DEMENSIA
AYU FERATYWI
PO714241181009
DEFINISI DEMENSIA
Demensia adalah istilah medis untuk penurunan kemampuan otak,
terutama dalam hal kognisi dan memori secara bertahap yang
mengganggu aktivitas sehari-hari. Demensia merupakan suatu
sindrom/kumpulan gejala akibat kelainan fungsi otak bersifat
kronik dan progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur yaitu:
daya ingat, daya fikir, orientasi, pemahaman, berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa, dan kemampuan menilai, dimana
lebih lanjut dapat berakibat pada gangguan aktivitas harian dan
kemampuan berinteraksi dengan orang lain.
1.Demensia karena kerusakan struktur otak
Demensia ini ditandai dengan gejala:
Penurunan fungsi kognitif dengan onset
bertahap dan progresif
Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa menjadi bagian keseharian yang
tidak bisa lepas.
01
Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun, tempat penderita
demensia berada.
02
Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar, menggunakan kata
yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali.
03
Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah drama televisi,
marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain. Penderita demensia kadang tidak
mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.
04
Adanya perubahan perilaku, seperti: acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah.
01
PATOFISIOLOGI DEMENSIA
e. Gangguan orientasi
c.Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi seperti
Sertraline dan Citalopram.
2. Terapi Nonfarmakologik
Intervensi terhadap pasien meliputi:
Program Harian Penderita
a. Kegiatan harian teratur dan sistematis, meliputi latihan fisik
untuk memacu aktivitas fisik dan otak yang baik (brain-gym)
b. Asupan gizi berimbang, cukup serat, menngandung
antioksidan, mudah dicerna, penyajian menarik dan praktis
c. Mencegah /mengelola faktor risiko yang dapat memperberat
penyakit, misalnya hipertensi, gangguan vascular, diabetes, dan
merokok
d. Melaksanakan hobi dan aktifitas social sesuai kemampuan
e. Melaksanakan “LUPA” (Latih, Ulang, Perhatikan, dan
Asosiasi)
f. Tingkatkan aktivitas saat siang hari, tempatkan di ruangan yang
mendapatkan cahaya cukup
2. Terapi Nonfarmakologik
Orientasi Realitas
a. Penderita diingatkan akan waktu dan tempat
b. Beri tanda khusus untuk tempat-tempat tertentu, misalnya
kamar mandi