Penatalaksanaan
(Boedhi-Darmojo, 2009) Walaupun penyembuhan total pada berbagai bentuk
demensia biasanya tidak mungkin, dengan penatalaksaan yang optimal dapat
dicapai perbaikan hidup sehari-hari dari penderita. Prinsip utama penatalaksanaan
penderita demensia adalah sebagai berikut :
1. Optimalkan fungsi dari penderita
a. Obati penyakit yang mendasarinya (hipertensi, penyakit parkinson)
b. Hindari pemakaian obat yang memberikan efek samping pada SSP
c. Akses keadaan lingkungan, kalau perlu buat perubahan
d. Upayakan aktivitas mental dan fisik
e. Hindari situasi yang menekan kemampuan mental, gunakan alat bantu
memori bila memungkinkan
f. Persiapkan penderita bila akan berpindah tempat
g. Tekankan perbaikan gizi
2. Kenali dan obati komplikasi
a. Mengembara dan berbagai perilaku merusak
b. Gangguan perilaku lain
c. Depresi
d. Agitasi atau agresivitas
e. Inkontinensia
3. Upayakan perumatan berkesinambungan
a. Re-akses keadaan kognitif dan fisik
b. Pengobatan gangguan medik
4. Upayakan informasi medis bagi penderita dan keluarganya
a. Berbagai hal tentang penyakitnya
b. Kemungkinan gangguan/kelainan yang bisa terjadi
c. Prognosis
Digunakan dalam menyampaikan suatu tindakan untuk
memprediksi perjalanan penyakit yang didasarkan pada informasi
diagnosis yang tersedia.
5. Upayakan informasi pelayanan sosial yang ada pada penderita dan
keluarganya
a. Berbagai pelayanan kesehatan masyarakat
b. Nasihat hukum dan/keuangan
6. Upayakan nasihat keluarga untuk :
a. Pengenalan dan cara atasi konflik keluarga
b. Penanganan rasa marah atau rasa bersalah
c. Pengambilan keputusan
d. Kepentingan-kepentingan hukum/masalah etik
7. Peran keluarga
Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu
penderita tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang
terang, jam dinding dengan angka-angka yang jelas.
8. Farmakoterapi
Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan.
a. Untukmengobatidemensiaalzheimerdigunakanobat-
obatanantikoliesteraseseperti Donepezil, Rivastigmine, Galantamine,
Memantine.
b. Dementia vaskulermembutuhkanobat-obatan anti platelet seperti
Aspirin, Ticlopidine,
Clopidogreluntukmelancarkanalirandarahkeotaksehinggamemperbai
kigangguankognitif.
c. Demensiakarena stroke yang berturut-turuttidakdapatdiobati,
tetapiperkembangannyabisadiperlambatataubahkandihentikandengan
mengobatitekanandarahtinggiataukencingmanis yang
berhubungandengan stroke.
d. Jikahilangnyaingatandisebabakanolehdepresi, diberikanobat anti-
depresiseperti Sertraline dan Citalopram.
e. Untukmengendalikanagitasidanperilaku yang meledak-ledak, yang
bisamenyertaidemensiastadium lanjut, seringdigunakanobat anti-
psikotik(misalnya Haloperidol, QuetiapinedanRisperidone).
9. Terapi simtomatik
Pada penderita penyakit demensia dapat diberikan terapi simtomatik
meliputi :
a. Diet
b. Latihan fisik yang sesuai
c. Terapi rekreasional dan aktfitas
d. Penanganan terhadap masalah-masalah
10. Pencegahan dan perawatan demensia
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya
demensia diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa
mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
a. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak
seperti alkohol dan zat adiktif yang berlebihan.
b. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya
dilakukan setiap hari.
c. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan
aktif : Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
d. Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman
yang memiliki persamaan minat atau hobi.
e. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks
dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.
(Nugroho, W., 2009)
DAPUS
Alzheimer’s Association. 2007. Tests for alzheimer’s disease and dementia.
Chicago: Alzheimer’s Association. Tersedia dari:
http://www.alz.org/alzheimers_disease_steps_to_diagnosis.asp#ment
al (Diakses 22 Mei 2018).
Kochhann R, Otilia M., Godinho C., Camazzato A., Chaves M. 2009. Evaluation
of Mini-Mental State Examination scores according to diffrent age
and education strata, and sex, in a large Brazilian helathy sample.
Dementia and Neuropsycologia;3(2):88–93.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Imunologi. Jakarta: Salemba Medika.