Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH GIZI DAN DIET

“Diit Lambung”

Oleh :

Kelas 1 A

Kelompok 1

Adisti Dinda Tiara Putri (183110161)

Chairunas Amnusy (183110167)

Ghina Ridwan (183110175)

Miftahul Rahmi (183110181)

Rafika Fairusyil Husna (183110188)

Siska Fadillah (183110194)

Dosen Pembimbing :
Wiwi Sartika, DCN.M.Biomed

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas dari mata ajaran “Diit Lambung” sekaligus menambah pengetahuan bagi pembaca
tentang materi ini.
Masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah yang kami buat ini.
Tujuan dan harapan kami, sekiranya makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan juga bisa menjadi sumber pengetahuan dalam bidang keperawatan. Kami juga
mengharapkan kiranya makalah ini dapat di terima dan bisa sesuai dengan harapan dosen.

Padang, 09 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar i

Daftar isi i

BAB I PENDAHULUAN

Patofisiologi 1

Rumusan Masalah 3

Tujuan 3

1. Tujuan umum 3
2. Tujuan khusus 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Diit pada Penyakit Lambung 9


B. Diit Lambung I 11
C. Diit Lambung II 12
D. Diit Lambung III 14
E. Diit Lambung IV 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 20
B. Saran 20

Daftar pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Patofisiologi

Gatritis

Patofisiologi gastritis dimulai dari infeksi atau inflamasi pada lapisan mukosa
lambung.Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung,
dan enzim pepsin. [1-5] Asam lambung bertugas memecah makanan, dan enzim pepsin
mencerna protein. Lapisan mukosa lambung diliputi oleh lapisan tebal mukus yang
melindunginya dari cairan asam lambung yang dapat melumerkan dan mengikis jaringan
lambung di dalamnya.Ketika lapisan mukosa mengalami inflamasi, produksi asam lambung,
enzim pepsin, dan zat-zat pelindung lainnya menjadi berkurang. Awalnya, pada fase akut,
infeksi atau inflamasi yang terjadi adalah sub-klinik pada kebanyakan penderita. Pada fase ini
terjadi erosi superfisial, di mana permukaan mukosa lambung menampakkan eritema dan
edema. Umumnya, gastritis fase ini beronset akut, dan cepat berakhir.Inflamasi dapat
menyeluruh (pan gastritis), atau sebagian lambung saja (antral gastritis). Inflamasi dapat
berupa nodul-nodul kecil, sebagai tanda akut atau subakut gastritis, yang asal muasalnya
belum jelas. Nodul inflamasi ini diperkirakan merupakan gambaran erosi yang telah
berepitelialisasi atau menyembuh, namun masih mungkin terjadi edema. [1,2]

Tukak Lambung

Tukak terjadi karena gangguan keseimbangan antara faktor agresif (asam, pepsin atau
faktor-faktor iritan lainnya) dengan faktor defensif (mukus, bikarbonat, aliran darah) (Sanusi,
2011). Sel parietal mengeluarkan asam lambung HCl, sel peptik atau zimogen mengeluarkan
pepsinogen yang oleh HCl dirubah menjadi pepsin dimana HCl dan pepsin adalah faktor
agresif terutama pepsin engan pH < 4 (sangat agresif terhadap mukosa lambung). Bahan
iritan dapat menimbulkan defek barier mukosa dan terjadi difusi balik ion H+. Histamin
terangsang untuk lebih banyak mengeluarkan asam lambung, kemudian menimbulkan dilatasi
dan peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler, kerusakan mukosa lambung, gastritis akut
atau kronik, dan tukak peptik (Tarigan, 2006). Helicobacter pylori dapat bertahan dalam
suasana asam di lambung, kemudian terjadi penetrasi terhadap mukosa lambung, dan pada
akhirnya H. Pylori berkolonisasi di lambung. Kemudian kuman tersebut berpoliferasi dan
dapat mengabaikan sistem mekanisme pertahanan tubuh. Pada keadaan tersebut beberapa
faktor dari H. Pylori memainkan peranan penting diantaranya urase memecah urea menjadi
amoniak yang bersifat basa lemah yang melindungi kuman tersebut terhadap asam HCl (Rani
& Fauzi, 2006).

Kanker Lambung

4
Kanker lambung paling sering muncul dari lapisan mukosa lambung. Sebagian besar
kanker ini terjadi di kurvatura minor lambung didaerah pilori dan antral. Prognosis lebih baik
untuk kanker lambung yang melibatkan lesi polipoid dan prognosis buruk bagi ulserasi
kanker, prognosis terburuk jika terjadi infiltrasi. Kanker lambung menyebar dengan perluasan
langsung ke pankreas melalui limfatik dan dengan infiltrasi hematogen menyebar ke hati,
paru-paru dan tulang. Rute khusus tergantung pada lokasi dan jenis tumor. Beberapa tumor
menembusbeberapa berulserasi dan beberapa menyebar sepanjang bidang jaringan. Kanker
lambung berstadium menggunakan klasifikasi tumor, nodus, dan metastasis (TNM) dengan
stadium I sampai IV. Kanker dapat direseksi pada stadium awal sebelum ia menyebar ke
dinding lambung

Gastroparesis

Gastroparesis dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit dari otot-otot lambung atau


syaraf-syaraf yang mengontrol otot-otot, meskipun seringkali tidak ada penyebab spesifik
yang diidentifikasikan. Penyakit yang paling umum menyebakan gastroparesis adalah
diabetes mellitus yang merusak syaraf-syaraf yang mengontrol otot-otot lambng.
Gastroparesis juga dapat berakibat dari kerusakan pada syaraf vagus, syaraf yang mengontrol
otot-otot lambung, yang terjadi selama operasi pada esophagus dan lambung. Scleroderma
adalah contoh dari penyakit dimana gastroparesis disebabkan oleh kerusakan pada otot-otot
lambung. Adakalanya, gastroparesis disebabkan oleh refleks-refleks syaraf, contohnya, ketika
pankreas meradang (pankreatitis). Pada kasus-kasus semacam ini, baik syaraf-syaraf maupun
otot-otot tidak bermasalah, namun pesan-pesan dikirim melalui syaraf-syaraf dari pankreas ke
lambung yang mencegah otot-otot bekerja secara normal.

