Anda di halaman 1dari 20

GANGGUAN MENTAL ORGANIK

(DEMENSIA DAN DELIRIUM)


Oleh:

Perceptor :
dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ, M.Kes
PENDAHULUAN
Menurut PPDGJ III Gangguan mental organik merupakan
gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan
sistemik atau otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Termasuk
gangguan mental simtomatik, dimana pengaruh terhadap otak
merupakan akibat sekunder dari penyakit/gangguan sistemik di
luar otak (extracerebral).1,4

Gejala utama Sindrom Otak Organik akut ialah kesadaran yang


menurun (delirium) dan sesudahnya terdapat amnesia, pada
Sindrom Otak Organik menahun (kronik) ialah demensia. 1,2,4
TINJAUAN PUSTAKA
F00 Demensia pada penyakit F05 Delirium bukan akibat
Alzheimer alkohol dan psikoaktif lain nya
F01 Demensia Vaskular F06 Gangguan mental lainnya
F02 Demensia pada penyakit akibat kerusakan dan disfungsi
lain yang diklasifikasikan di otak dan penyakit fisik.
tempat lain (YDK) F07 Gangguan keperibadian
F03 Demensia YTT. dan prilaku akibat penyakit,
kerusakan dan fungsi otak
F.04 Sindrom amnestik organik
bukan akibat alkohol dan zat F09 Gangguan mental organik
psikoaktif lainnya atau simtomatik YTT 4
Menurut DSM V, klasifikasi gangguan
mental organik sebagai berikut:
• 1. Delirium
• Delirium
• Other Specified Delirium
• Unspecified Delirium
• 2. Gangguan Neurokognitif Mayor
• 3. Gangguan Neurokognitif Ringan
DEMENSIA
• Suatu sindrom akibat penyakit atau gangguan fungsi kognitif
yang biasanya bersifat kronis dan progresif dimana terdapat
gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel, termasuk
didalamnya daya ingat, daya pikir, orientasi dan daya
Definisi tangkap, berhitung, kemampuan belajar.berbahasa dan daya
nilai

• Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir,


yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang seperti :
mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar
PPDGJ III dan kecil
diagnosis  Tidak ada gangguan kesadaran
 Gejala dan disabilitas sudah nyata paling sedikit 6 bulan
MILD NEUROCOGNITIVE DISORDER

1. Bukti signifikan pada kemunduran kognisi dari tingkat sebelumnya


dalam satu atau lebih kognisi (perhatian kompleks, fungsi belajar dan
memori, bahasa, persepsi dan kognisi sosial) berdasarkan:
-Perhatian individu, informasi dan kemunduran ringan pada kognisi
-Perburukan kognisi yang didokumentasikan oleh tes neuropsikologi yang
terstandarisasi
2. Defisit kognisi yang tidak berhubungan dengan ketergantungan
pasien kepada orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari
3. Defisit kognisi tidak terjadi semata-mata dalam keadaan delirium
4. Defisit kognisi tidak lebih baik dijelaskan dalam gangguan mental
lainnya (gangguan depresi berat, skizofrenia)
Kriteria Diagnostik untuk Demensia Tipe Alzheimer :
a. Kriteria terdapat pada gangguan neurokognitif berat atau
ringan
b. Terdapat onset yang tersembunyi dan memburuk secara
bertahap pada satu atau lebih kognisi (pada kriteria gangguan
neurokognitif berat setidaknya terdapat 2 kriteria)
c. Terdapat kriteria penyakit Alzheimer meliputi:
Gangguan Neurokognitif Berat
Gangguan Neurokognitif Ringan
d. Gangguan tersebut tidak lebih baik dijelaskan oleh penyakit
sereborvaskular, penyakit neurodegeneratif lain, efek dari suatu zat
atau substansi, atau gangguan mental lain, neurologi atau
penyakit sistemik.
d.Kriteria Diagnostik untuk Demensia Vaskular :
e.A. Kriteria-kriteria seperti yang disebutkan pada Gangguan
Neurokognitif Ringan atau Berat
f.B. Ciri-ciri klinis yang cocok dengan etiologi vaskular, dengan
diikuti oleh kriteria-kriteria berikut:
g.-Onset dari defisit kognisi sementara yang berhubungan
dengan adanya satu atau lebih gejala serebrovaskular
h.-Bukti kemunduran perhatian kompleks yang mencolok
i.C. Terdapat bukti adanya penyakit serebrovaskular dari riwayat
j.medis, pemeriksaan fisik, dan atau neuroimaging
k.D. Gejala-gejala tidak lebih baik dijelaskan oleh penyakit otak
lainnya atau gangguan sistemik
Epidemiologi Etiologi
• Usia >65 th • Demensia tipe Alzheimer
• Wanita -> • Demensia Vaskular
alzheimer • Penyakit Binswanger
• Laki-laki -> • Penyakit Pick
Demensia vaskular • Penyakit Creutzfeldt-Jakob
• Penyakit Huntington
• Penyakit Parkinson
• Demensia yang Berhubungan dengan
Trauma Kepala
Gambaran Klinis
Gangguan lain
Gangguan daya ingat
Psikiatrik

disorientasi
Neurologis
Gangguan Bahasa

Perubahan kepribadian
Reaksi katastropik

Psikosis Syndrome Sundowner


Benzodiazepin

Antidepresan

Farmakologis

Pengobatan Antipsikotik

Psikodinamik
Inhibitor
antikolinesterase
Delirium
• Suatu gangguan kesadaran, biasanya terlihat
bersamaan dengan gangguan fungsi kognitif
Definisi secara global

• Usia >65 th
• usia muda, cedera otak yang telah
ada sebelumnya, riwayat delirium,
Epidemiologi ketergantungan alcohol, diabetes,
kanker, gangguan sensoris dan
malnutrisi.
Penyebab • Penyebab ekstrakranial
• Obat-obatan (di telan atau putus),
• Racun
• Penyakit intrakranial • Disfungsi endokrin
• Epilepsi atau keadaan • Penyakit organ nonendokrin.
pasca kejang
• Penyakit defisiensi
• Trauma otak (terutama
gegar otak) • Infeksi sistemik dengan demam dan
• Infeksi sepsis.
(meningitis.ensetalitis). • Ketidakseimbangan elektrolit
• Neoplasma. • Keadaan pasca operatif
• Gangguan vaskular • Trauma (kepala atau seluruh tubuh)
• Karbohidrat: hipoglikemi.1,3,4
Antipsikotik:
Haloperidol 2-
10 mg IM
Pengobatan
Benzodiazepin/
Hydroxyzine 25-
100 mg
Other
Unspecified
Specified
Delirium
Delirium
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock, B. J dan Alcot, V. 2007. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioural Sciences/Clinical
Psychiatry. 10th Edition. University School of Medicine New York; Chapter 42.
2. Ingram.I.M, Timbury.G.C, Mowbray.R.M. 1995 Catatan Kuliah Psikiatri, Edisi keenam, cetakan ke dua,
Penerbit Buku kedokteran, Jakarta.
3. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, Jilid 1. 2008. Penerbit Media Aesculapsius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta. hal
4. Maslim, rusdi. 2012. Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari PPDGJ – III. Jakarta : Nuh
Jaya
5. Maramis. W.F. 1992. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan ke VI, Airlangga University Press, Surabaya
6. Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto. 2014. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FK UI
7. Katzung, BG .2007. Farmakologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
8. American Psychiatric Association. 2013. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders: Fifth
Edition (DSM-V). United States of America:APA; 591-643
TE RI MA

KA SIH

Anda mungkin juga menyukai