Anda di halaman 1dari 44

DROWNING

Skenario 5 blok 24
KEGAWATDARURATAN
KLASIFIKASI TENGGELAM

A. BERDASARKAN KONDISI PARU-PARU KORBAN


1) Typical Drawning
Keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran pernapasan korban saat korban tenggelam.
2) Atypical Drawning
a. Dry Drowning
• Keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak ada cairan yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
b Immersion Syndrom
• Terjadi terutama pada anak-anak yang tiba-tiba terjun ke dalam air dingin ( suhu < 20°C ) yang
menyebabkan terpicunya reflex vagal yang menyebabkan apneu, bradikardia, dan vasokonstriksi dari
pembuluh darah kapiler dan menyebabkan terhentinya aliran darah koroner dan sirkulasi serebaral.
c Submersion of the Unconscious
• Sering terjadi pada korban yang menderita epilepsy atau penyakit jantung khususnya coronary atheroma,
hipertensi atau peminum yang mengalami trauma kepala saat masuk ke air .
d Delayed Dead
• Keadaan dimana seorang korban masih hidup setelah lebih dari 24 jam setelah diselamatkan dari suatu
episode tenggelam.
B. BERDASARKAN KONDISI KEJADIAN
1) Tenggelam
• Suatu keadaan dimana penderita akan meneguk air dalam jumlah yang banyak
sehingga air masuk ke dalam saluran pernapasan dan saluran nafas atas tepatnya
bagian apiglotis akan mengalami spasme yang mengakibatkan saluran nafas
menjadi tertutup serta hanya dapat dilalui oleh udara yang sangat sedikit.

2) Hampir Tenggelam
• Suatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan membatukkan air keluar.
KLASIFIKASI TENGGELAM

• Tenggelam kering (Dry Drowning), • Tenggelam sekunder (secondary


yaitu kematian sebelum menghirup drowning), yaitu: terjadi beberapa
air. Tenggelam kering dapat terjadi hari setelah korban tenggelam dan
jika tenggelam air tawar ataupun air diangkat dari air. Korban meninggal
asin. Pada keadaan ini cairan tidak karena komplikasi yang diakibatkan
masuk kedalam saluran nafas, tetapi tenggelam , seperti aspirasi,
saat air akan masuk kedalam saluran pneumonia, dan ketidakseimbangan
nafas, terjadi spasme laring yang elektrolit.
menyebabkan tertutupnya jalan
nafas. • Tenggelam dalam air dingin (cold
immer sionsyndrome/immer sionsyn
• Tenggelam basah (wet drome), yaitu: saat seseorang
drowning),yaitu:kematian terjadi tenggelam dalam air dingin, reseptor
sesudah menghirup air. Pada keadaan suhu pada kulit teraktivasi secara
ini cairan memasuki tiba-tiba dan dapat menginhibisi
saluranpernafasan korban refleks vagal yang menyebabkan
terhentinya nafas dan jantung tiba-
tiba.
MANIFESTASI KLINIS

Tenggelam di Air Laut


Menahan
Berusaha
Periode panik napas secara Hipoksia
tetap diatas air
volunter

Aspirasi cairan Menarik napas


Gangguan Obstruksi
ke sal napas secara
perfusi Jalan Nafas
atau sal cerna involunter

Anoksia Penurunan
Hiperkapnea Sianosis
serebral kesadaran
Suhu dibawah 28 derajat
celcius

Kegagalan pengaturan suhu


tubuh oleh hipotalamus

Hipotermi

Penurunan metabolisme
dan proses fisiologi tubuh

Refleks fisiologi
bradikardia pulselessness
dalam air
Air asin
Kandungan garam
mengencerkan Kondisi hipertonis
tinggi
surfaktan di alveoli

Cairan &plasma
Edema paru
tertarik ke paru
Manifestasi Lain

• Fibrilasi ventrikel
• Cardiac arrest
• Retraksi otot pernapasan
• Muntah sesudah diberi pertolongan
Mekanisme tenggelam
STARTS Tidak dpt Sadar untuk HOLD ONE’S
menjaga jalan meludahkan air-> BREATH ±1 min
napas sedikit tertelan (sadar)