GERD

Patofisiologi penyakit refluks gastroesofageal merupakan proses yang kompleks dan


multifaktorial. Pemahaman tentang patofisiologi gastroesophageal reflux disease (GERD)
juga terus mengalami perkembangan. Secara garis besar, GERD terjadi karena masuknya
konten dari gaster ke dalam esofagus atau refluks gastroesofageal (RGE) yang berlangsung
secara kronis. Refluks merupakan salah satu proses yang secara fisiologi dapat terjadi, akan
tetapi sistem gastrointestinal memiliki mekanisme anti-refluks yang sangat baik. Gangguan
mekanisme anti-refluks ini dapat menyebabkan RGE yang berlangsung secara kronis. Hal ini
terjadi karena beberapa faktor, di antaranya paparan konten gaster, masalah sfingter esofagus,
gangguan motilitas gastrointestinal, hipersensitivitas esofagus, hernia hiatus, kelainan
mukosa.[1,5,7,8]

Inflamasi Mukosa

Ketika lapisan mukosa mengalami inflamasi, produksi asam lambung, enzim pepsin,
dan zat-zat pelindung lainnya menjadi berkurang. Awalnya, pada fase akut, infeksi atau
inflamasi yang terjadi adalah sub-klinik pada kebanyakan penderita. Pada fase ini terjadi
erosi superfisial, di mana permukaan mukosa lambung menampakkan eritema dan edema.
Umumnya, gastritis fase ini beronset akut, dan cepat berakhir.Inflamasi dapat menyeluruh

5
(pan gastritis), atau sebagian lambung saja (antral gastritis). Inflamasi dapat berupa nodul-
nodul kecil, sebagai tanda akut atau subakut gastritis, yang asal muasalnya belum jelas.
Nodul inflamasi ini diperkirakan merupakan gambaran erosi yang telah berepitelialisasi atau
menyembuh, namun masih mungkin terjadi edema.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan diit pada penyakit lambung!

2. Jelaskan diit lambung I!

3. Jelaskan diit lambung II!

4. Jelaskan diit lambung III!

5. Jelaskan dii lambung IV!

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mahasiswa memahami dan mengetahui diit lambung

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa memahami dan mengetahui diit pada penyakit lambung

b. Mahasiswa memahami dan mengetahui diit lambung I

c. Mahasiswa memahami dan mengetahui diit lambung II

d. Mahasiswa memahami dan mengetahui diit lambung III

e. Mahasiswa memahami dan mengetahui diit lambung IV

6
BAB II

PEMBAHASAN

Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan
usus halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang
dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, dan postur tubuh.
Struktur lambung :

1. Fundus ventrikuli

Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan
biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak

2. Korpus Ventrikuli

Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai
otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian
distal dan berlanjut ke duodenum.

3. Antrum pylorus

Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang
tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara distal yang
berlanjut ke duodenum.

4. Kurvantura minor

Di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak sampai ke pylorus.
Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor. Suatu lipatan ganda dari
peritoneum.

5. Oesteum kariakum

Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian


ini terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus, hanya berbentuk
cincin yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat
tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot pada dasar esophagus.

7
Fungsi Lambung :

Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan


dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan
dengan dua cara:

a. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke


dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik

b. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim
tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain pepsin asam garam, renin dan
lapisan lambung

1. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapat
diabsorbsi di intestinum minor

2. Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan yang masuk
ke dalam makanan. Disamping itu mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam

3. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein

4.Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah
lambung

Bahan makanan Berat (g) Urt

Beras 90 3,5 gls bubur

Roti 40 2 iris

Maizena 20 4 sdm

Daging 100 2 ptg sdg

Telur ayam 100 2 btr

Tempe 100 4 ptg sdg

Sayuran 250 2,5 gls

Buah 200 2 ptg sdg papaya

Margarine 35 3,5 sdm

Gula pasir 65 6,5 sdm

8
Susu 300 1,5 gls

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan

Sumber Beras dibubur atau ditim;


karbohidrat kentang dipure; macaroni
direbus; roti dipanggang; biscuit;
krekers; mi, bihun, tepung-
tepungan dibuat pudding atau
bubur.

Daging sapi empuk, hati, ikan,


ayam digiling atau dicincang dan
Sumber protein direbus, disemur, ditim,
hewani dipanggang; telur ayam direbus,
didadar, ditim, diceplok air dan
dicampur dalam makanan; susu.

Tahu, tempe disrebus ditim,


ditumis; kacang hijau direbus,
Sumber protein
dan dihaluskan.
nabati

Sayuran
Sayuran yang tidak banyak serat
dan tidak menimbulkan gas
dimasak; bayam, bir, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat
direbus dan ditumis.

9
Buah-buahan

Papaya, pisang, jeruk manis, sari


buah; pir dan peach dalam
kaleng.

Lemak

Margarine dan mentega; minyak


untuk menumis dan santan
encer.
Minuman

Sirop,teh

Bumbu
Gula, garam, vetsin, kunci,
kencur, jahe, kunyit, terasi, laos,
saam sereh.

Bahan makanan Berat (g) Urt  

Beras 200 4 gls tim  

Maizena 15 3 sdm

Biscuit 20 2 bh

Daging 100 2 ptg sdg

Telur ayam 50 1 btr

10
Tempe 100 4 ptg sdg

Sayuran 250 2,5 gls

Buah 200 2 ptg sdg papaya

Minyak 25 2,5 sdm

Gula pasir 40 4 sdm

Susu 200 1 gls

Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan


makanan

Sumber Beras ditim, nasi; kentang Beras ketan, beras tumbuk, roti
karbohidrat direbus, dipure; macaroni, mi, whole wheat, jagung; ubi,
bihun direbus; roti, biscuit, singkong, tales; cake, kentang
krekers; tepung-tepungan dibuat digoreng, dodol dan sebagainya.
pudding atau bubur

Daging, ikan ,ayam yang


Daging sapi empuk, hati, ikan, dikaleng, dikeringkan, diasap,
ayam direbus, disemur, ditim, diberi bumbu-bumbu tajam;
Sumber dipanggang; telur ayam direbus, daging babi; telur digoreng.
protein didadar, ditim, diceplok air dan
hewani dicampur dalam makanan; susu.

Tahu, tempe digoreng; kacang


Tahu, tempe disrebus, ditim, tanah, kacang merah, kacang
Sumber ditumis; kacang hijau direbus. polo.
protein nabati

Sayuran Sayuran dikeringkan.


Sayuran yang tidak banyak serat
dan tidak menimbulkan gas
dimasak; bayam, buncis, kacang
panjang, bit, labu siam, labu
kuning, wortel, tomat direbus

11
dan ditumis, disetup dan diberi
santan.

