Anda di halaman 1dari 30

Sindrom Medula Spinalis

Inkomplit
(Sindrom Spinalis Posterior,
Sindrom Spinalis Anterior,
& Sindrom Spinalis Sentral)

dr. Winifred Karema, Sp.N(K)

BAGIAN/KSM NEUROLOGI FK UNSRAT/RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO


Alamat : Bagian/KSM Neurologi Jl. Raya Tanawangko Malalayang I, Manado Sulawesi Utara 95262
Telp/Fax : 0431 - 834323 Email : ppds.neurologi@unsrat.ac.id Website: https://neurologiunsrat.com
Sindrom Medula Spinalis

• Cedera medulla spinalis dapat menyebabkan transeksi total/ komplit


atau transeksi inkomplit
• Beberapa tipe cedera medulla spinalis memberikan kumpulan
gambaran klinis yang khas & membentuk sindrom-sindrom medulla
spinalis sesuai lokasi cedera
• Pengenalan akan sindrom-sindrom ini dapat memberikan informasi
tentang mekanisme cedera yang paling mungkin yang dapat
mempengaruhi jenis & waktu penatalaksanaan, serta dapat
membantu menentukan prognosis pemulihan
Sindrom Medula Spinalis

• Sindrom Spinalis Posterior


• Sindrom Spinalis Anterior
• Sindrom Spinalis Sentral Sindrom Transeksi Inkomplit
• Sindrom Brown-Sequard
• Sindrom Servikomedular
• Sindrom Konus Medularis
*Bukan Medula Spinalis
• Sindrom Kauda Ekuina
• Sindrom Transeksi Komplit
SINDROM SPINALIS POSTERIOR

• Lesi terjadi pada 1/3 posterior medulla spinalis yang melibatkan


terutama kolumna dorsalis dan dapat menyebabkan gangguan sensasi
raba halus, vibrasi, & sensasi propioseptif
• Pasien dengan sindrom spinalis posterior biasanya terdapat ataksia
sensorik & berhubungan dengan riwayat dizziness, gangguan
keseimbangan pada saat berjalan, sering terjatuh terutama saat
beraktivitas dalam kegelapan/ saat mata tertutup
• Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya tanda Romberg yang
positif dimana adanya gangguan keseimbangan saat berdiri dengan
mata tertutup
• Normalnya ada 3 komponen input sensorik dalam mengontrol
keseimbangan, yaitu sistem vestibuler, visual, & propioseptif
• Jika mata ditutup/ tidak ada input visual & terdapat gangguan pada
sistem propioseptif maka akan menyebabkan gangguan
keseimbangan karena terlibatnya kolumna dorsalis
• Jika lesi luas bisa juga melibatkan traktus kortikospinal lateral &
traktus otonom ke arah sacral cord  keterlibatan traktus-traktus ini
dapat menyebabkan kelemahan & spastisitas (akibat keterlibatan
traktus kortikospinal), inkontinensia uri/alvi, disfungsi ereksi, &
hipotensi ortostatik (akibat keterlibatan traktus otonom)
• Sindrom spinalis posterior dapat disebabkan karena degenerasi
subakut akibat defisiensi vitamin B12, multiple sclerosis, tabes
dorsalis, mielopati spondylosis servikal, AIDS mielopati, ataksia
Friedreich, serta kompresi eksternal dari epidural/ tumor intradural
ekstramedula
• Infark posterior dari medulla spinalis dapat bermanifestasi sebagai
sindrom spinalis posterior unilateral, tetapi lebih jarang dibandingkan
dengan infark anterior karena banyaknya vaskularisasi pada pial
plexus & adanya sepasang arteri spinalis posterior (sedangkan arteri
spinalis anterior hanya 1)
• Sindrom spinalis posterior memiliki gejala klinis berupa paresis yg
ringan disertai gangguan propioseptif bilateral & gangguan
eksteroseptif yg terbatas hanya pada leher, punggung, & bokong
• Biasanya disebabkan karena trauma atau infark spinalis posterior
SINDROM SPINALIS ANTERIOR

• Lesi melibatkan 2/3 anterior dari medulla spinalis & menyisakan


kolumna dorsalis (tidak terlibat)
• Penyebab paling umum dari sindrom spinalis anterior adalah iskemik/
infark medulla spinalis
• Penyebab lainnya bisa karena trauma dengan herniasi diskus atau
fraktur fragmen & multiple sclerosis
• Diantara semua sindrom spinalis inkomplit, sindrom spinalis anterior
memiliki prognosis yg paling buruk
• Iskemia medulla spinalis terjadi sekitar 6% dari mielopati akut & memiliki
prognosis yg buruk
• Penyebab umum dari iskemia medulla spinalis pada anak adalah
hipotensi & hipoksemia sekunder akibat malformasi kardiak dan trauma
• Pada usia dewasa, penyebab paling sering dari iskemia/ infark medulla
spinalis adalah stenosis/ emboli sekunder akibat aterosklerosis
• Penyebab lainnya termasuk diseksi aorta, aneurisma aorta, hipotensi
sistemik/ syok, pembedahan daerah thoracal mayor seperti bypass arteri
koroner dengan graft, penyalahgunaan kokain, & penyakit sickle cell
• Penyebab lain terjadinya iskemia medulla spinalis : hipertensi vena/
oklusi sekunder akibat koagulopati, infeksi epidural dengan epidural
venous thrombosis, & malformasi arteriovena spinal
• Pasien dengan sindrom spinalis anterior dapat mengalami kelemahan
motorik komplit di bawah level lesi (akibat keterlibatan traktus
kortikospinal & kornu anterior), gangguan sensasi nyeri, temperatur, &
raba kasar (akibat keterlibatan traktus spinothalamikus), serta
hipotensi ortostatik, inkontinensia uri/alvi, & disfungsi seksual (akibat
keterlibatan center otonom)
• Sedangkan sensasi raba halus, propioseptif, & sensai vibrasi masih
utuh
• Pada saat syok spinal, terjadi kelemahan motorik awal dengan tipe
flaksid & tidak ada refleks, diikuti dengan kembalinya refleks fisiologis
secara perlahan dan peningkatan tonus (hypertonus) serta spastisitas
• MRI adalah modalitas pilihan untuk mengevaluasi iskemik pada
medulla spinalis, dimana terdapat gambaran restriksi difus pada
teritori arteri spinalis anterior & pencil-like-hyperintense-signal pada
T2
• Sindrom spinalis anterior secara umum terjadi karena penekanan
bagian anterior medulla spinalis pada level tertentu yg tidak disertai
penekanan pada bagian posterior
• Pasien memperlihatkan gambaran kelumpuhan dalam berbagai
derajat namun fungsi sensorik relatif normal
• Beratnya kelumpuhan sebagian dipengaruhi oleh derajat penekanan
karena sebagian fungsi motorik dapat dipertahankan jika lesinya
hanya kecil & tidak merusak traktus kortikospinalis lateralis
• Kasus-kasus sindrom spinalis anterior umumnya perlu dioperasi
segera
• Awalnya sindrom spinalis anterior dilaporkan pada dua kasus trauma
servikal akut yg memberikan gambaran kelumpuhan komplit segera
setelah trauma disertai hiperestesi setinggi level lesi tanpa disertai
gangguan sensibilitas raba & getar
• Kedua pasien mengalami robekan diskus intervertebralis servikal &
mengalami pemulihan fungsi yg bermakna setelah operasi
• Dapat disebabkan karena infark spinalis anterior “watershed” (T4-T6),
iskemik akut, & HNP
SINDROM SPINALIS SENTRAL

