Anda di halaman 1dari 4

Kematian Akibat Listrik

Ahmad Syaukat dkk


Bagian/Departemen Forensik
RSUP Dr Mohammad Hoesin/FK Unsri Palembang
2017

PENDAHULUAN

Kematian akibat sengatan listrik (Electrocution) didefinisikan kematian akibat arus listrik
mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunya fungsi suatu organ dalam. Trauma akibat sengatan listrik merupakan jenis
trauma yang bisa berakibat fatal bagi manusia karena mempunyai nilai resiko kematian yang
tinggi. Sekitar 50% dari jumlah korban sengatan listrik akan mengalami kematian.
Banyaknya kasus trauma atau kematian akibat sengatan listrik terjadi di lingkungan keluarga
dimana sumber listrik bertegangan rendah biasa digunakan pada alat-alat kehidupan sehari-
hari. Trauma tersebut biasanya disertai adanya tetani otot pada daerah kontak fisik dan
gangguan pada jantung menyebabkan gangguan pada tubuh lainnya dan bahkan kematian.1,2

Tidak seperti luka bakar, luka listrik umumnya melibatkan beberapa sistem utama .
Jadi cedera akibat listrik mungkin termasuk luka bakar pada kulit dan jaringan yang lebih
dalam, gangguan irama jantung dan cedera sekunder terkait lainnya karena jatuh. Ampere,
tegangan, jenis arus (AC atau DC), lamanya kontak, resistensi jaringan dan jalur arus melalui
tubuh akan menentukan jenis dan luasnya cedera. Kematian mungkin karena fibrilasi
ventrikel, kelumpuhan pernapasan, trauma tumpul atau tenggelam. 1

Setelah seseorang tersengat listrik mungkin akan kehilangan kesadaran dan mati
karena jatuh dari ketinggian atau tenggelam dalam bak mandi tergantung lingkungan sekitar.
Fibrilasi ventrikel adalah mekanisme yang paling umum kematian. Tergantung pada tegangan
arus listrik, itu diklasifikasikan ke dalam arus tegangan rendah (kurang dari 1000 volt) dan
arus tegangan tinggi (lebih dari 1000 volt). tegangan rendah (arus rumah tangga) yang
terkenal dalam memproduksi fibrilasi ventrikel. Sementara tegangan tinggi (arus Industri)
melumpuhkan pusat pernapasan oleh efek Hyperthermic. Namun itu dari semua itu, ampere
yang merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan mematikan arus listrik bukan
tegangan listriknya. 2,3

Kasus kecelakaan karena listrik dapat terjadi dimana saja, bahkan sebagian besar
berada di rumah/menggunakan perabot rumah tangga. Dari hasil penelitian tahun 2001 di
Amerika Serikat yang telah memiliki standard keselamatan yang lebih tinggi dibandingkan
kebanyakan negara berkembang ternyata memiliki cukup banyak kasus kematian yang
disebabkan oleh sengatan listrik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh National Center for
Health Statistics, Consumer Product Safety Commission/EHHA ternyata installasi kabel
menduduki urutan pertama, yaitu 23% total kasus kematian, sementara penggunaan peralatan
rumah tangga menyumbang 17% kasus kematian.4,6

DEFINISI
Mati karena listrik didefinisikan sebagai kematian akibat arus listrik mengalir ke
dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi
suatu organ dalam. Listrik yang mengalir dalam tubuh biasanya akibat listrik industrial
maupun listrik rumah tangga. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan
menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan tubuh. Meskipun
luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam
yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.1,5

