PSIKOTIK
GANGGUAN MENTAL
ORGANIK
DELIRIUM
Gangguan kesadaran
c. Perubahan kognitif
defisit memori, disorientasi, gangguan bahasa, atau perkembangan gangguan persepsi yang
tidak dapat dimasukkan ke dalam kondisi demensia.
d. Gangguan pada kriteria (a) dan (c) tidak disebabkan oleh gangguan
neurokognitif lain yang telah ada
e. Temuan bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik, atau laboratorium yang
mengindikasikan gangguan terjadi akibat intoksikasi atau penghentian substansi
(seperti penyalahgunaan obat atau pengobatan), pemaparan terhadap toksin, atau
karena etiologi multipel.
PATOFISIOLOGI
MULTIFAKTOR
delirium
MULTIFAKTOR
Intoksikasi
Alkohol
NArkotika
Obat-obatan
Antikolinergik
Hipnotik Sedatif
Anti Parkinson (Levodopa)
Kortikosteroid
Metabolik
Hipoksia
Hipoglikemia
Elektrolit Imbalans
Gagal Hepar, Gagal ginjal
Hiper/hipotiroid
Infeksi
Postoperative
DIAGNOSIS
PP
PENATALAKSANAAN
sesuai etiologi
PPDGJ III
Pedoman diagnostik DELIRIUM (BUKAN AKIBAT ALKOHOL/PSIKOAKTIF).
Gangguan kesadaran dan perhatian
Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma
Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, mempertahankan,
dan mengalihkan perhatian.
Gangguan kognitif secara umum
Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi; seringkali visual
Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau tanpa waham yang
bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat inkoherensi yang ringan.
Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat jangka
panjang relatif masih utuh
Disorentasi waktu, pada kasus yang berat, terdapat juga disorientasi tempat
dan orang.
Gangguan psikomotor
Hipo- atau hiper-aktivitas dan pengalihan aktivs yang tidak terduga dari
satu ke yang lain
Waktu bereaksi yang lebih panjang
Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
Reaksi terperanjat meningkat
Gangguan emosional
Misalnya depresi, ansietas atau takut, lekas marah, euforia, apatis, atau
rasa kehilangan akal
DEMENSIA
DEFINISI
Suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak bersifat kronikprogresif.
Ditandai gangguan fungsi luhur kortikal multipel yaitu daya ingat,
daya pikir, orientasi, daya tangkap, berhitung, kemampuan belajar,
berbahasa, dan daya nilai (judgment).
Umumnya disertai dan ada kalanya diawali dengan kemerosotan
(deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial atau
motivasi hidup.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
-
BERDASARKAN ETIOLOGI
Demensia pada penyakit alzheimer (50-60%)
Demensia vaskular (20-30%)
Demensia pada penyakit Pick
Demensia pada penyakit Creutfeld-Jacob
Demensia pada penyakit Huntington
Demensia pada penyakit parkinson
Demensia pada penyakit HIV/AIDS
Onset Dini:
-
Onset lambat:
-
DEMENSIA VASKULAR
Terdapat gejala demensia.
Hendaya fungsi kognitif tidak merata. Daya tilik diri (insight) dan daya
nilai (judgment) tetap baik.
Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi bertahap, disertai gejala
neurologis fokal kemungkinan demensia vaskular.
Dapat dilakukan pemeriksaan CT-scan atau pemeriksaan
neuropatologis.
Onset lambat
PENATALAKSANAAN
Tujuan:
-
PENATALAKSANAAN
Psikoedukatif terhadap keluarga.
Menghambat kemunduran fungsi kognitif:
-
Haloperidol 0,5-1mg/hari
Risperidon 0,5-1mg/hari
SINDROMA
AMNESTIK DAN
HALUSINOSIS
ORGANIK
Sindroma Amnestik
Kehilangan kemampuan mengingat kejadian yang baru berlangsung
beberapa menit yang lalu.
Terjadi kerusakan struktur bilateral/unilateral: hipotalamus, lobbus
temporalis (hipokampus, amigdala), lobus frontalis.
Penyebab :
alkohol,
Perjalanan:
Halusinosis Organik
Suatu gangguan halusinasi yang disebabkan oleh gangguan tertentu
pada otak, biasanya berupa visual/auditorik yang terjadi pada
kesadaran penuh.
Banyak ditemui pada pecandu alkohol.
GANGGUAN WAHAM
ORGANIK
(LIR-SKIZOFRENIA)
F.06
GANGGUAN MENTAL LAINNYA AKIBAT
KERUSAKAN dan DISFUNGSI OTAK dan
PENYAKIT FISIK
Pedoman Diagnostik:
Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit fisik sistemik
yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental yang
tercantum;
Adanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau bulan) antara
perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom mental;
Kesembuhan dari gangguan mental setelah perbaikan atau dihilangkannya
penyebab yang mendasarinya;
Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom
mental ini (seperti pengaruh yang kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh
stress sebagai pencetus).