N.Vagus Dorongan
Aspirasi air ke
terangsang -> inspirasi >>->
Nasofaring/Orofa
Batuk + pasien kembali
ring
Laringospasme bernapas

Kadar O2 turun
Gasping (megap-
Deplesi O2 & jauh ->
megap),
resistensi CO2 Laringsopasme
Hiperventilasi
release

Aspirasi air
Hipoksemia >>> semakin
bertambah
Patofisiologi
PATOFISIOLOGI
Tenggelam air asin

Dorongan untuk
Korban akan bernafas akan
menahan nafas & menyebabkan
panik inspirasi spontan &
terengah-engah

Aspirasi cairan ke
Hipoksemia
dalam jalan nafas
Tenggelam dalam Air asin

Terjadi hemokonsentrasi, cairan


dari sirkulasi tertarik keluar

Masuk ke jaringan paru

Menyebabkan edema paru


yang cepat
Tenggelam dalam Air Asin

Air asin masuk ke dalam darah

Hematokrit dan Na Plasma


meningkat

Viskositas darah meningkat

Payah Jantung
Tenggelam air tawar
Inhalasi air tawar

Laringospasme

Masuk kedalam
alveolus paru-
paru

Hipervolemi Hemodilusi hebat Hemolisis


(> 72%)

Perubahan
Tek. Sistole
biokimiawi

K+ meningkat, Na+
Ventrikel fibrilasi
dan Cl- menurun

Anoksia
Anoksia cerebri Mati
myocardium
PATOFISIOLOGI
Diagnosis
Pemeriksaan Luar
Tanda – tanda yang ditemukan pada pemeriksaan luar adalah :

1. Buih halus pada hidung dan mulut akibat asfiksia. (shaking


phenomenon)
2. Ujung – ujung jari dan tangan keriput karena ambibisi cairan pada
lapisan keratin. (washerwoman’s hands)
3. Lebam mayat diseluruh permukaan tubuh
4. Cadaveric spasme. Ini menunjukkan bahwa waktu korban mati,
berusaha mencari pegangan lalu terjadi kaku mayat.
Perdarahan berbintik
Washerwoman Hands
Pemeriksaan Dalam
• spasme laring
• buih halus akibat asfiksia
• edema paru
• pada lambung sering didapatkan cairan
• pleura dapat berwarna kemerahan dan terdapat bintik – bintik
kemerahan
• Perdarahan berbintik (petechial haemmorrhages), dapat ditemukan pada
kedua kelopak mata, terutama kelopak mata bagian bawah.
Pemeriksaan Laboratorium
• Salah satu yang digunakan untuk memastikan terjadi dan lokasi tenggelam
adalah
Diatom
• diatom bersifat uniseluler dan membentuk koloni
• terdapat >200 genus dan 8.000 spesies diatom.
• bila jumlah diatom dibawah minimal atau tidak ada maka bisa
disimpulkan bahwa korban sudah mati sebelum berada di air.
TATALAKSANA

Pertolongan Pertama pada


Korban Tenggelam
Prinsip Pertolongan di Air

RAIH LEMPAR DAYUNG

MENGGUNAKAN
ALAT APUNG
• Pindahkan penderita
secepat mungkin dari air.

• Bila ada kecurigaan cedera


spinal, satu penolong
mempertahankan posisi
kepala, leher dan tulang
punggung dalam satu garis
lurus.
• Buka jalan nafas penderita,
periksa nafas.
• Upayakan wajah penderita
menghadap ke atas

Airway

Breathing
Circulation
• Bila ada kecurigaan cedera spinal • Sampai di darat atau perahu
satu penolong mempertahankan lakukan penilaian dini dan
posisi kepala, leher dan tulang
punggung dalam satu garis lurus.
RJP bila perlu.
Pertimbangkan untuk
menggunakan papan spinal
dalam air, atau bila tidak
memungkinkan pasanglah
sebelum menaikan penderita ke
darat.
• Berikan oksigen bila ada
sesuai protokol
• Sampai di darat atau perahu
lakukan penilaian dini.

