Anda di halaman 1dari 20

SINDROM BATANG OTAK

HAYA SEPTIANI L
KLASIFIKASI SINDROM BATANG OTAK
SINDROMA MESENSEFALON SINDROMA PONS SINDROMA MEDULLA
OBLONGATA

Sindrom Weber Sindrom Foville Millard Sindrom lateralis / Wallenberg


Sindrom Benedict Gubler Sindrom Dejerine
Tegmentum pontis kaudale
Tegmentum pontis orale
Basis pontis kaudalis
Basis pontis bagian tengan
GEJALA SINDROMA BATANG OTAK
Struktur yang terkena Gejala Klinis
Traktus piramidalis Hemiplegia kontralateral
Lemniskus medial atau traktus Ggn sensasi raba, getar dan
spinotalamikus posisi kontralateral
Nervus III, IV dan/atau VI Kelainan ipsilateral
Nukleus nervus V Hilangnya sensori wajah
Nukleus nervus VII Kelumpuhan wajah LMN
Nukleus nervus VIII Nistagmus, vertigo
Nukleus nervus IX dan X Disfagia, disatria
SINDROM WEBER
Definisi: Sindrom Weber merupakan suatu kumpulan gejala klinis dan tanda yang meliputi kelumpuhan nervus
okulomotorius (N.III) ipsilateral, hemiparesis spastik kontralateral, rigiditas parkinsonism kontralateral (substansia
nigra), distaksia kontralateral (traktus kortikopontis) serta adanya defisit saraf kranialis yang kemungkinan
disebabkan adanya gangguan pada persarafan supranuklear pada nervus VII, IX, X dan XII.
Etiologi:
Penyumbatan pada pembuluh darah cabang samping yang berinduk pada ramus perforantes medialis arteria
basilaris. Oklusi ramus interpendikularis arteri serebri posterior dan arteri khoroidalis posterior.
Insufisiensi perdarahan yang mengakibatkan lesi pada batang otak.
Lesi yang disebabkan oleh proses neoplasmatik sebagai akibat invasi dari thalamus atau serebelum. Lesi
neoplasmatik sukar sekali memperlihatkan keseragaman oleh karena prosesnya berupa pinealoma, glioblastoma
dan spongioblastoma dari serebelum. Penyebab yang jarang adalah tumor (glioma).
Lesi yang merusak bagian medial pedunkulus serebri.
Stroke (hemoragik atau infark) di pedunkulus serebri.
Hematoma epiduralis.
SINDROM WEBER
Manifestasi Klinis:
Lesi ini biasanya bersifat unilateral dan mempengaruhi beberapa struktur dalam otak tengah. Lesi
yang disebabkan oleh proses neoplasmatik dapat merusak bangunan-bangunan mesensefalon
sebagai akibat invasi dari thalamus atau serebelum, maka tiap corakan kerusakan dapat terjadi,
sehingga lesi neoplasmatik sukar sekali memperlihatkan suatu keseragaman. Lesi unilateral di
mesensefalon mengakibatkan timbulnya hemiparesis atau hemiparesis kontralateral. Lesi yang
merusak bagian medial pedunkulus serebri akan menimbulkan hemiparesis yang disertai paresis
nervus okulomotorius ipsilateral dengan pupil yang berdilatasi dan terfiksasi. Kombinasi kedua
jenis kelumpuhan ini dikenal dengan nama hemiparesis alternans nervus okulomotorius atau
sindroma dari Weber. Lesi pada daerah fasikulus longitudinalis medialis akan mengakibatkan
timbulnya hemiparesis alternans nervus okulomotorius (N.III) yang diiringi juga dengan gejala
yang dinamakan oftalmoplegia internuklearis.
SINDROM WEBER
Diagnosa :
Diagnosa Sindrom Weber dapat ditegakkan dengan melakukan anmnesis tentang riwayat
penyakit, termasuk juga riwayat keluhan berapa lama keluhan sudah dirasakan dan apakah
keluhan tersebut terjadi pada satu sisi atau dua sisi. Pemeriksaan saraf biasanya dapat dilakukan
dan sangat membantu untuk menentukan adanya Sindrom Weber. Pemeriksaan nervus
okulomotorius (nervus III) biasanya dilakukan bersama-sama dengan pemeriksaan nervus
troklearis (nervus IV) dan nervus abdusen (nervus VI).
SINDROM WEBER
SINDROM WEBER
Akibat oklusi cabang interpendikular A. Cerebri
posterior dan A. Choroid, bisa juga akibat tumor
(glioma)
Gambaran klinis :
N. III ipsilateral
Hemiparesis kontralateral spastikRigiditas
kontralateral
Ataksia kontralateral
Paresis N VII, IX, X, XII sentral (UMN)
SINDROMA FOVILLE MILLARD GUBLER
Definisi : hemiplegia alternans akibat lesi di pons adalah selamanya kelumpuhan UMN yang
melibatkan belahan tubuh sisi kontralateral, yang berada dibawah tingkat lesi yang berkombinasi
