Disusun oleh:
Maziyyatul Faiqoh, S.Ked
21904101060
Dosen Pembimbing:
dr.Rina Yuda Novira, Sp.JP
BAB I
1
PENDAHULUAN
Jantung dalam keadaan normal berdenyut dengan irama yang teratur, yaitu
60- 100x/menit. Aritmia merupakan variasi- variasi di luar irama normal jantung
berupa kelainan pada kecepatan, keteraturan, tempat asal impuls atau urutan
aktivasi,1 dengan atau tanpa adanya penyakit jantung struktural yang
mendasari.1Kelainan irama jantung ini dapat terjadi pada pasien usia muda
ataupun usia lanjut.2 Aritmia dapat menjadi pemicu kematian mendadak,
mengakibatkan pasien pingsan (sinkop), gagal jantung, pusing dan berdebar-debar
(palpitasi).2
Takiaritmia secara luas dikarakteristikkan dengan supraventricular
tachycardia (SVT), yang didefinisikan sebagai takikardia yang pemacunya berasal
dari jaringan di atas level ventrikel (misalnya : sinus node AV node, atau bundle
His), dan ventricular tachycardia (VT), yang didefinisikan sebagai takikardia
yang pemacunya berasal dari jaringan ventrikel atau serabut purkinje.1
SVT (tidak termasuk atrial fibrilasi dan atrial flutter) memiliki insidensi
sebanyak 35/100.000 orang dalam 1 tahun, dengan prevalensi sekitar 2,29/1000
orang. Wanita memiliki resiko 2x lebih tinggi dibanding pria, selain itu usia ≥65
tahun juga memiliki resiko SVT 5x lebih tinggi dibanding usia muda. 3 Namun,
saat ini telah banyak dilaporkan kasus SVT pada usia muda. Sebuah penelitian
Kohort terhadap 1.967.911 orang yang lahir antara tahun 2000-2008 didapatkan
sebanyak 2021 pasien SVT, setelah mencapai usia 15 tahun resiko sudden death –
nya mencapai 0.01% dan terus bertambah per-tahunnya.2
SVT merupakan semua sumber pacemaker yang berasal dari atas ventrikel
dengan frekuensi jantung lebih dari 100x/menit. SVT terbagi menjadi dua
mekanisme; atrioventricular node re-entry tachycardia (AVNRT) adalah
takikardi dengan QRS sempit, sangat regular, dengan laju jantung berkisar antara
150 – 240 x/menit. Sebagian besar gelombang P ada di dalam komplek QRS.
QRS dapat lebar bila dengan aberansi, walaupun sangat jarang, dapat disertai blok
ke ventrikel atau ke atrium dan atrioventricular re-entry tachycardia(AVRT)
2
adalah kelainan yang disebabkan oleh adanya jalur aksesori, ditandai dengan
interval PR yang pendek dan gelombang delta pada pasien asimtomatik.
1.2Tujuan
1.3 Manfaat
Menambah wawasan keilmuan dari ringkasan kasus melalui beberapa tinjauan
pustaka tentang Supraventrikular takikardi (SVT). Diharapkan hal tersebut
dapatmempermudah penulis maupun pembaca dalam memahamiserta mengetahui
perkembangan pasien denganSVT.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SA Node
Disebut pemacualami karenasecarateraturmengeluarkanaliran
listrikimpulsyangkemudianmenggerakkanjantung secaraotomatis.
Padakeadaannormal,impulsyang dikeluarkanfrekuensinya60-100 kali/ menit. Respons
dari impuls SA memberikan dampak pada aktivitas atrium.
SA node dapatmenghasilkanimpulskarenaadanyasel-sel pacemakeryang
mengeluarkanimpulssecaraotomatis.Selini dipengarungi oleh sarafsimpatis dan
parasimpatis.
StimulasiSAyangmenjalar melintasi permukaanatriummenuju nodusAV
memberikan responsterhadap adanyakontraksidaridinding
atriumuntukmelakukankontraksi.BachmanbundlemenghantarkanimpulsdarinodusSAke
atriumkiri.Waktuyangdiperlukanpada penyebaran impuls SA keAV berkisar0,05
atau50 ml/ detik.
4
TraktusInternodal
BerfungsisebagaipenghantarimpulsdarinodusSAkeNodusAV. Traktus internodal
terdiri dari :
1. AnteriorTract.
2. MiddleTract.
3. PosteriorTract.
Bachman Bundle
Berfungsiuntuk menghantarkanimpuls darinodus SA keatrium kiri.
