Oleh :
012013243004
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah kesehatan yang masih sering terjadi di kalangan wanita adalah
masalah kesehatan reproduksi. Dimana salah satunya adalah gangguan pada ovarium.
Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan menstruasi.
Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan
dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium,
sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.
Di Indonesia sendiri, kasus baru kanker ovarium di Indonesia mencapai 13.310 kasus
setiap tahunnya. Jumlah ini mewakili 4,3% dari total kasus kanker baru dan menempati
urutan ke sepuluh kasus kanker baru terbanyak. Sedangkan jika diurutkan dalam kategori
kanker yang diderita oleh wanita, kanker ovarium menempati urutan ketiga kanker
terbanyak setelah kanker payudara dan kanker serviks di Indonesia. Sedangkan tingkat
kematiannya, tiap tahun diperkirakan terdapat 7.842 wanita yang meninggal akibat
kanker ovarium, mewakili 4,34% kematian akibat kanker. Kematian akibat kanker
ovarium menempati urutan No. 8 terbanyak di Indonesia (Globocan, 2018).
Umumnya tumor pada ovarium merupakan jenis tumor jinak, namun akan beresiko
menjadi ganas apabila tidak segera diberikan tatalaksana yang sesuai. Selain itu salah
satu faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya tumor ovarium adalah pola atau gaya
hidup seseorang yang buruk, seperti asupan nutrisi yang tidak terkontrol. Maka dari itu
bidan diharapkan untuk dapat memberikan asuhan yang sesuai bagi pasien baik untuk
mencegah terjadinya tumor maupun pencegahan agar tumor yang sudah ada tidak
tumbuh menjadi ganas.
2.2.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
jinak Ovarium.
jinak Ovarium
2.2.3 Manfaat
1) Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh untuk melaksanakan asuhan kebidanan
secara langsung pada anak sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam
2) Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
pelayanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Depkes RI (2011), Tumor ovarium adalah suatu tumor, baik berukuran kecil
ataupun besar, cycstic maupun padat, jinak ataupun ganas. Tumor Jinak Ovarium
adalah neoplasma yang tumbuh di ovarium dan tidak metastase (National Cancer
Institute, 2020).
Tumor jinak ovarium terbagi menjadi 2 yaitu tumor jinak kistik dan tumor jinak padat
(Benson dan Pernoll, 2013).
Hingga saat ini mekanisme pembentukan kista masih belum jelas diketahui.
Beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam
mekanisme umpan balik ovarium hipothalamus. Hal ini dikarenakan ovarium dapat
berfungsi secara normal tergantung pada hormon yang dihasilkan dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Diduga juga adanya hubungan dengan proses angiogenesis yang mempengaruhi
berbagai proses patologik ovarium, termasuk pembentukan kista folikuler, sindrom
ovarium polikistik, sindrom hiperstimulasi ovarium dan neoplasma ovarium jinak
maupun ganas. Vascular endothelial growth factor merupakan mediator utama dan
merupakan faktor dalam pertumbuhan neoplasma ovarium.
Penyebab terjadinya kista ovarium ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling
berhubungan. Beberapa faktor resiko yang terjadinya kista ovarium adalah sebagai
berikut :
a. Faktor Usia
Kista sering terjadi pada wanita usia subur atau usia reproduksi, keganasan kista
ovarium bisa terjadi pada usia sebelum menarache dan usia diatas 45 tahun
(Manuaba, 2010)
b. Faktor Genetik
Resiko wanita terkena kista ovaium adalah sebesar 1,6%. Apabila sesorang
wanita memiliki anggota keluarga yang mengidap kista, resikonya akan
meningkat menjadi 4% sampai 5% (Rasjidi, 2009).
Dalam tubuh kita ada terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker yaitu
protoonkogen, protoonkogen ini bisa berubah menjadi onkogen karena faktor
pemicu seperti pola hidup yang kurang sehat sehingga dapat memicu timbulnya
sel kanker
c. Faktor Reproduksi
Kista ovarium sering terjadi pada wanita dimasa reproduksi, menstruasi di usia
dini (menarche dini) yaitu usia 11 tahun atau lebih muda (<12 tahun)
merupakan faktor resiko berkembangnya kista ovarium. Siklus haid yang tidak
teratur juga merupakan faktor resiko terjadinya kista ovarium (Manuaba, 2010).
d. Faktor Hormonal
Kista ovarium dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon estrogen
dan progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-obatan yang merangsang
ovulasi dan obat pelangsing tubuh yang diuretik. Kista fungsional dapat
terbentuk karena stimulasi hormon gonadotropin atau sensitivitas terhadap
hormon gonadotropin yang berlebihan (Wiknjosastro, 2007)
e. Faktor Lingkungan
Perubahan gaya hidup juga mempengaruhi pola makan yaitu mengkonsumsi
tinggi lemak dan rendah serat, merokok, konsumsi alkohol, zat tambahan pada
makanan, terpapar polusi asap rokok atau zat berbahaya lainnya, stress dan
kurang aktifitas atau olahraga bisa memicu terjadinya suatu penyakit (Bustam,
2007).
- Pembesaran Tumor,
Tumor yang kecil mungkin diketahui saat melakukan pemeriksaan rutin. Tumor
dengan diameter sekitar 5 cm, dianggap belum berbahaya kecuali bila dijumpai
pada ibu yang menopause atau setelah menopause. Besarnya tumor dapat
menimbulkan gangguan berkemih dan buang air besar terasa berat dibagian
bawah perut ibu, dan teraba tumor di perut
- Gejala gangguan hormonal
Indung telur merupakan sumber hormon wanita yang paling utama sehingga
bila terjadi pertumbuan tumor dapat mengganggu pengeluaran hormon.
Gangguan hormon selalu berhubungan dengan pola menstruasi yang
menyebabkan gejala klinis berupa gangguan pola menstruasi kerena tumor
mengeluarkan hormon
- Gejala klinis yang terjadi oleh karena komplikasi tumor
Gejala komplikasi tumor dapat berbentuk infeksi kista ovarium (dengan gejala
demam, perut sakit tegang dan nyeri lepas, penderit tampak sakit). Mengalami
torsi pada tangkai (dengan gejala perut mendadak sakit tidak tertahan dan
keadaan umum penderita cukup baik kecuali sakitnya).
- Menstruasi datangnya terlambat yang sering disertai timbulnya rasa yang sangat
nyeri
- Serangan nyeri tajam yang muncul mendadak pada perut bagian bawah
- Tumbuhnya rambut pada bagian wajah dan bagian tubuh lainnya
- Pembengkakan pada tungkai bawah yang biasanya tidak disertai adannya rasa
sakit
- Gangguan kencing dan sukar buang air besar
keberadaan kista sudah dapat dideteksi secara dini, yaitu dengan melalui tiga cara
menurut Setiati (2009), yaitu:
Jinak Ganas
Unilateral Bilateral
Kapsul utuh Kapsul pecah
Bebas dari perlekatan Ada perlengketan dengan organ sekitarnya
Permukaan licin Pertumbuhan abnormal di permukaan
tumor
Tidak ada asites Asites hemoragik
Peritoneum licin Ada metastasis di peritoneum
Seluruh permukaan tumor viabel Ada bagina-bagian yang nekrotik dan
berdarah
Tumor kistik Padat atau kistik dengan bagian-bagian
padat
Permukaan dalam kista licin Terdapat pertumbuhan papiler intra kista
Bentuk Tumor seragan Bentuk tumor bermacam-macam
Sumber:Buku Acuan Nasional Onkologi dan Ginekologi, 2010
2.2.7 Evaluasi
Mengevalusi keefektifan perawatan kesehatan yang diberikan, mengolah kembali
dengan tepat setiap aspek perawatan yang belum efektif melalui pelaksanaan di atas.
DAFTAR PUSTAKA