Anda di halaman 1dari 18

OBSESSIVE-COMPULSIVE

DISORDER (OCD)

Dr TRI RINI BS, Sp KJ


DEFINISI
OBSESIF
Pikiran, perasaan, ide yang mengganggu.
Suatu pikiran yang tidak diinginkan, terus-
menerus dan menganggu.
KOMPULSIF
Perilaku yang disadari, dibakukan dan rekuren
seperti menghitung, memeriksa dan
menghindar.
Tindakan berulang-ulang yang dirasakan
seseorang sebagai hal yang harus dilakukan
dan orang tersebut tidak berdaya
mengatasinya; perilaku rutinitas.
GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
Kondisi psikologis yang dikategorikan
gangguan cemas karena ada pikiran obsesif,
meningkatnya kecemasan dan
ketidaknyamanan, juga ada kompulsi yang
merupakan usaha untuk menetralisasi obsesi
dan mengurangi rasa tidak nyaman.
PREVALENSI
Prevalensi gangguan obsesif-kompulsif berdasarkan
Health Maintenance Organizations (HMOs) adalah
sekitar 84/100,000 (<1%)
Prevalensi 12 bulan gangguan obsesif-kompulsif
berdasarkan diagnosis DSM-IV di Australia sekitar
0,6%.
Gangguan obsesif-konvulsif mengenai 2-3%
populasi (perempuan:laki-laki=1:1).
Penelitian epidemiologi menyebutkan onset
gangguan obsesif-kompulsif terjadi pada usia antara
20-25 tahun dan hanya 15% yang terjadi setelah
usia 35 tahun
PREDISPOSISI
Faktor biologis
Penelitian menunjukkan pengaruh serotonin pada
gangguan obsesif kompulsif
Pencitraan otak peningkatan aktivitas di lobus
frontalis, ganglia basasil dan singulum
Genetik kembar monozigot lebih tinggi
kemungkinan mengalami gangguan obsesif
kompulsif daripada dizigot
Familial
Riwayat keluarga dengan gangguan obsesif-
konvulsif.
Faktor perilaku
Obsesif terjadi apabila sebuah stimulus yang relatif
netral diasosiasikan dengan rasa takut atau cemas
dihubungkan dengan peristiwa yang
menimbulkan rasa cemas/tidak nyaman.
Ketika seseorang sadar bahwa suatu perbuatan
dapat mengurangi kecemasan akibat obsesif
mengembangkan strategi penghindaran aktif
dalam bentuk kompulsi atau ritual.
Karena manfaatnya dalam mengurangi
kecemasan, strategi penghindaran ini menjadi
suatu pola tetap dalam kompulsi.
Faktor psikososial
Kepribadian
15-35% pasien gg. obsesif kompulsif
memiliki sifat obsesional premorbid.
GEJALA KLINIS
POLA GEJALA UTAMA
1. Obsesi terhadap kontaminan diikuti oleh
penghindaran terhadap objek yang
kemungkinan terkontaminasi
2. Obsesi keragu-raguan diikuti oleh pengecekan
yang kompulsi
3. Pola dengan semata-mata pikiran obsesional
yang mengganggu tanpa suatu kompulsi
4. Kebutuhan akan kesimetrisan dan ketepatan
GEJALA KLINIS
Obsesi
Ketakutan atau rasa jijik terhadap sampah
atau sekresi tubuh, kotoran, kuman, toksin
lingkungan.
Rasa takut bahwa sesuatu yang
menakutkan akan terjadi
Kebutuhan akan simetrisitas, urutan, atau
ketepatan
Ketelitian
Angka beruntung dan angka sial
Pikiran, bayangan atau impuls seksual yang
terlarang atau jahat
Kompulsi
Mencuci tangan, mandi, berendam,
menggosok gigi atau berdandan yang
berlebihan atau diritualkan
Ritual berulang
Memeriksa pintu, kunci, pagar, peralatan, rem
kendaraan, dll
Membersihkan dan ritual lain untuk
menghilangkan kontak dengan kontaminan
Mengurutkan dan menyusun
Tindakan untuk mencegah bahaya bagi diri
sendiri atau orang lain
Menghitung
Menimbun dan mengumpulkan
TANDA KLINIS
Pemeriksaan status mental
50% pasien gangguan obsesif kompulsif
menunjukkan gangguan depresi
Beberapa pasien menunjukkan kepribadian
obsesif kompulsif
Pemeriksaan status neurologis dalam keadaan
normal
KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSM-
IV-TR) 300.3
A. Salah satu obsesi atau kompulsi
B. Pada suatu waktu selama perjalanan gg., orang
telah menyadari bahwa obsesi atau kompulsi
adalah berlebihan atau tidak beralasan.
C. Obsesi atau kompulsi menyebabkan penderitaan
yang jelas; menghabiskan waktu (>1 jam sehari)
atau secara bermakna mengganggu rutinitas
normal orang, fungsi pekerjaan (akademik) atau
aktivitas atau berhubungan sosial yang biasanya.
D. Jika terdapat gg. AXIS I lainnya, isi obsesi atau
kompulsi tidak terbatas pada gg. tsb.
E. Tidak disebabkan oleh efek langsung suatu zat atau
kondisi medis umum
PPDGJ
1. Gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif
atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari
selama sedikitnya 2 minggu berturut-turut.
2. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan
(distress) atau mengganggu aktivitas penderita.
3. Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal
berikut:
Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri
sendiri
Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang
tidak berhasil dilawan meskipun ada lainnya
yang tidak lagi dilawan oleh penderita
Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas
bukan merupakan hal yang memberi kepuasan
atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari
ketegangan atau anxietas), tidak dianggap
sebagai kesenangan seperti dimaksud di atas
Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut
harus merupakan pengulangan yang tidak
menyenangkan (unpleasantly repetitive)
4. Diagnosis ditegakkan hanya apabila tidak ada
gangguan depresif pada saat gejala obsesif
kompulsif tersebut timbul
5. Gejala obsesif sekunder yang terjadi pada gg.
Skizofrenia, sindrom Tourette atau gg. mental
organik harus dianggap sebagai bagian dari
kondisi tersebut
PEMBAGIAN PPDGJ
F42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau
Pengulangan
F42.1 Predominan Tindakan Kompulsi
F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif
F42.8 Gangguan Obsesif Kompulsif Lainnya
F42.9 Gangguan Obsesif Kompulsif Yang Tidak
Tergolongkan
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Trisiklik (Clomipramine)
SSRI (fluoxetine, sertralin)
Obat lain: MAOI (phenelzine)
Terapi perilaku
Psikoterapi
Terapi lain
Terapi keluarga
Terapi kelompok
ECT dan psycosurgery
DAFTAR PUSTAKA
Anthony P. Weiss, M.D., Michael A. Jenike, M.D. Late-
Onset Obsessive-Compulsive Disorder: A Case Series.
The Journal of Neuropsychiatry and Clinical
Neurosciences 2000; 12:265268
PPDGJ-III
Rita L. Atkinson, Richard C. Atkinson. Pengantar
Psikologi. Penerbit Erlangga, Indonesia
Saddock BJ, Saddock VA. Gangguan Obsesif-Kompulsif.
Dalam : Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry, Edisi
ketujuh. Binarupa Aksara, Indonesia, 1997.
Ulrike Buhlmann, et. Al. Physiologic Responses To Loud
Tones In Individuals With Obsessive-compulsive
Disorder. Psychosomatic Medicine 69:166172 (2007)
William M Greenberg, MD. Obsessive-Compulsive
Disorder. Emedicine.com

Anda mungkin juga menyukai