Evi Kusumahati*
ABSTRAK
Laju perkembangan kesehatan di Indonesia salah satunya dicerminkan oleh peningkatan derajat kesehatan
lanjut usia termasuk di wilayah kerja Puskesmas Jayagiri Lembang. Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia
tentu akan menimbulkan permasalahan seperti masalah ekonomi, masalah sosial budaya, masalah kesehatan dan
masalah psikologi. Permasalahan tentang kualitas pelayanan kesehatan lanjut usia di Puskesmas Jayagiri yaitu :
Masih adanya persepi bahwa program lanjut usia adalah program pengembangan bukan program prioritas,
masih kurangnya tenaga dalam pelayanan, dan fasilitas masih belum tercukupi dengan baik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel tangible (kenyataan), empathy (empati), reliability
(kepercayaan), responsiveness (cepat tanggap), assurance (jaminan) dalam kepuasan pasien.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara accidental sampling pada pasien lansia yang
berkunjung ke Puskesmas Jayagiri Lembang selama tahun 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 86 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara umum, pasien yang berkunjung ke Puskesmas Jayagiri
Lembang merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan petugas kesehatan sebanyak 51,2%. Mayoritas
pasien yang berkunjung ke Puskesmas Jayagiri Lembang merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan
ditinjau dari bukti fisik (tangible) sebanyak 48,8%, Sebanyak 45,3% merasa tidak puas dengan kualitas
pelayanan yang diberikan ditinjau dari kepedulian patugas (emphaty), sebanyak 40,7% pasien merasa puas
dengan kualitas pelayanan yang diberikan ditinjau dari keandalan dan keterampilan petugas (reliability),
Mayoritas pasien merasa puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan ditinjau dari daya tanggap petugas
(responsiveness) sebanyak 47,7%. Setengah dari pasien merasa cukup puas dengan kualitas pelayanan yang
diberikan ditinjau dari jaminan yang diberikan petugas (assurance) sebanyak 50%.
ABSTRACT
Health growth rate in Indonesia one of them be reflected by health improvement elderly including in
the work area of Puskesmas Jayagiri Lembang. The increase the number of elderly will has created problems as
economic problems, social problems culture, health problems and the problem of psychology. Problems of the
quality of health service elderly at Puskesmas Jayagiri : fact that there are still perception that the program
elderly is a development not priority programs, there is a lack of the power to service , and facilities still not
awarded well. This study attempts to know a variable tangible, empathy, reliability, responsiveness, assurance
security in the satisfaction of patients.
The kind of research conducted is research descriptive analytic by cross sectional approach. The
sample techniques used is by means of accidental sampling in patients elderly visit to the Puskesmas Jayagiri
Lembang for years 2012 with the sample of the as many as 86 people.
The research results show that in general, patients who going to the Puskesmas Jayagiri Lembang are
satisfied with the quality of the service provided health workers 51,2 % as much as. Most of the patients who
visit Puskesmas Jayagiri Lembang feel satisfied with the quality of the service provided in terms of physical
evidence (tangible) 48.8 % as much as. Some 45,3 % felt dissatisfied with the quality of services provided in
terms of officer concern (emphaty). As many as 40,7 % of patients are satisfied with the quality of services that
are provided in terms of the reliability of and skill the attendant (reliability).Most of the patients are satisfied
with the quality of services given in terms of responsiveness of the officers (responsiveness) as 47,7 %. Half of
patients felt quite satisfied with the quality of services given in terms of collateral provided the officers
(assurance) as 50 % .
28
jumlah lanjut usia di Kecamatan Lembang sekitar kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien
15.553 orang. berdasarkan dimensi tangible (kenyataan), empathy
Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia (empati), reliability (kepercayaan), responsiveness
akan menimbulkan permasalahan baru seperti : (cepat tanggap), assurance (jaminan) dalam
masalah ekonomi, masalah sosial budaya, masalah kegiatan program kesehatan lanjut usia di
kesehatan dan masalah psikologi. Kegiatan Puskesmas Lembang, mengidentifikasi dimensi-
pelaksanaan program dan peningkatan kesehatan dimensi kualitas pelayanan yang paling
lanjut usia merupakan kegiatan yang menyeluruh berpengaruh terhadap kepuasan pasien berdasarkan
dan terpadu untuk meningkatkan kesehatan fisik, dimensi tangible (kenyataan), empathy (empati),
mental dan sosial para lanjut usia. Kegiatan ini reliability (kepercayaan), responsiveness (cepat
dimulai di tingkat masyarakat dari, oleh dan untuk tanggap), assurance (jaminan) dalam kegiatan
masyarakat, terutama yang tergabung dalam program kesehatan lanjut usia di Puskesmas
kelompok lanjut usia di posbindu (pos pembinaan Lembang.
