Anda di halaman 1dari 14

A.

Definisi

Drowning (tenggelam) didefinisikan sebagai kematian akibat mati akibat

asfiksia disebabkan masuknya cairan didalam saluran pernafasan. Istilah

tenggelam harus mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnya korban

dalam air yang menyebabkan kehilangan kesadaran dan mengancam jiwa.

B. KDGKDFMF

C. Faktor resiko tenggelam

faktor risikoyang mengakibatkan tenggelam diantaranya termasuk :

1. Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan air

2. Kurangnya pengawasan terhadap anak (terutama anak berusia 5 tahun

kebawah)

3. Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat, air yang sangat

dalam, terperosok sewaktu berjalan di atas es, ombak besar, dan

pusaran air.

4. Terperangkap misalnya setelah peristiwa kapal karam, kecelakaan

mobil yang mengakibatkan mobil tenggelam, serta tubuh yang masih

menggunakan pakaian atau perlengkapan

5. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan dan

minuman beralkohol

6. Ketidakmampuan akibat hipotermi, syok, cedera, atau kelelahan

7. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang, termasuk di

antaranya : infark miokard, epilepsi atau stroke


8. Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain drngan tujuan

membunuh atau permainan di luar batas kewajaran.

D. Mekanisme

Mekanisme kematian pada korban tenggelam :

1. Asfiksia akibat spasme laring

2. Asfiksia akibat gagging dan chocking

3. Reflex vagal

4. Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)

5. Edema pulmoner (dalam air asin)

E. Klasifikasi tenggelam

1. Typical drowning (wet drowning)

Pada Typical drowning ditandai dengan adanya hamabtan pada saluran

nafas dan paru karena adanya cairan yang masuk ke tubug. Pada

keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran pernafansan setelah korban

tenggelam.

Pada kasus wet drowning ada 3 penyebab kematian yang terjadi, yaitu

asfiksia, fibrilasi ventrikel pada kasus tenggelam di air tawar, dan

edema paru pada kasus tenggelam di air asin.

Tanda yang ditemukan pada Typical drowning berupa busa halus pada

saluran nafas, emphysema aquosum (emphysema

hydroaerique),adanya benda asing di

Saluran nafas, paru atau lambung, perdarahan di liang telinga,

perdarahan konjungtiva, dan kongesti pembuluh darah vena.


2. Atypical drowning

Pada Atypical drowning ditandai dengan sedikitnya atau bahkan tidak

adanya cairan dalam saluran napas. Karena tidak khasnya tanda otopsi

pada korban Atypical drowning maka untuk menegakkan diagnosis

kematian selain tetap melakukan pemeriksaan luar juga dilakukan

penelusuran keadaan korban sebelum meninggal dan riwayat penyakit

dahulu.

Atypical drowning dibedakan menjadi :

a. Dry drowning

Pada keadaan ini dapat terjadi secara klinis, atau karena penyakit

atau kecelakaan atau cedera berulang seperti pada olahraga

selancar.

Mekanisme Atypical drowning antara lain

1. Paralisis otot

2. Luka tusuk pada torso yang mempengaruhi kemampuan

diafragma untuk melakuakan gerajan respirasi

3. Perubahan pada jaringan ynag mengabsorbsi oksigen

4. Spasme laring yang persisten pada saat terbenam di air

5. Mengbirup udara selain oksigen yang tidak membunuh secara

langsung seperti helium

6. Kelebihan cairan dalam tubuh yang menyebabkan penurunan

kadar sodium dalam darah yang kemudian menyebabkan

edema otak

b. Immersion syndrome (vagal inhibiton)


Terjadi dengan tiba tiba pada korban tenggelam di air yang sangat

dingin (20˚C dan 68˚F) akibat reflek vagal yang menginduksi

disaritmia yang menyebabkan asistol dan fibrilasi ventrikel

sehingga menyebabkan kematian.

Umumnya korban berusia muda dan mengkonsumsi alkohol.

