Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS PSIKIATRI

NON-PSIKOTIK

PEMBIMBING:

dr. Ika Octaviani Arta

DISUSUN OLEH :

Larasati Nikita Nareswari Kusnanto (20204010257)

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2021
A. IDENTITAS PASIEN
NAMA : Nn. F
USIA : 20th
ALAMAT : Karangtalun, Bantul
JENIS KELAMIN : Perempuan
AGAMA : Islam
ETNIK : Jawa
STATUS : Belum Menikah
PENDIDIKAN : Strata 1
TGL PERIKSA : 28 April 2021

B. KELUHAN UTAMA
Sering tidak bisa tidur karena banyak pikiran, sering merasa sedih saat di rumah dan
sudah berlangsung beberapa waktu.

C. AUTOANAMNESIS
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, alasan pasien datang berkonsultasi
adalah karena tidak bisa tidur, merasa stress berkepanjangan, dan merasa tidak
nyaman di rumah. Dijelaskan saat itu, pasien merasa sedang sedih dan memikirkan
banyak hal. Pikiran utama pasien terpusat pada perasaan sedih dan kecewa yang
disebabkan oleh teman-teman satu organisasinya pada saat mengurus masa
orientasi mahasiswa baru di mana pasien merasa dirinya dikucilkan, tidak dianggap
berada, dan mampu dalam mengemban suatu jabatan penting di organisasi
tersebut. Teman-temannya banyak yang seakan menyepelekan kemampuannya.
Pasien merasa dirinya seperti tidak punya semangat lagi untuk melanjutkan
kepanitiaan di organisasi tersebut, dan merasa sakit hati dengan temannya. Pada
kesempatan lain teman-teman pasien sering menyindir dan menstigmatisasi pasien
saat ia bercerita akan berkonsultasi ke profesional mengenai masalah yang ia alami.

Pasien menyampaikan juga mengenai ketidaknyamanannya saat di rumah. Saat ini


pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan kakak laki lakinya. Sering kali saat
pasien di rumah dan menangis, ibu pasien kerap tidak merespon dan melihatkan
rasa sayangnya dengan bertanya atau menenangkan pasien, namun justru
membentak dan menyuruhnya diam. Pasien tampak tidak memiliki hubungan yang
baik dengan ketiga anggota keluarganya, komunikasi juga jarang diinisasi karena
pasien lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas dan melakukan
kegiatan di kamarnya.

Saat diwawancarai pasien tampak sangat sedih, sedari dimulai konsultasi pasien
menangis menceritakan apa yang dialami dan dirasakan. Banyak yang mengganggu
pikirannya termasuk masalah sejak ia kecil, saat SMP, dan juga saat SMA.
D. ALLOANAMNESIS
Tidak didapatkan data

E. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien menceritakan saat ini merasa sedih, susah tidur, dan mengonfirmasi bahwa
memiliki nafsu makan yang kurang, dan sering merasa demotivasi dalam
mengerjakan tugas kuliah. Pasien merasakan keluhan tersebut meningkat selama
sebulan terakhir, di waktu waktu lainnya pasien kerap merasakan hal serupa namun
belum sampai taraf sangat mengganggu. Kedatangan kali ini ada kedatangan kedua
pasien untuk konsultasi dalam setahun ini, sebelumnya pasien mengaku pernah
datang konsultasi ke psikolog saat SMP dan SMA. Ketidaknyamanan pasien dengan
lingkungan keluarganya terkadang membuat pasien lelah dan bersedih, ditambah
sekarang ini ada kejadian antara pasien dan teman kampusnya yang membuat
pasien menjadi semakin kalut.

F. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat Kondisi Medis Umum

a. Riwayat Trauma : disangkal

b. Riwayat Kejang : tidak didapatkan data

c. Riwayat Alergi : disangkal

d. Riwayat Penyakit Sistemik: riwayat liphadenitis (+)

• Riwayat Medikasi/Napza

a. Riwayat Merokok : disangkal

b. Riwayat Penggunaan Napza : disangkal

c. Riwayat Penggunaan Alkohol : disangkal

 Gangguan Psikiatri
Pasien belum pernah didiagnosis gangguan jiwa sebelumnya

G. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya. Berdasarkan
cerita pasien, hubungannya dengan keluarga kurang baik. Saat kecil pasien mengaku
sering dilarang orang tuanya untuk bermain di luar rumah, dan kerap dipukuli
tubuhnya hingga membiru. Ibu pasien beberapa kali mengungkapkan bahwa pasien
merupakan beban, dan Ibunya jarang mengungkapkan kata dan tindakan kasih
sayang kepada pasien. Pasien lebih nyaman menghabiskan waktunya di kamar dan
merasa kurang nyaman bila berinteraksi dengan anggota keluarga. Tidak didapatkan
data yang valid apakah ada anggota keluarga yang memiliki riwayat dengan gejala
yang sama dengan pasien.