terpadu) dengan pembinaan puskesmas dan sistem Jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas
rujukannya sampai dengan tingkat pelayanan Lembang meliputi Desa Wangunsari 1.928 jiwa,
spesialis lanjut usia (Geriatri) yang sedang Desa Mekarwangi 1.530 jiwa, Desa Kayuambon
dikembangkan, (DEPKES RI,2010). 2.884 jiwa, Desa Lembang 5.267 jiwa, Desa
Dalam upaya mempertahankan mutu Pagerwangi 3.944 jiwa, sehingga Jumlah
pelayanan serta mempertahankan pasien sebagai keseluruhan lansia yang berada di wilayah kerja
pelanggan Puskesmas harus mampu membangun Puskesmas Lembang adalah 15.553 jiwa, kemudian
loyalitas pelanggan dengan memberikan kepuasan untuk jumlah kunjungan untuk lanjut usia oleh
kepada para pelanggannya, misal dengan Puskesmas Lembang periode Januari 2012 sampai
memberikan layanan yang mutunya lebih baik, Desember 2012 sebanyak 5.100 kali kunjungan
harganya lebih kompetitif, kecepatan dalam yaitu bulan Januari sebanyak 411 kunjungan,
melakukan layanan serta layanan yang lebih unggul Februari 300 kunjungan, Maret 389 kunjungan,
dari layanan yang sejenis. Layanan dengan mutu April 410 kunjungan, mei 425 kunjungan, Juni 429
yang kurang baik, harganya tidak kompetitif, kunjungan Juli 460 kunjungan, Agustus 452
layanan yang lambat dapat menyebabkan Kunjungan, September 463 kunjungan, Oktober
pelanggan tidak puas (Supranto,2006). 449 kunjungan, November 422 kunjungan,
Mutu pelayanan kesehatan khusunya kemudian untuk bulan Desember Sebanyak 490
pelayanan kesehatan lanjut usia dapat diidentifikasi kali kunjungan. Selanjutnya Puskesmas Lembang
dengan cara melakukan pengamatan langsung Mencatat 10 besar penyakit pada lanjut usia
terhadap petugas kesehatan yang sedang periode Januari 2012 sampai Desember 2012
memberikan pelayanan, melakukan wawancara diantaranya : hypertensi 1.084 (21,2%), ISPA 860
kepada pasien dan petugas kesehatan, mendengar (16,8%), Rhematik 750 (14,6%), Myalgia 737
keluhan pasien dengan keluarganya. Kepuasan (14,4%), Gastritis 730 (14,3%), Cephalgia 380
merupakan data yang bersifat subjektif sesuai (7,4%), Kulit 210 (4,1%), Hipotensi 152 (3,0%),
dengan jawaban yang diberikan responden Diabetes melitus 140 (2,7%), Jantung 79 (1,5%).
berdasarkan pengalamannya, dalam kegiatan Dibawah ini diuraikan jumlah kunjungan
pelayanan kesehatan lanjut usia (Supranto, 2006) pasien lanjut usia selama 2010-2012 di Puskesmas
Untuk dapat menentukan kebijakan Lembang Kabupaten Bandung Barat, seperti
pelayanan yang tepat, khususnya dalam pelayanan terlihat pada tabel 1.1 dibawah ini:
kapada pasien, diperlukan kajian tentang dimensi
kualitas pelayanan kepada pasien dalam kegiatan
program kesehatan lanjut usia di Puskesmas
Lembang. Sehubungan dengan kondisi itu,
permasalahannya adalah apakah ada pengaruh
variabel tangible (kenyataan), empathy (empati),
reliability (kepercayaan), responsiveness (cepat
tanggap), assurance (jaminan) terhadap kepuasan
pasien. Dengan demikian, orientasi penelitian ini
adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh
29
Tabel 1.1 TINJAUAN PUSTAKA
Batas lanjut usia menurut WHO meliputi :
Cakupan dan target kunjungan pasien lanjut usia di a. Usia pertengahan (middle age) yaitu
Puskesmas Lembang Kabupaten Bandung Barat
periode tahun 2010-2012 kelompok usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia ( elderly) antara 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun)
30
menurun, kapasitas residu meningkat akomodasi menurun, lapang pandang
sehingga menarik napas lebih berat, menurun, dan katarak.