EPIDEMIOLOGI
Secara umum, luka bakar merupakan masalah Kesehatan yang serius. Diperkirakan
195.000 terjadi kematian akibat luka kebakaran setiap tahunnya. Sebagian besar akibat luka
kebakaran dan luka bakar listrik. Luka bakar temasuk 15 penyebab kematian terbanyak pada
anak-anak dan dewasa muda dengan kisaran sekitar 5-29 tahun. Asia tenggara diperkirakan
menyumbang setengah dari total angka kematian akibat kebakaran.6
The National Electronic Injury Surveillance System dari Komisi Keamanan Produk
Konsumen memperkirakan bahwa angka kematian akibat sengatan listrik mencapai angka
1000 sampai 1500 per tahun, dengan lebih dari 60% terjadi pada orang dewasa 15 sampai 40
tahun. Lebih dari 200 kematian per tahun dan sebagian besar terkait dengan pemakaian listrik
yang salah. Data dari Burn Center Rumah Sakit Cipto Mangunkusoma Jakarta dari tanggal
1 januari 2011 31 Desember 2012, didapatkan 275 angka kejadian luka bakar dan sekitar
73% adalah orang dewasa. Dan angka kejadian laki-laki sekitar 76,3%. 5,6
Sekitar 20% dari semua cedera listrik terjadi pada anak-anak, dengan puncak kejadian
terjadi pada balita dan remaja. Sebagian besar cedera listrik pada anak-anak terjadi di rumah
akibat kabel (60-70%) dan colokan listrik pada dinding (10-15%). Pada orang dewasa,
kebanyakan cedera listrik terjadi di tempat kerja dan merupakan penyebab utama keempat
kematian traumatis (5-6%) yang berhubungan dengan pekerjaan di Amerika Serikat.
Sepertiga dari trauma listrik dan sebagian besar trauma tegangan tinggi berhubungan dengan
pekerjaan. Angka kematian kerja akibat listrik di Amerika Serikat sekitar 1 kematian per
100.000 pekerja setiap tahunnya dengan rasio laki : perempuan adalah 9:1 hal ini dikarenakan
oleh terkait peerjaan. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang hampir sama yaitu bahwa
sekitar 80% terjadi pada pria.7,8

ETIOLOGI

MEKANISME KEMATIAN AKIBAT TRAUMA LISTRIK


Listrik terdiri atas aliran elektron melewati potensial gradien dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Listrik membutuhkan sirkuit lengkap untuk membentuk aliran terus-
menerus dan perbedaan potensial (diukur dalam volts (V)) untuk mendorong elektron melalui
sirkuit. Jenis dan luasnya cedera listrik ditentukan oleh tegangan, kekuatan arus, resistensi
terhadap aliran, durasi kontak dengan sumber, jalur aliran, dan jenis arus (yaitu, searah [DC]
atau bolak balik [AC]). Volume elektron melewati gradien tersebit diukur dalam ampere (A).
Hambatan adalah impendan melewati elektron (diukur dalam ohms []). Pada arus searah
(DC), elektron melewati potensial tegangan dalam satu arah. Contoh arus DC adalah baterai,
dan Batteries are a common source of DC current, and high-voltage DC current is commonly
used as a means for the bulk transmission of electrical power. Alternating current (AC) results
when the direction of electron flow changes rapidly in a cyclic fashion. In the United States,
standard household current is AC flowing at 60 cycles per second (Hz) and 110 V. In much of
the rest of the world the standard household current is 220 to 240 V flowing at 50 Hz. Six
factors determine the outcome of human contact with electrical current: voltage, type of
current, amount of current, resistance, pathway of the current, and duration of contact.5 In
many cases, the magnitude of only a few of these factors is known. Low voltage is arbitrarily
defi ned at less than 1,000 volts. As a general rule, high voltage is associated with greater
morbidity and mortality, although fatal injury can occur with low voltage as well. AC
exposure to the same voltage is considered to be about three times more dangerous than
exposure to the same voltage of DC current. The differences in the two types of current have
practical signifi cance only at low voltages; at high voltages both currents have similar
effects. Although AC current is more likely to produce explosive exit wounds, DC current
tends to produce discrete exit wounds. AC current is also more likely to cause muscular
tetany than DC current. However, high-voltage contacts to both AC and DC current can
produce a single violent skeletal muscle contraction, leading to the person appearing to be
thrown from a voltage source.

Anda mungkin juga menyukai