Pedoman Diagnostik
Kriteria umum tersebut diatas (F06)
Disertai:
Waham yang menetap atau berulang (waham kejar, tubuh yang
berubah, cemburu, penyakit, atau kematian dirinya atau orang lain);
Halusinasi, gangguan proses pikir, atau fenomena katatonik tersendiri,
mungkin ada;
Kesadaran dan daya ingat tidak terganggu;
Diagnosis Banding
Gangguan psikotik akut dan sementara (F23)
Gangguan psikotik akibat obat (F1x.5)
Gangguan waham yang menetap (F22.-)
Skizofrenia (F20.-)
Penatalaksanaan
Singkirkan pasien dari paparan zat yang menyebabkan gangguan.
Secara aktif diberikan terapi pada penyakit yang mendasarinya.
Intervensi psikofarmakologi untuk mengatasi gejala yang muncul:
Antipsikotik dengan efek samping ekstra piramidal minimal
(rissperidone, quetiapine).
Hindari pemberian antikolinergik menurunkan kognitif.
Bila kesulitan oral berikan haloperidol IM.
Psikoterapi: suportif dan psikoedukasi.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
ORGANIK
Diagnosis Banding
Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami
katastrofa
Akibat penyakit psikiatrik
Sindrom pasca contusio
Sindrom pasca ensefalitis
Gangguan kepribadian khas
Sindrom pasca-ensefalitis
Sindrom ini mencakup perubahan perilaku sisa( residual)
setelah kesembuhan dari suatu ensefalitis virus atau
bakterial
Gejalanya tidak khas dan berbeda dari satu orang ke
orang lain, dari satu penyebab infeksi ke penyebab infeksi
lainnya, dan yang pasti berkaitan dengan usia pasien
pada saat kena infeksi
Penatalaksanaan:
Penanganan kondisi gawat darurat
Pemberian antidotum Naloxon HCl (Narcan/Nokoba) atau
Naloxone 0.8 mg IV dan tunggu selama 15 menit. Jika tidak
ada respons, berikan Naloxone 1.6 mg IV dan tunggu 15
menit. Jika masih teteap tidak ada respons, berikan Naloxone
3.2 mg IV dan curigai penyebab lain. Jika pasien berespons
teruskan pemberian 0.4mg/jam IV.
Memantau dan Evaluasi tanda vital
Mengatasi penyulit
Bila intoksikasi berat rujuk ke ICU
Prognosis
Pemberian Naloxone pada waktu yang tepat dan cepat,
dapat mencapai perbaikan sempurna.
satu
indikator
dari
sindrom
Terapi
Simptomatik sesuai gejala klinis
Substitusi golongan opioid: metadon, bufrenorfin yang
diberikan secara tappering of
Pemberian
sedatif-hipnotik,
antipsikotropika
dapat
diberikan sesuai indikasi.
Perawatan rumah sakit tidak menjadi keharusan. Bila
gejala sangat berat sebaiknya dirawat inap.
Prognosis
Gejala putus zat muncul dalam 6-12 jam setelah dosis akhir.
Untuk zat yang masa kerjanya panjang misalnya metadon,
dapat muncul setelah 2-4 hari. Puncak gejala zat yang waktu
paruhnya pendek, misalnya heroin, adalah 1-3 hari dan
secara berangsur mereda hingga 5-7 hari.
GANGGUAN PSIKOTIK
FUNGSIONAL
F20. SKIZOFRENIA
Definisi
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronik atau
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung
pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
Ditandai dengan:
penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi
afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted)
Kesadaran yang jernih (clear consciusness)
kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun
kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Pedoman diagnostik
Min. 1 gejala yang jelas atau >2 bila kurang jelas:
a. - Thought echo
- Thought insertion or withdrawal
-Thought broadcasting
b. - delusion of control
- delusion of influence
-delusion of passivity
-delusion of perception
Pedoman diagnostik
c.
d.
Halusinasi auditorik
- suara halusinasi yang berkomentar terus menerus terhadap
perilaku pasien
- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri
-jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh
Waham-waham menetap jenis lainnya
Pedoman diagnostik
Atau min. 2 gejala yang harus selalu ada secara jelas:
e. halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, bila disertai
waham atau disertai ide berlebihan yang menetap, atau bila terjadi
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensi atau neologisme
g. perilaku katatonik, seperti excitement, posturing, fleksibilitas
cerea, negativisme, mutisme, dan stupor
h. gejala negatif, seperti apatis, bicara jarang, penarikan diri; namun
jelas bukan karena depresi
Pasien yang tidak komunikatif dengan menifestasi perilaku gangguan katatonik, diagnosis
ditunda.
b.
c.
d.
Tidak ada dementia atau penyakit otak organik lain, deprei kronik
SKIZOAFEKTIF
SKIZOAFEKTIF
Definisi :
Kelainan mental yang ditandai dengan adanya
gejala kombinasi yaitu antara gejala skizofrenia
dan gejala gangguan afektif
SKIZOAFEKTIF
Epidemiologi :
1. Prevalensi perempuan lebih banyak dibanding pria
2. Pada usia tua
3. Pada usia muda
SKIZOAFEKTIF
Pedoman diagnostik :
Diagnosis dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya
skizofrenia dan gangguan afektif bersama-sama menonjol
pada saat yang bersamaan, dalam episode yang sama.
