Anda di halaman 1dari 44

Kedokteran Perjalanan

dan Wisata Medis


April Imam Prabowo
dr., DTM&H, MFM(Clin)

Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Ilmu Kesehatan Masyarakat


FKIK UMY
Tujuan Pembelajaran
Setelah pekuliahan ini mahasiswa mampu:

• Mendefinisikan Kedokteran Perjalanan dan Wisata


Medis

• Menjabarkan ragam/cakupan masalah kesehatan


yang terkait kedokteran perjalanan

• Mendefinisikan dan membedakan peran kerja terkait


kedokteran perjalanan dalam upaya kesehatan
perorangan dan kesehatan masyarakat
Latar Belakang
• Secara global terjadi peningkatan perjalanan antarkota dan antarnegara. Saat
ini ada lebih dari 1 milyar perjalanan internasional/tahun.

• Masalah kesehatan yang dihadapi para pejalan sangat banyak dan


bervariasi, tergantung tempat yang dikunjungi dan gaya hidup yang
diadopsi oleh pejalan.

• Kesehatan dalam masa perjalanan saat ini masih belum menjadi faktor
yang diperhatikan serius, dan saran perjalanan sebelum keberangkatan
tidak banyak dilakukan atau tidak akurat. Secara kultural belum umum/
sebanding dengan skala pertumbuhan perjalanan.

• Upaya travel medicine yang paripurna akan membantu pencegahan


epidemi penyakit infeksi (penyebarluasan lintas kota/negara), menurunkan
morbiditas/mortalitas, dan meningkatkan pencapaian tujuan perjalanan.
Prinsip
Pengelompokan Populasi

• pleasure – leisure, recreation, and holidays;

• visiting friends and relatives (VFR);

• work related;

• religion;

• medical (including dental).


Pengelompokan Populasi
• Pejalan rute domestik dan internasional (WNI kepergian ke luar negeri, atau
WNA kedatangan dari luar negeri)

• Berdasarkan kelompok usia (anak, remaja, dewasa, lansia)

• Jumlah pejalan (perorangan, kelompok, keluarga) dan keramaian massa di


tempat tujuan (perkumpulan massa)

• Berdasarkan jenis sarana transportasi (darat, laut, udara)

• Berdasarkan durasi perjalanan (jangka pendek, menengah, panjang/pindah)

• Berdasarkan ragam kegiatan: rekreasional di perkotaan/pedesaan/daerah


terpencil, penjelajahan, olahraga, ibadah, pendidikan, pekerjaan, pengobatan,
misi kemanusiaan, misi agama, atau kombinasi dari beberapa kegiatan
sekaligus
Kondisi umum terkait travel
medicine di Indonesia
• Perjalanan ibadah haji

• Perjalanan darat saat mudik

• Perjalanan domestik dengan moda transportasi darat, udara, dan laut

• Perjalanan internasional berbiaya murah dan backpacker

• Wisata antarkota disertai wisata kuliner

• Tren petualangan ke obyek-obyek wisata alam, daerah terpencil, dan bepergian


berkelompok

• Perjalanan mayoritas dilakukan dengan anggaran terbatas dan diutamakan


untuk kegiatan rekreasional —> seiring dengan munculnya low cost carrier dan
kemudahan dalam pembiayaan perjalanan (fasilitas kredit dan bonus belanja)
Ragam Masalah
Kesehatan
Travel-related
infectious diseases
• Travellers’ diarrhea
• Vector-borne diseases
• Respiratory disease
• Sexually transmitted infections
• Tropical skin infections
• Rabies
• Vaccine-preventable diseases
Travelers with underlying
medical problems and
special needs
• Women’s health and travel
• Traveling with children
• Travelers with underlying medical conditions
• The older traveler and traveling with disability
• Visiting friends and relatives
• Migrants and refugees
• Study-abroad programs: student health and
safety issues
• Humanitarian aid workers, disaster relief
workers, and missionaries
• Long-term travelers
Environmental travel
health risks
• Aviation
• Expedition and wilderness activities
• Venomous poisonous animals and toxins
• Cruise ships
• Mass gatherings
• Emergency care whilst abroad
Penyakit infeksi
• Kebanyakan terkait sanitasi yang belum baik

• Masalah gastrointestinal merupakan morbiditas


tertinggi, yaitu traveller’s diarrhoea.

