NON-PSIKOTIK
PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH :
B. KELUHAN UTAMA
Sering tidak bisa tidur karena banyak pikiran, sering merasa sedih saat di rumah dan
sudah berlangsung beberapa waktu.
C. AUTOANAMNESIS
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, alasan pasien datang berkonsultasi
adalah karena tidak bisa tidur, merasa stress berkepanjangan, dan merasa tidak
nyaman di rumah. Dijelaskan saat itu, pasien merasa sedang sedih dan memikirkan
banyak hal. Pikiran utama pasien terpusat pada perasaan sedih dan kecewa yang
disebabkan oleh teman-teman satu organisasinya pada saat mengurus masa
orientasi mahasiswa baru di mana pasien merasa dirinya dikucilkan, tidak dianggap
berada, dan mampu dalam mengemban suatu jabatan penting di organisasi
tersebut. Teman-temannya banyak yang seakan menyepelekan kemampuannya.
Pasien merasa dirinya seperti tidak punya semangat lagi untuk melanjutkan
kepanitiaan di organisasi tersebut, dan merasa sakit hati dengan temannya. Pada
kesempatan lain teman-teman pasien sering menyindir dan menstigmatisasi pasien
saat ia bercerita akan berkonsultasi ke profesional mengenai masalah yang ia alami.
Saat diwawancarai pasien tampak sangat sedih, sedari dimulai konsultasi pasien
menangis menceritakan apa yang dialami dan dirasakan. Banyak yang mengganggu
pikirannya termasuk masalah sejak ia kecil, saat SMP, dan juga saat SMA.
D. ALLOANAMNESIS
Tidak didapatkan data
• Riwayat Medikasi/Napza
Gangguan Psikiatri
Pasien belum pernah didiagnosis gangguan jiwa sebelumnya
GENOGRAM
Tidak didapatkan data
H. RIWAYAT PRIBADI
RIWAYAT PRENATAL DAN PERINATAL
Tidak didapatkan data
MASA DEWASA
1. Riwayat Pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja
2. Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
3. Riwayat Pendidikan
Saat ini pasien menempuh pendidikan tinggi di UMY jurusan akuntansi,
semester empat.
4. Riwayat Keagamaan
Pasien mengaku taat beragama dengan melaksanakan kewajiban ibadahnya.
5. Aktivitas Sosial
Pasien mengikuti organisasi dan kepanitiaan kampus dari awal masuk kuliah.
Hubungan pasien dengan teman-temannya sebatas kegiatan perkuliahan dan
tidak lebih, pasien jarang keluar dan bepergian dengan teman-temannya.
6. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama keluarganya namun tidak memiliki kedekatan dan
komunikasi yang baik dengan anggota keluarga lainnya. Pasien mengaku
kerap dimarahi oleh Ibunya.
7. Riwayat Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat hukum.
8. Riwayat Perkembangan Seksual
Tidak didapatkan data yang valid.
9. Fantasi, Impian, Nilai
Tidak didapatkan data yang valid.
I. PEMERIKSAAN FISIK
tanggal 28 April 2021, pagi hari
• Kesadaran: compos mentis
• Tanda Vital
- TD : Tidak dilakukan pemeriksaan
- HR : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
- RR : Tidak dilakukan pemeriksaan
- SpO2 : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Leher : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Thorax : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pemeriksaan Neurologis
- GCS : E4V5M6
- Kaku kuduk : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Saraf kranialis : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Reflek Fisiologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Reflek Patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
GAMBARAN UMUM
Seorang perempuan sesuai umur, rawat diri baik, tampak sedih
Penampilan
dan murung, datang seorang diri ke puskesmas
Kesadaran Compos mentis
Perilaku Normoaktif
Sikap Kooperatif
ALAM PERASAAN
Mood Depresif
Afek Labil (cenderung approriate)
PERSEPSI PIKIR
Halusinasi (-)
Ilusi (-)
PROSES PIKIR
Bentuk Pikir Realistik
Waham (-), Bizzare delution (-), rasa gagal dan tidak berguna
Isi Pikir
(+)
Kuantitatif talkative
Progresi Pikir
Kualitatif relevan, koheren
SENSORI DAN FUNGSI INTELEKTUAL
Orientasi Orientasi tempat, orang, dan waktu baik
Jangka pendek baik
Memori
Jangka panjang baik
Konsentrasi/Perhatian baik
Pemikiran Abstrak baik
DAYA NILAI baik
TILIKAN Tilikan derajat 6
M. DIAGNOSIS BANDING
F32.0 Episode Depresif Ringan
F33.0 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Ringan
F34.1 Distimia
N. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F32.0 Episode Depresif Ringan
Axis II : Belum ada diagnosis
Axis III : Belum ada diagnosis
Axis IV : masalah primary support group (keluarga) dan pertemanan
Axis V : GAF 80 – 71
Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial, pekerjaan, dll
O. RENCANA TERAPI
- Psychotherapy (interpersonal therapy)
- Cognitive-behavioral therapy
- Family therapy
- Exercise Programme
P. PROGNOSIS
• Quo Ad
- Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
- Quo Ad Sanationam : dubia ad malam
- Quo Ad Fungsional : dubia ad malam
Q. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Depresi
Depresi — atau juga disebut "Gangguan depresi" —adalah gangguan mood yang
menyebabkan gejala tidak menyenangkan yang memengaruhi perasaan, pikiran, dan
mengganggu aktivitas sehari-hari, sekurang kurangnya 2 minggu lamanya. Gejala utama
yang timbul antara lain efek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya
energi hingga mudah merasa letih dan menurunnya aktivitas. Sebagian besar pelajar
dengan depresi yang signifikan akan mengalami perubahan nyata dalam aktifitas sosial,
kurangnya ketertarikan pada sekolah dan prestasi akademik yang buruk, atau perubahan
penampilan (Attwood, P., et al, 2005; Fassler, D. G., 2007; Grayson, C. E., 2004)
Berdasarkan pencitraan otak telah teridentifikasi struktur kunci yang terlibat dalam
pengaturan suasana hati dan depresi, termasuk korteks prefrontal, hipokampus, korteks
cingulata, amigdala, dan ganglia basal. Gangguan koneksi antara korteks prefrontal dan
amigdala, serta ventral striatum, juga dapat berkontribusi pada penurunan motivasi dan
penghargaan pada depresi, yang dapat menyebabkan gangguan makan, tidur, dan libido.
3. Terapi
a. Interpersonal Therapy
Interpersonal therapy atau IPT adalah hubungan pengobatan di mana terapis
melibatkan pasien secara empati, membantu pasien untuk merasa dipahami,
membangkitkan pengaruh, menyajikan alasan yang jelas dan ritual pengobatan, dan
menghasilkan pengalaman yang baik.
d. Exercise Programme
Yoga telah terbukti meningkatkan kualitas hidup orang-orang sehat dan sakit.
Sebuah studi review menemukan bahwa yoga efektif atau lebih baik daripada
olahraga dalam meningkatkan berbagai ukuran kesehatan mental dan fisik seperti
stres, kualitas hidup, suasana hati, variabilitas detak jantung, fungsi paru-paru.