F00. - F09
PRESEPTOR:
dr. Shinta Brisma, Sp.Kj.
Definisi
50-70% 5-20%
demensia demensia
Alzheimer vaskular
15-30%
demensia
dengan
Lewy bodies
Klasifikasi
Demensia Vaskular
Penyakit Pick
Penyakit Creutzfeldt-Jakob
Penyakit Parkinson
Trauma kepala
Gambaran Klinis
Gangguan memori
Ganguan orientasi
Afasia
Apraksia
Agnosia
Perubahan kepribadian
Psikosis
Table 10.3-1 Possible Etiologies of Dementia
Degenerative dementias
Alzheimer's disease
Frontotemporal dementias (e.g., Pick's disease)
Parkinson's disease
Lewy body dementia
Idiopathic cerebral ferrocalcinosis (Fahr's disease)
Progressive supranuclear palsy
Miscellaneous
Huntington's disease
Wilson's disease
Metachromatic leukodystrophy
Neuroacanthocytosis
Psychiatric
Pseudodementia of depression
Cognitive decline in late-life schizophrenia
Physiologic
Normal pressure hydrocephalus
Metabolic
Vitamin deficiencies (e.g., vitamin B12, folate)
Endocrinopathies (e.g., hypothyroidism)
Chronic metabolic disturbances (e.g., uremia)
Tumor
Primary or metastatic (e.g., meningioma or metastatic breast or lung cancer)
• Traumatic
Dementia pugilistica, posttraumatic dementia
Subdural hematoma
Infection
Prion diseases (e.g., Creutzfeldt-Jakob disease, bovine spongiform encephalitis, Gerstmann-
Sträussler syndrome)
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS)
Syphilis
Cardiac, vascular, and anoxia
Infarction (single or multiple or strategic lacunar)
Binswanger's disease (subcortical arteriosclerotic encephalopathy)
Hemodynamic insufficiency (e.g., hypoperfusion or hypoxia)
Demyelinating diseases
Multiple sclerosis
Drugs and toxins
Alcohol
Heavy metals
Irradiation
Pseudodementia due to medications (e.g., anticholinergics)
Carbon monoxide
F0. Demensia Tipe Alzheimer
Kriteria Diagnostik
• Kriteria umum : Adanya gangguan ingatan dan disertai terdapatnya sekurang-
kurangnya satu gejala dari defisit kognitif ( afasia, apraksia, agnosia atau
fungsi eksekutif yang abnormal).
Slow progresive
Etiologi
Penyebab demensia pada individu dgn usia > 65 tahun
1. Demensia tipe Alzheimer
2. Demensia Vaskular
3. Demensia tipe Alzheimer dan Vaskuler (bersamaan)
4. 10 % lewy body demensia, Pick’s disease, frontotemporal
demensia
DEMENSIA (PPDGJ)
Onset lambat
• Sama tersebut diatas, hanya onset sesudah usia 65
tahun dan perjalanan panyakit yang lamban dan
biasanya dengan gangguan daya ingat sebagai
gambaran utamanya.
DSM / DIMENSIA ALZHEIMER
A. Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh
keduanya:
1. gangguan memori (gangguan kemampuan untuk belajar
informasi baru atau mengingat informasi yang sudah dipelajari
sebelumnya)
2. satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut:
a. afasia (gangguan bahasa)
b. apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
motorik walaupun fungsi motorik utuh)
c. agnosia (gagal untuk mengenal atau mengidentifikasi
benda-benda walaupun fungsi sensorik utuh)
d. gangguan pada fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan,
mengorganisasi, mengurut, abstraksi)
DSM / DIMENSIA ALZHEIMER
Patologi
•Makroskopik
Patofisiologi
Atrofi difus dengan pendataran
Penurunankonsentrasi sulkus kortikal dan pembesaran
asetilkolin dan ventrikel serebral
norepinefrin di otak
•Mikroskopik
Amyloid plaques, neurofibrillary
tangles, neuronal loss
PPDGJ-Demensia Vaskular
Demensia multi-infark
• Onsetnya lebih lambat, biasanya setelah serangkaian
episode iskemik minor yang menimbulkan akumulasi
dari infark pada parenkim otak.
