IRA RISTINAWATI
Awitan
Pola perubahan domain kognisi dan non kognisi
Riwayat medis umum
Riwayat neurologi,
Riwayat psikiatri
Riwayat obat-obatan
Riwayat keluarga perlu untuk menentukan penyakit yang mendasari atau
kondisi medis yang berkaitan dengan demensia.
Tanda dan Gejala Demensia
Kesulitan berpikir
Penurunan Kesulitan Perubahan mood abstrak,
melakukan tugas reasoning,
konsentrasi yang kompleks dan perilaku problem-solving,
dan judgment
5
Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan rekomendasi the National Institute on Aging and the Alzheimer’s Disease
Association workgroup tahun 2011, diagnosis ditegakkan bila ditemukan gejala
kognisi dan perilaku (neuropsikiatrik) yang:
1. Mengganggu kemampuan fungsional di pekerjaan atau aktivitas keseharian; dan
2. Merupakan penurunan dari tingkat fungsi dan performa sebelumnya; dan
3. Tidak dapat disebabkan oleh delirium atau gangguan psikiatri mayor;
4. Gangguan kognisi dideteksi dan didiagnosis melalui kombinasi dari (1) pengambilan
riwayat penyakit dari pasien dan informan yang mengetahui kondisi pasien dan (2)
pemeriksaan objektif kognisi baik berupa pemeriksaan status mental bedside
maupun berupa tes neuropsikologi. Tes neuropsikologi lengkap diperlukan ketika
riwayat penyakit rutin dan pemeriksaan status mental bedside tidak dapat
memberikan diagnosis yang meyakinkan.
Kriteria Diagnosis
5. Gangguan kognisi dan perilaku mencakup minimum dua dari domain- domain berikut:
Gangguan kemampuan untuk mendapatkan dan mengingat informasi baru. Gejala meliputi
pertanyaan dan percakapan diulang- ulang, salah meletakkan barang milik pribadi, melupakan
kejadian atau janji, sesat di jalan yang telah dikenal baik sebelumnya.
Gangguan logika dan penanganan tugas kompleks, pengambilan keputusan yang buruk.
Gejala berupa gangguan mengerti risiko keselamatan, tidak dapat mengatur keuangan,
kemampuan pengambilan keputusan yang buruk, tidak mampu merencanakan aktivitas
kompleks dan berurutan.
Kriteria Diagnosis
Gangguan fungsi berbahasa (berbicara, membaca dan menulis). Gejala meliputi kesulitan
memikirkan kata yang dipakai sehari-hari saat berbicara dan keraguan dalam berbicara,
mengeja dan menulis.
Gangguan kepribadian, perilaku atau penampilan. Gejala meliputi fluktuasi mood yang
tidak khas seperti agitasi, gangguan motivasi, inisiatif, apati, kehilangan dorongan
berbuat, menarik diri dari interaksi, berkurangnya minat terhadap aktivitas sebelumnya,
kehilangan empati, perilaku kompulsif atau obsesif, perilaku yang tidak dapat diterima
masyarakat.
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang
Penyakit Alzheimer (PA) masih merupakan penyakit neurodegeneratif yang tersering (60-
80%). Karateristik klinik berupa berupa penurunan progresif memori episodik dan fungsi
kortikal lain. Diagnosis klinis dapat dibuat dengan akurat pada sebagian besar kasus (90%)
walaupun diagnosis pasti tetap membutuhkan biopsi otak yang menunjukkan adanya plak
neuritik (deposit β- amiloid40 dan β-amiloid42) serta neurofibrilary tangle
(hypertphosphorylated protein tau). Saat ini terdapat kecenderungan melibatkan
pemeriksaan biomarka neuroimaging (MRI struktural dan fungsional) dan cairan otak (β-
amiloid dan protein tau) untuk menambah akurasi diagnosis.
1
15
Faktor Resiko Demensia Alzheimer
Riwayat
Hipertensi Trauma Kepala
keluarga
16
Patofisiologi dari Demensia Alzheimer
Hallmark dari Demensia Alzheimer
1
Hallmark dari Demensia Alzheimer
1
19
20
Demensia Vaskuler
Vascular cognitive impairment (VCI) merupakan terminologi yang memuat defisit kognisi
yang luas mulai dari gangguan kognisi ringan sampai demensia yang dihubungkan
dengan faktor risiko vaskuler. Penuntun praktik klinik ini hanya fokus pada demensia
vaskuler (DV).
DV adalah penyakit heterogen dengan patologi vaskuler yang luas termasuk infark
tunggal strategi, demensia multi-infark, lesi kortikal iskemik, stroke perdarahan, gangguan
hipoperfusi, gangguan hipoksik dan demensia tipe campuran (PA dan stroke / lesi
vaskuler).6 Faktor risiko mayor kardiovaskuler berhubungan dengan kejadian
ateroskerosis dan DV. Faktor risiko vaskuler ini juga memacu terjadinya stroke akut yang
merupakan faktor risiko untuk terjadinya DV. CADASIL (cerebral autosomal dominant
arteriopathy with subcortical infarcts and leucoensefalopathy), adalah bentuk small
vessel disease usia dini dengan lesi iskemik luas white matter dan stroke lakuner yang
bersifat herediter
Demensia Lewy Body
Demensia Lewy Body (DLB) adalah jenis demensia yang sering ditemukan. Sekitar 15-25%
dari kasus otopsi demensia menemui kriteria demensia ini. Gejala inti demensia ini
berupa demensia dengan fluktuasi kognisi, halusinasi visual yang nyata (vivid) dan
terjadi pada awal perjalanan penyakit orang dengan Parkinsonism. Gejala yang
mendukung diagnosis berupa kejadian jatuh berulang dan sinkope, sensitif terhadap
neuroleptik, delusi dan atau halusinasi modalitas lain yang sistematik. Juga terdapat
tumpang tindih temuan patologi antara DLB dan PA.10 Namun secara klinis orang
dengan DLB cenderung mengalami gangguan fungsi eksekutif dan visuospasial
sedangkan performa memori verbalnya relatif baik jika dibanding dengan PA yang
terutama mengenai memori verbal.
Demensia Penyakit Parkinson
Terapi Farmakologi
✓ Harus sejalan dengan intervensi psikososial untuk memperbaiki kognisi,
✓ fungsi dan perilaku.
✓ Harus dinilai secara berkala setiap 3 bulan meliputi fungsi kognisi, fungsi
✓ secara global dan perilaku
✓ Evaluasi harus melibatkan penilaian keluarga
Demensia Alzheimer ringan dan sedang
1. Penyekat Kolinesterase
✓Donepezil. Dosis awal 1x 2,5 - 5 mg, naikkan setiap 4-8 minggu sampai mencapai 1x
10 mg
✓Rivastigmin patch. Dosis awal patch 4,6mg/24jam naikkan hingga 9,5mg/24jam
setelah 4 minggu
✓Galantamin. Dosis awal 2x4mg, naikkan setelah 4 minggu 2x8 mg tablet atau 1x16 mg
PR capsul
Efek samping: mual, muntah, diare dan bradikardi pernah dilaporkan
Alternatif terapi
o Ekstrak Ginkgo Biloba 761 (EGB761). Dosis 2x120mg.
Demensia Alzheimer sedang dan berat
Donepezil.
Antagonis reseptor MNDA Memantin. Dosis awal: 1x5 mg, naikkan
5 mg tiap minggu sampai dosis 2x10mg
Demensia Vaskuler
o Penyekat Kolinesterase.
o Kontrol faktor risiko vaskuler
Demensia Frontotemporal
o Tidak dianjurkan Penyekat Kolinesterase
o Tidak dianjurkan Memantine
2. Terapi Farmakologi Gejala Non-Kognisi
a. Agitasi, agresi dan psikotik
o Penguat Kognisi
o Penyekat kolinesterase
o Antagonis reseptor NMDA Memantin
o Antipsikotik sebaiknya tidak digunakan secara rutin
Bila gejala berat, tidak memiliki pemicu yang jelas atau terjadi pada kondisi di mana
keluarga tidak dapat mengatasi gejala perilaku yang serius yang berbahaya bagi pasien
maupun keluarga boleh dipertimbangkan pemberian obat antipsikotik
o Terapi harus memiliki target spesifik, titrasi mulai dosis rendah dalam waktu terbatas dan
biasanya tidak lewat 3 bulan.
Bila diindikasikan, sebaiknya pertimbangkan pemberian antipsikotik
atipikal
1. Risperidon, dosis rata-rata 1 mg/hari
2. Olanzepin, dosis rata-rata 4mg/hari
o Keluarga harus diberitahu tentang efek samping tentang komplikasi serebrovaskuler
serius), jatuh dan gejala ekstrapiramidal
1. Mempertahankan fungsi
Peningkatan kemandirian: strategi komunikasi, pelatihan keterampilan ADL,
perencanaan kegiatan, teknologi berbantu seperti telecare/ adaptive aids, olahraga,
program rehabilitasi dan intervensi kombinasi.
Mempertahankan fungsi kognitif: stimulasi kognisi, pelatihan kognisi, dan rehabilitasi
kognisi, terapi orientasi realitas dan terapi reminiscence.
B. Intervensi Non-Farmakologi