antara lain Nitroseurea, BCNU dan
CCNU karena obat ini mampu melewati sawar darah / otak. Selama pemberian obat-
obatan ini pasien harus menghindari makanan yang tinggi tiramin (misalnya anggur,
yogurt, keju, hati ayam, pisang) dan alcohol, karena pokorbazine menghambat dan
melemahkan aktivitas inhibitor monoamine oksidase (MAO). Prokabazine dikaitkan
dengan mual dan muntah yang mungkin hilang atau berkurang saat pertama kali atau
saat pengobatan sedang dilakukan.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATN

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tiinggal, dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi
dalam memberikan asuhan keperawatan.

b. Keluhan Utama

Keluhan utama yang sering didapatkan pada pasien tumor otak adalah nyeri kepala.

c. Riwayat penyakit masa lalu

Riwayat penyakit masa lalu seperti penyakit tumor ditempat lain, dan lain-lain.

d. Pemeriksaan Fisik ( Head to Toe)

a. Keadaan Umum dan Tanda-Tanda Vital


1. Keadaan umum : Klien lemah dan terlihat sakit berat.

2. Tingkat Kesadaran : Menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana dapat

mempengaruhi system saraf pusat.

3. TTV : Sering didapatkan adanya perubahan RR meningkat, tekanan darah terjadi

perubahan dari hipertensi ringan sampai berat.

a. Pemeriksaan Fisik :

1. Kepala,Rambut rontok, mata kuning/kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran

telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, , bibir kering dan pecah-

pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.

2.Leher dan tenggorok. Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid

pada leher.

3. Dada. Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat

otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan

pada paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara

tambahan pada jantung.

4. Abdomen.Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek,

5. Genital.Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi,

terdapat ulkus.

6. Ekstremitas.Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema,

pengeroposan tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.

7. Kulit.Turgor jelek, , CRT >3, akral dingin.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan kognitif

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan

Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:

1 tidak pernah

2 jarang

3 kadang-kadang

4 sering

5 selalu

Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:

1 sangat berat

2 berat

3 sedang

4 ringan

5 tidak ada

1. memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai


kenyamanan

2. mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala 0-10)

melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis

3. mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor


tersebut

4. melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan

5.melaporkan pola tidur yang baik

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian
1. Manajemen nyeri:

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan


dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor
presipitasinya

2. Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak


mampu berkomunikasi efektif

3. Penyuluhan untuk pasien/keluarga

1. Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum,
frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan
interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut dan nama
orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.

2. Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri


tidak dapat dicapai

3. Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri


dan tawarkan strategi koping yang ditawarkan

4.Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko


ketergantungan atau overdosis)

2. Manajemen nyeri:

1. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur

2. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, terapi)

3. Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat

4. Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini
merupakan

5. perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu

3. Aktivitas kolaboratif

1. Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal,
setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA

4. Perawatan dirumah

1. Intervensi di atas dapat disesuaikan untuk perawatan dirumah


2. Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diperlukan dalam
pemberian obat

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan kognitis

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan memperlihatkan mobilitas, yang dibuktikan


oleh indicator sebagai berikut:

1 gangguan eksterm

2 berat

3 sedang

4 ringan

5 tidak mengalami gangguan

1. Performa posisi tubuh

2. Pergerakan sendi dan otot

3. berjalan

4. Bergerak dengan mudah

Intervensi keperawatan (NIC)

1. Aktivitas keperawatan tingkat 1

a. Kaji kebutuhan terhadap bantuan pelayanan kesehatan dirumah dan kebutuhan


terhadap peralatan pengobatan yang tahan lama

b. Ajarkan pasien tentang dan pantau penggunaan alat bantu mobilitas

c. Ajarkan dan bantu pasien dalam proses berpindah

d. Rujuk keahli terapi fisik untuk program latihan

e. Berikan penguatan positif selama aktivitas

f. Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki antiselip yang mendukung untuk
berjalan

2. Pengaturan posisi (NIC):

1. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan postur dan mekanika tubuh yang benar
pada saat melakukan aktiivtas

2.Pantau ketepatan pemasangan traksi


3. Aktivitas keperawatan tingkat 2

1. Kaji kebutuhan belajar pasien

2. Kaji terhadap kehutuhan bantuan layanan kesehatan dari lembaga kesehatan


dirumah dan alat kesehatan yang tahan lama

3. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif atau pasif untuk
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot

4. Instruksikan dan dukung pasien untuk menggunakan trapeze atau pemberat


untuk meningkatkan serta mempertahankan kekuatan ekstremitas atas

5. Ajarkan tehnik ambulasi dan berpindah yang aman

6. Instruksikan pasien untuk menyangga berat badannya

7. Instruksikan pasien untuk mempertahankan kesejajaran tubuh yang benar

8. Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi sebagai suatu sumber untuk
mengembangkan perencanaan dan mempertahankan atau meningkatkan
mobilitas

