RS HARAPAN BUNDA
Jln. Raya Bogor Km 22 No. 44 Jakarta Timur 13830
Tel. 021-840 0257/ Fax. 021-877 81247/ IGD 021-877 93802
www.rsharapanbunda.com
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa atas rahmat
dan karunianya, panduan pelayanan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) HIV AIDS
RS Harapan Bunda ini dapat diterbitkan.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
sehingga panduan PDP HIV AIDS ini dapat disusun. Panduan ini sebagai acuan dalam
memberikan pelayanan HIV AIDS di RS Harapan Bunda.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kendala serta permasalahan yang perlu
diantisipasi dalam upaya mengimplementasikan panduan pelayanan PDP ini. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran, perbaikan, sumbangan pemikiran, masukan dan kritikan untuk
lebih menyempurnakan panduan ini.
Akhir kata kami mengharapkan, panduan pelayanan PDP ini dapat bermanfaat dan bisa
diimplementasikan dalam memberikan pelayanan di RS Harapan Bunda.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………… 3
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………….. 6
B. PENGERTIAN ………………………………….. 6
III. KEBIJAKAN………………………………………… 8
IV. TATALAKSANA
B. DIAGNOSIS HIV………………………………… 10
C. JENIS ANTIRETROVIRAL…………………………. 11
D. EFEK SAMPING………………………………….. 12
V. DOKUMENTASI ……...…………………………….. 10
3
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RS HARAPAN BUNDA
Nomor: …/SK-DIR/RSHB/I/2019
Tentang
4
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Direktur RS Harapan Bunda tentang Penetapan dan
Pemberlakuan Panduan Pelayanan Perawatan Dukungan Pengobatan
HIV AIDS di Rumah Sakit Harapan Bunda.
Kedua : Panduan Pelayanan Perawatan Dukungan Pengobatan HIV AIDS di
Rumah Sakit Harapan Bunda sebagaimana tercantum pada lampiran
keputusan ini.
Ketiga : Panduan Pelayanan PDP Rumah Sakit Harapan Bunda digunakan
sebagai acuan dalam memberikan pelayanan HIV di RS Harapan Bunda
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila diperlukan
penyesuaian di kemudian hari, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 07 Januari 2019
RS Harapan Bunda
5
PANDUAN PELAYANAN PDP (PERAWATAN DUKUNGAN
PENGOBATAN) HIV/AIDS
RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia sejak tahun 1999 telah terjadi peningkatan jumlah orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) pada subpopulasi tertentu di beberapa propinsi yang mempunyai
prevalensi HIV cukup tinggi. Peningkatan ini terjadi pada kelompok berprilaku berisiko
tinggi tertular HIV yaitu para pekerja seks komersial, penyalah guna NAPZA suntikan
dan bayi yang lahir dari seorang ibu dengan HIV/AIDS.
Kondisi ini memerlukan penanganan secara komprehensif dan terstruktur di
berbagai aspek secara terkoordinasi dari semua pihak yang terkait. Pelayanan
tersebut yang meliputi ; Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS /VCT), Perawatan
Dukungan dan Pengobatan (PDP/CST), Penatalaksanaan Infeksi Oportunistik (IO),
Penanganan Pasien IDU, Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA/PMTCT),
tersedianya layanan Rujukan.
B. Pengertian
Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) adalah suatu layanan medis, psikologis,
dan sosial yang terpadu dan berkesinambungan dalam menyelesaikan masalah
terhadap Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) selama perawatan dan pengobatan.
Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) adalah lanjutan dari Voluntary
Counselling dan Testing (VCT). PDP bertujuan agar ODHA dapat hidup lebih lama
secara positif, berkualitas dan memiliki aktifitas sosial dan ekonomi normal seperti
anggota masyarakat lainnya. Akselerasi Upaya PDP akan maksimal jika di sinergikan
dengan upaya pencegahan dan penularan dari ODHA sendiri.
6
BAB II
RUANG LINGKUP
B. Batasan Operasional
7
BAB III
KEBIJAKAN
8
BAB IV
TATALAKSANA
9
B. DIAGNOSIS HIV
1. Diagnosa HIV pada orang dewasa
Semua pasien yang dikonsulkan baik dari poliklinik ataupun dari bangsal yang
dicurigai HIV di konseling dan selanjutnya di tes serologi HIV nya dengan metode
Rapid tes dengan 3 reagen
2. Diagnosa HIV pada anak
Semua pasien anak-anak yang dicurigai HIV sebelum anak tersebut berusia 18
bulan yang di test serologi HIV adalah ibu dari pasien dengan metode rapid
3. PMTCT (Prevention Mother to Child Transmission)/PPIA(PencegahanPenularan HIV
dari Ibu ke Anak)Setiap ibu hamil yang control di Poli Kandungan dianjurkan untuk
melakukantes serologi anti HIV.
4. IO (Infeksi Oportunistik) ; secara berkala pada saat klien control di poli dilakukan
pengkajian akan kemungkinan adanya IO, misalnya :
- Skrining TB
- Oral kandidiasis
- IMS
- Toxoplasmosis
- Retinitis
- Diare dll
5. IDU (Intavenous Drugs User); setiap pasien yg dengan risikopenukaran jarum
suntik selalu digali apakah yang bersangkutan saat ini masih sebagai user aktif.
6. Rujukan berkoordinasi terkait rujukan baik yang rujuk masuk maupun rujukkeluar
C. Pengobatan
Anti Retroviral Therapy (ART) berarti mengobati infeksi HIV dengan beberapa
obat. Karena HIV adalah Retrovirus, obat ini biasa disebut sebagi obat Anti Retroviral
(ARV). ARV tidak membunuh virus itu, namun ART dapat melambatkan pertumbuhan
virus. Waktu pertumbuhan virus dilambatkan begitu juga penyakit HIV.
Tujuan utama dari ART adalah untuk menjaga jumlah HIV di dalam tubuh pada
tingkat yang rendah, dan mengurangi atau memulihkan kerusakan pada sistem
kekebalan tubuh akibat infeksi HIV, sehingga dapat mengurangi angka penyakit dan
kematian akibat HIV dan pengidap HIV dapat meningkatkan mutu hidupnya.
Program ART adalah bagian dari respons yang lebih luas terhadap HIV/AIDS dan
harus melengkapi program yang sudah ada. Program ART mendukung upaya
pencegahan dengan mendorong warga yang berprilaku beresiko tinggi untuk
10
menggunakan layanan konseling dan test. Program ART dalam pelayanan
komprehensif perawatan, dukungan dan perawatan ODHA harus memperkuat sistem
kesehatan Nasional serta layanan kesehatan dasar untuk menjamin layanan efektif
dari perawatan dan pengobatan HIV/AIDS secara paripurna. Pelayanan ini
terintegrasi kedalam layanan kesehatan tersedia disemua tingkat daerah
kabupaten/kota ataupun propinsi dan nasional.
Ada tiga golongan obat yang sudah dipakai secara luas yaitu
a. Golongan NRT (Nucleoside Reverse Transcriptase), berfungsi untuk
menghambat replikasi DNA virus.Jenis obat yang termasuk dalam golongan ini
, diantaranya :
1) AZT(Axidiothymidine)/ZDV(Zidovudine).
2) 3TC(Lamivudin).
3) D4T(Stavudine).
4) Tenofir.
11
E. Efek samping obat ART
Sebagian besar orang yang memakai obat anti HIV akan mengalami efek
samping.Banyaknya efek samping yang akan dialami,bergantung dari jumlah
obat dan berat tubuh penderita.Semakin banyak jenis obat yang di minum
dan semakin kecil berat tubuh penderita,maka semakin besar efek smping
yang akan didapat.Jenis efek samping yang lazim terjadi diantaranya:
a. Kelelahan
b. Anemia
c. Masalah pencernaan
d. Masalah kulit
e. Masalah tulang
f. Neuropati(kerusakan syaraf)
g. Lipodistrofi
h. Toksisitas mitocondria(kerusakan sel)
F. Resistensi
Resistensi obat adalah suatu kondisi obat dimana virus HIV dapat terus
menggandakan diri sementara memakai suatu obat,maka virus HIV akan
resistan terhadap obat tersebut.Resistensi silang(Cross resistant) yaitu HIV yang
bermutasi dan menjadi resisten terhadap lebih dari satu jenis obat.Terdapat
tiga jenis resistensi:
a. Resistensi klinis, HIV tetap menggandakan diri dalam tubuh walaupun
sedang menggunkan ARV
b. Resistensi fenotipe, HIV tetap menggandakan diri dalam tabung setelah
ARV diberikan
c. Resistensi genotipe, kode genetik HIV mempunyai mutasi yang terkait
dengan resistensi terhadap obat
G. Kepatuhan ART
Kepatuhan dalam ART berhubangan erat dengan disiplin pribadi yang tinggi untuk
menghindari resistensi obat. Dalam ART terdapat lima kepatuhan, yaitu:
a. Patuh dengan jenis obat yang tepat
b. Patuh dengan cara minum yang tepat
c. Patuh dengan waktu minum yang tepat
d. Patuh dengan dosis yang tepat
e. Patuh dengan masa kerapian tepat
12
BAB V
DOKUMENTASI
2. Kartu Pasien
Kartu pasien adalah kartu yang diberikan kepada pasien yang berisi sejumlah
informasi penting mengenai pengobatan antiretroviral yang diberikan kepadanya,
profilaksis dan terapi infeksi oportunistik, selain itu juga berisi keterangan mengenai
hasil pemeriksaan klinis dan laboratorium. Kartu ini senantiasa dibawa ketika pasien
mengunjungi sarana layanan kesehatan untuk berobat. Kartu pasien di isi oleh
konselor, maupun perawat satu tim perawatan HIV. Kartu pasien diisi dan diberikan
kepada pasien ketika ia masuk dalam perawatan HIV dan mendapat terapi
antiretroviral.
3. Register Pra-ART
Pada sistem monitoring manual, register merupakan perlengkapan yang tepat untuk
memudahkan mengumpulkan informasi pasien dan ikhtisar keperawatan pasien
HIV/ART untuk memperoleh indicator program. Register harus diisi tepat waktu,
setelah kunjungan pasien. Diisi oleh tim dokter, perawat dan konselor.
4. Register ART
Register ART harus diisi dengan benar bagis semua pasien yang memulai ART, selama
seluruh kunjungan follow-up bulanan sejak tanggal memulai ART sampai akhir follow –
up dengan ART.
13
6. Register Stok Obat ARV
Register ini harus dikelola oleh apoteker/petugas pemberi obat sarana perawatan
HIV/ART
7. Formulir Rujukan
Jika pasien harus di rujuk kerumah sakit lain, maka harus melengkapi formulir rujukan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 2019
RS Harapan Bunda
14