 GENOGRAM
Tidak didapatkan data

H. RIWAYAT PRIBADI
 RIWAYAT PRENATAL DAN PERINATAL
Tidak didapatkan data

 MASA KANAK AWAL (0-3TH)


Tidak didapatkan data

 MASA KANAK PERTENGAHAN (3-11TH)


Pasien merupakan anak yang cenderung berprestasi dan tidak pernah tinggal
kelas.

 MASA KANAK AKHIR


Pasien berkegiatan dan bergaul sebagaimana remaja pada umumnya, walau
begitu pasien mengaku ia cenderung tertutup dan malu.

 MASA DEWASA
1. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja
2. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
3. Riwayat Pendidikan
Saat ini pasien menempuh pendidikan tinggi di UMY jurusan akuntansi,
semester empat.
4. Riwayat Keagamaan
Pasien mengaku taat beragama dengan melaksanakan kewajiban ibadahnya.
5. Aktivitas Sosial
Pasien mengikuti organisasi dan kepanitiaan kampus dari awal masuk kuliah.
Hubungan pasien dengan teman-temannya sebatas kegiatan perkuliahan dan
tidak lebih, pasien jarang keluar dan bepergian dengan teman-temannya.
6. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama keluarganya namun tidak memiliki kedekatan dan
komunikasi yang baik dengan anggota keluarga lainnya. Pasien mengaku
kerap dimarahi oleh Ibunya.
7. Riwayat Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat hukum.
8. Riwayat Perkembangan Seksual
Tidak didapatkan data yang valid.
9. Fantasi, Impian, Nilai
Tidak didapatkan data yang valid.

I. PEMERIKSAAN FISIK
tanggal 28 April 2021, pagi hari
• Kesadaran: compos mentis
• Tanda Vital
- TD : Tidak dilakukan pemeriksaan
- HR : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
- RR : Tidak dilakukan pemeriksaan
- SpO2 : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pemeriksaan Neurologis
- GCS : E4V5M6
- Kaku kuduk : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Saraf kranialis : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Reflek Fisiologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Reflek Patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan

J. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


Dilakukan pemeriksaan tanggal 28 April 2021, pagi hari

GAMBARAN UMUM
Seorang perempuan sesuai umur, rawat diri baik, tampak sedih
Penampilan
dan murung, datang seorang diri ke puskesmas
Kesadaran Compos mentis
Perilaku Normoaktif
Sikap Kooperatif
ALAM PERASAAN
Mood Depresif
Afek Labil (cenderung approriate)
PERSEPSI PIKIR
Halusinasi (-)
Ilusi (-)
PROSES PIKIR
Bentuk Pikir Realistik
Waham (-), Bizzare delution (-), rasa gagal dan tidak berguna
Isi Pikir
(+)
Kuantitatif  talkative
Progresi Pikir
Kualitatif  relevan, koheren
SENSORI DAN FUNGSI INTELEKTUAL
Orientasi Orientasi tempat, orang, dan waktu  baik
Jangka pendek  baik
Memori
Jangka panjang  baik
Konsentrasi/Perhatian baik
Pemikiran Abstrak baik
DAYA NILAI baik
TILIKAN Tilikan derajat 6

K. DESKRIPSI STATUS MENTAL


Dari status mental didapatkan wanita datang ke puskesmas seorang diri,
berpenampilan sesuai umur, rawat diri yang baik, dan tampak murung. Selama
pemeriksaan pasien tampak koperatif dalam menjawab pertanyaan pemeriksa,
pasien juga mampu menceritakan perasaan dan pengalamannya dengan baik. Dalam
menyampaikan ceritanya pasien tampak bersedih, ditandai dengan beberapa menit
dimulai konsultasi pasien menangis sampai tersedu, di beberapa waktu ketika pasien
menceritakan hal yang merupakan kejadian biasa, pasien tetap tampak sedih dan
berkaca-kaca sehingga afeknya dinilai sedikit labil. Pasien tidak memiliki riwayat
gangguan persepsi dan proses pikir. Dalam menyampaikan pengalamannya, pasien
bercerita cukup banyak. Ingatan dan orientasi pasien baik. Pasien memiliki insight
atau tilikan derajat 6, ia menyadari dirinya sedang tidak baik-baik saja dan
membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan permasalahannya, serta melakukan
kegiatan atau rutinitas terapi yang dianjurkan untuk meredakan ketegangan tubuh
dan pikirannya.