dengan kelumpuhan LMN pada otot-otot yang disarafi oleh nervus VI atau nervus VII.
Etiologi
Sindrom ini terjadi disebabkan oklusi ramus interpedunkularis arteri basilaris dan arteri serebri
posterior. Sindrom Millard Gubler dan sindrom Foville termasuk juga ke dalam bagian dari sindrom
hemiplegia alternans pons. Sindrom ini disebabkan akibat terbentuknya suatu lesi vaskuler yang
bersifat unilateral. Selaras dengan pola percabangan arteri-arteri, maka lesi vaskular di pons dapat
dibagi ke dalam:
Lesi paramedian akibat penyumbatan salah satu cabang dari rami perforantes medialis a.
basilaris
Lesi lateral, yang sesuai dengan kawasan perdarahan cabang sirkumferens yang pendek
Lesi di tegmentum bagian rostral pons akibat penyumbatan a. serebeli superior
SINDROMA FOVILLE MILLARD GUBLER
Definisi : hemiplegia alternans akibat lesi di pons adalah selamanya kelumpuhan UMN yang melibatkan
belahan tubuh sisi kontralateral, yang berada dibawah tingkat lesi yang berkombinasi dengan kelumpuhan LMN
pada otot-otot yang disarafi oleh nervus VI atau nervus VII.
Etiologi
Sindrom ini terjadi disebabkan oklusi ramus interpedunkularis arteri basilaris dan arteri serebri posterior.
Sindrom Millard Gubler dan sindrom Foville termasuk juga ke dalam bagian dari sindrom hemiplegia alternans
pons. Sindrom ini disebabkan akibat terbentuknya suatu lesi vaskuler yang bersifat unilateral. Selaras dengan
pola percabangan arteri-arteri, maka lesi vaskular di pons dapat dibagi ke dalam:
Lesi paramedian akibat penyumbatan salah satu cabang dari rami perforantes medialis a. basilaris
Lesi lateral, yang sesuai dengan kawasan perdarahan cabang sirkumferens yang pendek
Lesi di tegmentum bagian rostral pons akibat penyumbatan a. serebeli superior
Lesi di tegmentum bagian kaudal pons, yang seesuai dengan kawasan perdarahan sirkumferens yang panjang.
Penyumbatan parsial terhadap salah satu cabang dari rami perforantes medialis arteri basilaris sering disusul
oleh terjadinya lesi-lesi paramedian. Jika lesi paramedian itu bersifat unilateral dan luas adanya, maka jaras
kortikobulbar atau kortikospinal berikut dengan inti-inti pes pontis serta serabut-serabut pontoserebelar akan
terusak. Tegmentum pontis tidak terlibat dalam lesi tersebut.
SINDROMA FOVILLE MILLARD GUBLER
Manifestasi klinik
Manifestasi berupa penyumbatan parsial terhadap cabang dari rami perforantes medialis arteri basilaris seperti
itu akan menimbulkan gejala berupa hemiplegia yang bersifat kontralateral, yang pada lengan bersifat lebih berat
ketimbang pada tungkai. Jika lesi paramedian itu terjadi secara bilateral, maka kelumpuhan seperti yang telah
diuraikan tadi akan terjadi pada kedua sisi bagian tubuh. Namun jika lesi paramedian terletak pada bagian kaudal
pons, maka akar nervus abdusens juga akan ikut terlibat. Maka dari itu pada sisi lesi terdapat kelumpuhan LMN
musculus rektus lateralis, yang membangkitkan strabismus konvergens ipsilateral dan kelumpuhan UMN yang
melanda belahan tubuh kontralateral, yang mencakup lengan tungkai sisi kontralteral berikut dengan otot-otot
yang disarafi oleh nervus VII, nervus IX, nervus X, nervus XI dan nervus XII sisi kontralateral. Gambaran penyakit
inilah yang dikenal sebagai sindrom hemiplegi alternans nervus abdusens.
Selain itu dapat juga terjadi suatu lesi unilateral di pes pontis yang meluas ke samping, sehingga
melibatkan juga daerah yang dilalui n.fasialis. Sindrom hemiplegia alternans pada mana pada sisi ipsilateral
terdapat kelupuhan LMN, yang melanda otot-otot yang disarafi n.abdusens dan n.fasialis yang disebut sebagai
Sindrom Millard Gubler. Jika serabut-serabut kortikobulbar untuk nukleus n.VI ikut terlibat dalam lesi, maka
deviation conjugee mengiringi sindrom Millard Gubler. Kelumpuhan bola mata yang konjugat itu dikenal juga
sebagai Sindrom Foville, sehingga hemiplegia alternans nervus abdusens et fasialis yang disertai sindrom Foville