PPDGJ-Demensia vaskular
Demensia vaskular subkortikal
• Fokus kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di
hemisfer serebral, yang dapat diduga secara klinis dan
dibuktikan dengan CT-Scan. Korteks serebri biasanya tetap
baik, walaupun demikian gambaran klinis masih mirip
dengan demensia pada penyakit Alzheimer.
PPDGJ-Demensia Vaskular
PEMERIKSAAN KLINIS
STATUS MENTAL
INFORMASI (keluarga & orang terdekat)
• Cara
berk
ata
yan
g
sam
• Lup
ar-
• Ring a
sam
an, bag
ar,
lupa aim
ster
keja ana
eoti
dian ke
pik,
yan kam
tida
g arny
k
baru a
GAMBARAN KLINIS (AWAL)
tepa
saja sete
t,
terja lah
sirk
di, dari
ums
perc kam
tans
aka ar
ial,
pan man
lupa
di
nam
ME a-
ORI
MO ENT nam
BAH
RI ASI a ASA
• Reflek
mengg
engga
m,
• Kurang
mengh
memper
hatikan isap,
efek • Halusi tonik
perilaku nasi , pada
nya waha kaki,
terhada m mioklo
p orang biasan nik
lain, ya jerk,
bersikap
bersifa denga
bermus
uhan,
t n
kadang parano keluha
ada id dan n
waham tidak tamba
paranoi sistem han
d, atik, berupa
mudah agresif pusing,
marah fisik. pingsa
NEURO
dan
n,
meledak
-ledakKE kelema
PSIK han,
PRIB
ADIA OTIK gangg
N uan
• Penuruna
n
kemampu
an untuk
menerapk
an
perilaku • mengan
abstrak, tuk,
membent konfusi,
uk
ataksia
konsep,
memecah terjatuh
kan secara
masalah, tidak
memberik sengaja.
an alasan
secara
logis,
membuat
pertimba SINDR
ngan.REAKSI OM
KATAS SUND
TROPI OWNE
K R
Demensia
DIAGNOSIS BANDING Gangguan
Delirium Alzheimer vs
Afektif: Depresi
vaskuler
Perdarahan
Skizofrenia
subdural
TATA LAKSANA
DEMENSIA
UMUM
• Antipsikotik:
• Haloperidol, dosis awal 0,5 mg/hari
dosis efektif 1-3mg/hari dalam dosis terbagi
• Risperidone, dosis awal 0,25 mg/hari
dosis efektif 1–2 mg/hari dalam dosis terbagi
• Olanzapine, dosis awal 2,5 mg tiap malam
dosis efektif 5–10 mg tiap malam.
Antidepresan:
• Antidepresan gol.SSRIs
• Antidepresan gol TCA Trazodone dosis awal 25–50
mg/hari tiap malam, dosis efektif 50–250 mg/hari
dalam dosis terbagi.
FARMAKOTERAPI
Mood stabilizer:
• Carbamazepine dosis awal 200 mg/hari tiap
malam, dosis efektif 300 mg/hari
• Valproic acid dosis awal 125 mg/hari tiap
malam, dosis efektif 250–1000 mg/hari dalam
dosis terbagi.
• Gabapentin dosis awal 100 mg/hari, dosis
efektif 300–2400 mg/ hari dalam dosis terbagi.
FARMAKOTERAPI
Cholinesterase inhibitor:
• Donepezil 5–10 mg/ hari
• Rivastigmine 6–12 mg/hari dibagi dalam 2
dosis.
• Galantamine 24–32 mg/hari dibagi dalam 2
dosis.
3. DEMENSIA YANG TIDAK TERGOLONGKAN
Tanda :
• Gangguan daya ingat
• Gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan
Gambaran Klinis
• Orientasi terganggu
• Struktur diensefalik
Etiologi
Struktur • Struktur lobus midtemporalis
anatomi
• Sering reversibel
• Onsetnya berlangsung singkat dan fluktuasi secara cepat
Definisi
Institutionalized elderly 44
ETIOLOGI
• Penyebab utama :
– Penyakit pada sistem saraf pusat ( mis : epilepsi)
– Penyakit sistemik (mis : gagal jantung)
– Intoksikasi atau withdrawal obat-obatan atau zat toksik
• Gangguan siklus tidur (tidur malam yang terputus, dengan atau tanpa
kantuk pada siang hari)
C. Gangguan berkembang dalam periode waktu yang singkat (beberapa jam atau hari) dan
cenderung berfluktuatif selama perjalanannya.
