Anda di halaman 1dari 22

Dr.

Victor Eliezer, SpKJ

Umumnya

manusia membutuhkan 6-8 jam / hari untuk tidur. Memang pada bayi dan anak-anak kecil membutuhkan waktu tidur yang lebih lama. Tidur dapat dikonsepkan sebagai suatu pasangan dari siklus biologi, yaitu siklus tidur dan siklus bangun, disebut dengan Circadian Sleep Rhythm, juga bisa disebut sebagai Biological Clock.

Insomnia Hipersomnia Parasomnia Gangguan

Jadwal Tidur dan Bangun

Merupakan masalah tidur yang paling umum yang secara sederhana didefinisikan sebagai tidur yang buruk dan bisa diwujudkan oleh : kesulitan untuk tidur, sulit untuk mempertahankan tidur, bangun terlalu pagi, atau bangun di pagi hari namun tidak segar.

nsomnia dibagi atas tipe akut dan tipe kronik.


Insomnia

Akut berlangsung dari 1 malam sampai beberapa minggu dan ini diperkirakan 30% dari pada populasi dewasa selama setahun. Insomnia Kronik berlangsung lebih lama, terjadi paling sedikit 3 malam / minggu selama 1 bulan atau lebih. Hal ini dialami oleh 10 15% dari populasi dewasa.

Pada

usia lanjut insomnia lebih sering terjadi, hampir 50% dari mereka yang berusia 65 tahun keatas. Insomnia merupakan masalah bagi mereka yang berusia lanjut. Akan tetapi dapat juga dicetuskan oleh pengobatan yang diperolehnya, penyakit atau rasa nyeri (pain) dan rasa nyeri ini sering terjadi pada yang berusia lanjut.

Insomnia Primer Keluhan subjektif mengenai tidur yang buruk,tidak cukup, tidak dapat dipertahankan yang berlangsung selam 1 bulan berhubungan dengan distres ataupun hendaya dan tanpa berhubungan dengan gangguan tidur lainnya, mental dan medis,ataupun efek fisiologis dari zat.

Insomnia Sekunder
Berhubungan

yang lainnya Berhubungan dengan gangguan/keadaan medis umum. Berhubungan dengan efek langsung obat ataupun zat-zat tertentu.

dengan gangguan mental emosional

Zat-zat tersebut antara lain: beta agonis (terbutaline), dekstroamfetamin, metilfenidate, pengobatan hormonal (steroid), beta blocker, alkohol, kopi dan nikotin.

Merupakan

kebalikan dari insomnia, ini adalah tidur yang mubajir. Ini bisa berbahaya bila mengemudi maupun mengoperasikan peralatan berat, dan bisa menjadi rintangan di sekolah dan di pekerjaan dan kemudian merupakan sumber yang membuat rasa malu yang hebat

Parasomnia
Adalah perilaku abnormal yang terjadi selama tidur. Perilaku abnormal ini bisa mengganggu kualitas
dan durasi tidur

Kategori

ini mengistilahkan gangguan jadwal tidur bangun. Ini dilihat pada orang yang mengubah siang dan malamnya. Contoh yang paling sering adalah pekerja aplusan, para pelancong yang melewati beberapa daerah waktu (jet lag), dan pada orang tua dengan demensia

Arsitek tidur juga disebut Ultradian Sleep Rhythm, yang hanya mengatur mengenai fase dan stage dari tidur.
Tahap I Tahap II (yang terbanyak)

Non REM

Tahap III Tahap IV

gelombang Delta() atau gelombang amplitudo tinggi dan lambat

Tidur REM (Rapid Eye Movement)

1.
2.

3.

PRIMARY SLEEP DISORDER Dysomnia Parasomnia SLEEP DISORDER RELATED TO ANOTHER MENTAL DISORDER OTHER SLEEP DISORDER

Primary

Insomnia Primary Hypersomnia Narcolepsy Breathing Related Sleep Disorder Circadian Rhythm Sleep Disorder (Sleep-Wake Schedule Disorder 1. Delayed Sleep Phase Type 2. Shift-Work Type 3. Jet Lag Type 4. Unspecified Type Dysomnia NOS

Nightmare

Disorder Sleep Terror Disorder Sleep Walking Disorder Parasomnia NOS ex:REM Sleep Behavior Disorder

Insomnia

related to ( Axis I or Axis II disorder) Hypersomnia Related to (Axis I or Axis II disorder)

Sleep

Disorder due to General Medical Disorder 1. Insomnia type 2. Hipersomnia type 3. Parasomnia type 4. Mixed type Substance Induced Sleep Disorder 1. Insomnia type 2. Hipersomnia type 3. Parasomnia type 4. Mixed type With onset:intoxication/withdrawal

Serotonin. Pencegahan sintesis serotonin, atau destruksi nukleus rafe dorsalis di batang otak, yang hampir semuanya adalah badan sel serotonergik otak, menurunkan tidur untuk waktu yang cukup lama. Sintesis dan pelepasan serotonin oleh neuron serotonergik dipengaruhi oleh tersedianya prekusor asam amino pada neurotrosimitter tersebut, yaitu L-triptofan.
1.

Pemberian

sejumlah besar L-triptofan (1-15 gram) menurunkan latensi tidur dan terjaga nokturnal. Sebaliknya, defisiensi L-triptofan berkaitan dengan kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk tidur REM
2.

Norepinefrin

Neuron

yang mengandung norepinefrin dengan badan sel yang terletak di nukleus sereleus memainkan peranan penting dalam mengendalikan tidur normal.

Obat-obatan

dan manipulasi yang meningkatkan pemicuan neuron noradrenergik tersebut menyebabkan penurunan nyata pada tidur REM (REM-off neurons) dan peningkatan keadaan terjaga penuh

3.

Asetilkolin
otak juga terlibat dalam tidur, khususnya dalam menghasilkan tidur REM. Pada penelitian binatang, penyuntikan agonis kolinergik muskarinik ke dalam neuron pons formasioretikularis (REM on neuron) menyebabkan pergeseran dari terjaga penuh ke tidur REM

Asetilkolin

4.

Gama aminobutiric acidI (GABA)

Dikenal

sebagai transmiter inhibisi yang terpenting, yang terdapat luas di area kortikal, subkortikal dan spinal susunan saraf pusat. Sedasi dan penurunan kewaspadaan dihasilkan oleh agen yang memfasilitasi GABA. Meskipun efek dari peningkatan konsentrasi GABA regional belum jelas, GABA dihipotesiskan memainkan peranan penting dalam regulasi keadaan bangun dan dewaking

5. Dopamin Bukti-bukti menunjukkan bahwa dopamin memiliki efek membangunkan. Obat yang meningkatkan dopamin otak cenderung menyebabkan terbangun dan terjaga penuh. Sebaliknya, penghambat dopamin, seperti pimozide dan phenotiazine, cenderung meningkatkan waktu tidur

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai