Anda di halaman 1dari 50

PSIKOSIS

Arlisa Wulandari
Fakultas Kedokteran Universitas Jend A Yani
2008
Definisi Psikosis :
kondisi adanya hendaya berat dalam
menilai realitas
( gross impairment in reality testing )

gangguan persepsi
gangguan pikiran

kesalahan dalam menafsirkan / menilai
kenyataan disekitarnya
Psikosis menyebabkan :
terganggunya kemampuan individu dalam
melakukan kegiatan harian
terganggunya kemampuan individu dalam
melakukan pekerjaan
terganggunya kemampuan individu dalam
bersosialisasi dengan lingkungan
terganggunya kemampuan individu dalam
mengurus diri
Gejala klasik adalah,
Terganggunya kemampuan dalam menilai
realitas ( autistik )
Halusinasi
Waham ( delusi )
Ilusi

Psikosis dapat berdiri sendiri atau timbul
sebagai akibat dari gangguan atau penyakit
lain.

Psikosis dapat terjadi pada berbagai macam
kondisi :
Gangguan Mental Organik
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif
Skizofrenia
Gangguan Skizoafektif
Gangguan Skizotipal
Gangguan Waham
Gangguan Suasana Perasaan ( Gangguan
Depresi Berat dengan gejala psikotik )

GANGGUAN MENTAL ORGANIK
Menurut PPDGJ-III / ICD X (WHO), al

Demensia : - Demensia Alzheimer
- Demensia Vaskular
- Demensia pada penyakit lain
Sindroma Amnestik Organik bukan akibat
alkohol dan zat psikoaktif lain
Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif
lain
Gangguan mental lain, Gangguan kepribadian
dan perilaku akibat kerusakan / disfungsi otak
dan penyakit fisik

GMO

PRIMER : SEKUNDER :
penyakit, cedera, trauma penyakit /gg sistemik
langsung pada otak menyerang otak

DISFUNGSI OTAK

gangguan kognitif

DIAGNOSIS GMO DITEGAKKAN DENGAN CARA :
Membuktikan / menunjukan terdapatnya faktor organik
spesifik (penyakit, cedera atau rudapaksa ) yang dinilai
secara etiologi berhubungan dengan gangguan mental itu
atas dasar riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau lab



Evaluasidari gangguan kognitif MMSE
( Mini Mental State Examination )

Orientasi
Registrasi
Atensi dan kalkulasi
Recall ( pemanggilan kembali )
Tes bahasa
Konstruksi

Total score min : 30
< 25 : suspek adanya gangguan
< 20 : definitif adanya gangguan

DELIRIUM
an impairment of consciousness, a sudden onset (hours or
days) a brief and fluctuating course, and a rapid
improvement
- Delirium is a syndrome, not a disease, to have many
causes,central and systemic, acute confusional state, acute
brain syndromes, metabolic encephalopathy, toxic psychosis,
and acute brain failure.
- (l) the clinical need to identify and treat the underlying cause
and
- (2) the need to alert the development of delirium related
complications.
Such complications include accidental injury because of the
patients clouded consciousness or impaired coordination or
the unnecessary use of restraints.
The major causes of delirium:
central nervous system disease
systemic disease (for example, cardiac failure)
intoxication or withdrawal from pharmacological or toxic agents
When evaluating a delirious patient, the clinician should assume
that any drug the patient has taken may be causatively relevant to
the delirium.

Pathophysiological mechanisms have been sugested
for delirium
Neurotransmitter hypothesized to be involved in delirium is
acetylcholine, and neuroanatomical area is the reticular formation.
The delirium associated with alcohol withdrawal has been
associated with hypeactivity of the locus ceruleus and its
noradrenergic neurons.
Other neurotransmitters that have been implicated are serotonin
and glutamate.

Diagnostic guidelines

It may occur at any age but is most common
after the age of 60 years.
The delirious state is transient and of fluctuating
intensity; most cases recover within 4 weeks or
less.
Delirium lasting, with fluctuations, for up to 6
months is not uncommon



For a definite diagnosis, symptoms, mild
or severe, should be present in each one
of the following areas:

(a)impairment of consciousness and attention
(b)global disturbance of cognition
(c)psychomotor disturbances hypo or
hyperactivity
(d) disturbance of the sleep - wake cycle
(e) emotional disturbances ( depression, anxiety or
fear, irritability, euphoria, apathy, or wondering
perplexity )

Clinical Features :

Arousal
Orientation
Language and Cognition
Perception
Mood
Associated Symptoms

Treatment

The primary goal is to treat the underlying
condition that is causing the delirium.

The other important goal of treatment is the
provision of physical. sensory, and
environmental support. Usually,delerious
patients are helped by having a friend or a
relative in the room or by the presence of a
regular sitter.


Pharmacological Treatment

Treatment are psychosis and insomnia
The drug of choice for psychosis is Haloperidol .
Phenothiazines should be avoided delirious
patients, because those drugs are associated
significant anticholinergic effect
Insomnia is best treated with either
benzodiazepines with short half-lives or with
hydroxyzine . Benzodiazepines with long half
lives and barbiturates should be avoided unless
they are being used as part of the treatment for
the underlying disorder ( for example, alcohol
withdrawal

DEMENTIA
Dementia is a syndrome due to disease of the
brain, usually of a chronic or progressive nature

Disturbance of multiple higher cortical functions,
including memory, thinking, orientation,
comprehension, calculation, learning capacity,
language, and judgement.
This syndrome occurs in Alzheimer's disease, in
cerebrovascular disease, and in other conditions
primarily or secondarily affecting the brain.

Dementia produces an appreciable decline
in intellectual functioning, and usually
some interference with personal activities
of daily living, such as washing, dressing,
eating, personal hygiene, excretory and
toilet activities.
Itself will depend largely on the social and
cultural setting in which the patient lives.
Epidemiology
Dementia is essentially a disease of the aged.
Of Americans over the age of 65, about 5 percent have
severe dementia, and 15 percent have mild dementia.

50 to 60 percent have dementia of the Alzheimer's type.
The second most common type of dementia is vascular
dementia-account for 15 to 30 percent of all dementia
cases.
Other dementia 1 to 5 percent of all

By the year 2030 an estimated 20 percent of the-
population will be more than 65 years old.
Etiology
Dementia has many causes :
Dementia of the Alzheimer's Type
Alois Alzheimer in 1907,
Senile plaques,
Amyloid precursor protein.
Neurotransmitter abnormalities.

Other potential causes.
Vascular Dementia
Binswanger'sdisease.
Pick's Disease
Creutzfeldt-Jakob Disease
Huntington's Disease
Parkinson's Disease
HIV-Related Dementia
Head Trauma-Related Dementia
Dementia can be a sequela of head trauma
Clinical Features :

Memory Impairment
Orientation
Language Impairment
Personality Changes
Psychosis
Other Impairments
Psychiatric
Neurological
Catastrophic reaction
Sundowner syndrome
Diagnosis

Diagnostic guidelines :

A decline in both memory and thinking which is sufficient
to impair personal activities of daily living

Difficult to attend to more than one stimulus at a time,
and to shift the focus of attention from one topic to
another.

A double diagnosis of delirium superimposed upon
dementia is common .
Treatment
Some cases of dementia are regarded as treatable

The general treatment approach
provide supportive medical care,
emotional support for the patients and their families,
the maintenance of the patient's physical health, .
symptomatic treatment

Particular attention must be provided to caretakers and family
members

When the diagnosis of vascular dementia is made, take care of risk
factors

Pharmacological Treatments
Currently available treatments psychoactive drugs
Tetrahydroaminoacridine (Tacrine)


SKIZOFRENIA
Epidemiologi
Diperkirakan 1% penduduk AS > 300.000
episode akut SR per tahun.
Prevalensi tertinggi kota besar
Di RSJ Cisarua 90% penderita kronik SR


Batasan / Pengertian

SR merupakan campuran simptom + dan

Simptom +
Waham : keyakinan yang kacau, salah tafsir
tentang persepsi / pengalamannya (Waham kejar,
somatik, keagamaan, curiga)
Halusinasi : halusinasi dengar,lihat
Bicara : berlebih dan kacau
Tingkah laku : kacau, agitasi, katatonik
Simptom
Afek datar : intensitas ekspresi emosional
terbatas
Alogia : kecepatan produktivitas pikiran dan
bicara terbatas
Avolition : memulai tingkah laku yang bertujuan
tertentu terbatas, lamban
Anhedonia : kegembiraan kurang
Atensi : perhatian terganggu

Simptom lainnya:
Gangguan berpikir abstrak, pikiran stereotipi, pasif,
menarik diri
Etiologi
Neurotransmiter : Hipotesis dopamin
Penyakit dan obat obatan dopamin menimbulkan
simptom +
Aktivitas dopaminergik SR karena antipsikotik
memblok reseptor dopamin pasca sinaptik (D2)

Faktor keturunan :
Hipotesis genetik kembar monozygot 4 X dizigotik
Kembar monozygot : 61-86%
Kembar dizigotik : 2-15%
Saudara tiri : 0.9-1.8%
Saudara kandung : 7-15%
Satu ortu SR : 7-16%
Kedua ortu SR : 40-68%

Faktor hubungan antar keluarga dan sosial
Faktor sosio ekonomi

Gejala

Saanin
- Kepribadian prepsikotik skizoid
- Pengaburan emosi :
Afek tidak wajar / datar, kaku
Afek bertentangan
- Disorganisasi proses berpikir
- Waham dan halusinasi
- Perubahan dan tingkah laku
- Perubahan bicara

Kusumanto Setyonegoro
- Autisme
- Ambivalensi
- Gangguan aktivitas
- Gangguan afek
- Gangguan asosiasi
- Gangguan atensi

Kurt Schneider

Primer
- Mendengar pikiran sendiri
- Mendengar komentar tingkah lakunya
- Halusinasi somatik
- Pikirannya seolah olah dikontrol
- Pikirannya menyebar ke oranglain
- Perbuatannya dikontrol / dipengaruhi pihak lain
- Waham
Sekunder :
- Halusinasi
- Bingung
- Gangguan afek
- Penumpulan emosi
PPDGJ III

Gejala gejala khas :
a. Thought eco, insertion / withdrawal dan thought
broadcasting
b. Waham dikendalikan, waham pengaruh
c. Halusinasi yang mengomentari perilaku pasien,
halusinasi dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham keagamaan / politik, waham kebesaran /
super.
e. Halusinasi yang menetap
f. Arus pikiran yang terputus, interpolasi inkoherensi,
neologisme
g. Katatonik : gaduh gelisah, flexibilitas cerea, negativisme
dan stupor.
h. Gejala negativ apatis, blocking, emosi tumpul/ tak wajar.
i. Hilangnya minat, tak bertujuan, malas, berdiam diri,
menarik diri
Diagnosa SR ditegakkan bila :

- Satu gejala amat jelas/ dua gejala kurang jelas
dari a-d atau paling sedikit dua gejala dari e-h

- Waktu 1bulan untuk gejala khas ( tidak
termasuk fase prodormal)
JENIS JENIS SKIZOFRENIA

1 SR Paranoid
- timbul 30 tahun, orang tegang, selalu hati hati
- kriteria SR harus dipenuhi
- waham harus menonjol : waham kebesaran,
waham cemburu, waham curiga, waham kejar,
waham hubungan, waham pengaruh, waham
hipokondris dan depresif waham tersistematik
- Halusinasi dengar : suara mengancam,menakutkan
atau menuduh, memerintah
Halusinasi pembauan, pengecapan, sexual,
halusinasi visual kurang menonjol
- Gangguan afektif, dorongan kehendak,
pembicaraan, gejala katatonik relatif tidak nyata


2. SR Hebefrenik
- timbul pada remaja / dewasa muda 15-25 tahun)
- waham dan halusinasi tidak menonjol, sifat
mengambang, terputus putus
- disorganisasi proses berpikir, pembicaraan tak
menentu
- emosi dangkal, tak wajar
- senyum sendiri, cekikikan
- grimace, manerisme, pranks.
- perilaku : hampa tujuan, hampa perasaan
3. SR Katatonik
- Timbul pada usia 15-30 tahun
- Bervariasi antara
hiperkinesis dan stupor
automatisme dan negativisme

Kriteria SR +
Klinis :
- kegelisahan, hiperkinese
- Stupor, mutisme


-berpose bizarre
-negtivisme
-rigiditas
-flexibilitas cerea
-automatisme perintah, perseverai kata/kalimat
(echolali), echopraksi


DD/ gejala katatonik :
-penyakit otak
-gangguan metabolik
-alkohol, obat obatan
4. SR Residual
- stadium kronis : progresi stadium awal stadium
lanjut dengan gejala jangka panjang
- episode psikotik/ SR : gejala menonjol, psikomotor
menurun, aktivitas menurun, emosi tumpul, pasif,
inisiatif - , kualitas dan isi pembicaraan menurun,
komunikasi memburuk, perawatan diri dan kinerja
sosial memburuk
- >1 tahun waham halusinasi menurun, timbul gejala
SR
- tidak terdapat demensia, gangguan otak organik/
depresi kronis
5. SR Simplex
- perkembangan tingkah laku aneh secara perlahan
dan progresif
- kinerja menurun dan tidak mampu memenuhi
tuntutan masyarakat
- waham dan halusinasi
- gejala SR Residual tanpa didahului gejal psikotik
nyata
- pendiam, malas, tanpa tujuan gelandangan

PROGNOSA
Onset lebih akut , prognosa lebih baik
Presipitasi jelas, prognosa baik
Onset makin muda, prognosa jelek

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
: Gangguan yang episodik dengan geala afektif dan SR
sama sama menonjol dalam episode yang sama atau
dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain
- Klinis : halusinasi dan waham tidak serasi dengan afek
- Tidak memenuhi kriteria SR dan episode manik atau
depresif
- Sebagian penduduk mengenal episode skizoafektif
berulang, baik yang manik, depresif, atau campuran
- Prognosa : biasanya sembuh sempurna, terutama yang
lebih ke tipe manik, dan kadang kadang berkembang ke
keadaan defek atau sisa. Secara umum lebih baik
daripada tipe SR lainnya.
Jenis :
1. Gangguan skizoafektif tipe manik
- gejala SR dan manik sama sama menonjol dalam satu episode
- afek : elasi, kegelisahan, iritabilitas, agresiv, hargadiri
meningkat, ide / waham kebesaran, kejar, bizarre.
- pikiran disiarkan atau diganggu
- kekuatan tak dikenal sedang mengendalikan dirinya
- halusinasi bermacam macam
- suasana perasaan meningkat nyata atau tidak begitu mencolok
disertai iritabilitas dan kegelisahan yang tinggi.
- penyembuhan umumnya dalam beberapa minggu
2. Gangguan skizoafektif tipe depresif
- gejala SR dan depresi terdapat bersama secara
menonjol pada satu episode
- gejala depresi : retardasi, insomnia, energi hilang,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, minta
menurun, konsentrasi berkurang, rasa bersalah,
putus asa, pikiran bunuh diri.
- cenderung berlangsung lebih lama dan prognosa
kurang baik di banding tipe manik
3. Gangguan Skizoafektif tipe campuran
: Gejala SR dan gejala afektif bipolar
campuran secara bersama-sama
GANGGUAN SKIZOTIPAL
- berjalan kronis dan intensitasnya berfluktuasi, onset tidak pasti
- individu mempunyai hubungan dengan penderita SR ( genetik)
- diandai salahsatu tersebut dibawah :
a. afek tak wajar / menyempit
b. perilaku aneh, eksentrik
c. hubungan sosial buruk
d. kepercayaan aneh, pikiran magis
e. ide paranoid
f. ilusi, depersonalisasi
g. pemikiran samar samar, sirkumstansial, penuh kiasan, sangat
rinci, ruwet
h. episode menyerupai psikotik, bersifat sementara , dengan ilusi
kuat, halusinasi dengar dan gagasan mirip waham.
GANGGUAN WAHAM
- ditandai oleh perkembangan waham baik
tunggal maupun sistem berlangsung lama atau
seumur hidup
- waham sering berupa waham kebesaran,
waham kejar, waham hipokondri, waham
kecemburuan
- orang lain berpendapa bahwa dirinya berbau
atau homoseks
- depresif yang intermiten
- olfaktorik atau taktil
- halusinasi dengar yang timbul sewaktu waktu dan
sementara sampai usia lanjut
- waham dihubungkan dengan situasi kehidupan
waham kejar pada anggota kelompok minoritas
- diluar sistem waham afek, pembicaraan dan
perilakunya adalah normal
- waham menetap saat tanpa gangguan suasana
perasaan
- tanpa ada riwayat gejala SR
- waham berlangsung minimal 3 bulan
Gangguan Waham Terinduksi
- jarang terjadi
- waham yang dialami dua orang atau lebih
yang mempunyai hubungan emosional yang erat
- hanya seorang psikotik (SR), waham terinduksi
pada yang lain dan menghilang bila dipisahkan
- waham bersifat : kronis, kejar, kebesaran

TERAPI

ANTI PSIKOTIK
Penggunaan :
Skizofrenia, Skizoafektif, Gangguan
Waham

Digolongkan menjadi :

A. Gol. Antagonis Dopamin ( Anti Psikotik Tipikal)

- Phenothiazine : Aliphatic ( Chlorpromazine),
Piperazine ( Fluphenazine, Trifluoperazine,
Pherphenazine), Piperidine ( Thioridazine)
- Thioxanthene : Thiothixene
- Dibenzoxazepine : Loxapine
- Dihydroindole : Molindone
- Butyrophenon : Halloperidol, Droperidol
- Diphenylbutylpiperidine : Pimozide
- Alkaloid Rauwolfia : Reserpine

Golongan ini bekerja melalui blokade terhadap reseptor
Dopamin D2. Beberapa macam obat juga mempunyai
aktivitas anti histamin, anti kolinergik, dan

B. Gol. Antagonis Serotonin-Dopamin ( Anti
Psikotik Atipikal)

- Benzisoxazole : Risperidone
- Dibenzodiazepine : Clozapine, Quetiapine
- Thienobenzodiazepine : Olanzapine
- Benzisothiazolyl piperazine : Ziprazidone

Golongan ini bekerja melalui blokade terhadap
reseptor Dopamin dan Serotonin.

Efek Samping

- Neurologik :
sedasi
epileptogenik ( menurunkan ambang kejang)
gangguan ekstrapiramidal (distonia akut,
akathisia, sindroma parkinsonisme, diskinesia
tardif)
- Kardiovaskular :
perubahan EKG
hipotensi orthostatik
- Gastrointestinal ( obstructive jaundice)
- Gangguan fungsi seksual
- Hematologik ( Agranulositosis )
- Endokrin ( peningkatan sekresi prolaktin)
- Peningkatan BB
- Sindroma Neuroleptika Maligna

Anda mungkin juga menyukai