• Masalah lainnya adalah: Hepatitis A, Hepatitis B,


Infestasi cacing (cacing tambang dan schistosomiasis),
Malaria, Yellow fever, Infeksi meningococus, demam
tifoid, kolera, Japanese B encephalitis, Rabies, dan
penyakit menular seksual (STIs)
Kehamilan dan perjalanan
• Kebanyakan maskapai penerbangan tidak membolehkan ibu dengan
usia kehamilan >36 minggu untuk bepergian dengan pesawat
terbang

• Surat dokter dibutuhkan untuk usia kehamilan mencapai >28 minggu

• Perjalanan udara merupakan kontraindikasi pada satu bulan terakhir


kehamilan hingga 7 hari pasca melahirkan

• Riwayat kehamilan sebelumnya harus selalu dijadikan bahan


pertimbangan

• Perjalanan ke negara tropis dengan kondisi epidemiologi berbeda


harus disarankan untuk dihindari
Anak-anak dan perjalanan
• Kemampuan anak untuk beradaptasi terhadap
perubahan iklim lingkungan dan infeksi cenderung
lebih rendah dibandingkan kemampuan adaptasi
lainnya

• Perjalanan udara tidak direkomendasikan pada anak


baru lahir dengan usia <7 hari atau lahir prematur

• Permasalahan tersering adalah nyeri telinga saat lepas


landas/pendaratan pesawat, akibat perubahan
tekanan atmosfer
Penyakit kronis dan
perjalanan
• Pada perjalanan panjang, perlu dipastikan perbekalan
obat-obatan yang perlu dikonsumsi

• Pola makan dan gaya hidup terkait penyakit kronis


dapat terpengaruh dengan perjalanan, misal diit
menjadi tidak terkontrol

• Perhatikan respon pengobatan yang terpengaruh


dengan perbedaan kondisi iklim dan ketinggian,
terkait efektivitas dosis dan penyimpanan obat-obatan
Perjalanan Udara
• Merupakan metode perjalanan yang aman dan
menyediakan kenyamanan bagi pejalan.

• Masalah utama terkait mabuk udara, jetlag pada


perjalanan panjang, dan deep venous trombosis (DVT)
pada perjalanan panjang.

• Keluhan jetlag dapat terjadi pada beragam arah


perjalanan, tetapi yang terparah muncul pada
perjalanan dari arah barat-timur, sedangkan utara-
selatan cenderung lebih ringan.
Penyakit akibat perbedaan/
perubahan kondisi
• Kondisi ketinggian: Menyerang pejalan yang hidup di
dataran rendah saat mengunjungi/beraktivitas di
daerah dataran tinggi.

• Kondisi kedalaman: penyelam berisiko mengalami


masalah dekompresi.

• Kondisi iklim: Dialami oleh pejalan yang berpindah


dari kondisi empat musim ke dua musim dan
sebaliknya. Antara lain: dehidrasi, heat stroke, frostbite,
dll.
Kecelakaan/cidera

• Mortalitas tertinggi. Terutama kecelakaan lalu


lintas saat bepergian dengan metode
perjalanan darat dan saat beraktivitas sesampai
di tempat tujuan.

• Kecelakaan lain saat melakukan aktivitas utama:


tenggelam, tergelincir, dsb.
Kesehatan Mental
• Pada perjalanan terkait pekerjaan berat
(misalkan terkait bantuan kemanusiaan di
daerah konflik/bencana), kepindahan, atau
ibadah —> merupakan bentuk perjalanan yang
memerlukan proses adaptasi yang tinggi

• Diperlukan persiapan kesehatan mental untuk


mencegah gangguan kecemasan dan depresi
Upaya Penanganan
Upaya Kesehatan Individu
• Tersebar di berbagai lini sesuai kondisi kesehatan yang
terlibat:

• Layanan primer (mayoritas kondisi, dan upaya persiapan


perjalanan)

• Program/layanan khusus: layanan kesehatan haji (program


paling paripurna, meliputi keberangkatan, saat pelaksanaan,
hingga kepulangan) dan kesehatan pelabuhan

• Layanan sekunder/tersier (pengobatan kondisi khusus dan


langka, misalnya ebola)
“This traveller, this trip, this time”

Prof. Nick Zwar



School of Public Health & Community Medicine, UNSW
• Pra perjalanan (1):

• Sarankan pasien untuk melakukan perencanaan perjalanan sedini


mungkin

• Jadwalkan waktu konsultasi yang cukup, antara 30-45 menit, dan


pertemuan serial jika diperlukan

• Jadwalkan pemeriksaan gigi terutama untuk perjalanan internasional


untuk durasi yang lama

• Berikan saran yang individualistik (perhatikan pengelompokan populasi


yang sudah disebutkan di atas)

• Jika dibutuhkan, merekomendasikan vaksinasi khusus (perhatikan


kontraindikasi, misal: usia, kehamilan, dll)

• Berikan informasi terkini, dalam bentuk lisan maupun tulisan


• Pra perjalanan (2):

• Sertakan surat yang menyatakan kondisi sehat, ada/tidaknya


penyakit/kondisi medis yang diderita/perlu perhatian khusus,
dan pengobatan yang sedang dijalani

• Tekankan kepada pejalan pentingnya tanggung jawab pribadi


dari pejalan terhadap kesehatannya sendiri

• Merekomendasikan perlunya asuransi perjalanan

• Membantu mempersiapkan obat-obatan yang perlu dibawa


selama perjalanan

• Seorang pecandu narkoba harus dilarang untuk melakukan


perjalanan antarkot/antarnegara
• Pasca perjalanan:

• Pengecekan kondisi kesehatan dan pengobatan spesifik jika


diperlukan

• Pelayanan pra dan pasca perjalanan berlaku bagi pasien lokal di


layanan primer

• Dokter umum perlu mengetahui/melihat referensi database travel


medicine WHO atau negara kunjungan untuk memperoleh informasi
spesifik tentang negara-negara berisiko bagi pejalan

• Tim di layanan primer juga harus mempersiapkan diri untuk


menyediakan layanan/respon penanganan masalah terkait travel
medicine bagi pejalan yang mengunjungi kota/lokasi tempat praktek
layanan primer tersebut —> bagi pengunjung domestik maupun
internasional
Upaya Kesehatan Masyarakat

• Penentuan kebijakan strategi nasional/lokal pencegahan infeksi, misal:


H5N1, ebola, virus zika, virus meningokokus, dsb

• Penentuan kebijakan program vaksinasi

• Penentuan kebijakan program kesehatan haji

• Penentuan kebijakan program asuransi

• Kebijakan kerjasama lintas sektoral, swasta dan publik dalam


pencegahan primer masalah kesehatan terkait travel medicine (contoh:
pembangunan infrastruktur transportasi, sanitasi/suplai air bersih, dll)

• Program promosi kesehatan publik untuk beragam kegiatan perjalanan


Medical Tourism
Prosedur/Pengobatan Medis yang
dipasarkan dalam Wisata Medis (1)
• Cosmetic surgery (eg breast augmentation, facelifts
and liposuction)

• Dentistry (eg dental implants, dentures, crowns and


whitening)

• Cardiology/cardiac surgery (eg bypass and valve


replacement)

• Orthopaedic surgery (eg hip replacements,


resurfacing, knee replacement and joint surgery)
Prosedur/Pengobatan Medis yang
dipasarkan dalam Wisata Medis (2)
• Bariatric surgery (eg gastric bypass and gastric banding)

• Fertility/reproductive system (eg in vitro fertilisation and


gender reassignment)

• Organ, cell and tissue transplantation (eg organ


transplantation and stem cell therapy)

• Ophthalmological procedures (eg laser eye surgery and


lens implants)

• Diagnostics, check-ups and other treatments


Daftar pertanyaan untuk menentukan
faskes tujuan medical tourism

• Hospital/medical/dental facilities: are they accredited? Are the 



facilities and infrastructure well maintained and up to date?

• Health staff: are they appropriately qualified and credentialled?

• Morbidity and mortality data: are morbidity and mortality data 



available? How do they compare with the rates at home?

• Care: is continuity of care provided throughout the pre-, during and 



post-medical treatment phases?

• Due diligence: who exactly are you dealing with? Can you visit the 

hospital, tour its facilities and meet the staff?
(c) Travelweek News

Anda mungkin juga menyukai