I.
PENDAHULUAN
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran
II. TENGGELAM
1
2.1.
DEFINISI
Tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat mati lemas (asfiksia)
disebabkan masuknya cairan ke dalam saluran pernafasan. Sebenarnya istilah tenggelam harus
pula mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnya korban dalam air yang menyebabkan
kehilangan kesadaran dan mengancam jiwa.1,2
2.2.
Konsentrasi elektrolit cairan air asin lebih tinggi dari pada dalam darah, sehingga air
akan ditarik dari sirkulasi pumonal ke dalam interstisial paru yang akan menimbulkan edema
pulmoner, hemokonsentrasi, hipovolemi dan kenaikan kadar magnesium dalam darah.
Hemokonsentrasi akan mengakibatkan sirkulasi menjadi lambat dan menyebabkan terjadinya
payah jantung. Kematian terjadi kira-kira dalam waktu 8-9 menit setelah tenggelam.1
Dengan demikian dapat disimpulkan mekanisme kematian pada korban tenggelam :
1.
2.
3.
4.
5.
2.3.
PEMERIKSAAN MAYAT
Pada pemeriksaan mayat pada korban tenggelam, pemeriksaan harus seteliti mungkin
agar mekanisme kematian dapat ditentukan, karena seringkali mayat ditemukan sudah dalam
keadaan membusuk.
e. Pemeriksaan gigi
f. Teknik identifikasi lain
2. Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam
Pada mayat yang masih segar, untuk menentukan apakah korban masih hidup atau
sudah meninggal pada saat tenggelam atau adakah penyebab kematian lain, dapat
diketahui dari hasil pemeriksaan :
a. Metode yang memuaskan untuk menentukan apakah orang masih hidup waktu
tenggelam ialah pemeriksaan diatom. Pemeriksaan diatom akan dibahas lebih
lanjut pada bab selanjutnya.
b. Teknik lain yang dapat
membantu
menegakkan
diagnosis
adalah
korban yang terjun dengan kaki terlebih dahulu mengakibatkan cairan dengan
mudah masuk ke dalam hidung. Faktor lain adalah keadaan hipersensitifitas
dan kadang-kadang keracunan alkohol.
b. Bila tidak ditemukan air di dalam paru-paru dan lambung, berarti kematian
terjadi seketika akibat spasme glotis, yang menyebabkan cairan dengan mudah
masuk.
Waktu yang diperlukan untuk terbenam sangat bervariasi tergantung dari keadaan di
sekeliling korban, keadaan masing-masing korban, reaksi perorangan yang bersangkutan,
keadaan kesehatan dan jumlah serta sifat cairan yang dihisap masuk ke dalam saluran
pernafasan
Korban tenggelam akan menelan air dalam jumlah yang makin lama makin banyak,
kemudian menjadi tidak sadar dalam waktu 2 sampai 12 menit (fatal period). Dalam episode
ini bila korban dikeluarkan dari air, ada kemungkinan masih dapat hidup bila upaya resusitasi
berhasil.
1. Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda-benda
asing lainnya yang terdapat dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air.
2. Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah
Gambar korban
dengan busa halus
pada hidung
3. Mata
setengah
terbuka atau tertutup,
jarang
terdapat
perdarahan
pembendungan/
subkonjungtiva
bleeding atau ptekhi hemorages
atau
6.
Lambung dapat sangat membesar, berisi air, lumpur dan sebagainnya yang mungkin
pula terdapat dalam usus halus.1,2
2.4.
Pemeriksaan Laboratorium
Drowning
Diatoms
a = true positive
b = false positive
c = False negative
d = True negative
Drowning
Diatoms
Pemeriksaan diatom biasanya dilakukan pada jaringan paru yang merupakan organ
terdekat dari jalan masuk dan merupakan jarak tempuh terpendek dari aliran diatom bersama
aliran darah korban yang masih hidup sewaktu tenggelam. Akan tetapi hal ini biasanya
dilakukan jika mayat masih segar. Bila mayat telah membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan
dari jaringan ginjal, otot skelet atau sum-sum tulang paha. Hal ini bertujuan untuk
menghindari adanya hasil yang positif palsu yang diakibatkan karena adanya penyerapan
abnormal dari paru jika korban terlalu lama (membusuk) di air. begitu juga hati dan limpa
dapat memberikan hasil positif palsu karena adanya penyerapan abnormal dari saluran
pencernaan.1
2.4.2. Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru
Ambil jaringan perifer paru sebanyak 100 gram, masukkan ke dalam labu kjeldahl dan
tambahkan asam sulfat pekat sampai jaringan paru terendam, diamkan lebih kurang setengah
hari agar jaringan hancur. Kemudian dipanaskan dalam lemari asam sambil diteteskan asam
nitrat pekat sampai terbentuk cairan yang jernih, dinginkan dan cairan di sentrifuge. Sedimen
yang terjadi ditambah dengan aquabides, sentrifuge kembali dan kemudian dilihat dengan
mikroskop. Pemeriksaan diatom positif bila pada jaringan paru ditemukan diatom cukup
banyak (4-5/LPB) atau 10-20 per satu sediaan, atau pada sum-sum tulang cukup ditemukan
hanya satu1,2,3
1. Paru
2. Sum-sum tulang
3. Hati
4. Ginjal
5. Abdomen
6. Duodenum
Achnanthes sp.
Amphipleura sp.
10
Anomoeneis sp.
Biddulphia sp.
Cyclotella sp.
Surirella sp.
11
Asterionella.sp.
Cymatopleura.sp.
Coscinodiscus sp.
Triceratium sp.
Bellerochea sp.
12
Amphiprova sp.
petunjuk tenggelam
Tindakan darurat
13
Tak perlu berusaha mengeluarkan air dari paru atau lambung.Pada peristiwa yang
tidak berat, pernapasan spontan dapat segera timbul dalam 30 menit.
Tindakan definitif
Setelah kesadaran dan pernapasan spontan pulih, harus dijaga agar jalan napas selalu
bebas.
Pada tenggelam di air laut maka tindakan pernapasan buatan harus diteruskan
beberapa saat untuk mencegah edema paru.
Bila perlu dilakukan transfusi darah untuk mengatasi hemolisis akibat tenggelam di air
tawar; atau pemberian plasma pada hemokonsentrasi akibat tenggelam di air laut.
2. Bunuh diri.
Peristiwa bunuh diri dengan menjatuhkan diri ke dalam air sering kali
terjadi. Kadang tubuh pelaku diikat dengan benda
3.
Pembunuhan
V. KESIMPULAN
Kematian akibat tenggelam kadang-kadang sulit ditegakkan bila tidak ada tanda-tanda
yang dapat dijumpai baik pada pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam (autopsi). Pada
mayat yang masih segar (belum terjadi pembusukan, maka diagnosis kematian akibat
tenggelam dapat dengan mudah ditegakkan melalui pemeriksaan yang teliti dari :
1. Pemeriksaan luar
2. Pemeriksaan dalam
3. Pemeriksaan laboratorium berupa histologi jaringan, destruksi jaringan dan berat jenis
serta kadar elektrolit darah.
Bila mayat telah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dibuat
berdasarkan adanya diatom yang cukup banyak pada paru-paru yang bila disokong oleh
adanya diatom pada ginjal, otot skelet atau diatom pada sum-sum tulang, maka diagnosis akan
menjadi pasti.
VI.DAFTAR PUSTAKA
15
in
Forensic.
http://www.geradts.com/anil/ij/vol_002_No_001
16
Available
from