Papaya, pisang, sawo jeruk


Buah-buahan Buah yang tinggi serat atau dapat
manis, sari buah; buah dalam
menimbulkan gas seperti jambu
kaleng.
biji, nanas, apel, kedondong,
durian, nangka; buah yang
dikeringkan.

Lemak Margarine, minyak untuk, santan


encer. Lemak hewan, santan kental.

Sirup, teh encer. Teh kental, minuman yang


Minuman mengandung soda dan alcohol,
kopi, ice cream.

Gula, garam, vetsin,dalam


Lombok, bawang, merica, cuka,
jumlah terbatas; kunci, kencur,
dan sebagainya yang tajam.
Bumbu jahe, kunyit, terasi, laos, saam
sereh.

A. Diit Pada Penyakit Lambung


a. Tujuan
1. Untuk memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak meberatkan
lambung serta mencegah dan menetralakn sekresi asam lambung yang
berlebihan.
2. Merangsang sekresi asam lambung
3. Menghilangkan zat-zat yang Merangsang(iritan) dalam mankanan dan
minuman.
4. Meningkatkan kesembuhan

12
b. Syarat syarat
1. Mudah cerna, porsi makanan kecil, dan diberikan sering
2. Protein cukup untuk mengganti jaringan yang rusak
3. Tidak merangsang secara mekanis,termis maupun kimia
4. Makanan secara berangsur harus memenuhi kebutuhan gizi normal

c. Prinsip Diet
1. Mudah Dicerna (makanan lunak / cair)
2. Tidak merangsang (terlalu pedas , terlalu asin, terlalu gurih)
3. Porsi kecil dan diberikan sering

d. Tanda dan Gejala Penyakit Lambung :


1. Sakit saat buang air besar
2. Mual dan muntah
3. Sering merasa lapar
4. Perut kembung
5. Nyeri yang terasa perih pada perut dan dada
6. Sering bersendawa
7. Rasa nyeri dan terbakar pada daerah perut
8. Penurunan berat badan
9. Kesulitan menelan
10. Muntah darah atau mengeluarkan muntahan berwarna seperi kopi.

e. Penyebab Penyakit Lambung

Sebagian besar penyebab timbulnya gejala penyakit lambung adalah karena


kelalaian penderita dengan memiliki pola hidup dan makan yang kurang tepat. Secara
umum penyebab penyakit lambung adalah:

1. Beban pikiran yang berlebihan sehingga mengakibatkan stres dan tekanan


emosional.
2. Produksi asam lambung dan pepsin yang berlebihan pada lambung.
3. Lapisan mukosa lambung mengalami luka yang diakibatkan kelebihan asam
lambung dan pepsin sehingga fungsi mukosa jadi menurun dan berakibat pada
timbulnya luka, iritasi, peradangan pada lambung.
4. Menunda atau terlambat untuk makan dan ketika makan dilakukan secara
berlebihan.
5. Mengonsumsi makanan yang terlalu pedas, asam, minuman beralkohol tinggi,
obat-obatan tertentu dan mengonsumsinya secara berlebihan atau tidak sesuai
dosis.

f. Preskripsi Diet

Berikan minuman yang mengandung elektrolit dan hidratarang sederhana


untuk mengatasi dehdrasi serta gangguan keseimbagan elektrolit.Jika pasien sudah

13
bisa makan ,berikan bubur yang mengandung sereal,protein,vitamin,dan mineral
seperti bubur ayam saring .konsistensi makanan ini bisa ditingkatkan secara
berangsur-angsur , misalnya dari bubur saring menjadi bubur nasi dan kemudian dari
bubur nasi menjadi nasi lembek.Hindari pemakaian cabe,sambal,saus pedas,
minyak,cuka,dll yang bersifat merangsang .

Cara mengatur diet :

1. Kurangi makanan pedas, asam, mengandung gas terlalu panas dan dingin
2. Sumber karbohidrat : nasi keras, ketan, bulgur,jagung, cantel, ubi tala
3. Makan harus teratur, lambung tidak boleh kosong lebih dari 3 jam
4. Makan dalam porsi kecil tetapi sedikit dan frekuensi sering. Dianjurkan 6 kali
atau lebih dalam sehari
5. Makan secara perlahan dengan cara yang santai
6. Cara memasak sebaiknya direbus, dikukus, ditim, atau dibakar

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Hindari merokok (perokok pasif)


2. Hindari stress
3. Hati-hati memberikan obat/suplemen yang bersifat asam dan merangsang
keluarnya asam lam bung : vitamin C, Zat besai, asam salisilat, acetosal,
kortikosteroid dan obat-obat anti rematik.

g. Macam diit dan indikasi pemberian

Diit lambung diberikan kepada penderita ulcus peptikum, oesophagitis,


gastritis, tukak lambung, typhus abdominalis dan sesudah operasi saluran cerna.

B. Diit Lambung 1

Diberikan kepada penderita ulcus pepticum akut, ulcus pepticum dengan


pendarahan, oesophagitis, dan gastritis akut, serta penderita thypus abdominalis berat.

Makanan diberikan berupa susu dan bubur susu yang hanya diberikan selama 2
hari karena membosankan dan sangat kurang kalori, besi, thiamin, dan vitamin C.
Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 3 jam.

Bahan makanan yang diberikan sehari :

Berat Urt
Susu 1800 g 9 gelas
Maezena 60 g 12 sdm
Gula pasir 90 g 9 sdm

Kebenaran tentang bahan makanan yang biasa dinyatakan tidak merangsang


secara mekanis maupun kimia belum terbukti secara ilmiah. Khusus pada penyakit

14
gastritis dan ulcus pepticum, toleransi terhadap bahan makanan sangat tergantung
pada perorangan sehingga peraturan diit lebih baik disesuaikan dengan toleransi ini.
Daftar diit dalam buku penuntun inihanya digunakan sebagai pedoman.

Nilai gizi :

Kalori 1630 g Besi 2 mg


Protein 58 g Vitamin A 2340 SI
Lemak 63 g Thiamin 0,5 mg
Hidrat arang 213 g Vitamin C 18 mg
Kalsium 2,6 g

Pembagian makanan sehari

Pukul 07.00 Bubur susu 200 ml=1 gls


Susu 200 ml=1 gls
Pukul 10.00 Susu 200 ml=1 gls
Pukul 13.00 Bubur susu 200 ml=1 gls
Susu 200 ml=1 gls
Pukul 15.00 Susu 200 ml=1 gls
Pukul 18.00 Bubur susu 200 ml=1 gls
Susu 200 ml=1 gls
Pukul 20.00 Susu 200 ml=1 gls

C. Diit Lambung II

Diberikan sebagai perpindahan diit lambung I setelah faseakut dapat diatasi, pada
typus abdominalis dengansuhu tinggi dan sedudah operasi saluran pencerna tertentu.
Makanan diberikan berbentuk saring atau cincang tiap 3 jam. Sebaiknya hanya diberikan
beberapa hari saja,karena membosankan.

