PRESENTAN :
Syafnira Defiari Putri
Muhammad Zikra
Ane Laura
Wahdatul Fitri
Candra Firnando
PRESEPTOR :
dr.Yulson, Sp.S
Traumatic Non-Traumatic
injuries injuries
• Football • Osteoporosis
(8,39%)
• Gymnastics • Inflammation of the spinal cord
• Diving into shallow water
National Spinal Cord Injury Statistical Center. Recent Trends in Causes of Spinal Cord Injury. 2015
Mekanisme
Cedera
Melalui mekanisme :
• Kompresi vertikal dengan anterofleksi (cedera fleksi)
• Dengan retrofleksi (cedera hiperekstensi) atau
• Cedera kompresi
Gambar Mekanisme cedera fleksi dan dislokasi dari C5-C6 dengan robekan
pada interspinous dan posterior longitudinal ligaments, kapsul facet, dan diskus
intervertebralis posterior.
Gambar Mekanisme cedera hiperekstensi.
Gambar cedera kompresi.
Patofisiologi
Molekuler
• Benturan dengan kompresi persisten
• Benturan dengan kompresi sementara,
Cedera • Distraksi
primer • Laserasi/ transection.
Trauma pada
medulla • Syok neurogenik
spinalis • Gangguan vaskular berupa perdarahan dan iskemia-
reperfusi,
Cedera
• Eksitotoksisitas
sekunder • Kerusakan sekunder akibat kalsium, gangguan cairan-
elektrolit
• Cedera imunologis
• Apoptosis
• Gangguan fungsi mitokondria
• Dan proses lainnya.
Klasifikasi Sindroma Medula Spinalis
• Gejala Klinis
o Sensorik:
• Semua sensasi sensorik terganggu di bawah lesi, berbatas tegas
• Parestesia setinggi lesi
o Motorik:
• Kelumpuhan UMN
Tetraplegi/paresis : diatas Cervical VIII
Paraplegi/paresis : C VIII ke bawah
• Pertama kali terjadi fase syok spinal diikuti tanda-tanda kelumpuhan UMN
• Refleks dinding perut dan kremaster hilang
• Gejala kelumpuhan LMN setinggi lesi
Sindroma Medula Spinalis Komplit
o Otonom:
• Retensio urine dan konstipasi
• Anhidrosis, kulit kering di bawah lesi
• Disfungsi seksual
Sindroma Medula Spinalis Inkomplit
1. Sindroma Spinalis Anterior
• Etiologi:
HNP akut
Iskemik akut / infark krn oklusi a. spinalis ant
Cedera hiperfleksi
Area yang diinervasi a.spinalis anterior
terganggu
• Gejala klinis
Paraplegia
Ggn sensasi eksteroseptif
Sensasi proprioseptif normal
Disfungsi sfingter
2. Sindroma Spinalis Sentral
• Etiologi:
o Paling sering Syringomieli
karakteristik berupa kavitas di sentral MS berisi cairan, sering di
servikal
o Jarang:
Cedera akibat hiperekstensi leher
Tumor intramedular
Trauma
Berkaitan dengan Penyakit Arnold Chiari tipe 1 dan 2, dan
Malformasi Dandy Walker
Sindroma spinalis sentral
• Gejala klinis:
o Sensorik:
Disosiasi sensibilitas
Sensasi nyeri dan suhu hilang di bahu dan lengan
Sensasi getar dan proprioseptif baik
Distribusi gangguan sensoris seperti memakai selendang
o Motorik:
Paresis lebih berat pada anggota gerak atas dibanding bawah
Dapat terjadi desakan thdp traktus piramidalis paresis tungkai
spastik
Sindroma spinalis sentral
o Otonom:
Disfungsi miksi,
ereksi, dan seksual
3. Sindroma Brown-Sequard
o Hemilesi medula spinalis
• Etiologi:
o Trauma (Paling sering)
o Non trauma
Tumor, penyakit degeneratif, iskemia, perdarahan, infeksi
atau inflamasi
Sindroma Brown-Sequard
Sindroma Brown-Sequard
• Gejala :
a. Ipsilateral :
o Kelumpuhan UMN dibawah lesi gangguan traktus kortikospinalis
o Anestesi/parestesi setinggi dermatom lesi gangguan radiks posterior
o Gangguan proprioseptif (vibrasi, posisi) gangguan funikulus dorsalis (kolumna
dorsalis)
b. Kontralateral
o Suhu dan nyeri terganggu dibawah lesi gangguan traktus spinotalamikus lateral
4. Sindroma Kolumna Posterior
o Lesi pada kolumna posterior MS
• Etiologi:
Trauma
Infark spinalis posterior
Desakan tumor
• Gejala klinis:
Gangguan proprioseptif bilateral (posisi, getar, tekan) hilang kemampuan
menyadari posisi anggota gerak ggn berjalan (ataxia sensorik)
Sensasi ekteroseptif (nyeri dan suhu) baik
Motorik normal atau paresis ringan
Sindroma kolumna posterior
5. Sindroma Kornu Anterior
o Lesi pada sel kornu anterior
Poliomielitis
Progessive spinal muscular atrophy
6. Sindroma Gabungan Kornu
anterior dan traktus piramidalis
o Amyotropik Lateral Sklerosis
(ALS)
• Gejala klinis:
Paresis flaksid (akibat ggn
pada kornu anterior) dan
paresis spastis (akibat
degeneratif traktus
piramidal) gabungan
kelumpuhan UMN dan
LMN
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
01
PEMERIKSAAN FISIK
02
PEMERIKSAAN PENUNJANG
03
X- Ray Spinal
Hiperfleksi soft
tissue injury
MRI
• Untuk mengidentifikasi
kerusakan syaraf spinal,
edema dan kompresi
pra-rumah
ABCD
sakit
Tatalaksana
Umum Kortikosteroid
di rumah
sakit
Khusus Operasi
Fisioterapi
Penatalaksanaan
1. Pra-rumah sakit
• Prinsip Advance Trauma Life Support (ATLS) : Primary Survey ABCD (Airway,
Breathing, Circulation, dissabality dan Secondary Survey.
• Tindakan Imobilisasi
2. Rumah sakit
• Umum: Prinsip awal sesuai (ATLS) yaitu : ABCD dan Secondary Survey dan
tindakan imobilisasi
40
Khusus
Kortikosteroid:
• a. Metil prednisolon 30 mg/kgBB bolus intravena selama 15 menit
dilanjutkan dengan 5,4 mg/kgBB/jam, 45 menit. Setelah bolus,
selama 23 jam hasil optimal bila pemberian dilakukan < 8 jam
onsetb.
• B. Deksametason ( dosis : 16-48 mg/hari), tambahkan profilaksis
stres ulkus : antasid/antagonis H2-
41
Tindakan operasi diindikasikan pada :
a. Reduksi terbuka pada dislokasi
b. Fraktur servikal dengan lesi parsial medulla spinalis.
c. Cedera terbuka dengan benda asing/tulang dalam kanalis
spinalisd.
d. Lesi parsial medula spinalis dengan perdarahan yang progresif
Perawatan umum
a. Perawatan vesika urinaria dan fungsi defekasi
b. Perawatan kulit/dekubitusc. Nutrisi yang adekuat
c. Kontrol nyeri : analgetik, obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS), dll
Fisioterapi :
Terapi vokasional, dan psikoterapi
KOMPLIKASI
+ Neurogenik shock
+ Hipoksia
+ Instabilitas spinal
+ Ileus paralitik
+ Infeksi saluran kemih
+ Kontraktur
+ Dekubitus
+ Konstipasi
44
KESIMPULAN
+ Trauma medula spinalis adalah cedera pada tulang
belakang baik langsung maupun tidak langsung,
yang menyebabkan lesi di medula spinalis sehingga
menimbulkan gangguan neurologis, dapat
menyebabkan kecacatan menetap atau kematian.
Mekanisme cedera, antara lain cedera fleksi,
hiperekstensi, dan kompresi. Diagnosis dari trauma
medulla spinalis dilakukan secara pemeriksaan klinis
dan evaluasi radiologis.
45
KESIMPULAN
+ Penanganan cedera medulla spinalis, dimulai pada
saat evaluasi awal, dimana terjaminnya jalan nafas
menjadi prioritas utama, oksigenasi dan ventilasi
yang adekuat, dan dilanjutkan dengan terapi untuk
mencegah ataupun mengatasi komplikasi yang
terjadi. Tujuan penanganan medis pada cedera
medulla spinalis adalah keselamatan hidup serta
meminimalkan kerusakan neurologis akibat cedera
maupun komplikasinya.
46
KESIMPULAN
+ Trauma medula spinalis adalah cedera pada tulang belakang baik langsung
maupun tidak langsung, yang menyebabkan lesi di medula spinalis sehingga
menimbulkan gangguan neurologis, dapat menyebabkan kecacatan menetap
atau kematian. Mekanisme cedera, antara lain cedera fleksi, hiperekstensi,
dan kompresi. Diagnosis dari trauma medulla spinalis dilakukan secara
pemeriksaan klinis dan evaluasi radiologis. Penanganan cedera medulla
spinalis, dimulai pada saat evaluasi awal, dimana terjaminnya jalan nafas
menjadi prioritas utama, oksigenasi dan ventilasi yang adekuat, dan
dilanjutkan dengan terapi untuk mencegah ataupun mengatasi komplikasi
yang terjadi. Tujuan penanganan medis pada cedera medulla spinalis adalah
keselamatan hidup serta meminimalkan kerusakan neurologis akibat cedera
maupun komplikasinya.
47
THANK YOU