AV Node
AV node terletakdidalamdindingseptum(sekat) atriumsebelah
kanan,tepatdiataskatuptrikuspiddekatmuara sinuskoronarius.AV
nodemempunyadua fungsipenting,yaitu :
1. Impuls jantung ditahan selama 0,1 atau 100 ml/ detik, untuk
memungkinkan pengisisan ventrikel selamaatrium berkontraksi.
2. Mengaturjumlah impuls atriumyangmencapai ventrikel.AV node dapat
menghasilkan impuls dengan frekuensi 40-60 kali/ menit.
(jelaskan tentang slow pathway dan fast pathway av node. Ini merupakan
dasar mekanisme terjadinya svt avnrt)
BundleHis
BerfungsiuntukmenghantarkanimpulsdarinodusAVkesistembundlebranch.
BundleBranch
Merupakanlanjutandaribundleofhisyangbercabang menjadi duabagian,yaitu :
1. Righ bundle branch (RBB/ cabang kanan), untuk mengirim impuls keotot
jantungventrikel kanan.
2. Leftbundlebranch(LBB/cabangkiri)yangterbagidua,yaitu deviasi ke
belakang (left posterior vesicle), menghantarkan impuls ke endokardium
ventrikel kiri bagian posterior dan inferior,dandeviasike
depan(leftanteriorvesicle), menghantarkanimpulske
endokardiumventrikelkiribagian anteriordan superior.
Sistem Purkinye
Merupakanbagianujung daribundlebranch.Berfungsiuntuk
menghantarkan/mengirimkan impulsmenuju lapisan sub-endokard
padakeduaventrikel,sehinggaterjadidepolarisasiyang diikutioleh
kontraksiventrikel. Sel-selpacemaker disubendokard ventrikeldapat menghasilkan
impuls denganfrekuensi20-40 kali/ menit. Pemacu- pemacu cadangan ini
mempunyai fungsi sangatpenting,yaitu untuk mencegahberhentinya
denyutjantung pada waktupemacualami(SA node)tidak berfungsi.
Depolarisasiyang dimulaipadaSAnodedisebarkansecararadial ke
seluruhatrium,kemudiansemuanya bertemudiAV node. Seluruh depolarisasi
atrium berlangsung selama kira-kira 0,1 detik.
OlehkarenahantarandiAVnodelambat,makaterjadiperlambatankira- kira
5
2.2 Aritmia
Digitalis dan Adenosin tidak termasuk golongan anti aritmia. Efek digitalis
: memperlambat ventricular rate sehingga dapat dipakai pada FA, FIAT dan atrial
takikardia lainnya. Adenosin : menterminasi SVT reentrant yaitu AVNRT dan
bekerja di nodus AV
9
Terapi mekanis
Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yan memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.
Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
TAKIARITMIA
Takiaritmia secara luas dikarakteristikkan dengan supraventricular
tachycardia (SVT), yang didefinisikan sebagai takikardi yang pemacunya berasal
dari jaringan di atas level ventrikel (misalnya SA node, AV node, atau His
bundle), dan ventricular tachycardia (VT), yang didefinisikan sebagai takikardia
yang pemacunya berasal dari jaringan ventrikel atau serabut purkinje.16
2.3.2 Insidensi
SVT dapat terkena pada semua usia baik anak-anak maupun dewasa.
Insiden SVT pada populasi umum masih belum jelas, sebuah pemantauan pada
pasien rawat jangka pendek dari 301 pria dengan usia rata-rata 56 tahun
didapatkan 76 % dengan hasil elektrokardiografi menunjukkan gambaran
SVT.4 Menurut penelitian yang di lakukan Orejarena menyatakan bahwa
pevalensi SVT adalah 0,84% dan mayoritas pasien adalah laki-laki dengan usia
42. SVT (tidak termasuk atrial fibrilasi dan atrial flutter) memiliki insiden 35
dari 100.000 dengan prevalensi 2,29 per 1000 orang.5 AVNRT sering terjadi
pada dewasa (50-60%) sedangkan AVRT paling sering pada anak-anak (30%
dari seluruh SVT). Diperkirakan bahwa 50%-60% kasus SVT hadir dalam
tahun pertama kehidupan.3
2.3.3 Etiologi
SVT dipicu oleh mekanisme reentry. Hal ini dapat disebabkan oleh denyut
atrium prematur atau denyut ektopik ventrikel. Pemicu lainnya termasuk
hipertiroidisme dan stimulan, termasuk kafein, obat-obatan, dan alkohol.