4. Aktivitas keperawatan tingkat 3 dan 4

a. Tentukan tingkat motivasi pasien untuk mempertahankan atau megambalikan


mobilitas sendi dan otot

b. Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi sebagai suatu sumber untuk
mengembangkan perencanaan dan mempertahankan atau meningkatkan mobilitas

c. Dukung pasien dan keluarga untuk memandang keterbatasan dengan realitas

e.Berikan penguatan positif selama aktivitas

f .Berikan analgesic sebelum memulai latihan fisik

5. Penguatan posisi (NIC):

1. Pantau pemasangan alat traksi yang benar

2. Letakkan matras atau tempat tidur terapeutik dengan benar

3. Atur posisi pasien dengan kesejajaran tubuh yang benar

4. Letakkan pasien pada posisi terapeutik

5. Ubah posisi pasien yang imobilisasi minimal setiap 2 jam, berdasarkan jadwal
spesefik
6. Letakkan tombol pengubah posisi tempat tidur dan lampu pemanggil dalam
jangkauan pasien

7. Dukung latihan ROM aktif datau pasif jika perlu

6. Perawatan dirumah

1. Kaji lingkungan rumah terhadap kendala dalam mobilitas

2. Rujuk untuk mendapat layanan kesehatan dirumah

3. Rujuk ke layanan fisioterapi untuk memperoleh latihan kekuatan, keseimbangan


dan cara berjalan

4. Rujuk kelayanan ke terapi okupasi untuk alat bantu

5.Anjurkan untuk berlatih bersama anggota keluarga atau teman

6.Ajarkan cara bangun dari tempat tidur secara perlahan

3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan klien akan menunjukkan: Ansietas berkurang, dibuktikan


oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selau menunjukkan
pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping.

Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas; yang dibuktikan oleh indicator


sibagai berikut:

1 tidak pernah

2 jarang

3 kadang-kadang

4 sering

5 selalu

1. Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan

2.Mempertahankan performa peran

3. Memantau distorsi persepsi

4. Memantau manifestasi perilaku ansietas

5. Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas


Intervensi Keperawatan NIC

1. Pengkajian

1. kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap

2. kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas

3.gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan
ansietas dimasa lalu

4. reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien

2. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

1. buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk
pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari

2.berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga,
kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi

3. informasikan tentang gejala ansietas

4. ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan gejala
penyakit fisik

3. penurunan ansietas (NIC);

1. sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis

2. instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi

3jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama prosedur

4. Aktivitas kolaboratif

1. penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu

4. Defsiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Tujuan dan kriteria Hasil (NOC)

Memperlihatkan pengetahuan tentang penyakit germinoma yang dibuktikan oleh


indicator sebagai sebagai berikut:

1 tidak ada

2 terbatas

3 cukup
4 banyak

5 luas

Intervensi Keperawatan (NIC)

Karena defisiensi pengetahuan merupakan diagnosis yang luas, disini hanya akan
dijelaskan secara secara umum. Lihat manual NIC untuk aktifitas keperawatan untuk
intervensi tertentu.

1. Pengkajian

a. periksa keakuratan umpan balik untuk memastikan bahwa pasien memahami


program terapi dan informasi lainnya yang relevan

2. penyuluhan individual (NIC):

1.tentukan kebutuhan belajar pasien

2. lakukan penilaian pasien terhadap materi

3. tentukan tingkat kemampuan pasien untuk mempelajari informasi khusus

4. tentukan motivasi pasien untuk mempelajari informasi tertentu

5. kaji gaya belajar pasien

3. Penyuluhan untuk pasien/keluarga

1. berikan penyuluhan sesuai tingkat pemahaman pasien. Ulangi informasi jika perlu

2.gunakan pendekatan berbagai cara, redemonstrasi dan berikan umpan balik verbal
dan tulisan

4. Aktivitas kolaboratif

1. beri informasi tentang sumber-sumber komunitas yang dapat menolong pasien


dalam mempertahankan program terapi

2. buat rencana pengajaran multidisipliner yang terkoordinasi, sebutkan


perencanaannya

3. rencanakan penyesuaian dalam terapi bersama pasien dan dokter untuk


memfasilitasi kemampuan pasien mengikuti program terapi
DAFTAR PUSTAKA

Mills Stacev et all, Stenberg’s Diagnostic Surgical Pathology, volume IB, 4th edition,
Lippincott Williams & Wilkins 2012

DeVita et all, Cancer Principles & Practice of Oncology Book II, 7th edition, Lippincott
Williams & Wilkins, 2014

Mediastinal Seminoma, Metode penelitian Keperawatan & teknik Analisa data. Jakarta :
Salemba Medika Antint Dwi, dkk. 2012

Teratomas and Other Germ Cell Tumors of the Mediastinum, Cyntia M. Taylor & Sheila
Sparks. 2011

GermCell Tumors, available, john and price, 2013

Malignant Mediastinal Germ Cell Tumors, available at : http://wwwhealtyh/am .minggu 14


mei 2017

Juan Rosai, Ackerman’s Surgical Pathology, 2nd edition, Mosby, 2014

Primary Seminoma in the Middle Mediastinum, available at :


http://jjco.oxfordjournals.org/cgi 13 mei 2017

Seminoma of the Anterior Mediastinum, available at : http://ats.ctsnetjournals.org/ 13 mei


2017

Travis, William D. et all, Pathology and Genetic of Tumours of the Lung, Pleura, Thymus
and Heart, / WHO Classification of Tumours, Harrison 2013

Excerpt from Germinoma, Central Nervous System, available at :


http://www.emedicine.com/ 14 mei 2017

Gowing, N.F.C., A colour Atlas of Tumour Histopathology, Wolfe, 2016

Germinoma, medikal bedal, nanda,nic,noc 2015-2017

Mediastinum, available at : http://www.pathologyoutlines.com 14 mei 2017

Anda mungkin juga menyukai