alveoli melebar dan jumlahnya l. Endokrin
menurun, kemampuan batuk Produksi hormon menurun.
menurun, serta terjadi penyempitan m. Kulit
pada bronkus. Keriput serta kulit kepala dan rambut
d. Persarafan menipis, rambut dalam hidung dan
Saraf panca indera mengecil telinga menebal. Elastisitas menurun,
sehingga fungsinya menurun serta vaskularisasi menurun, rambut
lambat dalam merespon dan waktu memutih (uban), kelenjar keringat
bereaksi khususnya yang menurun, kuku keras dan rapuh, serta
berhubungan stress. Berkurang atau kuku kaki tumbuh berlebihan seperti
hilangnya lapisan aksonmyelin, tanduk.
sehingga menyebabkan berkurangnya n. Belajar dan memori
respon motorik dan refleks. Kemampuan belajar masih ada tetapi
e. Muskuloskeletal relative menurun, memori menurun
Cairan tulang menurun sehingga karena proses encoding menurun.
mudah rapuh (osteoporosis),
bungkuk (kifosis), persendian 3. Perubahan Sosial
membesar dan menjadi kaku (atrofi Perubahan yang terjadi pada lanjut usia
otot), kram, tremor, tendon mengerut, a. Peran: post power syndrome, single
dan mengalami skelerosis. woman, dan single parent.
f. Gastrointestinal b. Keluarga: kesendirian, kehampaan.
Oesophagus melebar, asam lambung c. Teman: ketika lanjut usia lainnya
menurun sehingga daya absorpsi juga meninggal, maka muncul perasaan
ikut menurun, ukuran lambung kapan akan meninggal berada di
mengecil serta fungsi organ aksesori rumah terus-menerus akan cepat
menurun sehingga menyebabkan pikun (tidak berkembang).
berkurangnya produksi hormon dan d. Abuse: kekerasan berbentuk verbal
enzim pencernaan. (dibentak) dan non verbal (dicubit,
g. Genitourinaria tidak diberi makan).
Ginjal mengecil, aliran darah ke e. Masalah hukum: berkaitan dengan
ginjal menurun, penyaringan di perlindungan asset dan kekayaan
glomerulus menurun, dan fungsi pribadi yang dikumpulkan sejak
tubulus menurun sehingga muda.
kemampuan konsentrasi urine ikut f. Pensiun: kalau menjadi PNS akan
menurun. ada dana pensiun. Kalau tidak anak
h. Vesika urinaria cucu yang akan memberi uang.
Otot-otot melemah, kapasitasnya g. Ekonomi: kesempatan untuk
menurun, dan retensi urine prostat: mendapatkan pekerjaan yang cocok
hipertrofi pada lanjut usia 75%. bagi lanjut usia dan income security.
i. Vagina h. Rekreasi: untuk ketenangan batin.
Selaput lendir mengering dan sekresi i. Keamanan: jatuh terpeleset.
menurun. j. Transportasi: kebutuhan akan sistem
j. Pendengaran transportasi yang cocok bagi lanjut
Membrane timpani atrofi sehingga usia
terjadi gangguan k. Politik: kesempatan yang sama untuk
Pendengaran, tulang-tulang terlibat dan memberikan masukan
pendengaran mengalami kekauan. dalam sistem politik yang berlaku.
k. Penglihatan l. Pendidikan: berkaitan dengan
Respon terhadap sinar menurun, pengentasan buta aksara dan
adaptasi terhadap gelap menurun,
31
kesempatan untuk tetap belajar sesuai pekerjaan, bergaul dengan teman,dan
dengan hak asasi manusia. memenuhi undangan.