L. KUMPULAN GEJALA DAN SINDROM

Kumpulan Gejala/Sindrom Data pada Pasien


Episode Depresi Gejala mayor:
- Afek depresif ()
- Anhedonia ()
- Krangnya energi
Gejala minor:
- Konsentrasi berkurang
- Percaya diri berkurang
- Gagasan tidak berguna ()
- Pesimistis
- Gaagasan bunuh diri
- Tidur terganggu ()
- Nafsu makan berkurang
Gangguan Afektif Bipolar Terdapat riwayat sindroma depresif ()
Terdapat riwayat sindroma manik (x)

M. DIAGNOSIS BANDING
F32.0 Episode Depresif Ringan
F33.0 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Ringan
F34.1 Distimia

N. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F32.0 Episode Depresif Ringan
Axis II : Belum ada diagnosis
Axis III : Belum ada diagnosis
Axis IV : masalah primary support group (keluarga) dan pertemanan
Axis V : GAF 80 – 71
Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial, pekerjaan, dll
O. RENCANA TERAPI
- Psychotherapy (interpersonal therapy)
- Cognitive-behavioral therapy
- Family therapy
- Exercise Programme

P. PROGNOSIS
• Quo Ad
- Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
- Quo Ad Sanationam : dubia ad malam
- Quo Ad Fungsional : dubia ad malam
Q. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Depresi

Depresi — atau juga disebut "Gangguan depresi" —adalah gangguan mood yang
menyebabkan gejala tidak menyenangkan yang memengaruhi perasaan, pikiran, dan
mengganggu aktivitas sehari-hari, sekurang kurangnya 2 minggu lamanya. Gejala utama
yang timbul antara lain efek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya
energi hingga mudah merasa letih dan menurunnya aktivitas. Sebagian besar pelajar
dengan depresi yang signifikan akan mengalami perubahan nyata dalam aktifitas sosial,
kurangnya ketertarikan pada sekolah dan prestasi akademik yang buruk, atau perubahan
penampilan (Attwood, P., et al, 2005; Fassler, D. G., 2007; Grayson, C. E., 2004)

Berdasarkan pencitraan otak telah teridentifikasi struktur kunci yang terlibat dalam
pengaturan suasana hati dan depresi, termasuk korteks prefrontal, hipokampus, korteks
cingulata, amigdala, dan ganglia basal. Gangguan koneksi antara korteks prefrontal dan
amigdala, serta ventral striatum, juga dapat berkontribusi pada penurunan motivasi dan
penghargaan pada depresi, yang dapat menyebabkan gangguan makan, tidur, dan libido.

2. Pedoman Diagnosis PPDGJ III


- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala mayor
- Sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya (gejala minor)
- Tidak boleh ada gejala berat di antaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu
- Sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya

3. Terapi

a. Interpersonal Therapy
Interpersonal therapy atau IPT adalah hubungan pengobatan di mana terapis
melibatkan pasien secara empati, membantu pasien untuk merasa dipahami,
membangkitkan pengaruh, menyajikan alasan yang jelas dan ritual pengobatan, dan
menghasilkan pengalaman yang baik.

b. Cognitive Behavioral Therapy


CBT merupakan konseling yang dilakukan untuk meningkatkan dan merawat
kesehatan mental. Konseling ini akan diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir,
merasa dan bertindak, dengan menekankan otak sebagai penganalisa, pengambil
keputusan, bertanya, bertindak, dan memutuskan kembali. Sedangkan, pendekatan
pada aspek behavior diarahkan untuk membangun hubungan yang baik antara
situasi permasalahan dengan kebiasaan mereaksi permasalahan. Seseorang harus
mampu mengubah cara berfikir dan prilakunya sendiri demi mencapai masa depan
yang dia inginkan.
c. Family Therapy
Dalam terapi keluarga, terapis membantu pasien dan keluarga untuk saling berbagi
dan menemukan titik masalah yang menjadi beban dan keluhan yang menyebabkan
keluarga tersebut menjadi disfungsional.

d. Exercise Programme
Yoga telah terbukti meningkatkan kualitas hidup orang-orang sehat dan sakit.
Sebuah studi review menemukan bahwa yoga efektif atau lebih baik daripada
olahraga dalam meningkatkan berbagai ukuran kesehatan mental dan fisik seperti
stres, kualitas hidup, suasana hati, variabilitas detak jantung, fungsi paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai