GERMINOMA
1. Pengertian
Germinoma merupakan tumor yang berasal dari sel-sel totipoten. Tumor ini
jarang dijumpai dan bersifat ganas. Kurang dari 5 – 7% tumor berkembang secara
ekstragonad dan mediastinum merupakan lokasi yang terbanyak terjadinya germinoma.
Tumor dapat berkembang pada sepanjang garis tengah tubuh dimulai dari pineal,
mediastinum, kavitas intraabdominal, retroperitoneal sampai ke presakral. Massa tumor
dapat mengakibatkan penekanan pada organ yang berbatasan dan dapat bermetastasis
secara hematogen. Organ yang paling sering mengalami metastasis adalah paru, hati
dan tulang. Mekanisme terjadinya tumor belum diketahui secara pasti. Teori pertama
mengatakan bahwa tumor berkembang dari primitive germ cell pada endodermal yolk
sac yang berasal dari urogenital ridge. Pada masa perkembangan, normalnya sel-sel ini
bergerak ke skrotum, tetapi akibat kegagalan pada migrasi sel, sel berkembang pada
salah satu tempat mulai dari pineal sampai presakral. Teori yang lain mengatakan
bahwa sel-sel totipoten ini berpisah pada masa embriogenesis sehingga dapat
membentuk massa primitif dan pada suatu saat berkembang menjadi germ cell
tumors.3
2. Epidemiologi
3. Etiologi
Secara pasti belum diketahui, tetapi diduga adanya migrasi sel-sel totipoten pada
masa embriogenesis yang terjadi di sepanjang garis tubuh pada urogenital ridge.
Berdasarkan hasil penelitian, adanya germinoma pada mediastinum tidak simultan
dengan adanya seminoma pada gonadal. Pada laki-laki dengan sindroma Klinefelter
insiden terjadinya germinoma meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dan mendapat
peluang sepuluh tahun lebih awal untuk menderita germinoma bila dibandingkan
dengan orang normal. Hampir 90 % ditemukan anomali struktur kromomosom
khususnya isokromosom pada lengan 12p [i(12p)], hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan “copy” dari kromosom x. Keadaan ini terjadi pada post-pubertal malignant
germ cell tumors yang terjadi ekstragonad. Pada penderita juga dijumpai kadar
testosteron yang normal atau lebih rendah dan peningkatan kadar luteinizing hormone
dan estradiol.
4. Klasifikasi
Berikut ini adalah klasifikasi germ cell tumors berdasarkan gambaran histologi tanpa
mempertimbangkan lokasi pada tubuh.
Germinoma ditemukan 90% pada mediastinum anterior dan hanya sedikit terjadi
pada mediastinum posterior. Tumor biasanya tumbuh pada sepanjang atau percabangan
antara vena innominata dan vena cava superior. Jika tumor bertambah besar kadang-
kadang sulit dibedakan dengan jaringan timus dan perikardium. Gambaran klinik tidak
spesifik, biasanya berhubungan dengan adanya massa pada mediastinum seperti nyeri
dada, dispnoe, batuk, stridor dan sindroma vena kava superior. Pada penderita yang
asimptomatik, adanya massa terdeteksi pada pemeriksaan rutin foto torak atau pada saat
dilakukan torakotomi.
5. Patofiologi
Gambaran sitologi germinoma identik dengan seminoma gonadal. Sel-sel bersifat
fragil sehingga memberikan latar belakang ‘tigroid’ pada pewarnaan Romanowsky,
sitoplasma tampak berbusa karena mengandung glikogen. Pada pewarnaan MGG,
sitoplasma tampak bervakuol dan berbentuk bulan sabit yang berisi gikogen. Inti
vesikuler, membran inti dan nukleoli prominent. Selain itu juga dapat dijumpai
inlfiltrasi limfosit dan gambaran granulomatous.
1. Sakit kepala
Sakit kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada seseorang
yang menderita tumor otak. Rasa sakit yang terjadi biasanya bersifat dalam dan terus
menerus, tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri kepala ini biasanya muncul
paling hebat pada pagi hari dan menjadi lebih hebat jika melakukan aktivitas yang
biasanya dapat meningkatkan TIK seperti membungkuk, batuk, mengejan ketika BAB.
Nyeri kepala biasanya sedikit berkurang jika diberi obat aspirin atau diberikan kompres
dingin pada tempat yang sakit.
2. Muntah-muntah (nausea)
3. Papil edema
4. Gejala fokal
Tanda dan gejala tumor otak yang spesefik lainnya yang terjadi pada bagian-
bagian tertentu dari otak dan menyebabkan gangguan pada organ yang dipersarafi
adalah sebagai berikut .
7. Pemeriksaan Laboratorium
2. Imunohistokimia
3.Selain dari pemeriksaan di atas juga dapat dilakukan pemeriksaan Tumor Rejection
Antigen I (TRA-1-60) sebagai tumor marker untuk mendeteksi karsinoma embrional.
Tumor marker ini bermanfaat untuk mengetahui apakah penderita dengan germinoma
juga disertai dengan karsinoma embrional. Pemeriksaan CD30 juga bermanfaat untuk
memonitor apakah penderita juga disertai dengan karsinoma embrional. Pemeriksaan
genetik bermanfaat untuk melihat apakah pada penderita juga disertai dengan
abnormalitas kromosom (isokromosom 12p).4,14 Pada germinoma juga ditemukan
adanya c-kit mutation yaitu tyrosine kinase yang juga berhubungan dengan terjadinya
chronic myelogenous leukemia (CML) dan gastrointestinal stromal tumor (GIST).11
4. EEG
Pemeriksaan EEG atau elektro ensefalografi dapat mendekati gelombang otak
abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk
mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
MRI
Pemeriksaan MRI biasanya digunakan untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil dan juga
membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.
7. Penatalaksanaan
1. Needle biopsy, secara umum pemeriksaan jaringan perlu dilakukan walaupun secara
radiologi telah menunjukkan gambaran dan adanya peningkatan kadar tumor marker.
Tindakan aspirasi biopsi merupakan langkah awal yang dapat dilakukan. Jika massa
tumor berbatasan dengan trakea atau bronkus maka biopsi transtrakeal dapat
dilakukan.
3. Open biopsy, dilakukan jika dengan tindakan aspirasi biopsi tidak memberikan hasil
yang adekuat atau jaringan sukar untuk diambil. Open biopsy dilakukan dengan
torakotomi anterior dan sebelumnya dilakukan anestesi. Biopsi juga dapat dilakukan
dengan torakoskopi.
4. Pembedahan
Tindakan bedah memegang peranan utama dalam penanggulangan kasus tumor
mediastinum
5. Kemoterapi
6. Terapi radiasi
Terapi radiasi dapat dilakukan antara lain dengan terapi sebagai berikut:
Radioterapi, untuk mengatasi daerak eksisi dimana lesi metastatic tumor telah
diangkat.
7. Obat-obatan
Terapi obat-obatan yang dapat digunakan antara lain Nitroseurea, BCNU dan
CCNU karena obat ini mampu melewati sawar darah / otak. Selama pemberian obat-
obatan ini pasien harus menghindari makanan yang tinggi tiramin (misalnya anggur,
yogurt, keju, hati ayam, pisang) dan alcohol, karena pokorbazine menghambat dan
melemahkan aktivitas inhibitor monoamine oksidase (MAO). Prokabazine dikaitkan
dengan mual dan muntah yang mungkin hilang atau berkurang saat pertama kali atau
saat pengobatan sedang dilakukan.
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tiinggal, dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi
dalam memberikan asuhan keperawatan.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering didapatkan pada pasien tumor otak adalah nyeri kepala.
Riwayat penyakit masa lalu seperti penyakit tumor ditempat lain, dan lain-lain.
a. Pemeriksaan Fisik :
telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, , bibir kering dan pecah-
pada leher.
otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan
terdapat ulkus.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada
Pengkajian
1. Manajemen nyeri:
1. Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum,
frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan
interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut dan nama
orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.
2. Manajemen nyeri:
1. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
4. Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini
merupakan
3. Aktivitas kolaboratif
1. Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal,
setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA
4. Perawatan dirumah
1 gangguan eksterm
2 berat
3 sedang
4 ringan
3. berjalan
f. Bantu pasien untuk menggunakan alas kaki antiselip yang mendukung untuk
berjalan
1. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan postur dan mekanika tubuh yang benar
pada saat melakukan aktiivtas
3. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif atau pasif untuk
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot
8. Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi sebagai suatu sumber untuk
mengembangkan perencanaan dan mempertahankan atau meningkatkan
mobilitas
b. Gunakan ahli terapi fisik dan okupasi sebagai suatu sumber untuk
mengembangkan perencanaan dan mempertahankan atau meningkatkan mobilitas
5. Ubah posisi pasien yang imobilisasi minimal setiap 2 jam, berdasarkan jadwal
spesefik
6. Letakkan tombol pengubah posisi tempat tidur dan lampu pemanggil dalam
jangkauan pasien
6. Perawatan dirumah
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
1. Pengkajian
1. kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap
3.gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan
ansietas dimasa lalu
1. buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk
pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari
2.berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga,
kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi
4. ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan gejala
penyakit fisik
3jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama prosedur
4. Aktivitas kolaboratif
1. penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu
1 tidak ada
2 terbatas
3 cukup
4 banyak
5 luas
Karena defisiensi pengetahuan merupakan diagnosis yang luas, disini hanya akan
dijelaskan secara secara umum. Lihat manual NIC untuk aktifitas keperawatan untuk
intervensi tertentu.
1. Pengkajian
1. berikan penyuluhan sesuai tingkat pemahaman pasien. Ulangi informasi jika perlu
2.gunakan pendekatan berbagai cara, redemonstrasi dan berikan umpan balik verbal
dan tulisan
4. Aktivitas kolaboratif
Mills Stacev et all, Stenberg’s Diagnostic Surgical Pathology, volume IB, 4th edition,
Lippincott Williams & Wilkins 2012
DeVita et all, Cancer Principles & Practice of Oncology Book II, 7th edition, Lippincott
Williams & Wilkins, 2014
Mediastinal Seminoma, Metode penelitian Keperawatan & teknik Analisa data. Jakarta :
Salemba Medika Antint Dwi, dkk. 2012
Teratomas and Other Germ Cell Tumors of the Mediastinum, Cyntia M. Taylor & Sheila
Sparks. 2011
Travis, William D. et all, Pathology and Genetic of Tumours of the Lung, Pleura, Thymus
and Heart, / WHO Classification of Tumours, Harrison 2013