Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi skizofrenia

F20. Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat
yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetic, fisi, dan sosial budaya.

F20.0 Skizofrenia paranoid

Pedoman diagnosis:

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


 Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan atau waham harus menonjol
a. Suara suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit, mendengung atau
bunyi tawa
b. Halusinasi pembauan atau pengecap rasa, atau bersifat seksual atau lain – lain
perasaan tubuh, halusinasi visual, mungkin ada tetapi jarang menonjol
c. Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, atau passifiti, dan keyakinan dikejar – kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas; gangguan afektif
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relative tidak nyata/tidak menonjol

F20.1 Skizofrenia hebefrenik

Pedoman diagnosis:

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


 Diagnosis hebrefenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda
(onset biasanya mulai 15 sampai 25 tahun).
 Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri, namun tidak
harus demikian untuk menetukan diagnosis
 Untuk diagnosis hebrefenia yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinyu
selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini
memang benar bertahan:
- Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta manerisme; ada
kecenderungan untuk selalu menyendiri, dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan
hampa perasaan
- Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar, sering disertai kecicikan atau perasaan
puas diri, semyum sendiri, atau oleh sikap tinggi hati, tertawa menyeringai, menrisme,
mengibuli secara senda gurau, keluhan hipokondriaka, dan ungkap kata yang diulang –
ulang
- Proses berpikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta inkoheren
 Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses berpikir umunya menonjol.
Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol. Dorongan kehendak dan
yang bertujuan hilang serta sasaran ditinggal, sehingga perilaku menderita memperlihatkan ciri
khas yaitu perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan
bersifat dibuat – buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar
orang memahami jalan pikiran pasien.

F20.2 Skizofrenia katatonik

Pedoman diagnosis

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


 Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya.
a. Stupor atau mutisme
b. Gaduh gelisah
c. Menampilkan posisi tubuh tertentu
d. Negativisme
e. Rigiditas
f. Fleksibilitas cerea atau “waksy flexibility” dan
g. Gejala – gejala lain seperti “command automatisme”, dan pengulangan kata – kata
 Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik,
diagnosis skizofrenia mungkin harus itunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang
adanya gejala – gejala lain. Penting untuk diperhatikan bahwa gejala – gejala katatonik bukan
petunjuk diagnostic untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak,
gangguan metabolic, atau alcohol dan obat – obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan
afektif.

F20.3 Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)

Pedoman diagnosis

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


 Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebeferik, atau katatonik
 Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-skizofrenia

F20.4 Depresi pasca-skizofrenia

Pedoman diagnosis

 Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau:


a. Pasien telah menderita skizofrenia selama 15 bulan terakhir ini
b. Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada
c. Gejala – gejala depresif menonjo; dan mengganggu, memenuhi paling sedikit kriteria
untuk episode depresif dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu
 Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi episode depresif
(F32.-). Bila gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari
subtype skizofrenia yang sesuai (F20.0-F20.3)

F20.5 Skizofenia residual

Pedoman diagnosis

 Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua:
a. Gejala negative dari skizofrenia yang mrnonjol, misalnya perlambatan psikomotorik,
aktivitas menrun, afek yang menumpul, sifat pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan
dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti
ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan
kinerja social yang buruk
b. Sediktinya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi
kriteria untuk diagnosis skizofrenia
c. Setidaknya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi
gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang dan telah timbul
sindrom “negatif” dari skizofrenia
d. Tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak organic lain, depresi kronis atau
institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.

F20.6 Skizofrenia simpleks

Pedoman diagnosis

 Diagnosis skizofrenia simples sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada
pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari:
- Gejala negative yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi,
waham, atau manifestasi lain dari episode psikoik
- Disertai dengan perubahan – perubahan perilaku pribadi yang bermakna,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa
tujuan hidup dan penarikan diri secara sosial
 Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan sub tipe slizofrenia lainnya.

Maslim Rusdi.2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.

Anda mungkin juga menyukai