KRITERIA DIAGNOSIS UTK DELIRIUM YANG DISEBABKAN
OLEH KONDISI MEDIS UMUM MENURUT DSM V
Kriteria A + B + C
Ditambah dengan
Standar Tambahan :
• Kimia darah (tmsk elektrolit,
fgs hati, ginjal, glukosa) • Kultur darah, urin, CSF
• Hitung jenis darah lengkap • Konsentrasi B12 dan asam
dgn diff. lekosit folat
• Tes fungsi tiroid, serologis • CT Scan otak atau MRI
sifilis, AB HIV
• Pemeriksaan fungsi lumbal
• Urinalisa dan CSF
• EKG, EEG, Ro thorak
• Darah dan urin skrining obat
Diagnosa Banding
Gambaran Demensia Delirium
• Dukungan fisik agar pasien delirium tidak berada dalam situasi yang
menyebabkan mereka mendapatkan cedera
• Tidak dalam lingkungan dengan stimulasi sensorik yang buruk atau
overstimulasi
• Ditemani teman atau keluarga dalam ruangan
• Gambar atau dekorasi yang familiar, jam atau kalender, dan orientasi yang
reguler terhadap orang, tempat dan waktu membantu pasien merasa
nyaman
• Memperbaiki siklus bangun - tidur
• Dilakukan observasi yang konsisten
Tata Laksana Delirium
1. Terapi primer :
• Etiologi multifaktorial intervensi multipel
• Mengidentifikasi dan mengobati penyebab yang mendasari
delirium
• Terapi obat hanya pada indikasi kuat
• Batasi obat yang memicu delirium atau dampak pada kognitif
3. Farmakoterapi
Farmakoterapi
Gejala utama delirium Psikosis
• Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom
mental ini
F0. Halusinasi Organik
Kriteria umum
• Adanya halusinasi dalam segala bentuk (biasanya visual atau auditorik), yang menetap
atau berkurang
• Kriteria umum
• Disertai :
a. Stupor
b. Gaduh gelisah
c. Kedua-duanya (silih berganti secara cepat dan tak terduga
dari hipo- ke hiper- aktivitas)
Diagnosis Banding
• Skizofrenia katatonik
• Stupor disosiatif
• Stupor YTT
GANGGUAN WAHAM ORGANIK (LIR-SKIZOFRENIA)
Kriteria umum
• Disertai :
waham yang menetap atau berulang (waham kejar, tubuh yang berubah,
cemburu, penyakit, atau kematian dirinya atau orang lain)
• Halusinasi, gangguan proses pikir, atau fenomena katatonik tersendiri
• Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu
Diagnosis Banding
• Gangguan psikotik akut dan sementara
• Gangguan psikotik akibat obat
• Gangguan waham yang menetap
• skizofrenia
GANGGUAN AFEKTIF ORGANIK
• Kriteria umum
• Diserati kondisi yang sesuai dengan salah satu diagnosis dari
gangguan yang tercantum dalam F30-F33
Diagnosis Banding
• Gangguan afektif non-organik atau YTT
• Gangguan afektif hemisferik kanan
Epidemiologi
Depresi pada penyakit medis nampak sesuai dgn prevalensi oleh sex,
kemungkinan laki2 > wanita.
Episode depresi mayor & minor umumnya setelah penyakit2
• Gambaran utama :
Turunnya penampilan kognitif (termasuk gangguan daya ingat,
daya belajar, sulit konsentrasi), tidak sampai memenuhi
diagnosis demensia, sindrom amnestik organik. Gangguan ini
dapat mendahului, menyertai atau mengikuti berbagai macam
gangguan infeksi dan gangguan fisik, baik serebral maupun
sistemik
07. GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN PERILAKU AKIBAT PENYAKIT,
KERUSAKAN DAN DISFUNGSI OTAK
* Urin :
Kultur, toksikologi, penapisan logam
berat.
* Elektrografi :
EEG, Evoked potential, Polysomnografi
Nocturnal penile tumescence.
* Cairan serebrospinal :
Glukosa, protein, hitung sel, kultur (bakteri,
virus, jamur), antigen cryptococcus, tes
VDRL (Veneral Disease Research Lab.)
* Radiografi :
CT, MRI, PET, SPECT.
Terimakasih