SVT diamati tidak hanya pada orang sehat, melainkan juga terjadi pada
pasien dengan infark miokard sebelumnya, prolaps katup mitral, penyakit
jantung rematik, perikarditis, pneumonia, penyakit paru-paru kronis, dan
keracunan alkohol saat ini. Toksisitas digoxin juga dapat dikaitkan dengan
SVT.2
sebagai jalur impuls listrik baru melalui jalur tersebut, keluar dari nodus AV
secara retrograde (yaitu, mundur dari nodus AV ke atrium) dan secara
anterograde (yaitu, maju ke atau dari nodus AV ke ventrikel) pada waktu yang
bersamaan. Akibat depolarisasi atrium dan ventrikel yang bersamaan,
gelombang P jarang terlihat pada gambaran EKG, meskipun pada depolarisasi
atrium kadang-kadang akan memunculkan gelombang P pada akhir kompleks
6
QRS pada lead V1.
AVRT merupakan takikardi yang disebabkan oleh adanya satu atau lebih
jalur konduksi aksesori yang secara anatomis terpisah dari sistem konduksi
jantung normal. Jalur aksesori merupakan sebuah koneksi miokardium yang
mampu menghantarkan impuls listrik antara atrium dan ventrikel pada suatu
titik selain nodus AV. AVRT terjadi dalam dua bentuk yaitu orthodromik dan
antidromik.7
3) Atrial tachycardia
Terdapat sekitar 10% dari semua kasus SVT, namun SVT ini sukar
diobati. Takikardi ini jarang menimbulkan gejala akut. Penemuannya
biasanya karena pemeriksaan rutin atau karena ada gagal jantung akibat
aritmia yang lama. Pada takikardi atrium primer, tampak adanya gelombang P
yang agak berbeda dengan gelombang P pada waktu irama sinus, tanpa
disertai pemanjangan interval PR. Pada pemeriksaan elektrofisiologi
intrakardiak tidak didapatkan jaras abnormal (jaras tambahan).10
Takikardi atrial adalah takikardi fokal yang dihasilkan dari adanya sebuah
sirkuit reentrant mikro atau sebuah fokus otomatis. Atrial flutter disebabkan
oleh sebuah ritme reentry di dalam atrium, yang menimbulkan laju detak
jantung sekitar 300 x/menit dan bersifat regular atau regular-ireguler. Pada
13
Palpitasi dan dizziness adalah gejala yang paling umum dilaporkan oleh
pasien dengan SVT. Sesak nafas mungkin menjadi sekunder untuk detak
jantung yang cepat, dan sering menghilang dengan penghentian takikardia.
SVT Persistent dapat menyebabkan tachycardia-induced cardiomyopathy.
Pasien yang hemodinamik tidak stabil harus segera disadarkan
dengan kardioversi. Elektrokardiogram (EKG) harus dilakukan sesegera
mungkin. Pasien dengan episode sering SVT cenderung menghindari
kegiatan seperti berolahraga dan mengemudi karena episode masa lalu
sinkop.
1. Elektrokardiografi
2. Echocardiografi
3. Sebutkan pemeriksaan lab yang relevan dg svt
4. Cardiac catheterization and coronary angiography
14
Tabel 1
2.3.7 Diagnosis
12
Diagnosis TSV berdasarkan pada gejala dan tanda sebagai berikut:
1. Anamnesis
15
3. EKG
Persentasi EKG pada pasien dengan supraventrikular takikardi biasanya
terdapat QRS kompleks yang sempit ( QRS interval kurang dari 120msec)
tambahkan kriteria ECG yang lain selain qrs sempit. Masih ada bbrp
kriteria ecg lain utk SVT. Sertakan gambar ECG SVT. tetapi beberapa
kasus ( kurang dari 10 %), dapat dijumpai QRS kompleks yang lebar jika
16
2.3.9 Tatalaksana
2.3.9.1 Pada Keadaan Akut
Seperti halnya situasi jantung darurat, "gold standard ABC"
(airway,breathing, circulationACLS sudah tidak menganut ABC, melainkan
CAB) harus diikuti dalam manajemen darurat SVT. Pemeriksaancepat jalan napas
pasien, pernapasan, dan sirkulasi harus dilakukan, dan semua tanda-tanda vital
harus didokumentasikan. Jika pasien dengan penurunan hemodinamik atau kolaps
kardiovaskular (keduanya merupakan kondisi yang tidak biasa di SVT),
kardioversi arus searah harus dilakukan tanpa ditunda. 7,9
Kebanyakan pasien yang datang dengan SVT hemodinamiknya stabil,
yang memungkinkan cukup waktu bagi dokter untuk memeriksa riwayat pasien,
pemeriksaan fisik, dan 12-lead EKG pemeriksaan. Pasien juga harus idealnya
menjalani noninvasif penilaian tekanan darah, pengukuran tingkat saturasi
oksigen, dan EKG monitoring. Suplementasi oksigen harus digunakan bila