• Jagalah kehangatan tubuh


penderita, ganti pakaian
basah dan selimuti.
• Lakukan pemeriksaan
fisik, rawat cedera yang
ada.
• Segera bawa ke fasilitas
kesehatan.
Penanganan di RS

Pengobatan dilakukan sesuai dengan kategori klinis. Korban pada


pasien kategori A dan B biasanya hanya membutuhkan
perawatan medis supportif, sedangkan pasien kategori C
membutuhkan tindakan untuk mempertahankan kehidupan dan
perawatan intensif.
Kategori A

Pertolongan dimulai dengan,


 memberikan oksigen
 melakukan pemeriksaan fisik
 dan melakukan pemeriksaan PaO2 arteri, PaCO2, pH,
jumlah sel darah, elektrolit, serta rontgen thorax.

Pada asidosis metabolik yang belum terkompensasi, dapat


diberikan O2, pemanasan, dan pemberian Bik-Nat.
Kategori B

Masalah pernapasan biasanya lebih menonjol sehingga


selain pemberian oksigen perlu diberikan:
• Bik-Nat
• Furosemid
• Aerosol B simptometik
• Antibiotik

Pemberian infus sering diberikan untuk meningkatkan fungsi


hemodinamik. Cairan yang biasanya digunakan adalah cairan
isotonik (Ringer lactat, NaCl fisiologis) dan cairan yang
dipakai harus cukup panas. . NGT harus dipasang sejak
pertama pasien ditolong.
Kategori C

Tindakan yang paling penting untuk kategori ini adalah


intubasi dan ventilasi. Kecepatan ventilasi awal 1,5 sampai 2
kali kecepatan pernapasan normal sesuai dengan usia korban,
tekanan espirasi 4 sampai 6 Cm H2O.

Penyesuaian ini harus dilakukan untuk mendapatkan nilai gas


darah arteri sebagai berikut PaO2100 mmHg atau 20--
30 mmHg. Bik-Nat, bronchodilator, diuretik, dan antibiotik
diberikan apabila korban tenggelam.
Kategori C

Disfungsi kardiovaskular harus dikoreksi dengan cepat untuk


menjamin tranfer oksigen yang adekuat ke jaringan.

Resusitasi jantung paru perlu dilanjutkan pada korban yang


mengalami hipotensi dan syok setelah membaiknya ventilasi dan
denyut nadi harus diberikan bolus cairan kristaloid 20 ml/kgBB.

• obat inotropik IV harus diberikan.


• Dopamin dan Dobutamin
• Epinefrin
• Pasien dengan suhu tubuh < 30oC harus segera dipanaskan.
KOMPLIKASI TENGGELAM PADA PARU
1. Pneumonia (paru-paru basah) adalah peradangan
jaringan di salah satu atau kedua paru-paru yang
biasanya disebabkan oleh infeksi.

2. Infeksi Karena adanya cedera, organisme


patogen, bahan asing yang masuk.
3. Ensefalopati hipoksik iskemik adalah suatu
sindroma yang ditandai dengan adanya kelainan
klinis dan laboratorium yang timbul karena
adanya cedera pada otak yang akut yang
disebabkan karena asfiksia (kematian mendadak
akibat kekurangan oksigen, dikarenakan paru
penuh dengan cairan)

4. Edema paru (air berada dalam paru)


Membuat asupan oksigen menurun, maka penderita akan
kesulitan bernafas, sesak , gelisah, letih, lemas akibat
hiposekmia.
Prognosis
PROGNOSIS
• Pasien yang sadar mempunyai kesempatan yang baik untuk
bisa pulih sempurna.
• Pasien yang koma, dan sudah mengalami dilatasi pupil,
biasanya prognosis buruk.
• Prognosis juga ditentukan dari beberapa faktor seperti lama
waktu tenggelam, temperatur air, cedera yang menyertai saat
tenggelam, teknik penyelamatan dan respons pasien terhadap
resusitasi.
Prognosis buruk pada anak
• Usia < 3 tahun
• Tenggelam lebih lama dari 5 menit
• Resusitasi tidak dilakukan dalam 10 menit setelah anak
diselamatkan
• Adanya kejang, dilatasi pupil, deserbrasi, flaccid dan koma
• Asistol pada saat tiba di UGD
• PH darah < 7.1
• GCS < 5
• Apnea setelah diresusitasi

Anda mungkin juga menyukai