• Sindrom spinalis sentral adalah sindrom spinalis inkomplit yang paling


sering terjadi
• Sindrom ini terjadi sekunder dari injuri/ lesi di sekitar kanalis sentralis
 trauma adalah penyebab tersering
• Mekanisme injuri yg paling sering adalah hiperekstensi, terutama
pada orangtua dengan stenosis spinal sekunder dari spondylosis
servikal  pada kondisi ini, medulla spinalis terjepit diantara
ligamentum flavum posterior & kompleks osteofit diskus anterior
• Pada dewasa muda, mekanisme injuri yg tersering adalah karena
fraktur dislokasi/ herniasi sekunder dari injuri hiperfleksi dengan
keterlibatan kompresi medulla spinalis
• Kanal stenosis spinal kongenital juga menjadi predisposisi untuk
terjadinya sindrom spinalis sentral
• Penyebab lain : tumor intramedula & syringohydromelia
• Manifestasi klinis dari sindrom spinalis sentral tergantung dari luas lesi
:
• Lesi kecil di regio servikal melibatkan tractus spinotalamikus yg menyebrang
ke sisi kontralateral pada komisura anterior dapat menyebabkan gangguan
sensasi nyeri & temperatur bilateral
• Lesi yg luas dapat melibatkan kornu anterior, traktus kortikospinal, kolumna
dorsalis, traktus spinotalamikus, & center otonom pada kornu lateral
• Terkait dengan organisasi somatotropik serabut-serabut pada traktus
kortikospinal & spinotalamikus  defisit sensorik & motorik lebih
berat pada ekstremitas atas daripada ekstremitas bawah
• Defisit motorik LMN terjadi pada level lesi terkait keterlibatan kornu
anterior, sedangkan defisit motorik UMN terjadi pada level di bawah
lesi terkait keterlibatan traktus kortikospinal
• Gangguan sensorik campuran & sacral sparing terjadi di bawah level
lesi akibat keterlibatan yg bervariasi pada traktus spinotalamikus &
kolumna dorsalis
• MRI adalah modalitas utama untuk mengevaluasi sindrom spinalis
sentral akibat trauma
• Pada kondisi injuri akut, ada peningkatan signal T2 sekunder pada
edema medulla spinalis
• Pada kondisi injuri kronik, terdapat penipisan dari medulla spinalis &
mielomalasia
• Tumor intramedula dapat juga bermanifestasi pada sindrom spinalis
sentral
• Tumor glia (ependymoma & astrositoma) adalah tumor yg paling
sering
• Ependimoma yg berasal dari sel ependim pada kanalis sentralis lebih
umum terjadi pada orang dewasa & termasuk 60% dari semua tumor
glia  slow growing & sering terjadi pada regio servikal
• Astrositoma lebih sering terjadi pada anak & lebih sering terjadi pada
regio thoracal
• Hemangioblastoma adalah tumor ke 3 tersering & biasanya terjadi
pada regio thoracal
• Sindrom spinalis sentral merupakan sindrom yg paling sering
ditemukan pada cedera medulla spinalis inkomplit
• Sindrom spinalis sentral umumnya disebabkan akibat tergencetnya
medulla spinalis diantara dinding tulang kanalis spinalis atau spur di
bagian depan & ligamentum flavum di bagian belakang
• Gambaran klinisnya mencakup kelumpuhan ekstremitas atas yg lebih
berat daripada ekstremitas bawah, gangguan sensibilitas (disestesia/
hiperestesia) yg bervariasi di ujung lengan, fenomena disosiasi
sensibilitas, serta gangguan miksi, defekasi, & seksual
• Pada kebanyakan kasus, pasien sering mengalami perbaikan klinis
• Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa masih terdapat perdebatan
mengenai kapan tindakan operatif dilakukan
• Ada pendapat yg mengusulkan operasi dilakukan setelah pasien
terlihat tidak lagi mengalami perbaikan fungsi (fase plateau) namun
ada pendapat yg mengusulkan operasi dilakukan secepatnya
Perbedaan Sindrom-Sindrom Medula Spinalis
Sindrom Medula Spinalis Penyebab Utama Gejala & Tanda Klinis
Sindrom Spinalis Posterior Trauma & infark spinalis posterior • Paresis ringan
• Gangguan propioseptif bilateral
• Gangguan eksteroseptif
(nyeri/parestesia) pada leher,
punggung, & bokong
Sindrom Spinalis Anterior Infark spinalis anterior “watershed” • Paraplegia
(T4-T6), iskemik akut, & HNP • Gangguan sensasi eksteroseptif
• Sensasi propioseptif normal
• Disfungsi sfingter
Sindrom Spinalis Sentral Siringomielia, Hypotensive spinal • Paresis ekstremitas atas lebih
cord ischemic trauma (fleksi- berat dibandingkan ekstremitas
ekstensi), & tumor spinal bawah
• Gangguan sensorik bervariasi
(disestesia/hiperestesia) di
ujung lengan
• Disosiasi sensibilitas
• Disfungsi miksi, defekasi, &
seksual
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai