Demensia Alzheimer
Gangguan memori
Demensia Vaskuler
Subtipe Gangguan fungsi eksekutif
Faktor genetic
Adanya penumpukan ß-amyloid (Aß) Plak senilis
Hiperfosforilasi protein tau di mikortubulus neurofibrillary tangle
Ekspresi alel spesifik apoprotein E (ApoE)
berperan dalam penyaluran dan pengolahan molekul APP
(Amyloid Precursor Protein)
Hipotesis kaskade amyloid
Pembentukan ß-amyloid
Kematian sel
neuron
Berdasarkan adanya sindrom demensia, tanpa adanya gangguan neurologis, psikiatri atau
sistemik lain yg dapat menyebabkan demensia, adanya variasi pada awitan, gejala, atau
perjalanan penyakit
Berdasarkan adanya gangguan otak atau sistemik sekunder yg cukup untuk menyebabkan
demensia namun penyebab primernya bukan merupakan penyebab demensia
4. EEG
5. PET (Positron Emission Tomography)
- pada PA ditemukan penurunan aliran darah,metabolism O2 & glukosa
di daerah serebral
6. SPECT ( Single Photon Emission Computed Tomography)
7. Biomarka (ßA, tau dan ptau) dari LCS atau plasma
Penatalaksanaan
Kolinesterase inhibitor
- Donepezil untuk semua tahap Penyakit Alzheimer
- Galantamine untuk tahap ringan dampai sedang
- Rivastigmin untuk tahap ringan sampai sedang
- Tacrine jarang dipakai ES: kerusakan hati
Memantin
- memblok saluran N-methyl-D-Aspartate (NMDA) yang berlebih
- untuk tahap sedang sampai berat
Thiamin
Haloperidol & tricyclic anti depresant ggn psikosis & tingkah laku, depresi
Acetyl L-Carnitine (ALC) disintesa di mitokondria
Antioksidan
Demensia Vaskuler
PET Scan
MRI
Leukoaraiosis
VaD Vs AD
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksaan demensia vaskuler :
Mencegah terjadinya stroke ulang
Menjaga & memaksimalkan fungsi saat ini
Mengurangi gangguan tingkah laku
Meringankan beban pengasuh
Menunda progresifitas ke tingkat selanjutnya