Reflek ini dapat juga timbul pada korban yang masuk ke air

dengan kaki terlebih dahulu (duckdiving) yang menyebabkan air

masuk ke lubang hidung, atau teknik menyelam yang salah dengan

masuk air dalam posisi horizontal sehingga menekan perut. Tidak

akan ditemukan tanda tanda khas dari tenggelam diagnosis

ditegakkan dengan menelusuri riwayat korban sebelum meninggal.

c. Submersion of the unconscious

Bisa terjadi pada korban yang menderita epilepsi atau menderita

penyakit jantung khusunya coronary atheroma atau hipertensi atau

peminum yang mengalami trauma kepala saat masuk ke air atau

dapat pula pecahnyaaneurisma serebral dan muncul cerebral

haemorrage yang terjadi tiba tiba.

d. Delayed death (near drowning and secondary drowning)

Pada jenis ini, korban yang sudah ditolong dari dalam air tampak

sadar dan bisa bernapas sendiri tetapi secara tiba tiba kondisinya

memburuk. Pada kasus ini terjadi perubahan kimia dan biologi

paru yang menyebabkan kematian terjadi lebih dari 24 jam setelah

tenggelam di dalam air. Kematian terjadi karena kombinasi


pengaruh edema paru, aspiration pneumonitis, gangguan elektrolit

(asidosis metabolik).

F. Perbedaan tenggelam di air tawar dan asin

1. Tenggelam di air tawar

Sejumlah air masuk ke dalam saluran pernapasam hingga ke paru paru,

mengakibatkan perpindahan air secara cepat melalui dinding alveoli

karena tekanan osmotik yang besar dari plasma yang hipertonis.

Kemudian diabsorbsi ke dalam sirkulasi dalam waktu yang sangat

singkat dan menyebabkan peningkatan volume darah hingga 30%

dalam menit pertama. Akibatnya sangat besar dan menyebabkan gagal

jantung akut karena jantung tidak dapat bekompensasi dengan cpepat

terhadap volume darah yang sangat besar (untuk meningkatkan

“cardiac output” dengan cukup). Akibat hipotonisitas plasma darah

yang mengalami dilusi, ruptur sel darah merah (hemolisis),

pengeluaran kalium ke dalam plasma (menyebabkan anoksia

miokardium yang hebat). Mekanisme dasar kematian yang

berlangsung cepat diakibatkan oleh serangan jantung yang sering kali

berlangsung 2-3 menit.

2. Tenggelam di air laut

Pada kasus tenggelam di air laut, cairan yang memasuki paru paru

memiliki sekitar 3% dan bersifat hipertonis. Walaupun terjadi

perpindahan garam garam, khususnya natrium dan magnesuym melalui

pulmonum, tetapi tidak terjadi perpindahan yang masif kematian

timbul umumnya lebih lambat, terjadi sekitar 8-9 menit setelah


tenggelam. Faktor asfiksia memegang peranan lebih penting, dengan

waktu survival yang lebih panjang.

G. Kriteria diagnostik

Pada pemeriksaan mayat akibat tenggelam, pemerikssa harus seteliti

mungkin agar mekanisme kematian dapat ditentukan, karena seringkali

mayat ditemukan sudah dalam keadaan membusuk.

Hal penting yang perlu ditentukan pada pemeriksaan adalah:

1. menentukan identitas korban

identitas korban di tentukan dengan memeriksa anatara lain:

a. pakaian dan benda-benda milik korban.

b. Warna dan distribusi rambut dan identitas lain

c. Kelainan atau deformitas dan jaringan parut.

d. Sidik jari

e. Pemeriksaan gigi

f. Tehnik identifikasi lain.

2. apakah korban masih hidup sebelum tenggelam.

Pada mayat masih segar, untuk menentukan apakah korban masih

hidup atau sudah meninggal pada saat tenggelam, dapat diketahui dari

hasil pemeriksaan.

a. Metode yang memuaskan untuk menentukan apakah orang itu

masih hidup waktu tenggelam ialah pemeriksaan diatom


b. Untuk membentu menentukan diagnosis, dapat dibandingkan

kadar elektrolit magnesium darah dari bilik jantung kanan dan

kiri

c. Beda asing dalam paru dan saluran pernapasan mempunyai

nilai yang menentukan pada mayat yang terbenam selama

bebrapa waktu dan mulai membusuk.

Demikian pula dengan isi lambung dan usus

d. Pada mayat segar, adanya air dalam lambung dan alveoli yang

secara fisik dan kimia sifatnya sama dengan air tempat korban

tenggelam mempunyai nilai yang bermakna.

e. Pada beberapa kasus, ditemukannya kadar alkohol tinggi dapat

menjelaskan bahwa korban dalam keadaan keracuan alkohol

pada saat masuk kedalam air.

3. penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning.

Pada mayat segar, gambaran pasca mati dapat menunjukkan tipe

drowing dan juga penyebab kematian lainnya seperti penyakit,

keracunan atau kekerasan lain.

Pada kecelakaan di kolam renang beturan ante mortem (ante mortem

impact) pada tubuh bagian atas, misalnya memar ada muka, perlukaan

pada vertebralis servkalis dan medula spinalis dapat ditemukan.


4. faktor-faktor yang berperan pada proses kematian

faktor-faktor yang berperan pada proses kematian, misalnya kekerasan,

alkohol atau obat-obtan dapat ditemukan pada pemeriksaan luar atau

melalui bedah jenazah.

5. tempat korban pertama kali tenggelam

bila kematian korban berhubaungan dengan masuknya cairan kedalam

saluran pernapasan, maka pemeriksaan diatom di air ditempat korban

ditemukan dapat membantu menentukan apakan korban tenggelam di

temat itu atau ditempat lain.

6. apakah ada penulit alaiah yang mempercepat kematian

a. bila sudah ditentukan bahwa korban masih hidup saat

tenggelam di air, maka harus ditentukan apakan kematian

korban disebabkan karena air masuk ke saluran

pernapasan(tenggelam). Pada immersion kematian terjadi

sangat cepat, hal ini mungkin disebabkan oleh terjadinya

sudden cardiac arrrest yang terjadi pada waktu cairan melalui

saluran pernapasan bagian atas.

Beberapa korban yang terjun dengan kaki terlebih dahulu

menyebabkan cairan dengan mudahnya masuk ke hidung.

Faktor lain adalah hipersensitivitas dan kadang-kadang

keracunan alkohol.
b. Bila tidak ditemukan air dalam paru-paru dan lambung, berarti

kematian terjadi seketika akibat spasme glotis, yang

menyebabkan cairan tidak masuk.

Waktu yang diperlukan untuk terbenam dapat bervariasi

terganttung dari keadaan sekeliling korban, keadaan masing-masing

korban, reaksi perorangan yang bersangkutan, keadaan kesehatan, dan

jumlah serta sifat cairanyang dihisap yang masuk ke saluran pernapasan.

Korban tenggelam akan menelan air dalam jumlah makin lama

makin banyak, kemudian menjadi tida sadar dalam waktu 2-12 menit (fatal

period). Dalam periode ini bila korban dikeluarkan dari air. Ada

kemungkinan masih dapat hidup bila upaya resusitasi berhasil

Pemeriksaan luar jenazah:

1) Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir,lumpur dan

benda-benda asing lain yang terdapat balam air, kalau seluruh tubuh

terbenam dalam air.

2) Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah.

3) Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang terdapat perdarahan atau

perbendungan.

4) Kutis aserina pada kulit permukaan anterior tubuh terutama pada

ekstermitas akibat kontraksi otot erektor pili yang dapat terjadi karena

rangsangan dinginnya air.


Gambaran seperti kutis aserina kadangkala dapat juga akibat

rigormortis pada otot tersebut.

5) Washer woman’s hand, telapak tangan dan kaki berwarna keputihan

dan keriput yang disebabkan karena imbibisi cairan kkedalam kutis

dan biasanya membutuhkan wakt yang lama.

6) Cedeveric spasme, merupakan tanda intravital yang terjadi pada waktu

korban berusaha menyelamatkan diri dengan memegang apa saja

seperti rumput dan lain-lain yang ada di sekitarnya.

7) Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat gesekan

benda-benda pada kaki didalam air. Puncak kepala mungkin

terbenturpada dasra pada waktu terbenam, tetapi dapat pula terjadi luka

post mortal akibat benda-benda atau binatang dalm air

Pemeriksaan bedah jeazah

1) Busa halus dan benda asing (pasir, tumbuh-tumbbuhan air) dalam

saluran pernapsan (trakhea dan percabangannya)

2) Paru-paru membesar seperti balon, lebih berat, sampai menutupi

kandung jantung. Pada pengirisan bangak keluar cairan. Keadaan ini

terjadi terutama pada kasus tenggelam di air lat.

3) Petekie sedikit sekali karena kapiler terjepit di anara septum inter

alveolar. Mngkin terdapat bercak-bercak perdarahan yang disebut

bercak paltauf akibat robeknya penyekat alveoli (polsin)


Petekie subpleural dan bula emfisema jarang terdapat dan ini bukan

merupakan tanda khas tenggelam tetapi mungkin disebabkan oleh

usaha respirasi

4) Dapat juga ditemukan pada paru-paru yang “biasa” karena cairan tidak

masuk ke dalam alveoli atau cairan sudah msuk kedalam aliran darah

(melaluui proses imbibisi), ini dapat terjadi pada kasus tenggelam di

air tawar.

5) Otak, ginjal, hati dan limpa mengalami pembendungan

6) Lambung dapat sangat membesar, berisi air, lumpur dan sebagainya

yang mungkin pula terdapat dalam usus halus.

Pemeriksaan Laboratorium

1. pemeriksaan diatom. Alga (ganggang) bersel satu dengan dinding terdiri

dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan asam kuat. Diatom ini di jumpai

dalam air tawar, air laut,air sungai, air sumur, dan udara.

Bila seseorang mati karena tenggelam maka cairan bersama diatom akan

masuk kedalam saluran pernapasan atau pencernaan, kemudian diatom

akan masuk kedalam aliran darahmelalui kerusakan dinding kapiler pada

waktu korban masih hidup dan tersebar keseluruh jaringan.

Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan mayat segar. Bila mayat

telah membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan ginjal otot

skelet atau sumsum tulang paha. Pemeriksaan diatom pada hati dan limpa
kurang bermanfaat sebab dapat berasal dari penyerapan abnormal dari

saluran pencernaan terhadap air minum atau makanan.

Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru. Ambil jaringan perifer

paru sebanyak 100 gram, masukkan ke dalam labu kjeldahi dan

ditambahkan asam sulfat pekat sampai jaringan paru terendam, didiamkan

lebih kurang setengah hari agar jaringan hancur. Kemudian dipanaskan

dalm lemari asam sambil diteteskan asam nitrat pekat sampai ter bentuk

cairan jernih, dinginkan dan cairan di pusingkan dalam centrifuge.

Sedimen yang terbentuk dicairkan dengan aquades, pusigkan kembali dan

akhirnya dilihat denganmikroskop. Pemeriksaan diatom positif bila pada

jaringan paru ditemukan cukup banyak, 4-5/LPB atau 10-20 per satu

sediaan; atau pada sumsum tulang cukup ditemukan hanya satu.

Pemeriksaan getah paru. Permukaan paru disiram dengan air bersih, iris

bagian perifer, ambil sedikit cairan perasan dari jaringan perifer paru,

taruh pada gelas objek, tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan

mikroskop.

Selain diatom dapat pula terlihat ganggang atau tumbuhan lainnya


2. Pemeriksaan darah jantung. Pemeriksaan berat jenis dan kadar elektrolit

pada darah yang berasal bilik jantung kanan dan kiri.

Bila tenggelam di air tawar, berat jenis dan kadar elektrolit dalam darah

jantung kiri lebih rendah dari jantung kanan.

Sedangkan pada tenggelam di air asin terjadi sebaliknya

Perbedaan kadar elektrolit lebih dari 10% dapat menyongkong diagnosis,

walaupun secara tersendiri kurang bermakna.

Diagnosis tenggelam

Bila mayat masih segar (belum terdapat pembusukan), maka diagnosis

kematian akibat tenggeam dapat dengan mudah ditegakkan melalui pemeriksaan

yang teliti dari :

 Pemeriksaan luar

 Pemeriksaan dalam

 Pemeriksaan laboratorium berupa histologi jaringan, destruksi jaringan

dan berat jenis serta kadar elektrolit darah

Bila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tanggelam

dibuat berdasarkan adanya diatom yang cukup banyak pada paru-paru yang

bila disokong oleh penemuan diatom pada ginjal, otot skelet atau diatom pada

sumsum tulang, maka diagnosis akan menjadi pasti.


Refleks vagal terjadi apabila terjadinya perubahan tekanan arteri carotis yang

disebabkan oleh bradikardi pada jantung

Anda mungkin juga menyukai