Anda di halaman 1dari 33

 60 menit pertama setelah trauma multi

sistem

 Keberhasilan sangat baik bila pasien


mendapat terapi definitif di rumah sakit
dalam 1 jam pertama setelah cedera berat
Trimodal Distribusi

 Menit–kerusakan otak hebat, batang


otak,jantung, aorta, pembuluh darah besar

 Beberapa jam–“golden hour”**

 hari-sepsis atau MOF


1.Persiapan
2.Triase
3.Primary survey
4.Resusitasi
5.Alat untuk primary survey dan resusitasi
6.Secondary survey
7.alat to secondary survey
8.Bila berlanjut ke monitoring post resusitasi dan
reevaluasi
9.Perawatan definitif
 Fase pre rumah sakit
 Fase rumah sakit
Fase Prehospital
Koordinasi dengan tenaga medis rumah sakit sebelum
pasien ditransfer kerumah sakit
 Waktu trauma
 Mekanisme trauma
 Riwayat pasien

➣airway maintenance
➣kontrol perdarahan eksternal dan shock
➣immobilisasi
➣segera transfer ke fasilitas yang memadai dan terdekat
Langkah1 Ukur vital signs dan level kesadaran
Langkah2 Periksa anatomi trauma
Langkah3 Evaluasi mekanisme trauma
Langkah4 evaluasi umur, status fisik, penyakit
penyerta
Step 1
 Ukur vital signs dan level kesadaran

 GCS < 14

 RR < 10 or > 29

 Systolic BP < 90

Ya-Bawa ke Trauma center


Tidak-periksa Anatomy trauma
Langkah 2 periksa Anatomi trauma

 Fraktur Pelvis

 Flail chest

 Dua atau lebih fraktur tulang panjang proximal

 Trauma kombinasi dengan luka bakar 10% atau trauma inhalasi

 Luka penetrasi di kepala, leher, torso dan ekstremitas proksimal

Ya-bawa ke Trauma center


Tidak–Evaluasi mekanisme injuri
Langkah3. Evaluasi kemungkinan mekanisme trauma dan
high energy impact

 Terlempar dari mobil


 Terdapat kematian pada penumpang yang satu kabin
 Tabrak lari
 Kecelakaan dengan kecepatan tinggi
 Kerusakan kendaraan hebat > 20 inchi
 Jatuh >20 meter
 Terguling
 Pejalan kaki tertabrak mobil >10 km/jam
 Kecelakaan motor >30 km/jam
Ya- bawa ke trauma center
Tidak – mulai managemen trauma
Langkah 4

 umur<5 atau > 55 tahun

 Kelainan jantung, respirasi, psikosis

 Diabetes dengan insulin, sirosis, kanker,


obesitas, koagulopati
Ya–ke trauma center
Tidak – evaluasi kembali
Jika meragukan bawa ke TRAUMA CENTER!
 Pengelompokan korban yang berdasarkan
atas berat ringannya trauma / penyakit serta
kecepatan penanganan / pemindahannya
 Kejadian atau timbulnya kedaruratan yang
mengakibatkan lebih dari 1 korban yang
harus dikelola lebih dari satu penolong
 Kedaruratan yang memerlukan penerapan
sistem penanggulangan gawat darurat
terpadu sehari – hari dan bencana (SPGDT-S
dan SPGDT-B)
1. Ancaman jiwa yang dapat mematikan
(dalam ukuran menit)
2. Dapat mati (dalam ukuran jam)
3. Ruda paksa ringan
4. Sudah meninggal
 I. Biru
 II. Merah
 III. Kuning
 IV. Hijau
 V. Hitam
 Definisi
penentuan mana yang harus didahulukan
mengenai penanganan dan pemindahan yang
mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
1. Prioritas pertama (I, Tertinggi, Emergency)
Mengancam jiwa / mengancam fungsi vital.
Penanganan dan dan pemindahan bersifat SEGERA
2. Prioritas Kedua (II, Medium, Urgent)
Potensial mengancam jiwa/fungsi vital bila tidak segera
ditangani dalam waktu singkat
Penanganan dan pemindahan bersifat
JANGAN TERLAMBAT
3. Prioritas Ketiga (III, Rendah, Non Emergency)
Perlu penanganan seperti pelayanan biasa.
Tidak perlu segera
Penanganan dan pemindahan bersifat TERAKHIR
1. Primary survey (A,B,C)
Menghasilkan prioritas I dan selanjutnya
2. Secondary survey (Head to Toe)
Menghasilkan prioritas I,II,III selanjutnya
3. Monitoring korban atau pasien keungkinan
terjadinya perubahan – perubahan pada
a. Jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
b. Derajat kesadaran
c. Tanda – tanda vital yang lain
4. Perubahan prioritas yang dikarenakan
berubahnya kondisi korban atau pasien
1. Meningkatnya derajat distres nafas, shock
2. Turunnya kualitas nadi/pulse pressure
3. Cepatnya penurunan derajat kesadaran
4. Koma yang timbul setelah lucid periode
5. Timbulnya masalah jalan nafas dan rongga
thorak
6. Perubahan mendadak hemodinamik
/hipotensi, mungkin perdarahan internal
7. Luka tembus kepala, dada, perut
 Prioritas I : MERAH
1. Sumbatan jalan nafas atau distress nafas
2. Luka tusuk dada
3. Hipotensi / shock
4. Perdarahan pembuluh nadi
5. Problem kejiwaan yang serius
6. Tangan / kaki yang terpotong dengan perdarahan
7. Combustio TK II > 25%
8. Combustio Tk III > 25%
 Prioritas II : KUNING
1. Combustio Tk II / Tk III >25%
2. Patah tulang besar
3. Trauma thorax / abdoment
4. Laserasi luas
5. Trauma bola mata
 Prioritas III : HIJAU
1. Contusio dan laserasi otot ringan
2. Combustio Tk.II <20% (kecuali daerah muka dan
tangan)

 Prioritas 0 : HITAM
1. Henti jantung yang kritis
2. Trauma kepala yang kritis
3. Radiasi tinggi
Yang mengancam jiwa
 Tension pnuemothorax

 Massive hemothorax

 Open pneumothorax

 Flail chest

Need emergensi diperlukan


Tension pnuemothorax
 sementara : needle (no.14-16) pada
interkostal ke2 ,midclavicular line

 ICD : chest tube pada intercostal space ke 5


,anterior axilaline
Massive hemothorax
–ICD : intercostal space kelima ,midaxillary line
–beri cairan cepat
–transfusion darah
–perdarahan > 1500 cc
–perdarahan terus menerus > 200 cc/jam 3-4
jam dan tidak stabil hemodinamik
Open pneumothorax

 Vaseline guaze menutupi ke tiga sisi luka dan


sisilainnya terbuka
– beri analgesik
–jika susah bernafas:
• intubasi
• mekanikal ventilasi
• terapi kontusi paru
Keadaan ini bisa berlangsung selama 3 minggu

Anda mungkin juga menyukai