diperlukan. Strategi awal untuk mengakhiri PSVT yang umumnya manuver
vagotonic, seperti pemijatan sinus karotis. Namun dokter harus mengevaluasi
pasien apakah adanya bruit karotis (suara abnormal) sebelum mencoba manuver
ini, terutama pada pasienusia lanjut. Manuver Valsava atau perendaman mungkin
wajah dalam air dinginjuga dapat dicoba. Metode ini berfungsi untuk
meningkatkan tonus vagal, yang dapat memperpanjang AV nodal refractoriness
ke titik AV block sehingga mengakhiri takikardia. Perlu dicatat bahwa manuver
vagotonic tidak akan menghentikan takikardia atrium, tetapi mereka dapat
membuat blok AV sementara, memperjelas mekanisme yang mendasari dengan
memungkinkan visualisasi dari gelombang P.4
Jika upaya ini tidak berhasil dalam mengakhiri SVT, langkah berikutnya
adalah intervensi farmakologis. Strategi sebelumnya menggunakan infus obat
simpatomimetik (misalnya, methoxamine hidroklorida, phenylephrine), obat
parasympatomimetic (misalnya, neostigmin, edrophonium), atau digoxin sekarang
jarang digunakan (dihapus saja karena tidak relevan). Penggunaan verapamil
intravena dan adenosin telah menjadi pengobatan standar. Adenosine memiliki
waktu paruh yang cepat (hanya beberapa detik (sekitar 10 detik)), dan
menghasilkan AV blok yang intens namun transien. Adenosine aman untuk
digunakan pada pasien yang memiliki penyakit jantung struktural karena tidak
menghasilkan efek inotropik negatif. Dosis awal standaradenosin adalah 6-mg
bolus, yang harus diberikan dengan cepat melalui jalur intravena mengalir bebas.
Dosis 12 mg atau bahkan 18 mg juga dapat digunakan (jelaskan cara pemberian
adenosine. Ada di buku acls).4 Efek samping adenosine dapat berupa nyeri dada,
dispnea, facial flushing dan terjadinya AV blok.
DalambeberapakasusSVT,calcium channel blockersdanβ-blockermungkin
berguna. Namun, CCB kelas dihidropiridin tidak boleh digunakan karena mereka
tidak berpengaruh pada konduksi AV node. CCB iv yang mungkin efektif
termasuk verapamil dan diltiazem. Diantara jenis β-blocker, metoprolol dan
19
atenolol mungkin efektif (jelaskan dosisnya). Verapamil adalah obat yang paling
umum digunakan sebagai alternatif untuk adenosin. Verapamil sangat berguna
jika terdapat kontraindikasi adenosine atau jika SVT berakhir cepat tapi segera
berulang.4,15 Selain itu amiodarone merupakan anti aritmia yang cukup ampuh
(jelaskan dosisnya) untuk mengurangi gejala takikardia, bekerja
menekanterjadinya ventricular activity (VA) kompleks, berhasil pada 71%
pasien dimana diantaranya sebagai kombinasi dengan propanolol. Semua
pasien yang diterapi denganamiodarone harus diperiksa fungsi hati dan fungsi
tiroid setiap3 bulan.
6
2.3.10 Komplikasi
1. Pingsan
2. Gagal Jantung jika memiliki masalah lain pada jantung seperti
kelainan katup
3. Kematian jika memiliki sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW).
7
2.3.11 Prognosis
Prognosis pada SVT tergantung pada penyakit jantung struktural yang
mendasari. Pasien dengan struktural jantung yang normal memiliki prognosis
yang sangat baik.
20
Morbiditas dan mortalitas SVT dapat tiba-tiba dan berakhir di mana saja
dari detik ke hari. Pasien mungkin asimptomatik, tergantung pada status
hemodinamik dan denyut jantung, durasi dari SVT, dan penyakit komorbid.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Deteksi dini jenis takidisritmia merupakan hal yang sangat penting, terutama
karena sifatnya yang gawat darurat. Diagnosis awal dan tatalaksana SVT
memberikan hasil yang memuaskan. Diagnosis dan pemberian terapi yang
terlambat akan memperburuk prognosis, mengingat kemungkinan terjadinya gagal
jantung bila SVT berlangsung lebih dari 24-36 jam, baik dengan kelainan
struktural maupun tidak.
3.2 Saran
Kasus takikardi supraventrikular masuk ke dalam kompetensi dokter umum
3a, yang berarti dokter umum mampu mendiagnosis kasus takikardi
supraventrikular secara tepat dan mampu memberi terapi awal serta merujuk ke
spesialis yang relevan.
23
DAFTAR PUSTAKA