m. Agama: melaksanakan ibadah. 3. Tipe tidak puas
n. Panti jompo: merasa dibuang atau Konflik lahir bathin menentang proses
diasingkan. penuan sehingga menjadi pemarah, tidak
sadar, mudah tersinggung, sulit dilayani,
4. Perubahan psikologis pengkritik, dan banyak menuntut.
Perubahan psikologis pada lanjut
usia meliputi short term 4. Tipe pasrah
memory,frustasi, kesepian, takut Menerima dan menunggu nasib baik,
kehilangan kebebasan, takut menghadapi mengikuti kegiatan agama, dan
kematian, perubahan keinginan, depresi, melakukan pekerjaan apa saja
kecemasan. Masalah-masalah umum yang
sering dialami oleh lanjut usia. Keadaan 5. Tipe bingung
fisik lemah dan tak berdaya, sehingga Kaget kehilangan kepribadian,
harus bergantung pada orang lain. mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh (Hamid : 2002)
a. Status ekonominya sangat terancam,
sehingga cukup beralasan untuk Faktor-faktor yang mempengaruhi
melakukan berbagai perubahan besar kondisi kesehatan dan timbulnya suatu penyakit
dalm pola hidupnya. pada lanjut usia adalah (Supraptini, 2005):
b. Menentukan kondisi hidup yang 1. Usia, dari hasil penelitian persentase lanjut
sesuai dengan perubahan status usia dengan keluhan pada kelompok 65
ekonomi dan kondisi fisik. tahun ke atas lebih tinggi dibandingkan
c. Mengembangkan kegiatan baru lanjut usia 55-65 tahun, hal ini
untuk mengisi waktu luang yang menunjukan bahwa semakin meningkat
semakin bertambah usia, maka semakin besar pula persentase
d. Belajar untuk memperlakukan anak yang mengeluh sakit.
yang sudah besar sebagai orang 2. Status ekonomi diperkirakan berpengaruh
dewasa. secara tidak langsung pada status
e. Mulai terlibat dalam kegitan kesehatan seseorang. Di daerah perkotaan
masyarakat yang secara khusus tampak sekali bahwa semakin kaya
direncanakan untuk orang dewasa. seseorang pesentase keluhan sakit pada
f. Mulai merasakan kebahagiaan dari lanjut usia semakin meningkat, hampir
kegiatan yang sesuai untuk lanjut tiga kali lebih besar dari kelompok
usia dan memiliki kemauan untuk termiskin. Sebaliknya di daerah pedesaan,
mengganti kegiatan yang lama yang semakin rendah status ekonomi semakin
berat dengan yang lebih cocok. rendah persentase keluhan sakit.
3. Selain itu status ekonomi ini akan sangat
B. Tipe lanjut usia berpengaruh terhadap pola konsumsi
Pengelompokan Lanjut Usia dalam beberapa makanan dan status gizi yang dimiliki oleh
tipe yang tergantung pada karakter dan lanjut usia. Dimana di perkotaan banyak
kondisi fisik,mental,sosial dan ekonomi yaitu terjadi kelebihan berat badan pada lanjut
: usia, sedangkan di pedesaan banyak terjadi
1. Tipe arif bijaksana kekurangan berat badan, bahkan
Kaya dengan hikmah, pengalaman, kekurangan gizi, yang pada akhirnya
penyesuaian diri dengan perubahan zaman, berpengaruh terhadap kondisi
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, kesehatannya.
rendah hati, sederhana, dermawan, 4. Keturunan/genetik, tidak dapat dipungkiri
memenuhi undangan dan menjadi panutan. bahwa faktor genetik mempunyai
2. Tipe mandiri kontribusi terhadap lamanya hidup
Mengganti kegiatan yang hilang dengan seseorang, tetapi di lain pihak, kesehatan
yang baru, selektif dalam mencari dan aktivitas dimasa tua adalah merupakan
32
gambaran dari kejadian di masa lampau 4. Mengembangkan dan menerapkan
dan aktivitas yang dilakukan sepanjang accountable, proactive, partnership
hidupnya. marketing sesuai dengan situasi
5. Olahraga, pada usia lanjut terjadi pemasaran. Perusahaan menghubungi
penurunan masa otot serta kekuatannya, pelanggan stelah proses pelayanan
laju denyut jantung maksimal, dan terjadi terjadi untuk mengetahui kepuasan dan
peningkatan lemak tubuh. Bukti-bukti harapan pelanggan. Perusahaan
yang ada menunjukan bahwa latihan dan menghubungi pelanggan dari waktu ke
olahraga pada lanjut usia dapat mencegah waktu untuk mengetahui perkembangan
atau melambatkan kehilangan fungsional pelayanan.
tersebut. Bahkan latihan yang teratur dapat Pohan (2003) mendefinisikan
memperbaiki morbiditas dan mortalitas kepuasan pasien sebagai suatu tingkat
yang diakibatkan oleh penyakit perasaan pasien yang muncul disebabkan
kardiovaskular. Penelitian prospektif karena kinerja pelayanan kesehatan yang
membuktikan bahwa kemungkinan di dapatnya setelah pasien
ketergantungan fungsional pada lanjut usia membandingkan dengan harapan pasien
yang tidak aktif akan meningkat sebanyak terhadap kinerja pelayanan kesehatan
40-60% dibandingkan lanjut usia yang tersebut. apabila kinerja pelayanan
bugar dan aktif secara fisik. kesehatan yang diperoleh pasien sama
Latihan/olahraga dengan intensitas sedang atau melebihi dari apa yang menjadi
dapat memberikan keuntungan bagi para harapannya, maka pasien akan merasa
lanjut usia melalui berbagai hal, antara lain puas. Apabila kinerja pelayanan
status kardiovaskular, risiko fraktur, kesehatan yang diperolehnya tidak
abilitas fungsional dan proses mental. sesuai dengan harapannya, maka pasien
tidak puas dan kecewa sehingga kita
C. Kepuasan Pasien tidak dapat mengharapkan loyalitas dari
Pencapaian kepuasan pelanggan melalui pasien tersebut.
kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan
beberapa pendekatan sebagai berikut (Kotler, Menurut Muningjaya (2004) ada
2009): beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan
1. Memperkecil kesenjangan - kesenjangan pengguna jasa pelayanan kesehatan, yaitu :
yang terjadi antara pihak manajemen dan 1. Penampilan fisik (Tangible), kerapihan
pelanggan, misalnya melakukan petugas, kondisi keberhasilan dan
penelitian dengan menggunakan metode keyamanan ruangan.
fokus pada konsumen yang 2. Sikap peduli (Emphaty) yang ditunjukan
mendengarkan kuesioner dalam oleh petugas kesehatan sehingga dapat
beberapa periode, untuk mengetahui menyentuh sisi emosi dari pasien. Faktor
persepsi pelayanan menurut pelanggan. ini mempunyai pengaruh pada tingkat
Demikian juga penelitian dengan kepatuhan pasien
menggunakan pengamatan bagi pegawai 3. Keandalan dan keterampilan (reliability)
perusahaan tentang pelaksaan pelayanan. petugas kesehatan dalam memberikan
2. Perusahaan harus mampu membangun pelayanan dan perawatan kesehatan.
komitmen bersama untuk menciptakan 4. Kecepatan petugas memberikan
visi didalam perbaikan proses pelayanan. tanggapan terhadap keluhan pasien
termasuk di dalamnya adalah (responsiveness).
memperbaiki cara berpikir, berperilaku, 5. Jaminan keamanan yang ditunjukan oleh
kemampuan, dan pengetahuan dari petugas kesehatan (ansurance) ketepatan
semua sumber daya manusia yang ada. jadwal pemeriksaan dan kunjungan
3. Memberi kesempatan kepada pelanggan dokter juga termasuk pada faktor ini.
untuk menyampaikan keluhan, dengan
membentuk saran dan kritik.
33
RANCANGAN PENELITIAN untuk setiap faktor yang berhubungan dengan
kepuasan pelanggan :
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan ∑
= =
∑
1. Analisis data
Setelah proses pengolahan data selesai,
dilanjutkan dengan proses analisis data
dengan menggunakan program komputer yang
meliputi
Analisis tingkat kepuasan pasien
berdasarkan dimensi (Tangible, Emphaty,
Reability, Responsivenes, Assurance) terhadap
kualitas pelayanan. Untuk kualitas pelayanan,
jika rata-rata kurang dari 0 = tidak puas, rata-
Keterangan :
rata = 0 kurang puas dan rata-rata > 0 maka Tki = Tingkat kepuasan
puas (Ciptono, 2003). responden
Adapun rumus yang digunakan adalah :
Xi = Skor penilaian
Tki = 100% kinerja/pelayanan yang
Dimana : diterima
Tki = Tingkat kepuasan Yi = Skor penilaian
responden kepentingan/harapan
Xi = Skor penilaian pelanggan
kinerja/pelayanan
yang diterima Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan
Yi = Skor penilaian di isi oleh skor tingkat pelaksanaan,
kepentingan/ harapan sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh
pelanggan skor tingkat harapan. Dalam penyederhanaan
rumus, maka untuk setiap faktor yang
Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan berhubungan dengan kepuasan pelanggan
diisi oleh skor tingkat pelaksanaan, sedangkan dengan:
∑ ∑
sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat = =
harapan. Dalam penyederhanaan rumus, maka Dimana :
34
: skor dari rata-rata tingkat HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pelaksanaan/kepuasan
: skor rata-rata tingkat harapan Karakteristik Responden
∶ jumlah responden Berdasarkan hasil kuesioner yang
Diagram kartesius merupakan suatu bangun disebarkan kepada pasien lanjut usia yang
yang dibagi atas empat bagian yang di batasi berkunjung ke Puskesmas Jayagiri Lembang,
oleh dua buah garis yang berpotongan tegak penulis memperoleh data karakteristik responden
lurus pada titik-titik ( , ) dimana yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat
merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan uraian sebagai
pelaksanaan atau kepuasan pelanggan seluruh berikut:
faktor atau atribut dan adalah rata-rata dari
Tabel 4.1
rata-rata skor tingkat harapan seluruh faktor Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
yang berhubungan dengan kepuasan Kelamin
pelanggan dengan
Rumus untuk menentukan dan sebagai
berikut :
∑ = 1
=
∑ = 1
=
Keterangan :
K = Banyaknya atribut kualitas pelayanan Tabel 4.2
yang berpengaruh terhadap kepuasan Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
pelanggan.
Usia Frekuensi %
Gambar 3.2 60 - 74 tahun 64 74,4
Diagram Kartesius 75 - 90 tahun 22 25,6
Keterangan : Jumlah 86 100
35
Cukup Puas 43 50,0
Tabel 4.5
Puas 37 43,0
Kepuasan Pasien Dilihat Dari Dimensi Tangible
Jumlah 86 100
Tangible f %
Tabel 4.10
Tidak Puas 7 8,1
Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas
Cukup Puas 37 43,0 Pelayanan
Puas 42 48,8
Tingkat Kepuasan f %
Jumlah 86 100
Tidak Puas 37 43,0
Tabel 4.6 Cukup Puas 5 5,8
Kepuasan Pasien Dilihat Dari Dimensi Emphaty Puas 44 51,2
Jumlah 86 100
Emphaty f %
Puas 27 31,4
Jumlah 86 100
Tabel 4.7
Kepuasan Pasien Dilihat Dari Dimensi Reliability
Reliability f %
Puas 35 40,7
Jumlah 86 100
Berdasarkan diagram kartesius di atas
dapat dijelaskan interpretasi sebagai berikut:
Tabel 4.8
Kepuasan Pasien Dilihat Dari Dimensi Kuadran A
Responsiveness
Menunjukan faktor atau atribut yang dianggap
Responsiveness f % penting oleh pelanggan namun penyedia jasa belum
Tidak Puas 11 12,8 memberikan solusi yang tepat. Atribut-atribut yang
Cukup Puas 34 39,5 termasuk dalam kuadran ini adalah item nomor:
Puas 41 47,7
(6) Petugas kesehatan menghargai pasien.
Jumlah 86 100 (7) Petugas kesehatan bersedia mendengar
keluhan pasien.
(10) Petugas kesehatan memberikan
perhatian yang baik kepada pasien
(13) Petugas menggunakan bahasa yang
Tabel 4.9 mudah dipahami.
Kepuasan Pasien Dilihat Dari Dimensi Assurance
Assurance f %
Tidak Puas 6 7,0
36
Dengan demikian, item-item tersebut perlu (16) Pasien tidak menunggu lama untuk
mendapat prioritas utama untuk diperbaiki pihak pemeriksaan
penyedia jasa.
37
DAFTAR PUSTAKA Kaplan, H.I., Sadock, B.J., and Grebb, J.A., 2010.
Depkes RI. 2010. Pedoman Pelayanan Kesehatan Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan
Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan II. Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid Dua.Editor :
Jakarta Dr. I. Made Wiguna S. Jakarta : Bina Rupa
Aksara
Supranto, 2006, Pengukuran Tingkat Kepuasan
Pelanggan : Untuk Menaikkan Pangsa Landefeld. 2004.Current Geriatric Diagnosis and
Pasar, Jakarta, Rineka Cipta Treatmet. USA: McGrow-Hill, 156-160
Hamid, A. Y. 2002. Buku Ajar Aspek Spiritual Lesler, Zayas, C., 2001.Comprehensive Geriatric
dalam Keperawatan.Jakarta: Widya Medika Assessment.USA : McGraw Hill Companies,
465-475
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran.
Jakarta : Erlangga Nugroho, W. 2008. Keperawatan gerontik dan
geriatrik. Edisi dua. Jakarta: EGC.
Muninjaya, A.AG., 2004, Manajemen Kesehatan,
Jakarta :EGC Yamin. 2009. SPSS Complate Teknik Analisis
Statistik Terlengkap dengan Software SPSS,
Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati., Jakarta: Salemba Infotek
Jubaedi, A., & Batubara, I. 2008. Mengenal
usia lanjut dan perawatanya. Jakarta:
Salemba Medika.
38