SKIZOAFEKTIF
Klasifikasi :
1. Skizoafektif tipe manik
a. gejala skizofrenia + manik (menonjol &
sama)
episode
b. gejala-gejala afektif
c. aktivitas yang berlebihan
d. waham kebesaran, waham kejar juga
mungkin ada
e. gejala skizofrenia
f. onset biasanya akut dan penyembuhannya dapat
sempurna
SKIZOAFEKTIF
2. Skizoafektif tipe depresif
a. gejala skizofrenia + depresif (menonjol &
episode sama)
b. gejala depresif : perilaku yang retardasi, putus
asa, insomnia, perubahan nafsu makan, dll
c. gejala skizofrenia : waham, halusinasi
d. episode berlangsung lebih lama daripada tipe
manik sebagian bisa sembuh sempurna,
sebagian lagi bisa menjadi defek skizofrenia
SKIZOAFEKTIF
Penanganan :
1. Perawatan rumah sakit
2. Medikasi
3. Terapi psikososial
SKIZOAFEKTIF
Farmakoterapi
a. gejala manik
anti manik
b. gejala depresif
anti depresif
c. gejala psikosis
anti psikosis
SKIZOAFEKTIF
Obat antipsikotik : APG 1 dan APG 2
APG 1 : trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan
pimozide
APG 2 : clozapine, olanzapine, quetiapine dan rispendon
SKIZOAFEKTIF
Terapi psikososial :
1. Psikoterapi individual
2. Terapi suportif
3. Social skill training
4. Terapi okupasi
5. Terapi kognitif dan perilaku (CBT)
6. Psikoterapi kelompok
7. Psikoterapi keluarga
8. Manajemen kasus
9. Assertive Community Treatment (ACT)
SKIZOAFEKTIF
Prognosis :
1. Prognosis bisa diperkirakan dengan melihat seberapa
jauh menonjolnya gejala skizofrenianya, atau gejala
gangguan afektifnya
2. Semakin menonjol dan persisten gejala skizofrenianya
maka prognosis buruk
3. Semakin persisten gejala-gejala gangguan afektifnya,
prognosis semakin baik
GANGGUAN
KEPRIBADIAN
PARANOID
Definisi
Ketidakpercayaan terhadap orang lain bahwa orang lain berniat buruk
kepadanya, berniat pervasive, awitan dewasa muda, nyata dalam
berbagai konteks.
Teori kognitif behavioral : selalu dalam keadaan waspada
Epidemiologi
0,5% - 2,5% dari seluruh populasi
Insiden lebih tinggi, bila mempunyai saudara yang mengalami
skizofrenia
Pria > wanita
Etiologi
Faktor genetika
Faktor temperamental
Isolasi social
Faktor biologis
Gambaran Klinis
Terlihat mulai pada masa anak anak dan remaja, dengan sifat :
Menyendiri, hubungan antar masyarakat yang kurang, kecemasan
social, hasil yang kurang di sekolah, hipersensitivitas
Punya sifat curiga yang menonjol
Agresif
Pemberontak dan angkuh
Menolak untuk memaafkan, walaupun hanya kesalahan kecil
Diagnosis
Pemeriksaan psikiatri
Lihat premorbid pasien dari mulai lahir hingga masa dewasa max
umur 18 tahun
Pasien cenderung bertindak formal dan membingungkan
Ketegangan otot, ketidakmampuan bersantai
Sikap pasien serius tanpa humor
Kemampuan bicara (arus piker) terarah dan logis
Isi pikiran adanya proyeksi, menuduh, ide ide referensi
Kriteria DSM VI
Sebuah ketidakpercayaan meluas dan kecurigaan orang lain sehingga
motif mereka ditafsirkan sebagai jahat, dimulai dengan awal masa
dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan
oleh empat (atau lebih) sebagai berikut :
Kecurigaan, tanpa dasar yang cukup, bawah orang lain
memanfaatkan, membahayakan, atau menipu dia
Sibuk dengan keraguan yang tidak tepat tentang loyalitas atau
kepercayaan dari teman teman atau reka
Enggan untuk menceritakan pada orang lain karena takut yang tidak
beralasan bahwa informasi tersebut akan digunakan jahat terhadap
dia
Terapi
Tujuan terapi :
Menghargai dan menerima perasaan mereka sendiri
Untuk lebih meningkatkan harga diri pasien
Mengembangkan pandangan untuk lebih percaya dengan orang lain
Psikoterapi
Para ahli terapi harus bersikap professional
Untuk tidak melakukan kontak fisik
Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok
Farmakoterapi
Diazepam, dosis 10-30 mg/hari
Anti-psikoti
Prognosis
Pada beberapa orang gangguan kepribadian paranoid terjadi seumur
hidup
Seringkali menjadi tanda munculnya skizofrenia.