Bahan makanan yang diberikan sehari :

Berat Urt
Beras 60 gr 2 gls bubur saring
Maezena 50 gr 10 sdm
Biskuit 20 gr 2 bh
Daging 100 gr ½ gls saring
Telur 150 gr 3 btr
Susu segar 900 gr 4 1/2 gls
Pepaya 200 gr 1 gls saring
Sayuran 100 gr 1 gls
Margarin 20 gr 2 sdm
Gula pasir 70 gr 7 sdm

15
Bubur susu terdiri dari : 200 ml susu

20 gr maezena atau tepung lain

10 gr gula pasir

Nilai gizi

Kalori 1990 Besi 12,8 mg


Protein 73 g Vitamin A 10103 SI
Lemak 84 g Thiamin 0,9 mg
Hidrat arang 236 g Vitamin C 174 mg
Kalsium 1.2 g

Pembagian makanan sehari

1. Pagi

Maezena 20 g 4 sdm
Susu 300 g 1 ½ gls
Telur 50 g 1 btr
Gula pasir 20 g 2 sdm
2. Pukul 10.00

Maezena 15 g 3 sdm
Susu 300 g 1 ½ gls
Gula pasir 20 g 2 sdm
3. Siang dan sore

Beras 30 g 1 gls bubur saring


Daging 50 g ½ gls saring
Telur 50 g 1 btr
Sayuran 50 g ½ gls saring
Pepaya 100 g ½ gls saring
Margarin 10 g 1 sdm
4. Pukul 16.00

Maezena 15 g 3 sdm
Susu 100 ml ½ gls
Gula pasir 20 g 2 sdm
5. Pukul 20.00

Susu 200 ml 1 gls


Gula pasir 10 g 1 sdm
Biskuit 20 g 2 bh

16
Contoh menu

Pagi Siang dan sore


Bubur susu Bubur saring/bubur tepung
Telur ½ masak Semur daging saring
Susu Telur ½ masak
Sayur saring
Sari pepaya

Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20.00


Poding +saos susu Bubur susu Bikuit
Susu Teh manis Susu

D. Diit lambung III

Diberikan sebagai perpindahan dari diit lambung II atau kepada penderita ulcus
pepticum ringan, penderita typhus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali
normal. Makanan berbentuk lunak, diberikan 6 kali sehari dalm porsi kecil. Makanan ini
cukup kalori, protein, mineral, vitamin C dan kurang thiamin.

Bahan makanan yang diberikan sehari

Beras 90 g 2 ¼ gls bubur


Roti 40 g 2 ptg
Maezena 30 g 6 sdm
Daging 100 g 2 ptg sdg
Telur 100 g 2 btr
Susu 600 g 3 gls
Sayuran 200 g 2 gls
Buah 200 g 2 ptg pepaya sdg
Margarin 35 g 3 ½ sdm
Gula pasir 70 g 7 sdm

Nilai gizi

Kalori 1921 Besi 17,8 mg


Protein 61 g Vitain A 10469 SI
Lemak 74 g Thiamin 0,8 mg
Hidrat arang 257 g Vitamin C 134 mg
kalsium 0,8 g

Pembagian makanan sehari

17
1. Pagi

Beras 30 g 1 gls bubur


Telur 50 g 1 btr
Saturan 50 g ½ gls
Margarin 5g ½ sdm
Gula pasir 10 g 1 sdm

2. Pukul 10.00

Maezena 15 g 3 sdm
Susu 300 g 1 ½ gls
Gula pasir 25 g 2 ½ sdm

3. Siang

Beras 30 g 1 gls bubur


Daging 50 g 1 ptg sdg
Sayuran 75 g ¾ gls
Pepaya 100 g 1 ptg sdg
Margarin 10 g 1 sdm

4. Pukul 16.00

Maezena 15 g 3 sdm
Susu 300 g 1 ½ sdm
Gula pasir 25 g 2 ½ sdm

5. Sore

Beras 30 g 1 glsbubur
Daging 50 g 1 ptg sdg
Sayuran 75 g ¾ gls
Pepaya 100 g 1ptg sdg
Margarin 10 g 1 sdm

6. Pukul 20.00

Roti 40 g 2 ptg
Margarin 10 g 1 sdm
Telur 50 g 1 btr
Gula pasir 10 g 1 sdm

Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan

18
Golongan bahan makanan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh
diberikan diberikan
Sumber hidrat arang Beras dibubur atau ditim: Beras, ketan, mie bihun,
kentang dipuree, makaroni. bulgur, jagung, cantel, ubi,
Direbus, roti dipanggang, singkong, tales, cake
biskuit, krakers, tepung
tepungan dibubur atau dibuat
poding
Sumber protein hewani Daging sapi empuk,hati, Daging, ikan, ayam yang
ikan, ayam digiling atau diawet, digoreng, daging
dicincangdan direbus, babi, telur diceplok atau
disemur, ditim, digoreng
dipanggang,telur ayam
direbus, didadar
Sumber protein nabati Tahu, tempe direbus, ditim, Tahu, tempe, digoreng:
ditumis, kacang hijau kacang tanah, kacang merah,
direbus, dan dihaluskan kacang tolo
Lemak Margarin dan mentega Macam macam minyak dan
lemak hewan,santan
Sayuran Sayuran yang tidak banyak Sayuran lain dimasak dan
serat dan tidak menimbulkan sayuran mentah
gas: bayam, bit, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat
direbus dan ditumis
Buah buahan Pepaya,pisang, jeruk garut, Buah yang tinggi serat atau
sari buah: pir dan peach dapat menimbulkan gas
seperti jambu biji, nanas,
kedondong, durian
Minuman Sirop, teh Minuman yang mengandung
soda dan alkohol, kopi
Bumbu Garam, gula, vetsin : bawang Merica, cuka dan bumbu
dalam jumlah terbatas: bumbu lain yang merangsang
kunci,kencur, jahe,kunyit,
terasi

Contoh menu

Pagi Pukul 10.00


bubur nasi/nasi tim poding maezena+saos sirop
telur ½ masak susu
setup wortel
teh manis
Siang Pukul 16.00
Bubur nasi tim Kue talam

19
Semur daging giling Susu
Setup bayam
Pepaya
Sore Pukul 20.00
Bubur nasi/nasi tim Roti bakar
Sup daging giling Orak arik telur
Tumis labu siam+tomat
Pisang

E. Diit Lambung IV

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diit lambung III atau kepada
penderita ulcus pepticum ringan, gastritis ringan,oesophagitis ringan, serta typhus
abdominalis yanghampir sembuh.Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa,
tergantung toleransi si penderita. Makanan ini cukupkalori dan semua zat zat gizi.

Bahan makanan yang diberikan sehari

Berat urt
Beras 200 g 4 gls tim
Maezena 15 g 3 sdm
Biskuit 20 g 2 bh
Daging 100 g 2 ptg sdg
Telur 50 g 1 btr
Susu 400 g 2 gls
Tempe 100 g 4 ptg sdg
Sayuran 200 g 2 gls
Buah 200 gr 2 ptg pepaya sdg
Minyak 25 g 2 ½ sdm
Gula pasir 40 g 4 sdm

Nilai gizi

Pagi Pukul 10.00


Beras 50 g 1 gls tim Maezena 15 g 3 sdm
Telur 50 g 1 btr Susu 200 g 1 gls
Sayuran 50 g ½ gls Gula pasir 20 g 2 sdm
Gula pasir 10 g 1 sdm
Minyak 5g ½ sdm

Siang dan Pukul 16.00


sore
Beras 75 g 1 ½ gls tim Biskuit 20 g 2 biji
Daging 50 g 1 ptg sdg Susu 200 g 1 gls
Tempe 50g 2 ptg sdg Gula pasir 10 g 1 sdm

20
Sauran 75 g ¾ gls
Pepaya 100 g 1 ptg sdg
Minyak 10 g 1 sdm

Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan

Golongan bahan makanan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh
diberikan diberikan
Hidrat arang Beras ditimm, nasi: kentang Beras ketan,bilgur, jagung,
direbus, dipuree: makaroni, cantel: ubi, singkong,
mie behun direbus, tales,kentang digoreng : cake,
roti,biskuit dodol
Sumber protein hewani Daging sapi empuk,hati, Daging , ikan, ayam yang
ikan, ayam digiling atau dikaleng, dikeringkan,
dicincangdan direbus, diasap, diberi bumbu bumbu
disemur, ditim, tajam: daging babi, telur
dipanggang,telur ayam digoreng
direbus, didadar
Sumber protein nabati Tahu tempe direbus, ditim, Tahu, tempe digoreng:
ditumis: kacang hijau direbus kacang tanah,kavcang
merah,kacang tolo
Lemak Margarin, minyak santan Lemak hewan, santan kental
encer
Sayuran Sayuran yang tidak banyak Nangka dan lain lain sayuran
serat dan menimbulkan gas yang banyak serat dan
menimbulkan gas, sayuran
mentah
Buah buahan Pepaya, pisang, sawo, jeruk Buah yang tinggi serat, atau
garut, sari buah, buah dalam dapat menimbulkan gas
kaleng seperti jambu biji, nanas,
kedondong, durian
Bumbu bumbu Garam, gula, bawang Merica, cuka
dalamjumlahterbatas
:jahe,kunyit, kencur, terasi

Contoh menu

Pagi Pukul 10.00


Nasi tim/nasi Poding+saos susu
Telur dadar
Setup wortel
Siang Pukul 16.00
Nasi tim/nasi Biskuit

21
Semur daging Susu
Tahu bumbu tomat
Setup bayam
Pepaya
Sore
Nasi tim/nasi
Ikan bumbu tomat
Tim tempe
Sayur lodeh
Pisang

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus
peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan
kanker lambung. Diet pada pasien penyakit lambung ada 4 tahap , dan setiap tahap
mempunyai cara atur diet yang berbeda - beda

B. Saran

22
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembelajaran kami kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

R.S Dr. Cipto Mangunkusumo, Bagian Gizi dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 1986 .

Penuntun Diit. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Dr. Andry Hartono,SpGK. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2: EGC

23
MAKALAH GIZI DAN DIET

“Diit Hati”

24
Oleh :

Kelas 1 A

Kelompok 1

Adisti Dinda Tiara Putri (183110161)

Chairunas Amnusy (183110167)

Ghina Ridwan (183110175)

Miftahul Rahmi (183110181)

Rafika Fairusyil Husna (183110188)

Siska Fadillah (183110194)

Dosen Pembimbing :
Wiwi Sartika, DCN.M.Biomed

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini dibuat untuk memenuhi

25
tugas dari mata ajaran “Diit Hati” sekaligus menambah pengetahuan bagi pembaca tentang
materi ini.
Masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah yang kami buat ini.
Tujuan dan harapan kami, sekiranya makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan juga bisa menjadi sumber pengetahuan dalam bidang keperawatan. Kami juga
mengharapkan kiranya makalah ini dapat di terima dan bisa sesuai dengan harapan dosen.

Padang, 09 April 2019

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar i

26
Daftar isi i

BAB I PENDAHULUAN

Patofisiologi 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

F. Definisi Hati 3
G. Diit pada Penyakit Hati 3

BAB III PENUTUP

C. Kesimpulan 15

Daftar pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

27
A. Patofisiologi
Hemokromatosis

Tubuh memerlukan zat besi untuk memproduksi hemoglobin dalam sel darah merah
yang berfungsi untuk mengikat dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi diserap
dari makanan yang dikonsumsi, sesuai kebutuhan. Umumnya hanya 8-10% zat besi dari
makanan yang diserap oleh tubuh. Sedangkan pada penderita hemokromatosis, penyerapan
zat besi bisa sampai 4 kali lipat dari normal. Selain itu, terdapat juga gangguan pada proses
pengangkutan zat besi di dalam tubuh, yang berkaitan dengan kerja hormon hepcidin.
Pengangkutan zat besi oleh ferroportin dihambat oleh hepcidin, sehingga  zat besi tidak dapat
dimetabolisme dan dikeluarkan dari dalam tubuh. Apabila penumpukan zat besi ini terjadi
dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan kerusakan fatal pada berbagai organ
tubuh.Berdasarkan penyebabnya, penyakit hemokromatosis dikelompokan menjadi dua, yaitu
primer dan sekunder.
Hemokromatosis Primer
Hemokromatosis primer disebabkan oleh mutasi gen HFE yang berfungsi mengatur jumlah
penyerapan zat besi oleh tubuh. Terdapat 2 jenis mutasi gen HFE, yaitu C282Y dan H63D.
Hemokromatosis akan muncul apabila seseorang mewarisi kelainan genetik ini dari kedua
orangtuanya (ayah dan ibu), dan pasti akan menurunkan kelainan ini ke anaknya.
Sementara apabila seseorang mewarisi kelainan ini hanya dari salah satu orangtua (ayah saja
atau ibu saja), maka dia hanya merupakan pembawa sifat (carrier) yang bisa saja tidak
menunjukkan gejala apapun, namun berpotensi menurunkan kelainan ini ke anaknya.
Ada 2 jenis hemokromatosis primer khusus yang perlu diketahui, yaitu:

1. Juvenile hemochromatosis. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi gen hemojuvelin,


bukan pada gen HFE. Gejala muncul lebih awal, yaitu antara usia 15 sampai 30 tahun.
2. Neonatal hemochromatosis. Penimbunan zat besi yang parah sehingga menyebabkan
kerusakan hati pada bayi baru lahir, dan biasanya berujung pada kematian.

Hemokromatosis Sekunder
Dikatakan hemokromatosis sekunder apabila kelainan penyerapan dan penimbunan zat besi
dalam tubuh disebabkan oleh adanya faktor atau gangguan lain, seperti:

1. Anemia.
2. Sering melakukan transfusi darah (khususnya pada penderita anemia bulan sabit dan
talasemia).
3. Dialisis atau cuci darah pada organ hati.
4. Penyakit hati kronis.
5. Terlalu banyak mengonsumsi alkohol.

Risiko terkena hemokromatosis sekunder meningkat jika ada riwayat penyakit diabetes dan
jantung dalam keluarga. Selain itu, mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C dan
zat besi dalam jangka watu lama juga dapat meningkatkan penyerapan dan penimbunan zat
besi oleh tubuh.
Hepatitis

28
Patofisiologi Infeksi hepatitis viral tipe B/C menimbulkan peradangan sel hati.
Peradangan ini menyebabkan nekrosis meliputi daerah yang luas (hepatoseluler), terjadi
kolaps lobulus hati dan ini memacu timbulnya jaringan parut disertai terbentuknya septa
fibrosa difus dan nodul sel hati, walaupun etiologinya berbeda, gambaran histologi sirosis
hati sama atau hampir sama, septa bisa dibentuk dari sel retikulum penyangga yang kolaps
dan berubah jadi parut. Jaringan parut ini dapat menghubungkan daerah porta dengan sentral.
Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul dengan berbagai macam ukuran dan ini
menyebabkan distorsi percabangan pembuluh hepatik dan gangguan aliran darah porta, dan
menimbulkan hipertensi portal. Hal demikian dapat pula terjadi pada sirosis alkoholik tapi
prosesnya lebih lama. Tahap berikutnya terjadi peradangan pada nekrosis pada sel duktules,
sinusoid, retikulo endotel, terjadi fibrinogenesis dan septa aktif. Jaringan kolagen berubah
dari reversible menjadi ireversibel bila telah terbentuk septa permanen yang aseluler pada
daerah porta dan parenkim hati. Gambaran septa ini bergantung pada etiologi sirosis. Pada
sirosis dengan etiologi hemokromatosis, besi mengakibatkan fibrosis daerah periportal, pada
sirosis alkoholik timbul fibrosis daerah sentral. Sel limposit T dan makrofag menghasilkan
limfokin dan monokin, mungkin sebagai mediator timbulnya fibrinogen. Mediator ini tidak
memerlukan peradangan dan nekrosis aktif. Septal aktif ini berasal dari daerah porta
menyebar ke parenkim hati.

Abses Hepar

Hati menerima darah dari sirkulasi sistemik dan system portal. Peningkatan infeksi
meningkat seiring dengan banyaknya paparan bakteri. Namun, sel-sel kupfer melapisi
sinusoid hati dan membersihkan bakteri dengan sangat efisien sehingga infeksi jarang terjadi.
Beberapa proses telah dihubungkan dengan proses abses hepar di bawah ini. Apendisitis dulu
menjadi penyebab utama abses hepar karena diagnosis dan penangangan yang lambat, namun
sekarang diagnosis dan penanganannya lebih baik dan cepat sehingga frekuensi menjadi
penyebab abses hepar menurun menjadi 10%. Penyakit saluran empedu sekarang menjadi
sumber paling umum dari asbes hepar piogenik. Obstruksi aliran empedu memungkinkan
proliferasi bakteri. Penyakit batu empedu, keganasan obstruktif yang mempengaruhi saluran
empedu, striktur, dan penyakit kongenital empedu yang bisa memicu kondisi abses hepar.
Abses hepar dari sumber biliaris biasanya multipel abses. Infeksi organ pada sistim portal
dapat menyebabkan trombloflebitis septik lokal yang dapat menyebabkan abses hepar.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaaskan definisi hati!
2. Jelaskan diit pada penyakit hati!

C. Tujuan
1. Mahasiswa memahmi dan mengetahui definisi hati
2. Mahasiswa memahami dan mengetahui diit pada penyakit hati

BAB II

PEMBAHASAN

29
A. Definisi Hati

Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi
proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein
dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk
dalm tubuh . Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara
optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit
serius.

Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam
tubuh. Beratnya sekitar 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan
abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara dengan
fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500 pekerjaan dilakukan oleh lever. Hati
menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia,
termasuk yang diserap dari permukaan kulit. Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral
(termasuk zat besi), dan gula, mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta
ekskresi kolesterol.

Fungsi hati :

a. Membersihkan unsure unsure gizi dari unsur unsure yang membahayakan tubuh
b. Mengatur pembagian unsure unsure gizi ke bagian bagian tubuh yang memerlukannya
c. Menyimpan kelebihan unsure-unsur gizi untuk cadangan
d. Mengatur pembuangan beberapa zat sisa

B. Diit pada Penyakit Hati


a. Tujuan Diet Penyakit Hati
Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi
hati, dengan cara:

1. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan
meningkatkan fungsi hati yang tersisa.
2. Mencegah katabolisme protein.
3. Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang.
4. Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus dan hipertensi portal.
5. Mencegah koma hepatik.
6. Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen.
7. Mengatasi malabsorbsi lemak.

b. Penyebab Penyakit Hati


Beberapa penyebab penyakit hati antara lain:

30
1. Penyakit hati karena infeksi misalnya hepatitis virus)Yaitu ditularkan melalui
makanan & minuman yang tekontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang
terkontaminasi, kegiatn seksual, dll.
2. Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu)
3. Alkohol bersifat toksik tehadap hati. Adanya penimbunan obat dalam hati (seperti
acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme obat dapat menyebabkan
penyakit hati.
4. Genetika atau keturunan (misalnya hemochromatosis)
5. Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun)

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang ditimbulkan karena adanya


perlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri. Pada hepatitis autoimun umunya yang
dilawan adalah sel-sel hati, sehingga terjadi peradangan yang kronis.

6. Kanker (misalnya Hepatocellular Carcinoma)

Kanker hati dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik diantaranya aflatoxin,


polyvinyl chloride (bahan pembuat plastik),virus, dll. Aplatoxin merupakan racun
yang diproduksi oleh Aspergillus flavus dan dapat mengkontaminasi makanan
selama penyim pangan, seperti kacang-kacangan, padi & singkong terutama pada
daerah tropis. Hepatitis B dana C maupun sirosis hati dapat berkembang menjadi
kanker hati.

c. Macam – Macam Diet Pada Penyakit Hati


Terdapat 3 jenis diet khusus penyakit hati. Hal ini didasarkan pada gejala dan
keadaan penyakit pasien. Jenis diet penyakit hati tersebut adalah Diet Garam Rendah I
(DGR I),Diet Hati I (DH I), Diet Hati II (DH II), dan Diet Hati III (DH III). Selain itu
pada diet penyakit hati ini juga menyertakan Diet Garam Rendah I.

1) Diet Garam Rendah I (DGR I)


Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau atau
hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan garam dapur.
Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar Natrium pada Diet
garam rendah I ini adalah 200-400 mg Na.

2) Diet Hati I (DH I)


Diet Hati I diberikan bila pasien dala keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat
diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien,
makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30
g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan
asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid /BCAA) yaitu leusin,
isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna,
pemberian cairan maksimal 1 L/hari.Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat
besi, dan tiamin; karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut

31
beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah.
Bila ada asites hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam
Rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga
diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.

Bahan Makanan                    berat (g)                       urt

beras                                      120                              4 gls bubur

telur ayam                             50                                1 btr

maizena                                 20                                4 sm

daging                                   50                                1 ptg sdg

sayuran                                  200                              2 gls

buah                                      300                              3 ptg sdg pepaya

margarin                                20                                2 sdm

gula pasir                               100                              10 sdm

Nilai Gizi

Energi                       1394 kkal                    Besi                             11,3 mg

Protein                      28 g                             Vitamin A                   12018 RE

Lemak                       37 g                             Tiamin                         0,5mg

Karbohidrat              244 g                           Vitamin C                   271 mg

Kalsium                     271mg

32
Pemberian makanan sehari

Pagi Siang Malam

Bubur Bubur Bubur nasi/tim


ayam nasi/tim Perkedel daging
Telur ½ Gadon Sup wortel + labu
masak daging siam
Jus tomat Setup Pisang
Pukul bayam
10 : Pukul
Puding 16.00:
maizena Sirup
+ sirup
Air jeruk

3) Diet Hati II (DH II)


Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II kepada pasien
dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam
bentuk lunak / biasa. Protein diberikan 1 g/Kg berat badan dan lemak sedang (20-25%
dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini cukup
mengandung energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi kurang kalsium dan tiamin.
Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai diet hati II
rendah garam. Bila asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet
Rendah garam I.

Bahan makanan          berat (g)                       urt

Beras                                200                              4 gls tim

Maizena                            40                                8 sdm

Daging                             100                              2 ptg sdg

Telur ayam                       50                                1 btr

Tempe                              50                                2 ptg sdg

Sayuran                            200                              2 gls

33
Buah                                 300                              3 ptg sdg pepaya

Minyak                             25                                2 ½ sdm

Gula pasir                         70                                7 sdm

Nilai Gizi

Energi                               1973 kkl                      Besi                 18,8 mg

Protein                              53 g                             Vitamin A       26671 RE

Lemak                              55 g                             Tiamin             0,7 mg

Karbohidrat                      318 g                           Vitamin C       271 mg

Kalsium                            295 mg                        Natrium           194 mg

Pemberian makanan sehari

Pagi Siang Malam

Bubur Nasi/tim Nasi/tim


manado Semur Lele bakar kecap
Telur ½ bola-bola Pepes tempe
masak daging Sayur lodeh
Teh Souffletahu Pepaya
manis saos tomat
Pukul Tumis
10 ; bayam
Ongol- Selada
ongol + buah
kelapa Pukul
muda 16.00:
Jus apel Puding
karamel
Sirup

4) Diet Hati III (DH III)

34
Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada
pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati
yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, lemak, mi9neral dan
vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya tetensi garam atau air, makanan
diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.

Bahan makanan          berat (g)                       urt

Beras                                200                              4 gls tim

Maizena                            40                                8 sdm

Daging                             100                              2 ptg sdg

Telur ayam                       50                                1 btr

Tempe                              50                                2 ptg sdg

Sayuran                            200                              2 gls

Buah                                 300                              3 ptg sdg pepaya

Minyak                             25                                2 ½ sdm

Gula pasir                         70                                7 sdm

Nilai Gizi

Energi                               1973 kkl                      Besi                 18,8 mg

Protein                              53 g                             Vitamin A       26671 RE

Lemak                              55 g                             Tiamin             0,7 mg

Karbohidrat                      318 g                           Vitamin C       271 mg

35
Kalsium                            295 mg                        Natrium           194 mg

Pemberian makanan sehari

Pagi Siang Malam

Nasi/tim Nasi/tim Nasi/tim


Telur Ikan Empal daging
ceplok air bakar + Oseng-oseng tempe
Setup saos Sup kacang polong +
buncis tomat wortel
Susu Tumis Pepaya
Pukul tahu
10 : Sup
Bubur bayam
kacang Apel
hijau Pukul
Teh 16.00:
Kelepon
Teh

d. Syarat Diet Penyakit Hati


Tujuan pengaturan diet pada penderita penyakit hati adalah memberikan makanan
cukup untuk mempercepat perbaikan fungsi tanpa memperberat kerja hati. Syaratnya
adalah sebagai berikut:
1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap
sesuai kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/Kg BB.
2. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang
mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan
lemak dengan asam lemak rantai sedang. Pemberian lemak sebanyak 45 Kg dapat
mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3. Protein agak tinggi, yaitu 1.25-1.5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein.
Asupan minimal protein 0.8-1g/Kg BB, protein nabati memberikan keuntungan
karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses.
4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu,
diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada
anemia.
5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien
mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa
sesuai kemampuan saluran cerna.

36
Bahan Makanan Yang boleh Maupun Yang Tidak Boleh Diberikan Pada Orang Yang
Menderita Penyakit Hati
Bahan makanan yang diperbolehkan :
1. Makanan Sumber Zat Tenaga/Kalori
a) Beras, kentang, makaroni, bihun, havermunt
b) Gula pasir, sirup, madu, selai
c) Minyak margarin, mentega, santan encer
2. Makanan Sumber Protein
a) Daging sapi tanpa lemat, hati, ikan, ayam
b) Telur
c) Susu sapi, susu kental, skim, yogurt
d) Tahu, tempe, kacang ijo
3. Makanan Sumber Pengatur (vitamin & mineral)
a) Semua sayuran kecuali yang menimbulkan gas seperti kol, sawi dan lobak
b) Semua buah kecuali yang menimbulkan gas seperti nangka, duren, cipedak, apel
4. Bumbu-Bumbu
a) Garam dapur dalam jumlah terbatas
b) Lada, kayu manis, bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, salam dan sereh

Bahan makanan yang tidak diperbolehkan :


a) Beras ketan, ubi, singkong, talas
b) Daging berlemak (Sapi berlemak, kambing, babi)
c) Daging/ikan diawetkan (kornet, sosis, sarden, diasapin, diasinin, pindang)
d) Keju
e) Es krim
f) Kacang merah, pasta kacang tanah
g) Buah & Sayuran yang bergas serta buah dan sayuran asinan yang diawetkan
h) Bumbu-bumbu kuat seperti cabe, garam tinggi (mecin, soda kue, petis, tauco,
kecap asin, saus)
i) Alkohol, beer, wisky
j) Tape dan rokok
k) Terlalu lelah (workholic)/memporsir bekerja.

e. Pencegahan Terhadap Penyakit Hati


Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga organ hati agar tetap
sehat. Pertama adalah mengurangi beban kerja hati. Perubahan sederhana dalam diet
dapat membantu hal ini. Karena hati mengubah dan menghilangkan racun dari segala
yang makan dan minum, diet gizi seimbang yang baik merupakan permulaan yang
baik.
1. Berikut beberapa anjuran diet yang mungkin membantu:
a. Siram sistem tubuh dengan minum delapan gelas air sehari.
b. Pertimbangkan diet rendah lemak, rendah sodium dan tinggi serat. Hindari
makan terlalu berlemak tinggi seperti makanan gorengan, kentang goreng dan
sebagian besar makanan cepat saji. Makanan bermutu rendah yang diolah

37
seperti makanan kaleng atau dibekukan dan daging dan keju proses kadang-
kadang mengandung sedikit serat atau kurang gizi. Sering kali makanan
tersebut mengandung banyak garam dan sebaiknya dihindari. Tetapi, tidak ada
aturan yang mutlak berkaitan dengan hal ini. Makanan bermutu tinggi yang
diawetkan dengan baik dan makanan yang dibekukan juga dapat mempunyai
nilai gizi yang sangat tinggi jika dipakai dengan hati-hati.
c. Biasakan diri dengan kandungan dan isi makanan yang dibeli. Jika
memungkinkan, makan buah dan sayuran dengan mutu terbaik, dan bahan
tersebut, baik organik atau komersial, harus dicuci dengan hati-hati sebelum
dimakan.
d. Hati-hati dengan makanan apa pun jika tidak tahu sumbernya. Misalnya,
beberapa jamur liar yang tampaknya aman dapat menghancurkan hati
seseorang dalam beberapa hari saja.
e. Penting untuk mempertahankan pemasukan protein dan berat badan yang
cukup.
f. Jika hati rusak, kurangi garam dalam diet. Daging cenderung mengandung
banyak garam. Makanlah sayuran kaya protein. Protein hewani mencakup
daging, ikan, telur, unggas dan produk susu. Daging tidak berlemak adalah
yang terbaik. Buang lemak dari daging merah dan kulit dari unggas.
g. Jangan mengkonsumsi ikan mentah atau ikan pemakan bangkai (ikan lele,
dll.). Bisa jadi mereka mengandung bahan kimia dan bakteri yang
membahayakan hati. Pasien dengan masalah hati terutama harus waspada
terhadap segala macam kerang, karena kerang dapat menjadi sumber hepatitis
A. Seseorang dengan hati yang sudah rusak atau terbebani tidak perlu
mendapat tugas tambahan. Karena hati menjaga kadar glukosa, yang penting
untuk fungsi otak dan sistem saraf, dianjurkan makan makanan dalam jumlah
sedikit tetapi sering. Ini mengurangi kerja hati.

f. Pengobatan Terhadap Penyakit Hati Dan Kandung Empedu


Pengobatan umum terhadap orang yang terkena penyakit kandung empedu
termasuk istirahat total, pemberian nutrisi parenteral, diet ringan, obat penghilang rasa
nyeri seperti petidin dan antipasmodik. Pemberian antibiotik pada fase awal sangat
penting untuk mencegah komplikasi peritonitis, kolangitis, dan septisemia. Golongan
ampisilin, sefalosporin dan metronidazol cukup memadai untuk mematikan kuman-
kuman yang umum terdapat pada kolesistitis akut seperti E.coli, strep. Faecalis dan
Klebsiella. Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri
yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau
mengurangi makanan berlemak.Sedangkan pada orang yang terkena penyakit hati
diberi imunisasi dan imunitas sementara.

38
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mengatasi penyakit hati, pasien perlu mengatur pola dietnya. Adapun
tujuan dalam diet penyakit hati yaitu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal tanpa memberatkan fungsi hati. Dalam diet penyakit hati ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi, sedangkan untuk jenis diet itu sendiri dibagi menjadi 4 yaitu Diet
Garam Rendah I, Diet Hati I, Diet Hati II, Diet Hati III. Dimana masing-masing jenis
memiliki indikasi pola diet tersendiri.

39
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2005, Penuntun Diet, Jakarta: Gramedia.

Sjahmien Moehji B.Sc.,1979,Ilmu Gizi Jilid I,Jakarta:Bhratara

40

Anda mungkin juga menyukai