Anda di halaman 1dari 27

Murwani yekti

Pendahuluan
 Tumor otak bisa primer (50 % ), bisa sekunder ( 50% ).
 Kira-kira 50% dari tumor primer adalah glioma, 20%
meningioma, 15% adenoma dan 7% neurinoma.
 Pada orang dewasa 60% terletak di supratentorial
sedang pada anak 70% terletak infratentorial.
 Pd anak yg paling sering adalah tumor serebellum,
yaitu meduloblastoma dan astrositoma.
 Tumor primer bisa timbul dari jaringan otak,
meningen, hipofisis dan selaput mielin.
 Tumor sekunder bisa berasal dari hampir semua tumor
ditubuh. Yg paling sering berasal dari tumor paru pada
pria dan tumor payudara pada wanita.
 Tumor otak lebih sering mengenai pria dgn
perbandingan 55:45, kecuali meningioma yg lebih
sering timbul pd wanita dgn perbandingan 2:1
Epidemiologi
Insidensi tumor intrakranial berkisar antara 4,2 – 5,4
per 100000 penduduk.
Pada semua otopsi yg dilakukan oleh Bernat & Vincent (
1987) dijumpai 2% tumor otak.
Pada anak dibawah 16 tahun tumor otak adalah 2,4 per
100000 anak. Tampaknya insidensi tumor cenderung
naik dengan bertambahnya umur. Tidak diketahui
secara pasti perbedaan insidensi menurut ras, tempat
tinggal maupun iklim
Klasifikasi
 Samuels (1986) mengemukakan klasifikasi tumor yg
paling sering dijumpai berdasar lokasi tumor yaitu:
 1. Tumor supratentorial
 A. hemisfer otak :
 Glioma : * glioblastoma multiforme
 Astrositoma
 oligodendroglioma

 Meningioma
 Tumor metastasis
 1. Tumor supratentorial
 B. tumor struktur median :
 Adenoma hipofisis
 Tumor glandula pinealis
 Kraniofaringioma
 2. Tumor infratentorial
 A. schwanoma akustikus.
 B. tumor metastasis
 C. meningioma
 D. hemangioblastoma
 3. Tumor medula spinalis
 A. ekstradural : metastasis
 B. intradural :
 Ekstrameduler : * meningioma
* neurofibroma
 intrameduler : - ependimoma
- astrositoma
Tumor otak pd orang dewasa
 1. Glioblastoma multiforme,
Adalah tumor primer yg paling sering dijumpai. Disebut
juga sebagai glioma maligna dan astrositoma tingkat 3 dan 4. lebih
sering timbul di lobus frontalis dan temporalis. Pertumbuhannya
sangat cepat dan prognosenya jelek

 2. Astrositoma dan oligodendroglioma:


Astrosiyoma tingkat 1 & 2 dan oligodendroglioma ini
didapati tidak sesering glioblastoma multiforme. Pertumbuhannya
biasanya lambat sehingga beberapa penderita bertahun- tahun
hanya didiagnosis sebagai epilepsi. Yg kemudian ternyata
penderita tumor.. Tumor ini histologik adalah benigna tetapi
setelah bertahun- tahun bisa menjadi maligna
 3. Meningioma,
Adalah tumor benigna yg timbul dari sel
arakhnoid. Pada orang dewasa menempati urutan kedua
terbanyak. Dijumpai 50% pada konveksitas dan 40%
pada basis kranii. Selebihnya pada foramen magnum,
fosa posterior dan sistem ventrikulus.
 4. Tumor metastasis :
Metastasis pada otak dan meningen adalah
komplikasi dari neoplasma sistemik. Sekitar 15-20%
penderita yang mati karena karsinoma, pd otopsi
dijumpai metastasis pd otak. Setiap neoplasma maligna
dapat memberi metastasis pada otak, tetapi yg paling
sering adalah karsinoma bronkhus, karsinoma payudara
dan melanoma maligna.
 5. Adenoma hipofisis:
 Adenoma hipofisis dpt diklasifikasikan atas dasar fungsi dan
anatominya.

 Klasifikasi fungsi:
 1. Adenoma non fungsional
 2. Adenoma dengan hipersekresi (prolaktin, ACTH, hormon
pertumbuhan).

 Klasifikasi anatomi:
 1. Adenoma mikro ( diameter kurang dari 10mm)
 2. Adenoma difus
 3. Adenoma invasif
 Adenoma mikro tdk memberi gejala kecuali ada
hipersekresi. Hiperprolaktinemi diukur dgn mengukur
kdar prolaktin pagi hari. Prolaktin lebih besar dari 100
ng/ml ( normal kurang dari 15 ng/ml) hampir pasti
disebabkan oleh tumor. Prolaktin antara 15-100 ng/ml dpt
disebabkan oleh tumor, tetapi lebih sering disebabkan oleh
obat2an seperti fenotiasin dan bensodiazepin, serta
isoniazid dan gangguan inhibisi hipotalamus.
Hiperprolaktinemi kadang tdk menimbulkan gejala. Pada
wanita bisa menyebabkan amenore dan galaktore. Pada
pria bisa menyebabkan impotensi dan kehilangan libido,
yg apabila berlanjut menyebabkan galaktore dan
ginekomasti.
Adenoma yg besar menekan bag lain dari hipofisis yg
menyebabkan defisiensi gonadotropin dan kortikotropin.
Pembesaran tumor keatas menekan khiasma optikum yg
menyebabkan anopia bitemporal kuadran atas, yg selanjutnya
menyebabkan kebutaan.
Tumor juga dpt meluas ke sinus kavernosus, ventrikulus ke
III, hipotalamus dan lobus temporalis. Antara 50-60% dari
penderita tumor yg meluas ini datang ke dr oleh gangguan
visus dan 20% oleh sefalgia
Tumor yg memacu sekresi ACTH dan hormon pertumbuhan
walaupun masih kecil selalu mudah diketahui karena
timbulnya penyakit cushing dan akromegali
 6. Tumor glandula pinealis
. Glandula pinealis terletak pada sentrum otak,
dikelilingi oleh ventrikulus ke III, mesensefalon,
akuaduktus sylvii dan vena galen. Tumor ini bisa
menyebabkan peningkatan intrakranial dan
hidrosefalus, disfungsi mesensefalon dan endokrinopati.
Penekanan mesensefalon menyebabkan sindrom
parinaud. Penekanan ventrikulus III menyebabkan
diabetes insipidus. Pada 10% pnderita pria dijumpai
pubertas prekoks
 7. Kraniofaringioma.
Lebih sering terdapat pada anak, biasanya supraseler dan
meluas ke khiasma optikum, ke bawah lobus frontalis dan
temporalis, menutup foramen monroi menyebabkan
hidrosefalus obstruktif. Dpt menyebabkan gangguan
visual, disfungsi endokrin seperti diabetes insipidus,
hiperfungsi hipofisis dan lain-lain. Pada anak dijumpai
hambatan pertumbuhan dan obesitas.
 8. Schwannoma akustikus.
Schwannoma akustikus adalah tumor yang
berasaldari sel Schwan saraf perifer. Paling sering
diantara tumor sudut pons serebellum. Antara 5-10%
dari tumor ini adalah sebagai bagian dari
neurofibromatosis von Recklinghausen. Gejala awal
adalah gangguan nervus oktavus ( tuli, tinitus, vertigo ).
Disfungsi nervus trigeminus, nevus fasialis, dan ataksia
adalah gejala lanjut
Tumor otak pada anak
Pada anak sebag besar terdpt pd fosa posterior.
Sebag besar adalah astrositoma, meduloblastoma,
ependimoma dan glioma. Astrositoma,
meduloblastoma, dan ependimoma sering menekan
saluran LCS sehingga mengakibatkan hidrosefalus.oleh
sebab itu timbul sefalgia mual dan muntah. Juga
dijumpai disfungsi serebellum. Glioma menyebabkan
hidrosefalus hanya pd tahap lanjut, tetapi selalu
menyebabkan kelumpuhan saraf kranial. Tumor fosa
posterior ada juga yg menyebabkan kaku kuduk
Penyebab dan faktor risiko
 Penyebab tumor masih sangat sedikit diketahui.
Meningioma lebih banyak pd wanita. Neurofibroma,
neuriloma dan glioma sering berhubungan dengan
neurofibromatosis. Neurofibromatosis tergolong pada
kelainan perkembangan dari neuroektoderm dan
mesoderm yg disebut fakomatosa.
 Contoh fakomatosa lain adalah tuberosklerosis yg
selalu disertai peningkatan insidensi tumor otak.
 Radiasi merupakan satu faktor timbulnya tumor otak.
 Bahan industri tertentu spt nitrosourea adalah
karsinogen yg paten, setidaknya pd kelinci percobaan
Gambaran klinik
 Gambaran klinik ditentukan oleh lokasi tumor dan
peningkatan tekanan intrakranial. Tanda penting dari
tumor otak ialah adanya gejala neurologik yg progresif.
 Progresifitas tergantung pada lokasi, kecepatan
pertumbuhan tumor dan edema disekitarnya.
Gambaran klinik
Gambaran klinik terpenting adalah :
1. Kenaikan tekanan intrakranial, menyebabkan
sefalgia, mual, muntah. Nyeri kepala berulang yg
sebelumnya tdk menderita nyeri kepala kronis.
Edem papil nervus optikus hanya pd sebag kecil.
2. Manifestasi klinik fokal: hemiparesis, afasia,
gangguan visus, tergantung pada lokasi tumor dan
edem disekitarnya. Tumor pada silent region bisa
hanya memberi gejala edem papil atau gangguan
mental.
3. Konvulsi fokal, konvulsi umum atau keduanya terdpt
pada sepertiga penderita tumor otak. Epilepsi dpt
disebabkan oleh tumor supratentorial dan lebih
sering pd tumor dgn pertumbuhan lambat.
4. Perdarahan pd tumor yg kaya akan pembuluh darah
bisa disangka sebagai GPDO. Pada glioblastoma
multiforme, metastasis dari koriokarsinoma,
melanoma dan karsinoma paru anaplastik, sering
terjadi perdarahan spontan
Diagnosis
 1. anamnese dan pemeriksaan neurologik yg teliti.
 2. foto rontgen kepala, gambaran ro yg memp arti :
 A. pelebaran fosa hipofisis dan distruksi tulang.
 B. pengapuran lokal, terutama glioma.
 C. atropi tulang lokal, terutama pd meningioma dan
tumor pembuluh darah.
 D. hiperostosis lokal, terutama endostosis, dpt timbul
oleh meningioma
 E. pengapuran glandula pinealis.
Diagnosis
 Tomografi , dpt memberi gambaran lebih jelas. Sebag
besar tumor kelihatan sebagai massa abnormal yg
menggeser struktur normal. Tumor bisa menyebabkan
edem vasogenik yg pada CT Scan tampak lebih rendah
densitasnya bila dibanding densitas jar otak. Dgn CT
Scan 85% meningioma intrakrnial dpt ditetapkan dan
bila dgn kontras dpt ditetapkan 95%.
 MRI lebih sensitif untuk tumor di daerah fosa
posterior.
Diagnosis banding
 Peningkatan tekanan intrakranial dpt disebabkan oleh
hipertensi arterial, meningitis kronis dan hiprtensi
intrakranial benigna.
 Epilepsi lebih sering disebabkan oleh sikatrik
epileptogenik misal trauma dan meningitis masa lalu.
 Defisit neurologi fokal yg progresif
Penatalaksanaan
 1. untuk mengatasi edem otak dgn kortikosteroid ,
manitol
 2. tindakan pembedahan.
 3. radioterapi.
 4. kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai