Anda di halaman 1dari 58

Gangguan Mental Organik

Oleh:
Latifah Awalia (H1AP14028)

Pembimbing:
dr. Lucy Marturia Bangun, Sp.KJ

Kepaniteraan Klinik Psikiatri


FKIK UNIB / RSKJ Soeprapto
Bengkulu 2019
GMO-GMF
• Organik • Fungsional
• Penyakit fisik • Asalnya psikologik
• Sosial + faktor psikologik • Kumpulan simtom dan tanda gejala
• Yang mendasarinya gangguan fisik
Definisi
• Gangguan mental/psikiatrik akibat
disfungsi otak oleh sebab faktor patologi
organik dalam dan/atau diluar otak
• Menurut PPDGJ III gangguan mental
organik meliputi berbagai gangguan jiwa
yang dikelompokkan atas dasar penyebab
yang lama dan dapat dibuktikan adanya
penyakit, cedera atau ruda paksa otak,
yang berakibat disfungsi otak.
Klasifikasi
• PPDGJ III (F00-F09)
1. Demensia pada penyakit Alzheimer
1.1 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini
1.2 Demensia pada penvakit Alzheimer dengan onset lambat.
1.3 Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe
campuran.
1.4 Demensia pada penyakit Alzheimer Yang tidak tergolongkan
( YTT).

2. Demensia Vaskular
2.1 Demensia Vaskular onset akut.
2.2 Demensia multi-infark
2.3 Demensia Vaskular subkortikal.
2.4 Demensia Vaskular campuran kortikal dan subkortikal
2.5 Demensia Vaskular lainnya
2.6 Demensia Vaskular YTT
3. Demensia pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain (YDK)
3.1 Demensia pada penyakit Pick.
3.2 Demensia pada penyakit Creutzfeldt – Jakob.
3.3 Demensia pada penyakit huntington.
3.4 Demensia pada penyakit Parkinson.
3.5 Demensia pada penyakit human immunodeciency virus (HIV).
3.6 Demensia pada penyakit lain yang ditentukan (YDT) dan YDK

4. Demensia YTT.

5. Sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya

6. Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya


6.1 Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia
6.2 Delirium, bertumpang tindih dengan demensia
6.3 Delirium lainya.
6.4 DeliriumYTT.
7. Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik.
7.1 Halusinosis organik.
7.2 Gangguan katatonik organik.
7.3 Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
7.4 Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik.
7.4.1 Gangguan manik organik.
7.4.2 Gangguan bipolar organik.
7.4.3 Gangguan depresif organik.
7.4.4 Gangguan afektif organik campuran.
7.5 Gangguan anxietas organik
7.6 Gangguan disosiatif organik.
7.7 Gangguan astenik organik.
7.8 Gangguan kognitif ringan.
7.9 Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik lain YDT.
7.10 Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik YTT.
8. Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit, kerusakan
dan fungsi otak
8.1 Gangguan keperibadian organik
8.2 Sindrom pasca-ensefalitis
8.3 Sindrom pasca-kontusio
8.4 Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak lainnya.
8.5 Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak YTT.

9. Gangguan mental organik atau simtomatik YTT


Klasifikasi dalam tiga kelompok besar:
Demensia
Delirium
Gangguan amnesik
DEMENSIA
• DEFINISI inteligensia umum, belajar

Demensia  suatu sindroma


penurunan kemampuan intelektual ingatan, bahasa,
progresif yang menyebabkan
deteriorasi kognisi dan fungsional, memecahkan masalah,
sehingga mengakibatkan gangguan orientasi
fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas
sehari-hari. (Asosiasi Alzheimer persepsi, perhatian, dan
Indonesia,2013) konsentrasi,

pertimbangan dan
kemampuan sosial
EPIDEMIOLOGI
• Untuk demensia tidak ada perbedaan antara pria
dan wanita sedangkan untuk demensia Alzheimer
lebih banyak wanita dengan rasio 1,6.
• 46 juta jiwa penderitaAlzheimer di dunia, dan
sebanyak 22 juta jiwa di antaranya berada di Asia.
• Amerika Serikat >4 juta orang usia lanjut
penderita Alzheimer. diperkirakan akan meningkat
hampir 4 kali pada tahun 2050.

 Di Indonesia tahun 2013, terdapat sekitar 1 juta


penduduk menderita Alzheimer
KLASIFIKASI
• Demensia berdasarkan klasifikasi dari ICD-10
dibedakan dalam tiga kelompok besar adalah :
• Demensia alzheimer, terdiri dari 2 tipe yaitu demensia presinilis
(alzheimer tipe 2) yang menyerang orang dewasa sebelum berumur
65 tahun dan demensia sisnilis (alzheimer tipe 1)yang
menyerangsetelah usia 65 tahun.
• Demensia vaskular, terdiri dari 4 macam yaitu demensia vaskular
serangan akut, demensia multi-infark (kortikal), demensia
subkortikal dan demensia gabungan kortikal dan subkortikal.
• Demensia yang disebabkan penyakit lainnya, seperti penyakit Pick,
Creutzfeld-Jakob, Hutington, Parkinson.
Klasifikasi
F00.0 Demensia pada penyakit alzheimer onset dini
Onsetnya sebelum usia 65 tahun
Perkembangan gejala cepat dan progresif. (deteriorasi)
Riwayat keluarga
F00. 1 Demensia pada penyakit alzheimer dengan onset lambat
onset diatas 65 tahun
perjalanan penyakit lebih lambat
gangguan daya ingat
F00. 2 Demensia pada penyakit alzheimer tipe tidak khas atau campuran
demensia alzheimer ditambah dengan demensia vaskuler
F00. 9 Demensia pada penyakit alzheimer YTT
ALZHEIMER

• Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan


merupakan gangguan degeneratif otak dan diketahui
mempengaruhi memori, kognitif dan kemampuan untuk
merawat diri. (Brunner &,Suddart).
etiologi
• Neuropatologi.
• Protein prekusor amiloid. Gen untuk protein prekusor amyloid
adalah pada lengan panjang dari kromosom 21.
• Kelainan neurotransmitter.
• Penyebab potensial lainnya.
Demensia Vaskuler
• Demensia vaskular adalah kerusakan daya kognitif (daya mengenali)
yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak.
• Vaskular Dimensia merupakan penyebab kedua yang paling umum
dari Dimensia, setelah penyakit Alzheimer. Penyakit ini menyerang
20% dari semua dementias dan disebabkan oleh kerusakan otak dari
masalah serebrovaskular atau jantung - biasanya stroke.
Klasifikasi
F01.0 Demensia Vaskular onset akut
• Biasanya terjadi secara cepat setelah serangkaian penyakit stroke akibat
trombosis serebrovaskuler embolisme atau pendarahan.
bisa juga disebabkan infark yang besar
F01.1 Demensia multi infark
• Onset lebih lambat .
• Terjadi setelah serangkaian episode iskemik minor, yang menimbukan
akumulasi dari infark pada parenkim otak.
F01.2 Demensia Vaskular Subkortikal
• Fokus kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di hemisphere
serebral,  dibuktikan dengan CT-scan.
• Gambaran klinis mirip dengan demensia akibat alzheimer
F01.3 Demensia vaskular campuran antara kortikal dan subkortikal
• Dapat diidentifikasi dengan dari hasil pemeriksaan klinis dan
autopsi.
F01.8 Demensia Vaskular lainnya
F01.9 Demensia Vaskular YTT
Demensia dengan penyebab lain

F02.0 Demensia pada penyakit pick


F02.1 Demensia pada Penyakit Creutzfeldt-Jakob.
F02.2 Demensia pada Penyakit Huntington.
F02. 3 Demensia pada Penyakit Parkinson.
F02. 4 Demensia pada penyakit HIV.
F02. 8 Demensia pada penyakit lain YDT YDK
Demensia yang Berhubungan dengan Trauma Kepala. ( Demensia
Pugilistica )
Demensia Lewy Body.
Manifestasi Klinis
• Gangguan Daya Ingat
• Orientasi
• Gangguan Bahasa
• Perubahan Kepribadian
• Psikosis
Gangguan lain

• Psikiatrik.
• Neurologis.
• Reaksi katastropik.
• Sindrom Sundowner.
Diagnosis
• 1. Riwayat medik umum
• 2. Riwayat neurologi umum
• 3. Riwayat neurobehavioral
• 4. Riwayat psikiatrik
• 5. Riwayat keracunan, nutrisi dan obat-obatan
• 6. Riwayat keluarga
• 7. Pemeriksaan objektif
Pedoman Diagnostik PPDGJ III
• Penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yng sampai mengganggu kegiatan
harian seseorang seperti: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, BAB dan BAK
• Tidak ada gangguan kesadaran
• Gejala dan diasabalitas sudah nyata untuk sedikitnya 6 bulan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium rutin
2. Imaging
3. Pemeriksaan EEG
4. Pemeriksaan cairan otak
5. Pemeriksaan genetika
Diagnosis banding

Demensia Tipe Alzheimer vs Demensia Vaskuler


Demensia Vaskuler vs Serangan Iskemik Transien
Delirium
Delirium Demensia

Onset Biasanya tiba-tiba Biasanya perlahan

biasanya lama danprogressif.


Lama Biasanya singkat/ < 1 bulan Paling banyak dijumpai
pada usia > 65 th.

Hipertensi, hipotensi,anemia.
Racun, defisit
Stressor Racun, infeksi, trauma,Hipertermia
vitamin, tumor atropi
jaringan otak

Fluktuasi tingkat kesadaran-


Disorientasi
Hilang daya ingat- Kerusakan
– Gelisah
penilaian
– Agitasi
– Perhatian menurun
– Ilusi
Perilaku – Perilaku sosial tidak sesuai
– Halusinasi
– Afek labil
– Pikiran tidak teratur
– Gelisah
-Gangguan penilaian dan
– Agitasi
pengambilan keputusan
– Afek labil
Terapi
• Medikamentosa (Alzheimer )

A. Benzodiazepine untuk insomnia dan kecemasan


B. Antidepresan untuk depresi
C. Antipsikotik untuk waham dan halusinasi.
Tapi perlu diperhatikan adanya efek idiosinkrartik dari obat lanjut usia
sperti perangsangan yang paradoksal, konfusi, dan peningkatan sedasi.
Obat dengan aktivitas kolinergik tinggi dihindari.

D. Tetrahydroaminoacridine telah dianjurkan oleh FDA sebagai suatu


pengobatan untuk penyakit Alzheimer.
terapi
Vaskuler
A.Penderita dengan faktor resiko penyakit serebrovaskuler misalnya
hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, arterosklerosis,
arteriosklerosis, dislipidemia dan merokok, harus mengontrol
penyakitnya dengan baik dan memperbaiki gaya hidup. Kontrol teratur
terhadap penyakit primer dapat memperbaiki fungsi kognisinya.
B.Terapi simptomatik Pada vaskuler demensia terjadi penurunan
neurotransmiter kolinergik sehingga kolinesterase inhibitor dapat
diberikan.
• Non medika mentosa
1. Perilaku hidup sehat.
2. Terapi rehabilitasi, dilakukan orientasi realitas, stimulasi
kognisi, reminiscent, gerak dan latih otak serta olahraga
lain, edukasi, konseling, terapi musik, terapi wicara dan
okupasi.
3. Intervensi lingkungan, dilakukan melalui tata ruang,
fasilitasi aktivitas, tarapi cahaya, penyediaan fasilitas
perawatan, day care center, nursing home, dan respite
center.
Pencegahan
• mempertahankan kontrol yang ketat terhadap kadar glukosa mereka
cenderung memiliki skor lebih baik pada tes fungsi kognitif
dibandingkan dengan orang yang diabetesnya tidak terkontrol.
• terlibat dalam kegiatan merangsang intelektual
• Tindakan preventif lainnya yg termasuk adalah menurunkan
homocysteine (asam amino), menurunkan kadar kolesterol,
menurunkan tekanan darah, olahraga, pendidikan, mengendalikan
peradangan, dan penggunaan jangka panjang obat anti-inflammatory
(NSAIDs)
DELIRIUM
• Penurunan kesadaran dengan defisit atensi
• Perubahan kognisi (memori, bahasa, orientasi) atau gangguan persepsi
• Berkembang cepat dan berfluktuasi
• Disebabkan ganguan medik
PEDOMAN DIAGNOSTIK DELIRIUM PPDGJ III
• Gangguan kesadaran dan perhatian
• Gangguan kognitif secara umum
• Gangguan psikomotor
• Gangguan siklus-tidur bangun
• Gangguan emosional
• Onset cepat, hilang timbul setiap hari,
berlangsung kurang 6 bulan
EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
• 25% dari pasien rawat inap delirium • Foley catheter
• Lansia • Infeksi
• Demensia • Medikasi anticholinergic
• Gagal ginjal • Polypharmacy
• Liver failure • Narkotika
• Immobilisasi • Benzodiazepin
KAUSA METABOLIK
• Hypernatremia
• Hypercalcemia
• Hypo-, hyper-glycemia
• Hyperosmolar state
• Uremia (uremic encephalopathy)
• Liver failure (hepatic encephalopathy)
KAUSA INFEKSI
• Urinary tract infection
• Pneumonia
• Sepsis
• Delirium mungkin merupakan tanda awal infeksi, ada demam, leukocytosis, Foto
toraks ada kelainan
KAUSA MEDIKASI
• Anticholinergics (Cogentin, Artane)
• Medikasi psikotrtopik (Thorazine, Mellaril, TCA, Paxil, benzodiazepin)
• Keracunan Lithium
• Steroid
• Narkotika
EFEK ANTIKOLINERGIK DAN DELIRIUM

• Transmisi kolinergik menurun seiring dengan usia


• Korteks otak secara luas diurus oleh neuron cholinergic di basal
forebrain
• Risiko delirium berkorelasi dengan kadar serum anticholinergik
• Kadar Antikolinergik terkat dengan berkurangnya kemampuan
aktiivitas sehari-hari
• Kadar Antikolinergik kembali normal ketika delirium teratasi.
KAUSA SSP DELIRIUM
• Alcohol withdrawal (delirium tremens) – delirium sangat agitasi
• Barbiturate/benzo withdrawal (jarang)
• Increased intracranial pressure
• Trauma kepala
• Encephalitis/meningitis
PEMERIKSAAN PADA DELIRIUM
• Metabolik (CBC, Chem-18, TFT’s)
Urinalysis
• Foto toraks
• EEG = perlambatan umum; normal EEG delirium kecil kemungkinannya
• CT/MRI karena perdarahan, tumor (coagulopathies, trauma kepala)
• LP karena infeksi (febris, leukocytosis)
TATAKELOLA DELIRIUM
• Cari kausa
• Biasanya multifactorial
• Adakah intoksikasi medikasi
• Re-orientasi pasiennya
• Tenang, lingkungan jangan berisik
• Kalau agitasi berikan Antipsikotik
• Benzodiazepin memperburuk delirium
• 1:1 observasi /fiksasi jika perlu
MENTAL ORGANIK
 Deskripsi umum pasien
Berpakaian, pengabaian diri, menggunakan alat bantu sensorik, gait, abnormalitas
motorik

 Asesmen kesadaran
Tingkat arousal, orientasi , perilaku, short term memory, atensi, perhatian mudah teralih

 Asesmen pembicaraan dan bahasa


Asesmen bicara dan bahasa
Komprehensi
Ekspresi – spontanitas, koheren, repetitiveness, menamai obyek
MENTAL ORGANIK
• Asesmen pikiran
• Bentuk, isi, adanya halusinasi

• Asesmen mood
• Keserasian antara mood dan emosi
• Labilitas
• Asesmen judgement dan insight
• Kesadaran atas sekitarnya, penilaian fisik dan mental
MENTAL ORGANIK
• Asesmen Kognitif
• Memori – yang pertamakali terganggu
• Immediate, short term, long term
• Kemampuan : membaca, konstruksi, disorientasi.
MENTAL ORGANIK
• Mini Mental State Examination – Folstein
Skrining, bukan untuk diagnostik
Skor maksimum 30
24 atau kurang - suggestive of impairment
Gangguan amnesik

Definisi
• Terganggunya kemampuan mempelajari dan mengingat
pengetahuan yang telah dipelajari dan mengingat informasi baru
secara didapat, disertai ketidakmampuan mengingat pengetahuan
yang telah dipelajari sebelumnya.
• Terdapat 3 subkategori :
• Disebabkan oleh kondisi medis (hipoksia)
• Disebabkan oleh racun atau obat
• Tak tergolongkan
Epidemiologi

• Tidak ada studi adekuat yg melaporkan insidensi atau


prevalensi gangguan amnesik
Etiologi
• Berbagai macam kausa yang menyebabkan kerusakan struktur
diensefalon yang berfungsi sebagai pengaturan memori.
Pedoman Diagnosis Gangguan Amnesik, bukan akibat alkohol dan
zat psikoaktif lainnya berdasarkan PPDGJ III

 Adanya hendaya daya ingat, berupa kurangnya daya ingat jangka pendek (lemahnya kemampuan
belajar materi baru); amnesia antegrad dan retrograd, dan menurunnya kemampuan untuk
mengingat dan mengungkapkan pengalaman telah lalu dalam urutan terbalik menurut
kejadiannya
 Riwayat atau bukti nyata adanya cedera, atau penyakit pada otak (terutama bila mengenai
struktur diencephalon dan temporal medial secara bilateral)
 Tidak berkurangnya daya ingat segera (immediate recall), misalnya diuji untuk mengingat deret
angka, tidak ada gangguan perhatian (attention), dan kesadaran (consiusness) dan tidak ada
hendaya intelektual secara umum.
Gambaran Klinis

• Hendaya kemampuan mempelajari informasi baru ( amnesia


anterograd)
• Ketidakmampuan mengingat pengetahuan yg sebelumnya diingat
(amnesia retrograd)
Pem. Laboratorium

• Uji neuropsikologis
• MRI : tidak ada gambaran spesifik namun dapat digambarkan dalam
bentuk pembesaran ventrikel ketiga atau kornu temporal atau dalan
atrofi struktural yg dideteksi melalui MRI
Perjalanan penyakit dan prognosis
• Awitan dapat mendadak atau berangsur-angsur
• Gejala dapat bersifat sementara atau persisten
• Hasil akhir dapat berkisar tidak adanya perbaikan hingga penyembuhan sempurna
Diagnosis Banding
• Demensia dan delirium
• Penuaan normal
• Gangguan disosiatif
• Gangguan buatan
Pengobatan
• Atasi kausa yg mendasari
• Membantu pasien menerima keterbatasan kognitif mereka dengan
memajankan defisit tersebut sedikit demi sedikit seiring berjalannya
waktu.
MENTAL ORGANIK
• FRONTAL  TEMPORAL – terutama yang
• Tanda Neurologik – dominan
munculnyakembali refleks primitif  Neurologik – defek contralateral
(grasp, sucking), contralateral spastic homonymous kwadran atas
paresis, dysphasia, incontinence lapang visual, contralateral
(bilateral), perseverasi wicara hemiparesis, dysphasia
• Abstract reasoning, ketidakmampuan  Epilepsy dan schizophrenia-like
menyusun rencana, atensi buruk psychosis
• Personaliti – disinhibited, over-  Fungsi intelek, komunikasi,
familiar, rajin menjamah , nafsu,
 Amnesia jika bilateral
judgement, aggresi
• Mood – euphoric, tumpul
MENTAL ORGANIK
• PARIETAL
 OKSIPITAL
• Jarang menyebabkan simtom psikiatrik
• Gagguan Neuropsychological  Gangguan visual
• Agnosia – kesadaran tubuh sendiri kompleks
• Apraxia – ketidakmampuan menyalin
disain
• Gangguan lapang visual (optic radiation)

Anda mungkin juga menyukai