itu disebut sebagai Sindrom Foville Millard Gubler.
SINDROMA FOVILLE MILLARD GUBLER
SINDROMA FOVILLE MILLARD GUBLER
Akibat oklusi cabang sirkumferensial A.
Basilaris , tumor, abses
Gambaran klinis :
Kelumpuhan N. VI ipsilateral
Kelumpuhan N. VII perifer ipsilateral
Hemiplegia kontralateral
Analgesia kontralateral
Thermanestesia
Gangguan raba, posisi, vibrasi
SINDROMA FOVILLE MILLARD GUBLER
SINDROMA WALLENBERG
Definisi : Sindroma Wallenberg atau memiliki nama lain Sindroma medula lateral atau Sindroma
arteri cerebelar posterior inferior (PICA syndrome) merupakan suatu penyakit dimana pasien
memiliki gejala neurologis dengan onset yang mendadak disebabkan oklusi atau embolisme di
teritori arteria inferior posterior atau arteria vertebralis. Adanya oklusi ini menyebabkan terjadinya
infark pada bagian lateral dari medula oblongata. Oklusi sering berasal dari arteri vertebralis yang
merupakan ibu cabang dari arteri serebeli posterior inferior. Hal ini sering disebabkan oleh trauma
pada leher, contoh kegiatan ciropractic, yoga dan trauma kepala leher. Arteri vertebralis melintas di
sepanjang leher sebelum masuk ke dalam kepala dan bercabang menjadi arteri cerebeli posterior
inferior.
SINDROMA WALLENBERG
Patofisiologi
Penyebab utama kelainan vaskular yang menyerang ke sistem vertebrobasilar adalah aterosklerosis, dimana terbentuk plak
di dinding pembuluh darah yang menyebabkan lumennya menyempit dan dapat terjadi oklusi. Aterosklerosis ini terjadi
pada pembuluh darah yang besar. Kejadian tersebut berbeda dimana menyerang pembuluh darah kecil yaitu pada
diameter 50 200 m. Pada pembuluh darah kecil prosesnya bernama lipohyalinosis yang sering terjadi berhubungan
dengan hipertensi. Oklusi dari pembuluh darah kecil ini akan membentuk infark kecil dan melingkar bernama lakuna
dimana dapat muncul soliter ataupun multiple di daerah subkorteks dan batang otak.
Lipohyalinosis melemahkan dinding pembuluh darah dan pada penderita hipertensi rupturnya arteri dapat terjadi dan
menyebabkan hemoragik fokal. Hampir seluruh perdarahan intraserebral berasal dari rupturnya arteri kecil yang
merupakan penghubung. Karena didapatkannya kedekatan secara anatomi antara arteri vertebral dan servikal, maka
bentuk-bentuk manipulasi pada leher dapat mencederai arteri vertebral di leher dan akhirnya membentuk oklusi dari
trauma yang ditimbulkan tersebut. Oklusi emboli dari sistem vertebrobasilar tidaklah umum terjadi.
Plak aterotrombotik yang terjadi pada pembuluh darah ekstrakranial dapat lisis akibat mekanisme fibrinotik pada dinding
arteri dan darah, yang menyebabkan terbentuknya emboli, yang akan menyumblat arteri yang lebih kecil, distal dari
pembuluh darah tersebut. Trombus dalam pembuluh darah juga dapat terjadi akibat kerusakan atau ulserasi endotel,
sehingga plak menjadi tidak stabil dan mudah lepas membentuk emboli. Emboli dapat menyebabkan penyumbatan pada
satu atau lebih pembuluh darah. Emboli tersebut akan mengandung endapan kolesterol, agregasi trombosit dan fibrin.
Emboli akan lisis, pecah atau tetap utuh dan menyumbat pembuluh darah sebelah distal, tergantung pada ukuran,
komposisi, konsistensi dan umur plak tersebut, dan juga tergantung pada pola dan kecepatan aliran darah
SINDROMA WALLENBERG
Manifestasi klinik
Gejala dan tanda klinis yang muncul pada sindrom ini tergantung pada tempat lesi yang
terkena. Gejala klinis pada sindroma Wallenberg terbentuk karena adanya trombosis
yang membentuk plak ateromatosa di bagian a. Vertebralis. Hanya sekitar 25 % sindroma
ini yang berasal benar-benar oklusi dari arteri cerebeli posterior inferior.
SINDROMA WALLENBERG
SINDROMA WALLENBERG
Penyebab oklusi atau emboli teritori A.
Cerebellaris posterior inferior (PICA) atau A.
Vertebralis
Gambaran klinis :
Vertigo mendadak
Nistagmus
Mual, muntah
Disarthria dan disfonis
Singultus

Anda mungkin juga menyukai